OLEH
KELOMPOK 1
HUSEIN (2021110858)
MAHDI (2021110845)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Sistem Ekonomi Syari’ah” ini tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
membawa kita dari alam kegelapan kepada alam yang terang benderang,
bercahayakan Iman, Islam, dan Ihsan.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Hukum Ekonomi Syari’ah bidang studi Prodi Hukum Keluarga
Islam. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Lahmudinnur, SHI., MH.
selaku dosen pengajar mata kuliah Hukum Ekonomi Syari’ah yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan Pembahasan............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.........................................................................................8
B. Saran...................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penugasan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Para pakar dari berbagai disiplin ilmu, terutama para ahli ekonomi
berbeda persepsi mengenai bangunan ekonomi Islam. Ada yang
menganggap bahwa, ekonomi Islam sebagai suatu ‘sistem’, dan ada pula
yang menganggapnya sebagai suatu yang khas yang dapat didudukan
sebagai ‘ilmu’. ‘Sistem’ dalam terminologinya dapat diartikan sebagai
‘keseluruhan yang kompleks: suatu susunan hal atau sebagai yang saling
berhubungan’. sementara ‘ilmu adalah pengetahuanyang dirumuskan secara
sistematis.1 Sehingga, secara sepintas, antara ilmu dan system memiliki
perbedaan dan fungsinya masing-masing. Bila yang kedua meliputi hamper
seluruh rancang bangun suatu tatanan, maka yang pertama lebih simple dan
sederhana.
2
ekonomi kapitalisme, sistem yang didasarkan pada pertukaran sukarela
(voluntary exchanges) dalam mekanisme pasar (campur tangan pemerintah
minimum), kebebasan perseorangan diakui (liberalisme atau Laissez faire)
dan menganut asumsi self-interest (individu dianggap mengetahui apa yang
terbaik baginya). Sebaliknya sosialisme mencoba mengatasi permasalahan
ekonomi melalui perencanaan dan komando, seperti yang diajarkan oleh
Karl Marx, sistem ini muncul atas keprihatinan penderitaan masyarakat,
segala bentuk kepimilikan dimiliki oleh negara (kepemilikan individu tidak
diakui). Gagalnya sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme menciptakan
kesejahteraan masyarakat mendorong negara muslim untuk mencari sistem
yang lebih baik yang mampu berperan dalam semua elemen untuk mencapai
kebahagiaan umat. Lahirnya sistem ekonomi Islam didasarkan pada
pemikiran bahwa sebagai agama yang lengkap dan sempurna, Islam tidak
hanya memberikan penganutnya aturan-aturan soal ketuhanan dan iman,
namun juga menjawab persoalan yang dihadapi manusia termasuk ekonomi.
Dalam ajaran Islam dikenal dengan istilah falah yang berasal dari
bahasa araba falaha-yuflihu artinya kesuksesan, kemuliaan, dan
kemenangan. Untuk kehidupan di dunia, falah mencakup tiga pengertian
yaitu kelangsungan hidup, kebebasan berkeinginan serta kekuatan dan
kehormatan. Falah merupakan konsep yang multidimensi yang memiliki
implikasinya pada perilaku individual (mikro) maupun perilaku kolektif
(makro). Sedangkan untuk kehidupan di akhirat, falah mencakup pengertian
kelangsungan hidup yang abadi, kesejahteraan abadi dan kemuliaan abadi
(bebas dari segala kebodohan) (Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Ekonomi Islam, 2-3).4
3
Risanda Alirastra Budiantoro, Riesanda Najmi Sasmita, Tika Widiastuti , “Sistem
Ekonomi (Islam) dan Pelarangan Riba dalam Perspektif Historis” Jurnal Ilmiah Ekonomi
Islam, Vol 4 No1, 2018, h.4
4
Risanda Alirastra Budiantoro, Riesanda Najmi Sasmita, Tika Widiastuti, , Vol 4
No1, Op.cit,h.4.
3
Sejalan dengan pemikiran (Arif, 2015), tujuan yang ingin dicapai
dalam suatu sistem ekonomi Islam berdasarkan konsep dasar Islam, yaitu
tauhid dan berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadith Nabi saw adalah:
5
Risanda Alirastra Budiantoro, Riesanda Najmi Sasmita, Tika Widiastuti, , Vol 4
No1, Op.cit,h.5.
4
kesederhanaan. Manusia dianjurkan untuk hidup sederhana dalam
mengumpulan harta benda dengan cara yang halal dan tidak tamak (gila
harta). Hal ini dijelaskan dalam QS.Al-Baqarah (2): 143, dan QS.Al-Furqan
(25): 67; (4) prinsip kebebasan ekonomi. Manusia diberikan kebebasan
dalam bidang konsumsi, produksi, distribusi, dll dengan cara yang halal
akan tetapi Islam tidak mengizinkan kebebasan yang tidak terbatas dalam
ekonomi; (5) prinsip keadilan. Keadilan berlaku dalam segala aspek
kehidupan manusia, termasuk ekonomi.
6
Risanda Alirastra Budiantoro, Riesanda Najmi Sasmita, Tika Widiastuti, , Vol 4
No1, Op.cit,h.5.
5
C. Sistem Ekonomi Syariah Perspektif Historis
6
Majmu’ Al-fatawa tidak secara langsung berkaitan dengan masalah-masalah
ekonomi namun tetap memperkaya khazanah intelektual muslim dalam
studi ilmu ekonomi Islam. Ibn Khaldun merupakan seorang ahli sejarah dan
filsafat terbesar yang pernah dihasilkan dunia Islam dan karyanya
Muqadimmah tidak diragukan lagi. Pokok pembahasannya terkait masalah
kemiskinan dan kesejahteraan, seperti pembagian tenaga kerja, uang, harga
produksi dan distribusi, perdagangan internasional, pembentukan modal,
kemiskinan dan kemakmuran. Fase ketiga (850- 1350 H atau 1446-1932 M)
hanya ada satu tokoh dalam fase ini Syah Waliullah dengan karyanya
Hujattullah-Al-Baligah yang memberi konstitusi ekonomi. Sejalan dengan
pandangan Ibn Khaldun, ia berpendapat bahwa manusia merupakan
makhluk sosial, kesejahteraan manusia terletak pada kerjasama yang terjadi
dalam berbagai bentuk seperti tukar menukar, kontrak bagi hasil, pembagian
hasil panen, perjudian dan segala bentuk riba melanggar semangat kerja
tersebut. Selain itu, ia juga membicarakan sumber daya alam (khususnya
tanah) yang harus dibagi secara adil. 7
7
Risanda Alirastra Budiantoro, Riesanda Najmi Sasmita, Tika Widiastuti, , Vol 4
No1, Op.cit,h.6.
8
Risanda Alirastra Budiantoro, Riesanda Najmi Sasmita, Tika Widiastuti, , Vol 4
No1, Op.cit,h.7.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi tentang ‘sistem’ ini, dapat dikatakan bahwa ekonomi
Islam sebenarnya merupakan bagian dari suatu tatanan kehidupan yang
lengkap dan berdasarkan pada empat bagian yang jelas dari pengetahuan,
yaitu, pengetahuan yang diwahyukan (Al-Qur’ān), praktek dan Sunnah yang
berlaku dalam masyarakat Muslim seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah
Saw., dan ucapa-ucapan yang ber-nash, deduksi analogi, interpretasi yang
datang kemudian dan konsensus yang disepekati oleh para ulama dalam
suatu masyarakat yang dikenal dengan ijma’.
Dalam sejarah peradaban manusia, ada beberapa bentuk sistem
ekonomi yang pernah ditemukan. Sistem yang paling primitif adalah
depotisme, yaitu sistem ekonomi yang diatur oleh otoritas tunggal, baik
seorang atau sekelompok orang yang menjadi pemimpin sistem ekonomi
tersebut.
Dalam ajaran Islam dikenal dengan istilah falah yang berasal dari
bahasa arabaflaha-yuflihu artinya kesuksesan, kemuliaan, dan kemenangan.
Untuk kehidupan di dunia, falah mencakup tiga pengertian yaitu
kelangsungan hidup, kebebasan berkeinginan serta kekuatan dan
kehormatan.
B. Saran
Demikian makalah yang disusun oleh kelompok 1 untuk
memenuhi tugas mata kuliah Hukum Ekonomi Syariah. Kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, kedepannya penyusun akan
lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggungjawabkan, maka dari itu kritik dan saran penulis kami
harapkan untuk perbaikan makalah penulis selanjutnya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
8
DAFTAR PUSTAKA