Anda di halaman 1dari 11

Ekonomi islam dan kesejahtraan umat

Disusun oleh :

Nanda Dwi Adevia (180200037)

Indah Rahmania Hasibuan (180200036)

Sukma Ramadani (180200039)

Pranade Mas (180200041)

Anna Kholilah Daulay (180200042)

Anggi Safira (180200043)

Rini Nindya (180200044)

Husnil Khotimah Daulay (180200045)

Nurhazlina Pratiwi Hasibuan (180200046)

Maya fitriana (180200047)

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

2018
DAFTAR ISI

Daftar Isi………………..…………………………….…………………………………….…I

Kata pengantar ………………………………………………………………………………. II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang…………………………………………………………….……………….1

1.2 Rumusan masalah…………………………………………………………….…………....1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………2

2.2 Pengertian ekonomi islam ………………………………………………………………2

2.1 Sistem Ekonomi Islam................…........................................................................……..2


2.3 Prinsip ekonomi islam ..................................................................................................…3
2.4 Tujuan ekonomi islam ................................................................................................…..4
2.5 Kesejahteraan Melalui Sistem Ekonomi islam.....................................…………….……5

BAB III PENUTUP.............................................................................................………….........................7

3.1 Kesimpulan…………….. ..............................................................……........................7

3.2 Saran…………....................................................................................................….…..7

DAFTAR PUSTAKA..........................…................................................................................8
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah “Ekonomi islam dan kesejahtraan umat” ini.

Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam
yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.

Kami sebagai penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
pendidikan agama islam dengan judul “Ekonomi islam dan kesejahtraan umat”

Disamping itu, kami mengucapkan terimakasih kepada segala pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan , semoga makalah ini bisa bermanfaat dan kami berharap
pembaca dapat mengerti dan memahami makalah yang telah kami buat. Jikalau dirasa kurang tepat
dalam beberapa aspek ataupun bagian, kami mohon maaf karena kami masih dalam tahap
pembelajaran. Kami juga mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk makalah ini supaya
kedepannya bisa diperbaiki.

Medan, November 2018

Kelompok 4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang


Kata sejahtera memiliki beberapa arti. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk
pada keadaan yang baik; kondisi saat orang-orang dalam keadaan terkait dengan pandangan hidup
yang makmur. Dalam ekonomi, kata sejahtera terkait dengan pandangan hidup yang menjadi
landasannya. Kapitalisme atau sosialisme mengukur kesejahteraan dengan capaian-capaian material (
misalnya produk domestic bruto perkapita), walaupun mereka berbeda tentang cara distribusinya.
Beberapa Negara barat, istilah kesejahteraan umat/sosial menunjuk pada pelayanan Negara
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di Amerika Serikat bahkan hal ini lebih spesifik lagi pada
uang yang dibayarkan pemerintah kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan finansial, yakni
yang pendapatannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
Islam mendefinisikan kesejahteraan umat sebagai kondisi saat seseorang dapat mewujudkan
semua tujuan (maqashid) syari’ah, yakni:
1. Terlindung kesucian agamanya
2. Terlindung keselamatan dirinya
3. Terlindung akalnya
4. Terlindung kehormatannya
5. Terlindung hak milik/hak ekonominya
Dengan demikian, kesejahteraan tidak cuma merupakan buah suatu sistem ekonomi.
Kesejahteraan adalah juga buah sistem hukum, sistem politik, sistem budaya dan sistem pergaulan
sosial. Karena itulah, ideologi yang mendasari sistem-sistem ini sangat menentukan dalam
memberikan warna sejahtera seperti apa yang akan diwujudkan, dan apakah sejahtera seperti itu akan
bertahan lama atau berlaku secara universal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu ekonomi islam ?
2. Bagaimana sistem ekonomi islam ?
3. Apa tujuan ekonomi islam ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang
perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana
dirangkum dalamrukun iman dan rukun Islam.Bekerja merupakan suatu kewajiban karena Allah swt
memerintahkannya, sebagaimana firman-Nya dalam surat At Taubah ayat 105:
“Dan katakanlah, bekerjalah kamu, karena Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan
melihat pekerjaan itu”.Karena kerja membawa pada keampunan, sebagaimana sabada Rasulullah
Muhammad saw:“Barang siapa diwaktu sorenya kelelahan karena kerja tangannya, maka di waktu
sore itu ia mendapat ampunan (HR.Thabrani dan Baihaqi)

2.2 Sistem ekonomi Islam

Sesuai dengan namanya – adalah suatu sistem ekonomi yang berdasarkan nilai-nilai Islam,
dalam hal ini Al-Quran dan Al-Hadis sebagai sumber utamanya. Sistem ekonomi Islam bukanlah
suatu sistem yang setengah-setengah. Artinya sistem ekonomi Islam tidak hanya menunjukkan
bagaimana cara untuk melakukan kegiatan perekonomian agar menguntungkan pelaku ekonomi
tersebut, tetapi juga prinsip-prinsip Islami yang melandasi setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan
para pelaku ekonomi. Prinsip-prinsip relijius itu menjadi faktor yang amat penting karena
berlandaskan ajaran dan prinsip Islam-lah sistem ekonomi Islam dibangun. Jadi Islam sebagai agama
tidak hanya mengatur masalah tauhid, ibadah, dan akhlaq, tetapi juga muamalah atau implementasi
ajaran Islam dalam setiap sendi-sendi kehidupan. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam, yang dibawa
Nabi Muhammad SAW, sebagai rahmat kepada alam semesta ini dan tujuan umat muslim agar
selamat dunia akhirat.Oleh karena itu, dalam mencari kemakmuran dan nafkah di dunia ini, melalui
kegiatan ekonomi, umat Islam harus memperhatikan syariah yang telah digariskan Al-Quran dan Al-
Hadis. Islam tidak mencegah orang untuk menjadi kaya berkat usahanya, namun perlu diingat dalam
mencapai kekayaan tersebut haruslah sesuai dengan syariah Islam dan menimbun kekayaan serta
menghambur-hamburkan uang bukanlah perbuatan yang Islami. Islam juga mengajarkan bahwa dalam
setiap kekayaan umat Islam ada sebagian yang dimiliki umat Islam. Hal ini menjamin kepemilikan
pribadi namun di sis lain juga menjamin terjadinya distribusi pendapatan yang merata. Hal ini yang

2
tidak ditemukan dalam sistem ekonomi lain, baik kapitalis atau sosialis.Berangkat dari prinsip-prinsip
Islam tersebut sistem ekonomi Islam di-rancang bangun. Bandingkanlah dengan sistem ekonomi
kapitalis yang berprinsip berkorban sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan sebesar-
besarnya. Prinsip ekonomi demikian, dipergunakan oleh pedagang dan pengusaha yang mencari
keuntungan, serta konsumen untuk mendapatkan sisa guna sebesar-besarnya melebihi biaya yang
dikeluarkan dan kemampuannya. Prinsip ekonomi kapitalis pada akhirnya cenderung menyebabkan
seseorang untuk berlaku rakus dan tamak terhdap pencarian keuntungan dan pemenuhan kebutuhan.
Pada tataran seperti inilah sistem ekonomi kapitalis dibangun. Termasuk analisis keseimbangan pareto
optimum.
Dalam analisis kesimbangan alokasi efisien individu atau perusahaaan akan efisien jika sudah
memaksimalisasi utilitas (atau faktor produksi)-nya. Padahal menurut sistem ekonomi Islam manusia
dituntut untuk tidak mengkonsumsi dan mengeksploitasi nikmat Allah dengan berlebihan. Jadi,
penerapan analisis alokasi efisiensi pareto, yang dibangun dari funsi utilitas (indifference curve) dan
production possibility curve function, akan menyebabkan kerusakan di muka bumi ini.

2.3 Tujuan Ekonomi Islam

Adapun tujuan Ekonomi Islam berpedoman pada: Segala aturan yang diturunkan Allah swt
dalam sistem Islam mengarah pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta
menghapuskan kejahatan, kesengsaraan, dan kerugian pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian pula
dalam hal ekonomi, tujuannya adalah membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan di
akhirat. Seorang fuqaha asal Mesir bernama Prof.Muhammad Abu Zahrah mengatakan ada tiga
sasaran hukum Islam yang menunjukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat
manusia, yaitu:
1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan
lingkungannya.

2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan
di bidang hukum dan muamalah.

3. Tercapainya maslahah (merupakan puncaknya). Para ulama menyepakati bahwa masalah


yang menjad puncak sasaran di atas mencakup lima jaminan dasar . yaitu:
• keselamatan keyakinan agama ( ad din)
• kesalamatan jiwa (an nafs)

3
• keselamatan akal (al aql)
• keselamatan keluarga dan keturunan (an nasl)
• keselamatan harta benda (al mal)

2.4 Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam

Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar:


1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari Allah swt kepada
manusia.
2 Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.
2. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.
3. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai oleh segelintir orang
saja.
4. Ekonomi Islam menjamin pemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan untuk
kepentingan banyak orang.
5. Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di akhirat nanti.
6. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas (nisab)
7. Islam melarang riba dalam segala bentuk.

Adapun Secara umum dan ringkas, sistem ekonomi Islam dibangun atas prinsip-prinsip berikut:
1. Alam ini mutlak milik Allah SWT “Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua
yang ada di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.”
(QS. Thoha: 6)
2. Alam merupakan nikmat karunia Allah yang diperuntukkan bagi manusia untuk dimanfaatkan
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu
apa yang di langit dan di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin…”
(QS Luqman: 20)
3. Alam karunia Allah ini untuk dinikmati dan dimanfaatkan dengan tidak melampaui batas-
batas ketentuan“…pakailah pakaianmu yang indah di setiap majid, makan dan minumlah dan
jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-
lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
4. Hak milik perseorangan diakui sebagai hasil jerih payah usaha yang halal dan hanya boleh
dipergunakan untuk hal-hal yang halal pula.“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan

4
darinya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan
mata terhadapnya…” (QS Al-Baqarah: 267)

5. Allah melarang menimbun kekayaan tanpa ada manfaat bagi sesama manusia
“…Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya di jalan
Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang
pedih.” (QS At-Taubah: 34)
6. Di dalam hata orang kaya itu terdapat hak orang miskin, fakir, dan lain sebagainya
“Dan pada harta-harat mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin
yang tidak mendapat bagian.” (QS Adz-Dzariyat: 19)

2.5 Kesejahteraan Melalui Sistem Ekonomi islam

Kepentingan masyarakat yang lebih luas harus didahulukan dari kepentingan


individu. Melepas kesulitan harus diprioritaskan dibanding memberi manfaat. Kerugian yang besar
tidak dapat diterima untuk menghilangkan yang lebih kecil. Manfaat yang lebih besar tidak dapat
dikorbankan untuk manfaat yang lebih kecil. Sebaliknya, hanya yang lebih kecil harus dapat diterima
atau diambil untuk menghindarkan bahaya yang lebih besar, sedangkan manfaat yang lebih kecil
dapat dikorbankan untuk mandapatkan manfaat yang lebih besar.
Kesejahteraan individu dalam kerangka etika Islam diakui selama tidak bertentangan dengan
kepentingan sosial yang lebih besar atau sepanjang individu itu tidak melangkahi hak-hak orang lain.
Jadi menurut Al-Qur’an kesejahteraan meliputi faktor:

1. Keadilan dan Persaudaraan Menyeluruh.


2. Nilai-Nilai Sistem Perekonomian.
3. Keadilan Distribusi Pendapatan.

Perlu dipahami bahwa ekonomi islam merupakan suatu cara atau maksud untuk memenuhi
kebutuhan hajat hidup orang banyak dengan berdasarkan kepada nilai-nilai kemanusiaan.
Perbincangan tentang prinsip moral tersebut dikemukakan Yusuf Qardhawi, yang mencakup:
Pertama, harus berpegang teguh kepada semua yang dihalalkan Allah dan tidak melampaui
batas. Intinya ekonomi islam, ekonomi yang dicapai secara halal, baik, adil, saling menguntungkan
dan penuh dengan keridhaan Allah SWT.

5
Kedua, melindungi dan menjaga sumber daya alam karena alam merupakan nikmat dari Allah
kepada hamba-Nya Dengan demikian orientasi ekonomi islam adalah mewujudkan kemaslahatan
umat yang berdimensi ibadah dan didasari dengan tujuan mencapai ridho Allah SWT.
Persoalan ekonomi merupakan bagian esensial dari kelangsungan hidup manusia, sehingga tidak
heran jika manusia sangat ekstra keras dalam melakukan apa saja, agar pemberdayaan ekonominya
dapat terjamin. Pemberdayaan ekonomi secara baik, menjadi kata kunci memelihara dan
meningkatkan pertumbuhan hidup secara baik.
Soal bagaimana pemberdayaannya, Rasulullah menyerahkan persoalan
pemberdayaannya kepada manusia karena mereka yang lebih tahu urusan dunianya.
Penyerahan Rasulullah tersebut mengisyaratkan bahwa seseorang memiliki kebebasan untuk
melakukan pemberdayaan terhadap urusan hidup. Dengan catatan tidak melanggar batas-batas norma
hukum yang telah digariskan Allah SW

Ini menunjukkan bahwa islam memiliki nilai-nilai prinsipil terhadap aktivitas kehidupan,
begitu juga halnya dengan prinsip pemberdayaan ekonomi islam. Prinsip pemberdayaan itu sejalan
dengan tujuannya antara lain:

1. Mewujudkan kesejahteraan ekonomi dalam kerangka norma moral islam


2. Mewujudkan persaudaraan dan keadilan universal
3. Terwujudnya pendapatan dan kekayaan yang merata
4. Terwujudnya kebebasan individual dalam konteks kemaslahatan dan kesejahteraan umat.

Dengan demikian prinsip pemberdayaan ekonomi harus diawali dari beberapa keyakinan
normatif. Keyakinan normatif yang dimaksudkan antara lain:

1. Manusia merupakan Khalifah dan pemakmur bumi


2. Setiap harta yang dimiliki terdapat bagian orang lain
3. Dilarang memakan harta (memperoleh harta) secara bathil
4. Penghapusan praktik riba dan berbagai hal yang meracuni kebaikan dan kehalalan harta.
5. Penolakan terhadap monopoli dan hegemoni yang mengakibatkan hak dan ruang berkarya orang
menjadi sulit. Kekayaan merupakan amanah Allah dan tidak dimiliki secara mutlak. Islam
memberikan ruang gerak yang sangat luas kepada manusia untuk bermuamalah selama tidak
melanggar ketentuan syari’ah, etika dan bisnis islam

6
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Membangun kesejahteraan umat memang tidaklah mudah, tidak semudah membalik telapak

tangan. Kesejahteraan diindikasikan dengan sejahtera umat secara sistem hukum, sistem ekonomi,

dan sejahtera secara sistem politiknya.

Sejahtera secara hukum diukur dengan kesadaran umat dalam mematuhi tatanan-tatanan
hukum syar’i yang telah ditetapkan oleh Tuhannya melalui agama islam, bertindak semata beribadah
dan mengharap ampunan serta keridhaan-Nya.
Sejahtera secara ekonomi diukur dengan adanya khalifah pemakmur bumi, setiap harta yang
dimiliki ada bagian orang lain, dilarangnya setiap individu memakan/merampas harta orang lain.

3.2 SARAN

prinsip ekonomi islam ideal untuk diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. Karena prinsip-

prinsip yang berdasarkan kepada Al-Qur’an dan Sunnah, pedoman kehidupan kita sebagai umat islam.

Bukan hanya itu, menggunakan sistem ekonomi islam membawa kepada keberkahan dan ridho Allah

SWT.

7
DAFTAR PUSTAKA

· http://hafiedrachmawan.blogspot.co.id/2011/08/ekonomi-islam-dan-kesejahteraan-umat.html

· http://azwarammar.blogspot.co.id/2014/03/membangun-kesejahteraan-umat.html

· http://childrenofsyariah.blogspot.co.id/2013/06/konsep-kejahteraan-ekonomi-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai