Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PEMBAHASAN

Pengertian Sistem Ekonomi Islam


Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi dimana dalam
pelaksanaannya berlandaskan syariat Islam dengan berpedoman kepada Al-Quran dan Al-
Hadis.
Dalam sistem ekonomi Islam mengatur berbagai kegiatan perekonomian seperti jual-beli,
simpan-pinjam, investari dan berbagai kegiatan ekonomi lainnya. Pada pelaksanaan kegiatan
ekonomi Islam, semuanya harus sesuai dengan syariat Islam dengan menghindari semuanya
yang sifatnya Maisyir, Gharar, Haram, Dzalim, Ikhtikar dan Riba.

Dan menurut berbagai sumber, sistem ekonomi Islam mengandung sifat-sifat baik dari sistem
ekonomi kapitalis dan sosialis, namun melepas sifat-sifat buruk dari kedua sistem ekonomi
tersebut.

Pengertian Sistem Ekonomi Islam Menurut Para Ahli


Seperti yang dituliskan dalam buku karya M.B Hendrie Anto, berikut ini ialah beberapa
definisi ekonomi Islam menurut para ahli diantaranya:

1. Menurut Hasanuzzaman
Menurut Hasanuzzaman “1986”, pengertian ekonomi Islam adalah suatu ilmu dan
aplikasi petunjuk dan aturan syari’ah yang mencegah ketidak adilan dalam memperoleh
dan menggunakan sumber daya material agar memenuhi kebutuhan manusia dan agar
dapat menjalankan kewajibannya kepada Allah dan masyarakat.

2. Menurut Shidqi
Menurut Shidqi “1992”, pengertian ekonomi Islam adalah tanggapan pemikir-pemikir
muslim terhadap tantangan ekonomi pada zamannya. Dalam upaya ini mereka dibantu oleh
Al-Quran dan Hadist serta alasan dan pengalaman.
3. Nasution at all (2007:11)
Sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-
nilai Islam, yang bersmber pada Al-Qur’an, As- Sunnah, Ijma dan Qiyas atau sumber lainnya.

4. Menurut Mr. Syarifuddin Prawiranegara


Sistem Ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang terjadi setelah prinsip ekonomi yang
menjadi pedoman kerjanya, dipengaruhi dan dibatasi oleh ajaran-ajaran Islam. Atau Sistem
Ekonomi Islam adalah pengaruh yang dipancarkan oleh ajaran-ajaran Islam terhadap prinsip
ekonomi yang menjadi pedoman bagi setiap kegiatan ekonomi, yang bertujuan menciptakan
alat-alat untuk memuaskan berbagai keperluan manusia.
5. Dr. Muhammad Abdullah al-‘Arabi
Ekonomi syariah merupakan sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang yang kita
simpulkan dari itlaf, Al-Quran dan As-Sunnah, dan merupakan bangunan perekonomian yang
kita dirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut sesuai tiap lingkungan dan masa.

6. Prof. Dr. Zainuddin Ali


Ekonomi syariah adalah kumpulan norma hukum yang bersumber dari Al-Quran dan Al-
Hadits yang mengatur perekonomian umat manusia.

7. Menurut M.A Manan
Ekonomi syariah adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah
ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.
BAB II

Tujuan Ekonomi Islam


Tujuan akhir ekonomi Islam adalah sebagaimana tujuan dari syarat Islam itu sendiri
(maqashid asy syari’ah), yaitu mencapai kebahagian di dunia dan akhirat (falah) melalui
sesuatu tata kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah). Inilah kebahagiaan
hakiki yang diinginkan oleh setiap manusia, bukan kebahagiaan semua yang seringkali pada
akhirnya justru melahirkan penderitaan dan kesengsaraan. Dalam ekonomi islam, tujuan falah
yang ingin dicapai oleh ekonomi Islam meliputi aspek mikro ataupun makro, mencakup
horizon waktu dunia ataupun akhirat. Mewujudkan kesejahteraan hakiki bagi manusia
merupakan dasar sekaligus tujuan utama dari syariat Islam (mashlahah al ibad).
Ekonomi Islam tidak sekedar berorientasi untuk pembangunan fisik material dari
individu, masyarakat dan Negara saja, tetapi juga memerhatikan pembangunan aspek-aspek
lain yang juga merupakan elemen penting bagi kehidupan yang sejahtera dan bahagia.
Pembangunan keimanan merupakan prakondisi yang diperlukan dalam ekonomi Islam, sebab
keimanan merupakan fondasi bagi seluruh perilaku individu dan masyarakat. Jika keimanan
seseorang kokoh dan benar, yaitu memegang Islam secara kaffah, maka niscaya semua
muamalah akan baik pula. Keimanan akan turut membentuk preferensi, sikap, pengambilam
keputusan, dan perilaku masyarakat.
Mashlahah harus diwujudkan melalui cara-cara yang sesuai dengan syariah Islam
sehingga akan terbentuk suatu peradaban yang luhur. Peradaban Islam adalah peradaban yang
mengedepankan aspek budi pekerti atau akhlak, baik manusia dalam hubungannya dengan
sesama manusia, makhluk lain di alam semesta dan hubungannya dengan Tuhan.
Mashlahah dapat dicapai hanya jika manusia hidup dalam keseimbangan
(equilibrium), sebab keseimbangan merupakan sunnatullah. Ekonomi Islam bertujuan untuk
menciptakan kehidupan yang seimbang ini, dimana antara lain mencakup keseimbangan fisik
dengan mental, material dan spiritual, individu dan social, masa kini dengan masa depan,
serta dunia dengan akhirat.
Pembangunan yang hanya mengutamakan kepentingan individu tanpa memerhatikan
dimensi social akan memunculkan ketidak harmonisan yang akhirnya dapat mengganggu
proses pembangunan itu sendiri. Manusia adalah mahkluk individu sekaligus social sehingga
keseimbangan di antara keduanya merupakan aspek penting dalam menciptakan harmoni
kehidupan. Sumber daya ekonomi tidak boleh dihabiskan oleh generasi sekarang, tetapi harus
juga dapat dinikmati oleh seluruh generasi. Akhirnya, tujuan mewujudkan keseimbangan
dunia dan akhirat akan menjamin terciptanya kesejahteraan yang kekal dan abadi.
Dengan demikian, sebagai suatu cabang ilmu, ekonomi Islam bertujuan untuk
mewujudkan dan meningkatkan kesejahteraan bagi setiap individu yang membawa mereka
kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah). Karena aspek spiritual harus bersamaan
dengan target material, maka diperlukan sarana penopang utama, yaitu moralitas pelaku
ekonomi.
BAB III
1. Moral sebgai Pilar Ekonomi Islam
Untuk menyederhanakan, moral ekonomi Islam dapat diuraikan menjadi dua
komponen :
a. Nilai Ekonomi Islam
Merupakan kualitas atau kandungan intrinsik yang diharapkan dari suatu
perilaku atau keadaan
b. Prinsip Ekonomi Islam
Merupakan suatu mekanisme atau elemen poko yang menjadi struktur atau
kelengkapan suatu kegiatan atau keadaan.
BAB IV
Nilai-nilai Dasar Ekonomi Islam
Moral Islam sebagai pilar ekonomi Islam perlu dijabarkan lebih lanjut menjadi nilai-
nilai yang lebih terinci sehingga pada akhirnya dapat menjadi rumusan penuntun perilaku
para pelaku ekonomi. Nilai-nilai ini merupakan sisi normatif dari ekonomi Islam yang
berfungsi mewarnai atau menjamin kualitas perilaku ekonomi setiap individu. Amalan zakat
harus diikuti dengan nilai-nilai kesopanan saat mendistribusikannya, misalnya dengan tidak
mengungkit-ungkit pemberiannya.
Nilai-nilai dasar ekonomi islam dalam Al-Qur’an dan hadis terkait dengan ekonomi
sangatlah banyak. Dari berbagai pandangan ekonomi islam dapat disimpulkan bahwa inti dari
nilai ajaran islam adalah tauhid, yaitu bahwa segala aktifitas manusia di dunia ini, termasuk
ekonomi, hanya dalam rangka untuk di tujukan mengikuti satu kaidah hukum, yaitu hukum
Allah. Pada hakikatnya hukum ini berlaku di dunia ini bisa berasal dari alam maupun buatan
manusia. Ekonomi akan membawa kepada falah ketika mampu membawa hukum-hukum
manusia ini kembali kepada hukum universal, yaitu hukum Allah yang kadang disebut
dengan hukum alam oleh masyarakat konvesional. Dalam pelaksanaannya nilai tauhid ini
diterjemahkan dalam banyak nilai dan terdapat 3 nilai dasar yang menjadi pembeda ekonomi
islam dengan lainnya, yaitu:
1. Adl
Keadilan (adl) merupakan nilai paling asasi dalam ajaran islam. menegakkan kesdilan
dan memberantas kezaliman adalah tujuan utama dari risalah para Rasul-Nya (QS 57;25)
Keadilan sering kali di letakkan sederajat dengan kebajikan dan ketakwaan (QS 5:8). seluruh
ulama terkemuka sepanjang sejarah islam menempatkan keadilan sebagai unsur paling utama
dalam maqashid syariah.
2. Khilafah
Nilai khilafah secara umum berarti tanggung jawab sebagai pengganti atau utusan
allah di alam semesta. Manusia di ciptakan allah unyuk menjadi khalifah di muka bumi.
Yaitu menjadi wakil Allah untuk memakmurkan bumi dan alam semesta. Manusia telah di
bekali dengan semua karakteristik mental spiritual dan materiil untuk memungkinkannya dan
mengemban misi-Nya secara efektif . manusia juga telah di sediakan segala sumber daya
memadai bagi pemenuhan kebetuhan kebahagiaan bagi manusia seluruhnya seandainya di
gunakan secara efesien dan adil .
makna khilafah dapat di jabarkan lebih lanjut menjadi beberapa pengertian sebagai berikut :
 Tanggung jawab perperilaku ekonomi dengan cara yang benar
 Tanggung jawab untuk mewujudkan maslahah maksimum
 Tanggung jawab perbaikan kesejahteraan setiap individu
3. Takaful
Sesama orang islam adalah saudara dan belum sempurna iman seseorang sebelum ia
mencintai saudaranya melebihi cintanya pada diri sendiri. hal inilah yang mendorong
manusia untuk mewujudkan hubungan yang baik di antara individu dan mansyarakat melalui
konsep penjaminan oleh masyarakat atau takaful. konsep takaful ini bisa di jabarkan lebih
lanjut menjadi sebagai berikut :
 jaminan terhadap pemelikan dan pengelolaan sumber daya oleh individu
 jaminan setiap individu untuk menikmati hasil pembangunan atau ouput
jaminan setiap individu untuk membangun kaluarga sakinah
BAB V
Prinsip Umum Ekonomi Islam
a)       Tauhid (keesaan Tuhan)
Tauhid adalah pondasi ajaran Islam, dengan tauhid manusia menyaksikan bahwa
”tiada sesuatu pun yang layak disembah kecuali Allah” dan ”tidak ada pemilik langit, bumi,
dan isinya, selain allah”.  Karena Allah adalah pencipta alam semesta dan isinya. Tauhid
merupakan inti pokok ajaran Islam yang berupa pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Allah,
satu-satunya Dzat yang berhak disembah. Tauhid al Uluhiyah berarti mengesakan Allah,
tidak menyekutukan sesuatu apapun dengannya. Allah tidak beranak dan tidak pula
diperanakkan, Ia tak punya sekutu atau rekanan, jadi Allah adalah Tuhan yang Mutlak, Dia
meliputi dan mengatasi segala sesuatu, Dia Tuhan dan selain Nya menyembah kepada
Nya. Tauhid al Rububiyah berkenaan dengan Allah sebagai Tuhan, pencipta dan pengatur
alam semesta.
b)       Adl (Keadilan)
Adl bermakna tidak berbuat zalim kepada sesama manusia, bukan berarti sama rata
sama rasa, jadi adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Adil menurut Kapitalisme
adalah Anda dapat apa yang anda upayakan Adil menurut Sosialisme adalah Sama rata sama
rasa, Adil menurut Islam adalah Tidak menzalimi dan tidak dizalimi (la tazlimun wala
tuzlamun).
Tanpa keadilan manusia akan terkelompok – kelompok dalam berbagai golongan.
Golongan yang satu akan menzalimi golongan yang lain, sehingga akan mengalami
eksploitasi manusia atas manusia. Masing masing berusaha mendapatkan hasil yang lebih
besar dari pada usaha yang di keluarkanya karena kerakusanya.
c)       Nubuwwah (Kenabian)
Karena rahman, rahim dan kebijaksanaan Allah, manusia tidak di biarkan begitu saja
di dunia tanpa melihat bimbingan. Karena itu di utuslah para Nabi dan Rasul untuk
menyampaikan petunjuk dari Allah kepada manusia tentang bagaimana hidup baik dan benar
didunia dan mengajarakn jalan untuk kembali (taubah) ke asal muasal segala, allah. Fungsi
rasul adalah untuk menjadi model terbaik yang harus di teladani manusai agar mendapatkan
keselamatan didunia dan akhirat.
Sikap utama yang harus diteladani oleh manusia pada umumnya dan pelaku ekonomi
dan bisnis pada khususnya, adalah sebagai berikut:
 Siddiq (jujur, benar)
 Amanah (tanggung jawab, kepercayaan)
 Fathananah (kecerdikan, kebijaksanaan, intelektualita)
 Tabligh (komunikasi, Keterbukaan, Pemasaran).
 Khilafah (pemerintahan)
Dalam Al Qur’an, Allah berfirman bahwa manusia diciptakan untuk menjadi khalifah dimuka
bumi,yangberbunyisebagaiberikut:
yang artinya “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui." (Q.S. Al-Baqarah: 30)
 Khilafah sebagai perwujudan bahwa tidak diragukan manusia diciptakan oleh Allah
SWT untuk menjadi pemimpin dari makhluk-makhluk lain, oleh sebab itu manusia wajib
menjaga keharmonisan hubungan sesama makhluk, untuk mewujudkan misi tersebut manusia
membutuhkan sebuah media yang berupa pemerintahan (khilafah). Pemerintah memainkan
peran yang sangat penting dalam ekonomi yaitu memastikan bahwa kegiatan ekonomi
berjalan secara benar tanpa kezaliman.
e)       Ma’ad (Hasil)
Walaupun sering kali diterjemahkan sebagai kebangkitan tetapi secara harfiah ma’ad
berarti kembali. Karena kita semua akan kembali kepada Allah.  hidup manusia bukan saja di
dunia tetapi harus berlanjut hingga alam setelah dunia. Seorang muslim  tentang dunia dan
akhirat dapat di rumuskan sebagai “Dunia adalah lading akhirat” Artinya dunia wahana
bekerja untuk bekerja dan beraktivitas (beramal saleh).
BAB VI

Basis Kebijakan Ekonomi Islam


Moralitas islam dapat membawa pada perwujudan falah hanya jika ada basis
kebijakan yang mendukung. Yang dimaksud basis kebijakan ialah segala sesuatu yang akan
menjadi persyaratan bagi implementasi ekonomi islam, sebagai suatu keharusan. Sebagai
sebuah basis maka eksistensi hal-hal di bawah ini mutlak harus diusahakan, sebab jika tidak
maka akan mengganggu optimalisasi dan efektifitas implementasi ekonomi islam. Basis
kwbijakan ini, yaitu sebagai berikut.
 Penghapusan Riba
Islam telah melarang berbagai bentuk riba karenanya dia harus dihapuskan dalam
ekonomi islam. Pelarangan riba secara tegas dapat kita jumpai dalam Al Quran maupun
Hadits. Arti riba secara bahasa berarti tambahan, pertumbuhan, kenaikan, membengkak dan
bertambah, akan tetapi tidak semua pertumbuhan di anggap riba. Secara fiqh, riba diartikan
sebagai setiap tambahan dari harta pokok yang bukan merupakan kompensasi, hasil usaha
ataupun hadiah. Sedangkan pengertian riba secara teknis yaitu pengambilan tambahan dari
harga pokok atau modal secara batil, baik dalam utang piutang atau juaal beli. Batil adalah
perbuatan ketidakadilan (zalim) atau diam menerima ketidakadilan. Dengan demikian esensi
pelarangan riba adalah penghapusan ketidakadilan dan penegakan keadilan dalam ekonomi.
Penghapusan riba dalam ekonomi islam dapat dimaknai secara sempit maupun secara
luas, secara sempit penghapusan riba berarti penghapusan riba yang terjadi dalam utang
piutang maupun jual beli, maka bunga dalam utang piutang harus dihapuskan. Secara luas
berati penghapusan segala bentuk praktik ekonomi yang menimbulkan kezaliman atau
ketidakadilan.
 Pelembagaan Zakat
Zakat adalah sedekah (levy) yang diwajibkan atas harta seorang muslim yang telah
memenuhi syarat. Zakat pada dasarnya merupakan sebuah sistem yang optimalisasi
pengelolaan zakat akan lebih terjamin. Dalam pengertian yang lebih luas, pelembagaan zakat
juga bermakna perlunya komitmen yang kuat dan langkah yang konkret dari negara dan
masyarakat untuk menciptakan suatu sistem distribusi kekayaan dan pendapatan secara
sistematik dan permanen. Langkah ini merupakan wujud nyata dari upaya menciptakan
keadilan sosial. Zakat mencerminkan komitmen sosial dari ekonomi islam.
 Pelarangan Gharar
Secara bahasa gharar berarti resiko atau juga ketidakpastian. Gharar adalah sesuatu
dengan karakter tidak diketahui sehingga menjual hal ini seperti perjudian. dapat di
simpulkan bahwa gharar adalah transaksi dengan outcome tidak dapat diketahui atau
diprediksi.
Selain itu dalam gharar juga terkandung pengertian sebagaimana dalam game theory,
apa yang disebut zero sum game with uncertainty payoff. Dalam zero sum game, jika satu
pihak menerima keuntungan maka pihak lain pasti menerima kerugian. Sebuah transaksi
bisnis yang islami adalah transaksi yang saling menguntungkan atau win-win solution.
Gharar akan menciptakan instabiitas dan kerapuhan dalam perekonomian
 Pelarang yang Haram
Dalam ekonomi islam segala sesuatu yang dilakukan harus halal toyyiban, yaitu benar
secara hukum islam dan baik dari perspektif nilai dan moralitas islam. Kebalikan dari halalan
toyiban adalah haram, yaitu sesuatu yg jika dilakukan akan menimbulkan dosa. Haram dalam
hal ini bisa dalam zat ataupun prosesnya. Dalam hal zat, islam melarang mengkonsumsi,
memproduksi, mendistribusikan, dan seluruh mata rantainya terhadap beberapa komoditas
dan aktivitas, antara lain alkohol (khamr) dan sejenisnya yang mengurangi atau
menghilangkan akal sehat, daging babi dan binatang buas, bangkai kecuali ikan, hewan yang
disembelih bukan karena allah,dan lainnya. Dalam hal proses islam mengharamkan setiap
bentuk transaksi karena tiga hal. Pertama, perbuatan atau transaksi yang mengandung
ketidakadilan (menzalimi atau dizalimi), seperti perjudian, pencurian, dan lainnya. Yang
kedua, transaksi yang melanggar prinsip saling ridha, seperti tadlis, yaitu penyembunyian
informasi yang relevan terhadap pihak lain. Ketiga, perbuatan yang merusak harkat manusia
atau alam semesta, seperti prostitusi.
BAB VII
Paradigma Ekonomi Islam

Paradigma yang digunakan dalam ekonomi Islam (Islamic Economics) adalah keadilan sosial
dan ekonomi sebagai tujuan utama, sebagaimana tercantum dalam Q.S. Al-Hadid ayat 25
yang artinya “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-
bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan)
supaya manusia dapat melaksanakan keadilan…” Tujuan utama ekonomi islam  adalah
realisasi kesejahteraan manusia melalui aktualisasi ajaran Islam. Dalam konteks inilah dapat
dipahami adanya beberapa definisi ekonomi islam sebagai berikut:
 “Ekonomi islam  adalah ilmu dan aplikasi petunjuk dan aturan Syariah yang mencegah
ketidakadilan dalam memperoleh dan menggunakan sumber daya material agar
memenuhi kebutuhan manusia dan agar dapat menjalankan kewajibannya kepada Allah
dan masyarakat” (Hasanuzzaman, 1984). 
 “Ekonomi islam  adalah ilmu sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi
masyarakat dalam perspektif nilai-nilai Islam” (Mannan, 1986).
 “Ekonomi islam  memusatkan perhatian pada studi tentang kesejahteraan manusia yang
dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya di bumi atas dasar kerja sama dan
partisipasi.” (Khan, 1994).
Menurut Zarqa (1992) ekonomi Islam (Islamic Economics) terdiri atas komponen berikut:
pertama, ajaran nilai berasal dari Al-Quran, Sunnah dan sumber-sumber lain, kedua,
pernyataan positif yang akan masuk dalam ekonomi islam  berasal dari ekonomi
konvensional, ketiga, pernyataan positif yang adal dalam ekonomi Islam berasal dari Al-
Quran dan Sunnah, keempat, hubungan antarvariabel ditemukan lewat observasi, analisis dan
eksperimen sebagai sumber ilmu. Oleh karena itu tugas ekonomi islam  lebih besar daripada
ilmu ekonomi konvensional (Chapra, 1996), tugas-tugas tersebut antara lain:
1. Mempelajari perilaku aktual individu dan kelompok, perusahaan, pasar, dan
pemerintah. 
2. Menunjukkan jenis perilaku yang dibutuhkan untuk merealisasikan tujuan.
3.  Harus menjelaskan mengapa ada para pelaku ekonomi tidak bertindak menurut jalan
yang seharusnya. 
4. Harus menganjurkan cara bagaimana yang dapat membawa perilaku semua pemain di
pasar yang mempengaruhi alokasi dan distribusi sumberdaya sedekat mungkin dengan
tingkat yang ideal.

Anda mungkin juga menyukai