PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG
NOMOR : 25 TAHUN 2022
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI RUMAH SAKIT
MEMUTUSKAN:
BAB I KETENTUAN
UMUM Pasal 1
DEFINISI
BAB III
PASAL 3
BATASAN OPERASIONAL
BAB IV
PASAL 4
BAB V
PENUTUP
Pasal 5
Pada saat Peraturan Direktur ini mulai berlaku, Peraturan Direktur Nomor
445/RSUD/I-1/2018/AK/657 tentang Pedoman Pengelolaan Data dan
Informasi Rumah Sakit, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 6
Dokumen Peraturan yang tercantum dalam lampiran Peraturan Direktur
ini, dijadikan acuan dalam edukasi, keputusan dan infromasi sesuai
dengan keperluan masing-masing di RSUD Bangkinang.
Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Bangkinang
Pada tanggal 01 Agustus 2022
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan
data di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Informasi merupakan aktivitas (asset)
penting suatu rumah sakit dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas
pekerjaan. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) berbasis
komputer merupakan sarana pendukung yang sangat penting, bahkan
bisa dikatakan mutlak untuk operasional rumah sakit.
SIMRS merupakan salah satu komponen yang penting dalam
mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah
sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi
dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai
pengambilan keputusan. Selain itu, Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMRS) adalah sistem komputerisasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses bisnis layanan kesehatan dalam
bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk
mendukung kinerja dan memperoleh informasi secara cepat, tepat dan
akurat.
B. Tujuan Pedoman
Tersusunnya pedoman pelayanan SIMRS di RSUD Bangkinang sebagai
dasar acuan seluruh kebijakan dan prosedur yang terkait dengan kegiatan
SIMRS di RSUD Bangkinang.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit BAB VII
tentang Kewajiban dan Hak, dan BAB IX Bagian Keenam Pasal 44 yang
mengatur tentang Perlindungan Hukum Rumah Sakit dan Bagian Ketujuh
pasal 46 tentang Tanggung Jawab Hukum;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik, khusus Pasal 30 tentang Akses Komputer Pihak Lain Tanpa |jin,
Pasal 33 tentang Pemindahan, Perusakan dan Membuka Informasi
Rahasia dan Pasal 33 yang mengatur tentang Perbuatan yang Berakibat
Terganggunya Sistem Informasi hingga Bekerja Tidak Sebagaimana
Mestinya;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 4 berisi tentang Dokumen Elektronik
adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan,
diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik,
optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau
didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi
tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang
memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 5 berisi tentang Sistem Elektronik
adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan,
menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan
Informasi Elektronik;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Rumah Sakit Bab I Pasal 1 ayat 6 berisi tentang Penyelenggaraan Sistem
Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara
negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat,
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit Bab XI Pasal 52 ayat 1 berisi tentang Setiap Rumah Sakit
wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan
-9-
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Jumlah SDM
Jabatan Kondisi Keterangan
Standar Kebutuhan
Saat ini
- Status Honorer
Ka Instalasi - Pendidikan S2
1 1 -
SIMRS Teknologi
Informasi
Unit Riset dan - Status Honorer
Pengembangan 3 1 2 - Pendidikan S1
Aplikasi Informatika
- Status Honorer
Unit
3 1 2 - Pendidikan D3
Infrastruktur TI
Komputer
Unit - Status Honorer
Pengolahan 2 2 1 - Pendidikan D3,
Data Elektronis S1 Informatika
Unit Pelayanan - Status Honorer
dan 5 3 1 - Pendidikan D3,
Operasional S1 Informatika
C. Pengaturan Jaga
Senin s/d Kamis 07.30 WIB 12.00 — 12.30 WIB 12.30 WIB — 14.30 WIB
Jum’at 07.30 WIB - 12.00 WIB — 12.30 WIB
Sabtu 07.30 WIB 12.00 — 12.30 WIB 12.30 WIB — 13.30 WIB
-11-
Jadwal Shift
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
f) Meja Komputer
g) Lemari Arsip
4. Ruang Gudang
a) Rak barang
B. Standar Fasilitas
Tata ruangan dan peralatan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas
Sangat membantu kelancaran pelayanan di instalasi SIMS. Berikut ini adalah
ketentuan umum mengenai peralatan:
BAB IV
1. Medifirst2000 Hospital
a. Modul Assembling
b. Modul Pendaftaran
c. Modul Kasir
d. Modul Laboratorium
e. Modul Radiologi
a. Data Center yang baik terdiri dari 3 Ruangan, yakni: Ruang Monitor,
Ruang Server, Ruang Kelistrikan, Loading Room.
b. Diperlukan akses CCTV untuk monitoring, akses kontrol pintu masuk
dan pendingin ruangan (AC) yang baik.
c. Diperlukan tata letak yang sesuai Standar TIA-942 untuk keamanan
serta proses maintenance yang terjamin.
DRC berfungsi sebagai back up cadangan data dan aplikasi jika terjadi
gangguan serius menimpa data Center sehingga core process tetap berjalan
sebagaimana mestinya karena ada DRC yang mengambil alih fungsi unit yang
rusak tersebut.
- Aplikasi Pendaftaran
- Aplikasi Farmasi
- Aplikasi Laboratorium
- Aplikasi Radiologi
- Aplikasi Kasir
- Aplikasi SDM
- Aplikasi Antrian
- Aplikasi Gizi
- Aplikasi Remunerasi
- Aplikasi Surveillance
- Aplikasi Aset
- Aplikasi CSSD
- Aplikasi Diklit
DRC berfungsi sebagai backup cadangan data dan aplikasi jika terjadi
gangguan serius menimpa data center sehingga core prosecces tetap berjalan
sebagaimana mestinya karena ada DRC yang mengambil alih fungsi unit yang
rusak tersebut. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pembangunan DRC
untuk RSUD Bangkinang:
E. Sistem Keamanan
f
1. Sistem keamanan pada server
a. Pengembangan Kebijakan keamanan password
b. Aktifkan sistem Pencegah penyusupan
c. Aktifkan dan pemanfaatan Antivirus
d. Aktifkan dan pemanfaatan Firewall
e. Non aktif lavanan tidak penting
f. Identifikasi user akses server
g. Aktifkan dan pemanfaatan Administrasi server
h. Maksimalkan Lingkungan keamanan fisik dan jaringan
i. Maksimalkan Pemeliharaan Server
j. Maksimalkan Kontrol Integritas Sistem
k. Maksimalkan pemanfaatan Logging
l. Maksimalkan pemanfaatan Kontrol Aplikasi dan Akses
m. Maksimalkan pemanfaatan Backup, Restore dan kelangsungan bisnis
n. Maksimalkan pemanfaatan Administrasi Aplikasi
2. Sistem keamanan pada server
a. Pengadaan /Intrusion Detection System
IDS (Intrusion Detection System) adalah sebuah aplikasi perangkat lunak
atau perangkat keras yang dapat mendeteksi aktivitas yang
mencurigakan dalam sebuah sistem atau jaringan. IDS digunakan untuk
mendeteksi aktivitas yang mencurigakan dalam sebuah sistem atau
jaringan.
b. Optimasi Firewall
Bertujuan untuk optimalisasi sistem firewall security menggunakan
dual home host, screened host, dan screened subnet pada wide area
network.
3. Sistem keamanan pada jaringan
a. Kontrol akses terhadap IP address yang diizinkan untuk akses
jaringan.
b. Kontrol akses terhadap sharing data di dalam jaringan.
c. Kontrol terhadap akses user yang tidak berhak memaksa masuk ke
d. dalam jaringan.
e. Kontrol terhadap private network.
f. Kontrol terhadap port yang diizinkan di dalam jaringan.
-24-
Hak akses adalah hak yang diberikan kepada user untuk mengakses
sistem. Hak akses adalah hal yang paling mendasar dalam bidang sekuriti.
Dalam strategi sekuriti, setiap objek dalam sistem (user, administrator, software,
sistem itu sendiri, dsb) harus diberikan hak akses yang berguna untuk
menunjang fungsi kerja dari objek tersebut. Dengan kata lain, objek hanya
memperoleh hak akses minimum. Dengan demikian, aksi objek terhadap
sistem dapat dibatasi sehingga objek tidak akan melakukan hal-hal yang
membahayakan sekuriti jaringan komputer. Hak akses minimum akan membuat
para penyusup dari Internet tidak dapat berbuat banyak saat berhasil
menembus sebuah user account pada sistem jaringan komputer. Selain itu,
hak akses minimum juga mengurangi bahaya “musuh dalam selimut” yang
mengancam sistem dari dalam.
Hak akses data elektronik adalah hak yang diberikan oleh unit Teknologi
Informasi kepada user sistem informasi rumah sakit dan diatur dengan
authentication system. Akses kepada data rumah sakit tidak terbatas pada
sistem informasi rumah sakit, document management system, database,
penyimpanan data elektronik lainnya dan diatur dengan sistem otoritas.
BAB V
LOGISTIK
A. Perencanaan
B. Pengadaan Logistik
C. Pemeriksaan Logistik
D. Penyimpanan Logistik
Jumlah
No Nama Barang
Barang
4 Printer 4
5 DVR CCTV 1
6 UPS 4
7 Stabilizer 1
8 AC 4
9 TV 42 2
10 Switch 2
-27-
11 PC 3
12 Wireless 1
13 Scanner 1
14 Laptop 5
15 Telephone 2
16 Monitor 22" 2
17 Kursi Kerja 9
18 Meja Kerja 8
24 Lemari Kayu 1
25 Server 7
26 Rak Server 1
27 UPS 8
28 Fortigate 1
29 Printer 1
30 CCTV 5
31 Swith 1
32 NVR 1
33 Swith 8-Port 1
34 Mini Pc 11
35 Printer Thermal 1
36 Suhu Ruangan 2
-28-
38 Switch Jaringan 5
BAB VI KESELAMATAN
KERJA
1. Beban Kerja
Beban kerja merupakan beban fisik, mental dan sosial, sehingga
penempatan pegawai sesuai dengan kemampuannya perlu
diperhatikan.
2. Kapasitas Kerja
Kapasitas Kerja yang bergantung pada tingkat Pendidikan,
keterampilan, kebugaran jasmani, ukuran tubuh ideal, keadaan gizi
dsb.
2. Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja yang berupa faktor fisik, kimia, biologi, ergonomic
ataupun psikososial.
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
C. Indikator Mutu
BAB IX.
PENUTUP
Pedoman ini bukanlah sesuatu yang permanen, akan tetapi akan berubah
mengikuti perubahan peraturan yang berlaku, struktur organisasi, tugas pokok
dan fungsi, kebijakan pimpinan serta kondisi dan situasi lingkungan untuk itu
pedoman ini harus dievaluasi secara berkala.
Diharapkan pedoman ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi unit terkait
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi khususnya dalam penyusunan
rencana kebijakan dan program di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah
Bangkinang.