Anda di halaman 1dari 10

PARADIGMA ISLAM TENTANG ILMU EKONOMI SYARIAH

Herdian Rahmat E.20.34285, Yudi Indra Jaya E.20.34295

Abstrak
Paradigama ekonomi islam merupakan cara pandang manusia dalam melaksanakan kegiatan
perekonomian yang berlandasakan syariah. Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah Islam sebagai
suatu ilmu pengetahuan lahir melalui proses keilmuan yang panjang. Ekonomi Islam dapat
menjadi suatu sistem ekonomi alternatif yang mampu meningkatkan kesejahteraan umat,
tidak seperti sistem ekonomi kapitalis dan sosialis yang telah terbukti tidak mampu
meningkatkan kesejahteraan dari umat. ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu ekonomi yang
membahas dua disiplin ilmu secara bersamaan, yaitu ilmu ekonomi dan ilmu fikih muamalah. Ilmu
ekonomi bersumber dari pemikiran manusia sedangkan ilmu fikih muamalah bersumber dari
petunjuk Alquran dan hadis yang diwahyukan kepada Nabi. ekonomi Islam adalah metamorfosa
nilai-nilai Islam dalam ekonomi dan dimaksudkan untuk menepis anggapan bahwa Islam adalah
agama yang hanya mengatur persoalan
ubudiyah atau komunikasi vertikal antara manusia (mahluk) dengan Allah (khaliq)nya

Pendahuluan
Adalah hal yang tak mungkin manusia dapat memenuhi kebutuhannya sendiri karena
manusia merupakan makhluk sosial, dikarenakan manusia tak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
sendiri, perlu adanya interaksi dalam memenuhi kebutuhan ekonomi demi kesejahteraan hidupnya.
Islam adalah sebuah agama yang Allah turunkan untuk kemaslahatan manusia itu sendiri, termasuk
juga dalam memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraannya. Dalam bermuamalah, islam telah
menurunkan pedoman hidup yaitu Alquran dan Al hadits, juga para ijma para sahabat dan tabiin.
Maka lahirlah apa yang disebut dengan ilmu ekonomi syariah.
Perkembangan ekonomi syariah di indonesia mulai marak digaungkan disekitaran tahun
1990, ditandai dengan hadirnya bank Muammalat. Saat ini perkembangan ekonomi syraiah mulai
menggeliat dibelahan dunia akibat kejumudan yang timbul pada sistem ekonomi sosialis dan
kapitalis.
Pada praktiknya, banyak pelaku ekonomi yang mengaku menjalankan sistem ekonomi syariah, justru
jauh dari kata syariah. Maka pertanyaan yang timbul adalah bagaimana islam sesusunguhnya
memndang ilmu ekonomi syariah?
Pengertian
Sebelum melangkah lebih jauh perlu dibahas tentang pengertiah paradigma. Paradigma atau
wordview atau disebut juga cara pandang dilansir dari KKBI adalah model dalam teori ilmu
pengetahuan atau bisa juga disebut kerangka berpikir. Paradigma diyakini diambil dari serapan
bahasa yunani yaitu dari paradeigma paradeigma (para dan deiknunai) yang berarti untuk
"membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik).
Paradigma ekonomi Islam dalam tulisan ini terdiri dari gabungan istilah paradigma dengan
frase ekonomi Islam. Paradigma disebutkan dalam Alquran dengan sebutan Tashawwur yang berasal
dari akar kata shawwara dan disebutkan dalam Alquran seperti dalam Surah Ali ‘Imran [3]: 6, al-A’raf
[7]: 11, Ghafir [40]: 64, al-Hasyr [59]: 24, at-Taghabun [64]: 3 dan al-Infithar [82]: 3. Kata shawwara
sebenarnya memiliki tiga arti utama. Pertama, berikan tanggapan atas penampilan sesuatu yang
dijelaskan. Kedua, menjelaskan gambaran sebenarnya dari sesuatu.26 Ketiga, menghasilkan
munculnya sesuatu dalam pikiran. Dengan demikian istilah tashawwur secara etimologis berarti
tanggapan, uraian, sikap mental atau cara memandang segala sesuatu.1
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa paradigma merupakan sistem keyakinan
dasar atau suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dalam dunia nyata, fakta kehidupan
sosial dan perlakuan terhadap ilmu dan teori. Adapun Islam adalah agama yang diturunkan oleh
Allah Subḥānahu Wa Ta’ālâ kepada Nabi Muhammad Ṣallā Allāh ‘Alaihi Wa Sallam melalui perantara
malaikat Jibril ‘Alaihi Salam untuk mengatur urusan hamba dengan khalik, hamba dengan dirinya,
dan hamba dengan sesamanya. Jadi, yang dimaksud paradigma Islam adalah sistem keyakinan atau
suatu cara pandang untuk memahami realita yang ada dan dihukumi dengan sudut pandang Islam.
Selanjutnya adalah pengertian tentang ilmu ekonomi islam. Ilmu ekonomi islam adalah ilmu
yang membahas tentang Ekonomi syariah atau disebut juga sebagai ekonomi Islam. Ekonomi
syariah merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang diatur
berdasarkan syariat Islam dan di dasari dengan keimanan.
Ekonomi Islam atau Ekonomi Syariah Islam sebagai suatu ilmu pengetahuan lahir
melalui proses keilmuan yang panjang. Ekonomi Islam dapat menjadi suatu sistem ekonomi
alternatif yang mampu meningkatkan kesejahteraan umat, tidak seperti sistem ekonomi
kapitalis dan sosialis yang telah terbukti tidak mampu meningkatkan kesejahteraan dari
umat.
Ketika istilah paradigma digabungkan dengan ungkapan ekonomi Islam ini, kemudian definisi
paradigma ekonomi Islam terbentuk. Karena itu, paradigma ekonomi Islam yang dimaksud dalam
tulisan ini adalah gambaran komprehensif dan esensial tentang ekonomi Islam yang bertujuan untuk
menjelaskan konsep dengan benar dan teliti sehingga menjadi dasar untuk semua pengadaan,
penggunaan atau kegiatan manajemen sumber. Ini untuk kebaikan diri sendiri, masyarakat dan
negara secara spiritual dan fisik untuk mendapatkan rida Allah SWT.

Hakikat Ilmu ekonomi Syariah


Pada hakikatnya, ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu ekonomi yang membahas dua disiplin
ilmu secara bersamaan, yaitu ilmu ekonomi dan ilmu fikih muamalah. Ilmu ekonomi bersumber dari
1
pemikiran manusia sedangkan ilmu fikih muamalah bersumber dari petunjuk Alquran dan hadis yang
diwahyukan kepada Nabi. Fikih muamalah diperoleh melalui para fukaha melalui kaidah ushuliyah
dengan merumuskan beberapa aturan yang harus dipraktikkan dalam kehidupan ekonomi umat
dengan cara menelusuri langsung dari Alquran dan hadis. Proses perumusan tersebut diperoleh dari
hasil pemikiran rasional melalui logika deduktif. Dari kedua sumber tersebut diperoleh premis mayor
yang kemudian dijabarkan menjadi premis-premis minor untuk mendapatkan kesimpulan yang baik
dan benar.
Pada hakikatnya ekonomi Islam adalah metamorfosa nilai-nilai Islam dalam ekonomi dan
dimaksudkan untuk menepis anggapan bahwa Islam adalah agama yang hanya mengatur persoalan
ubudiyah atau komunikasi vertikal antara manusia (mahluk) dengan Allah (khaliq)nya.
Dengan kata lain, kemunculan ekonomi Islam merupakan satu bentuk artikulasi sosiologis
dan praktis dari nilai-nilai Islam yang selama ini dipandang doktriner dan normatif. Dengan demikian,
Islam adalah suatu dien (way of life) yang praktis dan ajarannya tidak hanya merupakan aturan hidup
yang menyangkut aspek ibadah dan muamalah sekaligus, mengatur hubungan manusia dengan
rabb-Nya (hablun minaLlah) dan hubungan antara manusia dengan manusia (hablun min an nas).

Keutamaan Imu Ekonomi Isam


Tujuan ekonomi syariah tidak berbeda dengan tujuan syariat Islam, yaitu untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat dengan tata kehidupan yang baik dan terhormat. Untuk mengetahui
lebih lengkapnya, berikut adalah tujuan ekonomi syariah:
1. Memposisikan ibadah kepada Allah lebih dari segalanya
2. Menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat
3. Mendapatkan kesuksesan perekonomian yang diperintahkan oleh Allah
4. Menghindari kerusuhan dan kekacauan perekonomian
Menurut Prof. Muhammad Abu Zahrah yang merupakan Fuqaha dari Mesir. Ada tiga sasaran
hukum Islam yang memberitahukan bahwa Islam diturunkan sebagai rahmat untuk seluruh umat
manusia yaitu:
1. Penyucian jiwa supaya setiap muslim dapat menjadi sumber kebaikan untuk masyarakat dan
lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan didalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud adalah meliputi aspek
kehidupan di bidang hukum dan muamallah.
3. Dicapainya suatu kemaslahan (puncak). Para ulama setuju bahwa maslahah yang mencadi
puncak sasaran di atas meliputi lima jaminan dasar, yaitu: keselamatan keyakinan agama (Al
Din), keselamatan jiwa (Al Nafs), keselamatan akal (Al Aql), keselamatan keluarga dan keturunan
(Al Nasl) dan keselamatan harta benda (Al Mal)

Manfaat Ekonomi Syariah


Apabila mengamalkan ekonomi syariah maka datang manfaat yang besar untuk umat
muslim, yang mana manfaat ekonomi syariah yaitu:
a. Terwujudnya integritas muslim yang kaffah, sehingga Islamnya tidak setengah-setengah. Apabila
ditemukan muslim yang tetap bergelut dan mengamalkan ekonomi konvensional artinya
menunjukkan bahwa ke Islamannya belum kaffah.
b. Menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan Islam, baik itu bank,
asuransi, pegadaian ataupun Baitul Maal wat Tamwil akan memperoleh keuntungan dunia dan
akhirat.
c. Keuntungan di dunia didapat dari bagi hasil yang diperoleh, sedangkan keuntungan di akhirat
adalah terbebas dari unsur ribat yang diharamkan oleh Allah.
d. Praktik ekonomi yang didasarkan syariat Islam mengandung nilai ibadah, karena sudah
mengamalkan syariat Allah.
e. Diamalkannya ekonomi syariah dengan lembaga keuangan syariah, artinya mendukung
kemajuan lembaga ekonomi ummat Islam.
f. Diamalkannya ekonomi syariah dengan membuka tabungan, deposito atau menjadi nasabah
asuransi syariah artinya mendukung usaha pemberdayaan ekonomi ummat. Karena dana yang
dikumpulkan akan dihimpun dan disalurkan dengan sektor perdagangan riil.
g. Diamalkannya ekonomi syariah artinya mendukung gerakan amar ma’ruf nahi mungkar. Karena
dana yang terkumpul pada lembaga keuangan syariah hanya bisa disalurkan kepada usaha-usaha
dan proyek yang halal

Teori-Teori Ilmu Ekonomi Syariah


Teori ekonomi Islam terdiri dari tiga suku kata, yaitu; teori, ekonomi dan Islam. Teori
merupakan cara, strategi atau konsep yang akan dituangkan dalam sebuah kenyataan/pra-praktek.
Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran,
dan konsumsi barang dan jasa. Kata “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani oikos yang berarti
“keluarga, rumah tangga” dan nomos, atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar
diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.”
Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan
konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Ilmu yang mempelajari ekonomi disebut sebagai ilmu
ekonomi. Islam adalah agama yang diridloi Allah SWT. dibawa oleh Nabi Muhammad, SAW. Sebagai
Rasul-Nya. Satu-satunya agama yang sempurna, mengatur seluruh sendi kehidupan manusia dan
alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan prinsip ilahiyah,
harta yang ada pada manusia hakekatnya bukan miliknya, melainkan hanya titipan dari Allah SWT.
agar diamnfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada akhirnya semua akan
kembali kepada Allah SWT. Untuk dipertanggungjawabkan.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa teori ekonomi Islam secara terminologi
adalah sebuah cara pengendalian ilmu-ilmu ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip Islam.
Prinsip ekonomi syariah jika ditelaah lagi secara rinci memiliki beberapa poin tegas dan
berbeda dengan sistem ekonomi konvensional yang sudah berkembang di dunia. Ekonomi Islam
menjunjung tinggi ketauhidan dan ketakwaan terhadap Allah SWT. Meski demikian, ekonomi Islam
tak hanya menambah manfaat kepada muslim saja, tapi bisa diaplikasikan oleh semua kalangan
orang.
1. Keimanan
Dalam kegiatan perekonomian, baik individu maupun kelompok, harus memegang erat prinsip
ini agar perjalanan ekonomi sesuai dengan yang telah diajarkan dalam islam. Jadi segala aktivitas
ekonomi syariah harus mengacu pada ketauhidan, keimanan dan ketakwaan terhadap Allah
SWT.
2. Memberikan Manfaat
Di dalam ekonomi konvensional, yang menjadi prinsip adalah menggunakan sumber daya
seminimal mungkin dan menghasilkan keuntungan sebanyak mungkin. Namun, di ekonomi yang
berlandaskan syariat Islam ada tujuan yang lebih dari itu, yakni ada kemaslahatan dan
memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat yang lebih luas lagi. Kegiatan ekonomi syariah
diharapkan mampu meningkatkan taraf kehidupannya lebih tinggi lagi.
3. Sumber Daya Manusia
Dalam menjalankan ekonomi Islam setiap individunya harus memperhatikan segala aspek agar
tidak menyeleweng dari nilai-nilai syariah. Segala bentuk kecurangan atau penipuan dan
perbuatan negatif lainnya merupakan hal yang dilarang dalam ekonomi syariah.
4. Harta
Konsep yang diterapkan adalah harta dalam bentuk apapun berapa pun jumlahnya hakikatnya
semua itu hanya miliki Allah semata dan manusia hanya mendapat amanah dari Allah.
5. Adil
Keadilan sangat ditekankan dan telah menjadi kewajiban di setiap aktivitasnya. Keadilan disini
diartikan sebagai perilaku di mana menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. Dimana
prinsip ekonomi harus menerapkan dan melayani semua masyarakat tanpa memandang status
sosial. Keadilan dalam ekonomi syariah bertujuan agar semua masyarakat dari semua golongan
merasakan kenyamanan dan kesamaan.
6. Persaudaraan
Persaudaraan merupakan salah satu tujuan atau misi adanya ekonomi syariah. Sangat dianjurkan
untuk bekerja sama atau selalu berjamaah dalam melakukan apapun, jangan sampai ada yang
ingin sukses sendiri, ingin kaya sendiri.
Dengan hal ini maka sistem ekonomi Islam menekankan pada sosial bukan individual, karena
pada dasarnya manusia hidup di dunia ini dengan tujuan bermanfaat bagi manusia dan saling
menjaga tali silaturahmi.
7. Etika
Etika harus menjadi salah satu dasar pelaksanaan ekonomi islam atau syariah, etika yang sesuai
dengan ajaran islam sangat diperlukan dalam segala aktivitas atau kegiatan ekonomi yang sesuai
ajaran Islam. Perlu kita ketahui, kegiatan ekonomi merupakan salah satu jenis ibadah di bidang
muamalah. Maka dari itu setiap kegiatan ekonomi syariah harus dilandasi dengan etika-etika
atau norma yang baik sesuai dengan ajaran islam.
8. Melibatkan Pemerintah
Dalam melaksanakan kegiatan perekonomian Islam harus melibatkan pemerintah di dalamnya,
selain itu ekonomi islam atau syariah harus mentaati peraturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah selama itu tidak menyeleweng dengan ajaran atau nilai-nilai islam. Karena
bagaimanapun yang memiliki kuasa atau hak lebih untuk mengatur jalannya perekonomian
adalah pemerintah, baik buruknya perkembangan suatu negara disebabkan oleh
pemerintahannya. Jadi bagaimanapun ekonomi syariah harus selalu melibatkan pemerintah
dalam perjalanan ekonominya.
9. Bebas dan Tanggung Jawab
Dalam perspektif ushul fiqh kebebasan diartikan sebagai suatu kebebasan yang harus dibarengi
dengan suatu pertanggungjawaban. Sedangkan untuk tanggung jawab itu tidak hanya di dunia
namun juga di akhirat kelak. Inilah prinsip ekonomi Islam, manusia diberi kebebasan namun ada
batasannya yakni harus dipertanggungjawabkan. Apapun yang terjadi dan sudah dilakukan harus
mampu dipertanggungjawabkan.
10. Kerjasama
Dalam ekonomi syariah kerjasama merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan seperti
layaknya sholat yang dilakukan secara berjamaah bisa mendapatkan pahala lebih yakni 27
derajat. Begitu juga dalam perekonomian ketika apapun dilakukan bersama-sama, maka nilai
ibadah maupun nilai dalam hal harta akan semakin bertambah. Jadi dalam ekonomi syariah
semua kegiatan dan aktivitas dilakukan secara berjamaah dengan niatan yang baik agar bisa
menghasilkan output yang baik pula.

Ayat Al Quran Dan Hadits Terkait Ekonomi Syariah


Perbedaan yang mendasar antara ibadah dan mu’amalah terletak pada bahasa atau
ungkapan yang digunakan Alquran. Untuk yang pertama, Alquran menggunakan bahasa yang rinci
(tafsili) dan tegas, sehingga ruang untuk terjadinya perbedaan penafsiran sangat kecil. Kalaupun ada
perbedaan tidaklah perinsifil. Hal ini menunjukkan dalam dimensi ibadah menyangkut hubungan
manusia dengan Tuhannya, tidak ada peluang untuk menambah atau mengurangi hal-hal yang telah
diatur oleh Alquran dan hadis. Ulama telah membuat satu kaedah pokok yang artinya, “pada
prinsipnya dalam persoalan ibadah segala sesuatu terlarang (haram) dilakukan, kecuali ada dalil yang
memerintahkannya”.
Dengan demikian, dalam masalah ibadah, kreasi dan inovasi manusia tidak diperlukan
karena semuanya telah diatur secara rinci. Manusia hanya dituntut untuk melaksanakannya sesuai
dengan ketentuanketentuan yang ada.
Berbeda dengan aspek Mu’amalah, kaedah yang berlaku, “pada prinsipnya dalam bidang
mu’amalah segala sesuatu adalah dibolehkan (ibahah) kecuali apabila ada dalil yang melarang”.
Prinsip ini tentu saja memiliki implikasi yang cukup luas, dimana manusia dapat mengembangkan
aturan-aturan global Alquran agar tetap relevan dengan perkembangan zaman. Sampai di sini
kreativitas manusia sangat dibutuhkan untuk dapat menerjemahkan pesan-pesan Alquran agar lebih
aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut contoh-contoh ayat maupun hadits yang berkaintan dengan ekonomi:
1. Manusia adalah mahluk Allah SWT yang disiapkan untuk mengemban Amanat Allah SWT. (Qs. Al.
Ahzab :72)
2. Manusia diciptakan untuk memakmurkan kehidupan dibumi (Qs. Hud : 61)
3. Manusia diberi kedudukan terhormat sebagai khalifah Allah SWT dibumi ( Qs. Al Baqarah: 30)
4. Allah SWT mengajarkan bahwa bumi seisi-Nya diciptakan oleh Allah SWT untuk melayani
kepentingan-kepentingan hidup manusia (Qs. Al Baqarah : 29 )
5. Manusia dianjurkan untuk dapat memanfaatkan langit dan bumi seisinya bagi kepentingan hidup
manusia, maka manusia harus bekerja dan berusaha sekuat tenaga secara baik (Qs. Al Jaziyah :
13)
6. Ketika selesai menunaikan sholat orang mu’min harus bertebaran dimuka bumi untuk
memperoleh Anugerah Allah SWT, mendapat rizki bagi pemenuhan kebutuhan hidupnya (Qs. Al
Jumu’ah : 10)
7. Manusia dianjurkan bekerja mencari nafkah dengan cara halal dan dilarang bekerja mencari
nafkah dengan cara yang batil dilarang, demikian juga dalam hal mencari harta dengan jalan batil
sangat dilarang, hendaklah mencarinya dengan cara yang sah seperti berdagang atas dasar
sukarela tanpa paksaan (Qs. An Nisa’: 29)
8. Didalam melaksanakan bisnis harus memperhatikan nilai keadilan, mengurangi takaran dan
timbangaan, jangan mengurangi hak orang lain (Qs. Al’A’raf: 85)
9. Bagi orang kaya terdapat hak tertentu bagi kaum fakir miskin (Qs. Al Ma’arij : 24-25)
10. Larangan menghambur-hamburkan harta (Qs. Al Israa’ : 26)
11. Dalam memenuhi kebutuhan jangan pula berlebih-lebihan, tetapi cukup dengan cara berimbang
(Qs. Al Furqon : 67)
12. Larangan terhadap kekayaan yang digunakan untuk menyengsarakan orang lain, mengexploitasi
kaum lemah dengan jalan pemerasan lintah darat (Qs. Albaqarah : 275-279)

Hadits-hadits yang menjelaskan tentang prinsip-prinsip ekonomi islam :


1. Hadits tentang anjuran bekerja
“Tiada seorangpun yang makan-makanan yang lebih baik dari pada makan yang diperoleh dari
hasil dari keringatnya sendiri. Sesungguhnya Nabi Allah Daud AS itupun makand dari karyanya
sendiri. (HR. Bukhori)
2. Hadist tentang konsumsi; Anjuran untuk memakaan sesuatu yang halal dan baik
“Halal itu jelas, haram juga jelas, diantara keduanya adalah subhat, tidak banyak manusia yang
mengetahui. Barang siapa yang menjaga diri dari subhat, maka ia telah bebas untuk agama dan
harga dirinya, barang siapa yang terjerumus kedalam subhat, maka ia diibaratkan pengembala
sekitar tanah yang dilarang yang dikhawatirkan terjerumus. Ingatlah sesungguhnya setiap
pemimpin punya bumi larangan. Larangan Allah adalah hal yang diharamkan oleh Allah SWT,
ingatlah bahwa didalam jasad terdapat segumpal daging, jika baik maka baiklah seluruhnya, jika
jelek maka jeleklah seluruh tubuhnya, ingatlah daging itu adalah hati” (HR. Bukhori)
3. Larangan untuk menjual barang cacat
“Seorang muslim adalah saudara lainnya. Tidak dihalalkan bagi seorang muslim menjual suatu
barang kepada saudaranya yang didalamnya mengadung cacat kecuali setelah ia menjelaskan
kepadanya. (HR. Ibnu majah)
4. Larangan menimbun:
“Aku mendengar nabi SAW bersabda barang siapa menahan makanan (keperluan) kaum
muslimin, maka Allah SWT akan menimbulkan padanya kerugian dan kebangkrutan” (Hr. Ibnu
Majah)

Kesimpulan
Paradigma Islam tentang ilmu ekonomi syariah adalah keyakinan dasar atau suatu cara
pandang untuk memahami kompleksitas dalam dunia nyata, fakta kehidupan sosial dan perlakuan
terhadap ilmu dan teori. Adapun Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah Subḥānahu Wa
Ta’ālâ kepada Nabi Muhammad Ṣallā Allāh ‘Alaihi Wa Sallam melalui perantara malaikat Jibril ‘Alaihi
Salam untuk mengatur urusan hamba dengan khalik, hamba dengan dirinya, dan hamba dengan
sesamanya. Jadi, yang dimaksud paradigma Islam adalah sistem keyakinan atau suatu cara pandang
untuk memahami realita yang ada dan dihukumi dengan sudut pandang Islam.
teori ekonomi Islam secara terminologi adalah sebuah cara pengendalian ilmu-ilmu ekonomi
berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Prinsip ekonomi syariah jika ditelaah lagi secara rinci memiliki
beberapa poin tegas dan berbeda dengan sistem ekonomi konvensional yang sudah berkembang di
dunia. Ekonomi Islam menjunjung tinggi ketauhidan dan ketakwaan terhadap Allah SWT. Meski
demikian, ekonomi Islam tak hanya menambah manfaat kepada muslim saja, tapi bisa diaplikasikan
oleh semua kalangan orang. Prinsip tersebut antara lain: Keimanan, Memberikan Manfaat, Sumber
Daya Manusia, Harta, Adil, Persaudaraan, Etika, Melibatkan Pemerintah, Bebas dan Tanggung Jawab,
Kerjasama
Tujuan ekonomi syariah tidak berbeda dengan tujuan syariat Islam, yaitu untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat dengan tata kehidupan yang baik dan terhormat. Untuk mengetahui
lebih lengkapnya, berikut adalah tujuan ekonomi syariah: Memposisikan ibadah kepada Allah lebih
dari segalanya, Menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat, Mendapatkan kesuksesan
perekonomian yang diperintahkan oleh Allah Menghindari kerusuhan dan kekacauan perekonomian.

Daftar Pustaka

Ghozali, M. (2018). Paradigma Filsafat Ekonomi Syariah Sebagai Suatu Solusi Kehidupan Manusia.
Diktum: Jurnal Syari’ah dan Hukum, Volume 16, Nomor 2, 135-146.
Itang. (2015). Teori Ekonomi Islam. Jakarta: Penerbit Laksita Indonesia.
Jamaludin, Reza Syafrizal. (2020). Konsep Dasar Ekonomi Menurut Syariat Islam. MUAMALATUNA
Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, Vol. 12 No. 1.
Khaer, A. (2014). Paradigma EKonomi Islam dan Ekonomi Kapitalis. Nur El Islam Volume 1.
Tarigan, A. A. (2012). Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Al Quran. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Utomo, Y. P. (2000). Paradigma Ekonomi Islam: Sebuah pengantar. JESP Vol 1 No. 2, 131-142.
Yasmansyah Yasmansyah, Zulfani Sesmiarni. (2021). Metodologi Ekonomi Islam. IQTISHADUNA:
Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita Vol.10, No.2, 225-237.

Anda mungkin juga menyukai