Anda di halaman 1dari 5

PENGANTAR KEUANGAN ISLAM

20208012005
Laelani Rukmana
Fakultas Ekonomi &bisnis islam
Universitas Islam Negri Sunan Kaljaga Yogyakarta

A. Pengantar Keuangan Islam

Secara umum, keuangan islam mengacu pada pada transaksi, operasi, dan layanan pasar

keuangan yang sesuai dengan aturan, prinsip, dan kode praktik islam. Atau dengan kata lain,

keuangan islam merupakan keuangan yang dipandu oleh etos dan sistem nilai islam. Adapun

tujuan keuangan islam untuk menekankan pembagian resiko serta imbalan atas eksploitasi,

kesejahteraan komunitas atas materialisme dan persaudaraan umat manusia atas fragmentasi

masyarakat.

Kata islam berasal dari kata salam, yang berarti penyerahan atau kedamaian. Seseorang

yang percaya dan dengan sadar mengikuti islam adalah seorang Muslim, sebuah kata yang

berasal dari akar kata yang sama salam. Agama islam meliputi tiga elemen dasar yaitu

aqidah, akhlaq, dan syariah, yang merupakan akar dari perbankan dan keuangan islam (Khir,

2007).

1. Ilmu Ekonomi dan Agama

Ekonomi merupakan ilmu sosial yang membahas mengenai aktivitas manusia yang

bersangkutan dengan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa.

Istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Oikos yang berarti keluarga/rumah tangga,

dan Nomos yang artinya peraturan/ hukum. Sehingga arti ekonomi secara harfiah adalah

suatu manajemen rumah tangga atau aturan rumah tangga.

Apabila membahas peran agama pada perekonomian, kita harus dapat memebedakan

perekonomian sebagai ilmu dari sistem perekonomian. Suatu sistem perekonomian wajib
dibahas dengan pemikiran yang didasarkan sebagai ideologi, sedangkan ilmu perekonomian

harus dapat dipertimbangkan dengan ilmu yang menangani pembentukan kekayaan.

Ilmu ekonomi islami yang berdasarkan dengan paradigma keadilan sosio-ekonomi

terbentuk pada keyakinan semua sumber daya didunia meupakan milik sang maha pencipta,

Tuhan Yang Maha Esa; manusia menguasai sumber daya tersebut dalam suatu keyakinan.

Sebagai khalifah sang pencipta, mereka bebas mendapatkan dan menggunakan kekayaan

yang sesuai dengan perintah Allah yang diturunkan kepada kepada Rasul-Nya. Islam

memberikan kebebasan untuk individu untuk mencari rizki. Selain itu, islam juga

memberikan hak kepada seiap individu untuk menikmati kekayaan apapun yang didapatakan

dengan cara yang halal dan kekayaan yang dia terima melalui hukum waris islam.

(MuhammadAyub, 2009)

Islam mendefinisikan agama tidak hanya tentang spiritualitas atau ritualitas, namun

agama merupakan serangkaian kekayaan, ketentuan dan peraturan serta tuntunan moral untuk

setiap aspek kehidupan manusia. Ekonomi islam diciptakan dengan berlandaskan doktrin

agama islam, karena ia merupakan bagian tak terpisahkan (integral) dari agama islam.

Sebagai derivasi dari agama islam, ekonomi islam akan mengikuti agam islam dengan

berbagai aspeknya. Islam merupakan sistem kehidupan, diamana islam telah menyediakan

berbagai perangkat aturan yang lengkap untuk kehidupan manusia, termasuk dalam bidang

ekonomi.

Islam melihat kegiatan ekonomi dengan positif. Semakin banyak manusia terlihat dalam

kagiatan ekonomi maka semakin baik, sepanjang tujuan dan prosesnya sesuai dengan ajaran

islam, ketakwaan kepada tuhan tidak berdampak pada menurunnya produktivitas ekonomi,

sebaliknya justru membawa seseorang untuk lebih produktif. Kekayan bisa mendekatkan

kepada Tuhan apabila didapatkan dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai islam.
Islam meletakkan aktivitas ekonomi sebagai salah satu aspek penting untuk mendapatkan

kemuliaan, oleh sebab itu aktivitas ekonomi sebagaimana akivitas lainnya perlu dituntun dan

dikontrol supaya berjalan sirama dengan ajaran islam secara keseluruhan. (RahmatIlyas,

2015)

2. Fitur Sistem Ekonomi Islam

Sistem ekonomi pertama di muka bumi adalah ekonomi islam. Hal ini terbukti pada

zaman Rasulullah SAW pada saat itu Nabi Muhammad mengajarkan para sahabatnya

bagaimana berdagang yang benar, jujur dan adil (ansori, 2016). Ekonomi islam juga dilihat

sebagai sistem yang dekat dengan social market economic system. Ekonomi islam juga telah

termasuk susunan institusi (properti swasta, perusahaan, pasar modal, pasar bebas, aturan

ketenagakerjaan) yang sangat penting untuk perkembangan ekonomi sejak abad ke-18

(mubayyinah, 2019)

Adapun sistem ekonomi yang diketahui masyarakat secara global adalah sistem ekonomi

kapitalis dan sosialis. Dalam konteks ekonomi, kedua sistem tersebut telah berhasil

meningkatkan kemakmuran rakyat di negara yang memakai kedua sistem tersebut. Sistem

kapitalis dipengaruhi oleh semangat untuk meraih keuntungan sebanyak mungkin dengan

sumber daya yang terbatas. Usaha kapitalis ini mendapat dukungan dari kebebasan untuk

memenuhi kebutuhan. Kebebasan tersebut berakibat tingginya persaingan di antara

sesamanya untuk bertahan. Sistem ekonomi kapitalis cendrung memiliki kebebasan seperti

kebebasan memiliki harta secara perorangan, kebebasan ekonomi dan bersaing dengan bebas

serta ketimpangan ekonomi. Sebaliknya dengan sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan

kemakmuran bersama. Pilosofi ekonomi sosialis adalah bagaiman secara bersama

mendapatkan kesejahteraan. Adapaun bentuk-bentuk ekonomi sosialis seperti adanya

pemilikan harta oleh negara, kesamaan ekonomi dan disiplin politik.


Adapun pendapat terkait pengertian dan ruang lingkup ekonomi islam. Sebagian pihak

berpendapat ekonomi islam merupakan suatu sistem ekonomi alternatif, makna sistem

ekonomi alternatif disini ialah sistem ekonomi islam yang dapat dijadikan suatu sistem

ekonomi ekonomi alternatif pilihan selain sistem ekonomi kapitalis dan sosialis.

Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa ekonomi islam sebagai suatu sistem ekonomi

pertengahan. Pendapat ini meletakkan sistem ekonomi islam berada pada posisi di tengah-

tengah antara sistem ekonomi kapitalis dan sosialis, namun pendapat ini pun kurang tepat

karena meletakkan sistem ekonomi islam layaknya sistem ekonomi tambal sulam atas

kelemahan yang terdapat pada sistem ekonomi kapitalis dan sosialis.

Kemudian terakhir ada yang mengatakan bahwa ekonomi islam sebagai suatu sistem

ekonomi solutif, pendapat inilah yang paling tepat, yaitu dengan memposisikan sistem

ekonomi islam sebagai suatu sistem yang bisa menjawab kegagalan yang ada pada sistem

konvensional, baik kapitalis maupun sosialis dengan menawarkan solusi yang bisa

memberikan kesejahteraan maksimal kepada umat. (M.Nur Rianto Al Arif, 2010)

Selain dikenal dua sistem ekonomi tersebut yaitu kapitalis dan sosialis, masyarakat juga

mengenal sistem ekonomi lainnya yaitu sistem ekonomi islam sebenarnya yang telah ada

sejak 14 abad yang lalu. Pemikiran ekonomi islam berawal sejak terpilihnya Nabi

Muhammad SAW sebagai seorang rasul (utusan Allah). Sistem ekonomi islam meninjau

dengan bangunan masyarakat yang prilakunya lebih didasarkan atas sumber islam, Al-Qur’an

dan Al-hadits. Sistem ekonomi islam juga dapat dipraktikan oleh masyarakat manapun juga.

Prinsip dasar ekonomi islam adalah kebebasan individu, hak terhadap harta, ketidaksamaan

ekonomi dengan batas yang wajar, jaminan sosial, distribusi kekayaan alam, larangan

menumpuk kekayaan berlebihan, serta kesejahteraan individu dan masyarakat (khoiri, 2017)
3. Tujuan Perusahaan Islam

Tujuan perusahaan islami diturunkan dari tujuan hidup seorang muslim yaitu falah

(kesuksesan dunia dan akhirat) dengan pelaksanaannya adalah mashlahah dengan aktivitas

maqoshid syariah. Maqoshid syariah mempunyai lima faktor, diantaranya; pencapaian agama,

menambah kualitas hidup, menambah kualitas ilmu, manambah kulitas keturunan dan

meningkatkan kuantitas kekayaan. Seorang muslim jika ingin mencapai falah dalam

hidupnya harus berusaha mencapai maqoshid syariah. Dengan seperti itu tujuan perusahaan

islami adalah memaksimalkan nilai maqoshid syariah.

Apabila tujuan perusahaan islami sama dengan perusahaan konvensional maka

perusahaan islami tersebut tidak akan mendapatkan tujuan syariah (maqoshid syariah). Tidak

bisa mencapai maqoshid syariah artinya hanya bisa memungkiri kesenangan dunia saja.

Karena kondisi yang ideal dari perusahaan islami harus memakai maqoshid syariah yang

merupakan tujuan dari diturunkannya syariah. Dikarenakan adanya perbedaan tujuan dari

perusahaan islami dan konvensional sehingga indikatornya pun juga harus berbada.

(KuncoroHadi, 2012)

Anda mungkin juga menyukai