Disusun oleh :
NIM :22050400001
PENDAHULUAN
Secara umum ilmu ekonomi berkaitan dengan perilaku manusia proses dan metode
pengumpulan dan penggunaan, produksi, distribusi dan konsumsi. Ilmu ekonomi berkaitan
dengan perilaku fundamental manusia serta prinsip-prinsip yang menjadi dasar acuannya.
Ekonomi Islam sebagai Penelitian ilmiah modern baru muncul pada tahun 1970-
an .Pemikiran mengenai ekonomi Islam sudah ada sejak Islam diturunkan melalui Nabi
Muhammad, SAW Rujukan atau landasan utama pemikiran ekonomi Islam adalah Alquran
dan hadis
Pelaksanaan sistem ekonomi islam telah ada dan dilaksanakam oleh Nabi Muhammad
SAW. Pada kepemimpinan nya, semua aturan yang tidak kondusif dan menentang dari ajaran
islam, semua di rubah oleh rasulullah. Kemudian kebijakankebijakan yang akan dibuat
rasulullah, semuanya akan didasarkan dengan ajaran islam yang sesuai syariat, dan
berlandaskan Al-Qur’an dan Assunnah. Kebijakan yang pertama difokuskan adalah
pembuatan masjid yang akan menjadi ikon di kota madinah.Kemudian Rasulullah fokus
terhadap perekonomian kota nya yang tidak kondusif dan tidak ada kekayaan negara sedikit
pun yang tertinggal, sehingga rasulullah harus memulai semua nya dari nol.
Fokus rasulullah kemudian beralih pada kebijakan fiskal yang dibuatnya, guna
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan negaranya. Sumber keuangan saat itu sangat
bergantung pada kebijakan zakat yang telah dibuat. Zakat sangat berpengaruh dalam
pengembangannya. Sumber-sumber keuangan lainnya seperti zakat fitrah, jizyah, khums, dll,
dijelaskan pada bagian isi. Lahirnya kebijakan fiskal di dalam dunia Islam dipengaruhi oleh
banyak faktor salah satunya karena fiskal merupakan bagian dari instrumen ekonomi publik.
Untuk itu faktor-faktor seperti sosial, budaya dan politik inklud di dalamnya. Tantangan
Rasulullah sangat besar dimana beliau dihadapkan pada kehidupan yang tidak menentu baik
dari kelompok internal maupun kelompok eksternal. Kelompok internal yang harus
diselesaikan oleh Rasulullah yaitu bagaimana menyatukan antara kaum Anshor dan kaum
Muhajirin pasca hijrah dari mekah ke Madinaha (Yastrib). Sementara tantangan dari
kelompok eksternal yaitu bagaimana Rasul mampu mengimbangi rongrongan dan serbuan
dari kaum kafir Quraiys. Hal ini yang mendasari penulis untuk mengkaji kebijakan ekonomi
serta kebijakan fiskal pada masa Rasulullah SAW, dimana kebijakan- kebijakan ini dalam
sejarah merupakan pondasi serta langkah awal dalam peradaban Islam. Dan berbagai
kebijakan yang dirancang oleh Rasulullah juga akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya.
Tidak hanya sampai disitu, ketika Rasulullah SAW telah wafat, sistem ekonomi islam
tetap berjalan dengan semestinya. Kemudian dilanjutkan oleh para sahabat rasul dari
kalangan khulafaurrasyidin. Ada 4 sahabat dari khulafaurrasyidin yang ikut berpengaruh
dalam sistem ekonomi islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Pembahasan masalah dan analisa tentang perdebatan ekonomi islam telah berlangsung
lama, meskipun ilmu ekonomi ini belum berusia lebih dari dua abad. Ekonomi sendiri dikenal
terbentuk di eropa di era abad ke delapan belas. Namun analisi ini memiliki garis keturunan
yang lebih panjang, pernyataan ini dapat di temukan pada tulisan-tulisan dari para filsuf
yunani kuno, aliran abad pertengahan, cendikiawancendikiawan islam. Pemikiran ekonomi
Islam muncul bersamaan dengan diturunkannya Al Qur‟an dan masa kehidupan Rasulullah
pada akhir abad 6 M hingga awal abad 7 M. Pelaksanaan sistem ekonomi Islam telah ada dan
dilaksanakan oleh Rasulullah SAW sebagai seorang Rasul tauladan bagi umat muslim.
Bahkan bangsa Arab telah terkenal sebagai bangsa pedagang sebelum periode Rasulullah
Saw.
Setelah masa itu banyak sarjana Muslim yang memberikan kontribusi karya
pemikiran ekonomi. Karya-karya mereka sangat berbobot yang memiliki argumentasi religius
dan intelektual yang kuat pula serta didukung oleh fakta-fakta empiris. Istilah ekonomi
syariah dalam wacana pemikiran ekonomi Islam kontemporer kerap diidentifikasi dengan
sebagai sebutan yang berbeda. Ada yang menyebutnya dengan istilah “ekonomi Islam”,
“ekonomi ilahiyah”, atau “ekonomi qur‟ani”. Bahkan ada pula yang menyebutnya “ekonomi
rahmatan lil „alamin”. Perbedaan istilah ini sekaligus menunjukkan bahwa istilah “ekonomi
Islam” bukanlah nama baku dalam terminologi Islam.
Al-Quran dan As-sunnah merupakan dua sumber yang mutlak pada ekonomi islam,
berbeda dengan sistem ekonomi konvensioan yang pedoman hukum nya tidak kokoh, lebih
dipengaruhi dengan adanya perkembangan zaman dan peradaban pada saat itu. Oleh dari itu,
sejarah di masa rasulullah SAW dan para sahabat merupakan potongan sejarah yang penting
dan tidak boleh telewat dalam kajian sejatah pemikiran ekonomi islam .
Ekonomi islam memiliki arti sendiri yaitu sebuah sistem ekonomi yang segala aturan
dan tata tertibnya di dasari dengan aturan-aturan syariat islam yang di landasi oleh Al-Qur’an
dan As-sunnah. Perbedaan sistem ekonomi islam dengan sistem ekonomi lainnya ada
bahwasanya sistem ekonomi islam tidak semena-mena hanya untuk mengejar keuntungan
namun juga memperhatikan berbagai aspek lain, seperti kejujuran dalam sistem, etika bisnis
yang baik dan benar, dan kebaikan lainnya.
Konsep persaudaraan dan perlakuan setara terhadap setiap individu di dalamnya masyarakat
dan di hadapan hukum harus diimbangi dengan keadilan ekonomi. Kesenjangan pendapatan
dan kekayaan yang wajar terjadi di masyarakat memang bertolak belakang dengan semangat
dan komitmen Islam terhadap persaudaraan dan keadilan sosial ekonomi. Ciri-ciri sistem
ekonomi dalam Islam adalah sebagai berikut:
Multitype Ownership (Kepemilikan Multijenis). Dalam Islam, berlaku prinsip
kepemilikan multijenis, yakni diakuinya bermacam-macam bentuk kepemilikan, baik
oleh swasta, negara atau campuran.
Freedom to act (Kebebasan Bertindak/Berusaha). Para pelaku ekonomi dan bisnis
menjadikan Nabi sebagai teladan dan model dalam melakukan aktivitas
perekonomian.
Sosial Justice (Keadilan Sosial).
Prinsip keadilan social lahir dari gabungan nilai Khilafah dan nilai ma‟ad. Kahf
berpendapat, orang Islam tidak harus orang Muslim. Tetapi, selama orang tersebut
berkeinginan untuk menerima paradigm Islam maka ia dapat disebut sebagai Islamic Man.
Jika seseorang sudah bisa menerima tiga pilar sistem ekonomi Islam, maka segala keputusan
yang ia buat pastinya akan berbeda dengan orang yang menjalankan ekonomi konvensional.
Tiga pilar tersebut adalah:
o Segala sesuatu adalah mutlak milik Allah; umat manusia adalah sebagai Khalifah-Nya
(memiliki hak/bertanggung jawab).
o Tuhan itu satu, hanya hukum Allah yang dapat diberlakukan.
o Kerja adalah kebajikan;kemalasan adalah sifat buruk.
Perekonomian Islam adalah perekonomian ketuhanan karena titik tolaknya adalah Allah
yang tujuannya mencari keridhaan Allah dan cara-cara-Nya tidak bertentangan hukumnya.
Ekonomi Islam juga bertujuan untuk memungkinkan masyarakat memenuhi kebutuhannya
kebutuhan pokok hidup sesuai peraturan. Masyarakat harus hidup sesuai dengan pola hidup
Siapakah Rabbani sekaligus manusia, sehingga dapat menunaikan kewajibannya terhadap
Tuhanku, terhadap diriku sendiri, terhadap keluargaku, dan terhadap manusia pada umumnya
ringkasan.Keyakinan bahwa segala sesuatu sepenuhnya milik Allah dapat bersifat
membangun kesadaran bahwa semua yang dimiliki manusia di dunia ini hanyalah itu saja
adalah amanah dan dalam misi Allah ini, ada hak orang lain yang harus diberikan Mengirim.
Kesadaran akan hak orang lain merupakan sesuatu yang bisa dicapai nantinya membangun
hubungan sosial dalam pengaturan dan inisiatif komunitas aktivitas ekonomi.
Nabi muhammad memiliki nama asli Muhammad bin Abdullah bin Abdul mutholib bin
Hasyim. Lahir pada hari senin 12 Rabiul awal . Hari lahir nabi muhammad dikenal sebagai
tahun gajah, ( karna bertepatan dengan peristiwa bergajak abrahah yang menyerang ka’bah).
Bapak beliau bernama Abdullah bin abdul muthalib dan ibunya bernama Aminah binti
Wahab. Nabi muhammad juga saat kecil diasuh oleh seorang pengasuh yang membantu
ibunya, dia bernama Barakah Al-Habsyyah yang di beri julukan “ummu aimman”, ia
merupakan pengaruh pertama nabi Muhammad. Rasullulah saat kecil tidak hanya disusui
oleh ibu-nya melainkan mempunyai ibu susuan , yang bernama Thuwaibah ( ibu susuan
pertama) dan Halimah Assa’diyah ( ibu susuan ke dua).
Kehidupan Rasulullah SAW dan masyarakat Muslim di masa beliau adalah teladan
yang paling baik implementasi Islam, termasuk dalam bidang ekonomi. Pada periode Makkah
masyarakat Muslim belum sempat membangun perekonomian, sebab masa itu penuh dengan
perjuangan untuk mempertahankan diri dari intimidasi orangorang Quraisy. Barulah pada
periode Madinah Rasulullah memimpin sendiri membangun masyarakat Madinah sehingga
menjadi masyarakat sejahtera dan beradab. Meskipun perekonomian pada masa beliau relatif
masih sederhana, tetapi beliau telah menunjukkan prinsip-prinsip yang mendasar bagi
pengelolaan ekonomi. Secara umum, tugas kekhalifahan manusia adalah tugas mewujudkan
kemakmuran dan kesejahteraan dalam hidup dan kehidupan. Islam mempunyai pandangan
yang jelas mengenai harta dan kegiatan ekonominya sebagaimana telah dicontohkan oleh
teladan kita Muhammad Rasulullah SAW. Rasulullah diangkat untuk memimpin kota ,
disitulah gerakan- gerakan baru untuk membangkitkan kota muncul.
KEBIJAKAN MONETER
Pengelolaan sistem moneter di bawah rezim Islam dipercayakan kepada Organisasi
pusat perbelanjaan Baitul. Baitul mal merupakan jabatan yang diperuntukkan bagi pengurus
Segala pemasukan atau pengeluaran harta benda adalah milik umat Islam. Pengelolaan
moneter ini mengalokasikan dana untuk penyebaran Islam, pendidikan dan kebudayaan,
pengembangan ilmu pengetahuan, pengembangan infrastruktur dan penyediaan layanan
perlindungan sosial. Alokasi Dana Baitul Mall Hal ini berdampak positif terhadap
pertumbuhan dan peningkatan ekonomi Permintaan agregat dan penawaran agregat.
Karena jumlah penduduknya akan bertambah meningkat dan penggunaan sumber daya alam
menjadi maksimal
Sebagai pionir, Nabi banyak mengalami kondisi Sulit karena harus memulai
semuanya dari awal. Dari pengaturan tata kelola, kebijakan yang berbeda untuk sistem yang
berbeda, kondisi ekonomi dan sosial, budaya lokal, semuanya diatur dari awal. Mengingat
kondisi tersebut Suatu negara harus memiliki pemimpin yang memiliki pemikiran yang
tangguh dan jiwa yang tulus. dan kesabaran, yang dengannya pemimpin harus mengatur
rumah negara yang tidak berdasar memberikan manfaat dan mempertemukan mereka yang
mengalami perpecahan. Dimana setiap kelompok masyarakat saling menonjolkan budaya dan
kepribadiannya setiap. Langkah pertama diambil oleh Rasulullah SAW untuk menyatukan
umat Islam berarti menyatukan Ansar dan umatnya Muhajirin, agar keperkasaan kaum
muslimin bertambah.
Rekomendasi Nabi yang diberikan kepada kedua kelompok itu adalah, padahal
sebenarnya Ansor ada suatu kekayaan tertentu yang dapat membantu muhajirin, suatu kaum
pendatang, sehingga lambat laun akan berkembang akulturasi budaya di kalangan kelompok
tersebut. Dakwah Rasulullah untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan setiap orang
adalah upaya untuk mencegah lebih banyak perpecahan di antara kaum muslim. Semakin
kuat iman dan takwa seseorang, maka lebih banyak perpecahan akan terjadi. Semakin sedikit
konflik yang terjadi. Selain itu, upaya tambahan seperti mengeluarkan kebijakan bahwa
Rasulullah sendiri akan memimpin daerah Madinah, sehingga akan Rasulullah membuat
kebijakan baru sebagai hasil dari kepemimpinannya Rasul, munculah banyak kebijakan dan
kreativitas baru. memihak kaum muslimin. salah satu jenis inovasi yang dilakukan adalah
kebijakan untuk membangun masjid sebagai lokasi untuk kegiatan kaum muslimin yang
digunakan disebut sebagai Pusat Muslim Madinah atau MMC.
Pembangunan Infrastruktur
Perkembangan yang sangat terlihat yaitu ketika terdapat bangunan baru yang modern
dan mempermudah kehidupan masyarakat. Pada masa rasulullah indrastruktur yang
sudah terbangun adalah jalan raya , kantor pos, sumur umum, dll.
Penyebaran Islam
Selama penyebaran agama Islam, etika dan peraturan yang sesuai dengan syariat
masih digunakan. Hasilnya adalah peningkatan populasi di negara-negara yang masuk
Islam. Kaum muhajirin mengambil alih tanah yang dimiliki kaum anshor tetapi tidak
berhasil, dan mereka kemudian bercocok tanam di sana. Meningkatnya pendapatan
baitul maal sebagai keuangan publik adalah efek tambahan.
Penyediaan Layanan Kesejahteraan Sosial
Dengan memberikan subsidi negara kepada fakir dan misqin dalam jumlah besar,
program ini bertujuan untuk memberi mereka modal untuk menjadi ladang usaha,
sehingga derajat sosial mereka dapat ditingkatkan melalui bisnis. Subsidi negara yang
besar diberikan kepada fuqara dan masakin, dan pemerintah menjamin bahwa mereka
tidak akan kekurangan selama satu tahun. Imam Nawawi menekankan pentingnya
memberi orang-orang yang tidak mampu memulai bisnis modal yang cukup besar.
terangkat dari garis kemiskinan. Langkah-langkah untuk mewujudkannya sebagai
berikut:
a) Pemenuhan kebutuhan dasar para mustahiq
b) Peningkatan distribusi pendapatan sehingga mustahiq menjadi kelompok
masyarakat dengan penghasilan mid – income.
Setiap sumber pendapatan negara dimanfaatkan untuk tujuan tertentu:
a) Membantu orang yang tidak mampu
b) Menolong fakir miskin
c) Menyiapkan perumahan bagi orang yang miskin
d) Membayar gaji bagi orang yang mengumpulkan / mengelola zakat
e) Melunasi utang orang yang tidak mampu melunasinya
f) MenyebarkanIslamdikalangannonmuslim
g) Membebaskan budak
h) Membiayai kegiatan sosial.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Nabi Muhammad SAW Menjabat sebagai kepala negara Madinah kemudian
merubah sistem ekonomi dan keuangan negara sesuai dengan ketentuan Al-Quran dan
Assunah. M Rasulullah SAW membentuk Lembaga Baitul al maal untuk
penyimpanan kekaayaan harta negara. Pemasukan kekayaan negara berasal dari zakat,
kharaj, jizyah, dan perimaan lainnya. Kebijakan fiskal yang diambil oleh pemerintah
dalam bidang anggaran belanja negara dengan tujuan untuk mencapai kestabilan
ekonomi yang lebih baik dan laju pembangunan ekonomi yang cepat dan stabil.
Dalam kebijakan fiskal modern, pajak merupakan sumber penerimaan negara
yang paling utama, karena pajak berfungsi untuk memasukkan uang
sebanyakbanyaknya kedalam kas negara dan mengatur penyelenggaraan politiknya
disegala bidang. Pemerintah lewat kebijakan fiskal, yaitu manipulasi pajak dan
pengeluaran pemerintah sebagai upaya untuk mencapai tingkat pendapatan atau
kesempayan kerja penuh, serta stabilisasi tingkat harga (inflasi).
Sedangkan terhadap kebijakan fiskal pada masa awal Islam, terlihat bahwa
zakat memainkan peranan yang sangat penting untuk mencapai tujuan kebijakan
fiskal, yaitu untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan untuk melakukan fungsi
pengaturan dalam rangka mencapai tujuan ekonomi tertentu, seperti pertumbuhan
ekonomi dan penciptaan investasi dan lapangan kerja.