Anda di halaman 1dari 4

PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

NAMA : Faisal Afif Sulaeman


NIM : 191100
MATA KULIAH : Hukum Ekonomi Islam
SEMESTER/KELAS : VI/ B4
DOSEN PENGAMPU : SAJI SONJAYA, S.H., M.H.Kes.

1. a. Pengertian Ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang terjadi setelah prinsip ekonomi
yang menjadi pedoman kerjanya, dipengaruhi dan dibatasi oleh ajaran-ajaran Islam. Atau
Sistem Ekonomi Islam adalah pengaruh yang dipancarkan oleh ajaran-ajaran Islam
terhadap prinsip ekonomi yang menjadi pedoman bagi setiap kegiatan ekonomi, yang
bertujuan menciptakan alat-alat untuk memuaskan berbagai keperluan manusia.
pengertian ekonomi Islam adalah tanggapan pemikir-pemikir muslim terhadap tantangan
ekonomi pada zamannya. Dalam upaya ini mereka dibantu oleh Al-Quran dan Hadist
serta alasan dan pengalaman.
b. ekonomi Islam mengedepankan prinsip-prinsip ekonomi yang bertujuan untuk
mensejahterakan manusia, adapun beberapa prinsip ekonomi Islam ialah sebagai berikut:
 Mencegah Kesenjangan Sosial, “Dan dirikankah sembahyang, tunaikanlah zakat
dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat” (QS An-Nur: 56). Dalam
ekonomi Islam diutamakan untuk memberikan bantuan kepada orang lain yang
membutuhkan, meskipun tetap memperbolehkan kompetisi, hal ini bukan berarti
mengesampingkan kepedulian terhadap orang lain dan lingkungan.
 Tidak Bergantung Kepada Nasib Atau Keberuntungan, Segala yang berhubungan
dengan perjudian dan mengandalkan keberuntungan adalah sesuatu yang dilarang
dalam ekonomi Islam. Prinsip ekonomi Islam mengacu pada kejelasan transaksi
dan tidak bergantung pada keberuntungan yang tidak jelas, apalagi sampai
melalaikan kerja keras dan ikhtiar.
 Mencari Dan Mengelola Kekayaan Alam, Dalam prinsip ekonomi Islam, setiap
manusia diharuskan mencari dan mengelola sumber daya alam sebaik-baiknya.
Hal ini termasuk dalam memaksimalkan hasil bumi, hubungan kerjasam dengan
orang lain dan lain-lain.
 Melarang Praktik Riba, Seperti yang telah disebutkan diatas, sistem ekonomi
Islam melarang praktik riba dalam setiap kegiatan ekonomi karena dianggap dapat
menyengsarakan peminjam dana, khususnya mereka yang kurang mampu.
 Membuat Catatan Transaksi Dengan Jelas, Dalam ekonomi Islam, setiap transaksi
yang terjadi harus dicatat dengan baik. Hal ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya konflik atau masalah dimasa depan karena adanya potensi kelalaian
atau lupa.
 Mengutamakan Keadilan Dan Keseimbangan Dalam Berniaga, Dalam ekonomi
Islam juga memerintahkan agar kegiatan niaga berjalan secara adil dan seimbang.
Artinya setiap melakukan transaksi maka pembeli maupun penjual tidak boleh

02092021
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

melakukan hal-hal yang dapat merugikan satu sama lain, misalnya menipu atau
membohongi.
2. Nilai- nilai ekonomi Islam
1)Tauhid (Keesaan Tuhan) Tauhid merupakan fondasi fundamental ajaran Islam. Bahwa
tauhid itu yang membentuk 3 (tiga) asas pokok filsafat Ekonomi Islam.
2)Adl atau Keadilan Allah adalah Sang pencipta seluruh yang ada di muka bumi ini, dan
adl (keadilan) merupakan salah satu sifat-Nya. Allah menganggap semua manusia itu
sama (egalitarianism) di hadapan-Nya dan memiliki potensi yang sama untuk berbuat
baik, karena yang menjadi pembeda bagi-Nya hanya tingkat ketaqwaan setiap
individunya.
3)Nubuwwah (Kenabian) Karena sifat cinta, kasih, sayang, dan kebijaksanaan Allah,
manusia tidak dibiarkan semena-mena hidup di dunia ini tanpa mendapat petunjuk dan
bimbingan dari-Nya. Maka dari itu diutuslah para nabi dan rasul sebagai delegasi dalam
menyampaikan petunjuk Allah kepada manusia tentang bagaimana hidup yang baik,
benar, dan berkah (hayatun thoyyibah) di dunia, dan mengajarkan jalan/cara untuk
kembali kepada Allah jika ia melakukan kesalahan atau kekhilafan (taubah).
4)Khilófah (Pemerintahan) Khilafah merupakan representasi bahwa manusia adalah
pemimpin (khalifah) di dunia ini dengan dianugerahi seperangkat potensi mental dan
spiritual oleh Allah SWT, serta disediakan kelengkapan sumberdaya alam atau materi
yang dapat dimanfaatkan dalam rangka untuk sustainibilitas atau keberlangsungan
hidupnya.
5) Ma’ad atau Hasil Pada dasarnya manusia diciptakan di dunia ini untuk berjuang, dari
belum bisa berjalan menjadi bisa berlari, dari belum bisa melafalkan kata-kata menjadi
bisa berbicara, dan masih banyak contoh lainnya. Dalam perspektif Islam dunia adalah
ladang akhirat, maksudnya dunia merupakan tempat bagi manusia untuk mencari bekal
dengan bekerja, beraktivitas, dan beramal shaleh.
3. Aliran atau mahzab ekonomi Islam menjadi tiga bagian besar. Pertama mazhab baqir as-sadr,
kedua mazhab mainstream, dan ketiga mazhab alternatif-kritis.
1) mazhab baqir as-sadr. Mahzab ini dipelopolri Baqir as-Sadr dengan bukunya yang fenomenal
"Iqtishaduna" (Our Economics). Mazhab ini berpendapat ilmu ekonomi tidak pernah bisa
sejalan dengan Islam. Ekonomi tetap ekonomi dan Islam tetap Islam. Keduanya tidak pernah
dapat disatukan karena keduanya berasal dari fislosofi yang kontradiktif. Yang satu anti-
Islam, yang lainnya Islam.
2) mazhab mainstream. Mazhab ini berbeda pendapat dengan mazhab baqir. Mazhab kedua ini
justru setuju bahwa masalah ekonomi muncul karena sumber daya yang terbatas yang
dihadapkan pada keinginan manusia yang tidak terbatas. Keterbatasan sumber daya memang
ada, bahkan diakui pula oleh Islam. Dalil yang dipakai adalah: "Dan sungguh akan Kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar"

02092021
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

3) mazhab alternatif-kritis. Pelopor mahzab ini adalah Timur Kuran (Ketua Jurusan Ekonomi
University of Sourthen California), Jomo (Yale, Cambridge, Harvad, Malaya), Muhammad
Arif, dan lain-lain. Mazhab ini mengkritik mazhab sebelumnya. Mazhab baqir dikirik sebagai
mazhab yang berusaha menemukan hal baru yang sebenarnya sudah ditemukan oleh orang
lain. Menghancurkan teori lama, kemudian menggantinya dengan teori baru. Sementara itu,
mazhab mainstream dikritiknya sebagai jiplakan dari ekonomi neoklasik (modern) yang
menghilangkan variabel riba dan memasukkan variabel zakat dan niat.
4. Ekonomi Islam sebagai alternatif perkembangan ekonomi, Sistem ekonomi Islam didirikan
diantara sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis (komunis). Pokok dan prinsipnya
adalah memberikan kepada individu hak-hak asasi dan pribadi-pribadi seluruhnya dengan suatu
cara yang tidak merusak keseimbangan dalam pembagian kekayaan. Pada satu segi, Islam
memberikan kepada individu haknya mengenai milik perorangan dan haknya dalam melakukan
tindakan terhadap kekayaan. Pada sisi yang lain, Islam mengikat tiap-tiap hak dan tiap-tiap
tindakan itu dengan berbagai ikatan moral dari dalam dan ikatan perundang-undangan dari luar,
dengan tujuan sumber-sumber kekayaan tidak tertumpuk pada satu tempat secara besar- besaran.,
tetapi beredar dan berpindah-pindah diantara berbagai individu dan perorangan, hingga masing-
masing memperoleh bagiannya yang sah dan pantas. Sistem Ekonomi Islam beranggapan bahwa
ikatan diantara kepentingan masyarakat adalah erat, semata-mata karena pihak keduanya. Antara
keduanyan harus ada keselarasan dan keserasian, bukan persaingan dan pertentangan.
Sistem ekonomi Islam sebagai sistem ekonomi alternatif merupakan konsepsi sistem
pembangunan ekonomi jangka panjang yang penekanannya pada pelibatan rakyat secara penuh
dengan pengawasan pemerintah dalam mengembangkan kreatifitas potensi ekonominya sebagai
cara untuk mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap kekuatan ekonomi nasional. Pemerataan
distribusi pendapatan secara terbuka, egaliter, adil dan demokratis dengan tetap mempertahankan
tingkat pertumbuhan ekonomi merupakan sasaran dari sistem ekonomi ini.
5. Skema kepemilikan dalam Islam
.

Islam mengakui kepemilikan individu asal didapatkan dan dibelanjakan dengan cara yang syar’i.
harta pribadi dalam penggunaanya tidak boleh memiliki dampak negatif terhadap pihak lain.
selain itu, individu bebas dalam pemanfaatan harta miliknya secara produktif, melindungi harta
tersebut dan memindahkannya dengan dibatasi oleh syariat yang ada. hal ini untuk mengurangi
kesia-siaan dalam kepemilikan harta.

Selain kepemilikan pribadi Islam juga mengakui kepemilikan umum dan Negara. kepemilikan
umum meliputi mineral padat, cair dan gas yang asalnya dari dalam perut bumi. benda benda
tersebut dimasukkan ke dalam golongan milik umum karena memiliki kebermanfaatan besar

02092021
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

bagi masyarakat dan menyangkut hajat hidup masyarakat itu sendiri sehingga dimasukkan
kedalam golongan harta milik umum dan dikelola oleh negara. sedangkan, harta milik negara
yaitu segala bentuk penarikan yang dilakukan oleh negara secara syari kepada masyarakatnya
seperti pajak, hasil pengelolahan pertanian, perdagangan dan industri yang masuk kedalam kas
negara. harta milik negara ini kemudian dibelanjakan untuk kepentingan warganya.

02092021

Anda mungkin juga menyukai