Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 1

Nama Anggota : 1. Rafli Imani Firjatullah (01031482225002)

2. Detri Hairani (01031482225003)

3. Diva Alifia Raudha (01031482225006)

Mata Kuliah : Akuntansi Syariah

Dosen Pengampu : Dr. Emylia Yuniartie, S.E., M.Si., Ak., CA

SISTEM EKONOMI ISLAM

A. Pengertian Sistem Ekonomi Islam

Menurut Muhammad Abdullah Al-‘Arabi, ekonomi Islam adalah sekumpulan dasar-


dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari Al-Qur'an dan As-Sunnah dan merupakan
bangunan perekonomian yang didirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut sesuai dengan
tiap lingkungan dan masa. Sedangkan, menurut Muhammad Syauqi Al-Fanjari, ekonomi Islam
adalah ilmu yang mengarahkan kegiatan ekonomi dan mengaturnya sesuai dengan dasar-dasar
dan siasat ekonomi Islam. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa ekonomi Islam adalah kegiatan ekonomi yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-
Sunnah.

Menurut Syukri Iska, sistem ekonomi Islam merupakan suatu konsepan antara dua
unsur, yaitu kekayaan di dunia yang merupakan hak mutlak Allah dan kepada manusia
diamanahkan segala yang ada di muka bumi untuk diproses atas dasar khilafah. Aturan dan
nilai sistem ekonomi Islam dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kesejahteraan ekonomi dalam kerangka norma-norma moral Islam.


2. Persaudaraan dan keadilan menyeluruh.
3. Pemberian pendapatan yang adil.
4. Kebebasan individu dalam konteks kepentingan sosial.

B. Sumber Hukum Sistem Ekonomi Islam


Sumber hukum ekonomi Islam meliputi:

1
1. Al-Qur'an: sumber pertama dan utama ekonomi Islam, didalamnya terdapat hal
ihwal yang berkaitan dengan ekonomi, dan juga terdapat hukum-hukum yang
berkaitan tentang ekonomi, misalnya: ayat tentang haramnya riba dan halalnya jual
beli (Al-Baqarah: 275).
2. As-Sunnah: di dalamnya terdapat khazanah aturan perekonomian Islam seperti
hadis yang memerintahkan untuk menjaga dan melindungi harta, baik milik pribadi
atau umum serta tidak boleh mengambil yang bukan miliknya.
3. Ijtihad: seperti kitab-kitab fikih, baik bersifat umum, yaitu kitab-kitab fikih yang di
dalamnya terdapat bab tentang muamalah, maupun kitab-kitab fikih khusus tentang
ekonomi Islam, Fatwa tentang ekonomi Islam, seperti fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN-MUI), Putusan Pengadilan Agama Tentang perkara ekonomi Islam
dan lain-lain.

C. Ekonomi Islam Antara Sistem dan Ilmu Pengetahuan

Dalam definisi umum, sistem merupakan keseluruhan yang kompleks, yakni yang
saling berhubungan, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang dirumuskan secara sistematis.
Islam membedakan ilmu ekonomi dan sistem ekonomi. Alasannya karena ada dua fakta
berbeda yaitu: (1) dalam pengaturan urusan masyarakat dari segi pemenuhan harta kekayaan
(barang dan jasa) melalui teknik produksi; (2) dalam pengaturan urusan masyarakat cara
memperoleh, memanfaatkan dan mendistribusikan kekayaan. Pembahasan yang pertama lebih
banyak berkaitan dengan kegiatan teknik memperbanyak jumlah barang dan jasa serta
bagaimana cara menjaga pengadaannya (produksi). Ini lebih tepat dikategorikan dalam ilmu
ekonomi. Pembahasan kedua sama sekali tidak dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya
kekayaan, tetapi hanya berhubungan dengan tata kerja (mekanisme) pendistribusian. Ini lebih
tepat dikategorikan dalam sistem ekonomi.

D. Sistem Ekonomi Islam Antara Suatu Ilmu Pengetahuan yang Normatif dan Positif

Menurut pengertiam umum, ilmu ekonomi positif mempelajari masalah ekonomi


seperti apa adanya. Sedangkan, ilmu ekonomi normatif mempersoalkan bagaimana seharusnya
sesuatu itu. Para ahli lain secara sederhana memandang bahwa ilmu ekonomi Islam adalah
suatu ilmu pengetahuan normatif. Tetapi menurut M. A. Manan, aspek-aspek normatif dan

2
positif dalam ekonomi Islam saling berkaitan erat, sehingga setiap usaha untuk memisahkannya
akan berakibat menyesatkan dan tidak produktif.

E. Paradigma Sistem Ekonomi Islam

Paradigma menurut Thomas Kuhn adalah kerangka referensi atau pandangan dunia
yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu teori. Dengan pengertian ini, paradigma
sistem ekonomi Islam, yaitu:

1. Prinsip (al mabda'), yaitu aqidah Islamiyah yang menjadi landasan pemikiran (al-
qa'idah al-fikriyah) bagi segala pemikiran Islam.
2. Dasar (al-asas), yaitu sejumlah kaidah umum yang mendasar dalam syariah Islam yang
lahir dari akidah Islam, yang secara khusus menjadi landasan bagunan sistem ekonomi
Islam. Asas itu terdiri atas tiga dasar (pilar), yaitu kepemilikan (al-milkiyah),
pemanfaatan kepemilikan (tasharruf fi milkiyah), distribusi kekayaan kepada
masyarakat (tauzi' ats-tasarwah baina an-nas) melalui mekanisme syariah.

Aqidah Islamiyah sebagai paradigma umum ekonomi Islam menerangkan bahwa Islam
adalah agama dan sekaligus ideologi sempurna yang mengatur segala aspek kehidupan tanpa
kecuali, termasuk aspek ekonomi.

F. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam

Pada pelaksanaannya, sistem ekonomi Islam mengedapankan prinsip-prinsip ekonomi


yang bertujuan untuk mensejahterakan manusia. Adapun beberapa prinsip ekonomi Islam
adalah sebagai berikut:

1. Mencegah Kesenjangan Sosial


“Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya
kamu diberi rahmat.” (QS An-Nur: 56). Dalam ekonomi Islam diutamakan untuk
memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan. Meskipun tetap
memperbolehkan kompetisi, hal ini bukan berarti mengesampingkan kepedulian
terhadap orang lain dan lingkungan.

3
2. Tidak Bergantung Kepada Nasib atau Keberuntungan
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya
terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya
lebih besar dari manfaatnya.” (QS Al-Baqarah: 219). Segala yang berhubungan
dengan perjudian dan mengandalkan keberuntungan adalah sesuatu yang dilarang
dalam ekonomi Islam. Prinsip ekonomi Islam mengacu pada kejelasan transaksi dan
tidak bergantung pada keberuntungan yang tidak jelas, apalagai sampai melalaikan
kerja keras dan ikhtiar.
3. Mencari dan Mengelola Kekayaan Alam
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS Al
Jumuah: 10). Dalam prinsip ekonomi Islam, setiap manusia diharuskan mencari dan
mengelola sumber daya alam sebaik-baiknya. Hal ini termasuk dalam memaksimalkan
hasil bumi, hubungan kerjasama dengan orang lain, dan lain-lain.
4. Melarang Praktik Riba
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS Al-Baqarah: 278).
Seperti yang telah disebutkan di atas, sistem ekonomi Islam melarang praktik riba
dalam setiap kegiatn ekonomi karena dianggap dapat menyengsarakan peminjam dana,
khususnya mereka yang kurang mampu.
5. Membuat Catatan Transaksi dengan Jelas
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar” (QS Al Baqarah: 282). Dalam
ekonomi Islam, setiap transaksi yang terjadi harus dicatat dengan baik. Hal ini bertujuan
untuk mencegah terjadinya konflik atau masalah di masa depan karena adanya potensi
kelalaian atau lupa.
6. Mengutamakan Keadilan dan Keseimbangan dalam Berniaga.
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca
yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS Al Isra:
35). Dalam ekonomi Islam juga memerintahkan agar kegiatan niaga berjalan secara adil
dan seimbang. Artinya, setiap melakukan transaksi maka pembeli maupun penjual tidak
boleh melakukan hal-hal yang dapat merugikan satu sama lain, misalnya menipu atau
membohongi.
4
G. Karakteristik Sistem Ekonomi Islam

Menurut Ahmad Izzan dan Syahri Tanjung, keistimewaan dan karakteristik ekonomi
Islam, yaitu:

1. Ekonomi Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari konsep Islam yang utuh
dan menyeluruh.
2. Aktivitas ekonomi Islam merupakan suatu bentuk ibadah.
3. Tatanan ekonomi Islam memiliki tujuan yang sangat mulia.
4. Ekonomi Islam merupakan sistem yang berakar dari keimanan dan bertanggung jawab
kepada Allah (Muraqabatullah).
5. Ekonomi Islam merupakan sistem yang menyelaraskan antara maslahah individu dan
maslahah umum.

H. Konsep Ekonomi Islam

Ekonomi Islam memiliki sifat dasar sebagai ekonomi Robbani dan Insani. Robbani
karena ekonomi Islam sarat dengan tujuan dan nilai-nilai Ilahiyah. Sedangkan Insani, karena
sistem ekonomi Islam dilaksanankan dan ditujukan untuk kemaslahatan manusia. Sebagaimana
dalam konsep ekonomi islam, yaitu:

1. Konsep Tauhid
Menjelaskan tentang keesaan Allah, yaitu bagaimana hubungan manusia dengan Allah
serta hubungan manusia dengan sesamanya dan alam sekitarnya, semua mesti serasi
dengan nilai-nilai yang telah ditetapkan Allah. Dalam beraktivitas temasuk dalam
bidang ekonomi manusia harus berdasarkan ketentuan Allah yang telah digariskan
dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
2. Konsep Rububiyyah
Menjelaskan bahwa peraturan yang telah ditetapkan Allah bertujuan untuk memelihara
dan menjaga kehidupan manusia ke arah kesempurnaan dan kemakmuran.
3. Konsep Khilafah
Menetapkan bahwa manusia sebagai khalifah. Dengan status khalifah, manusia tidak
boleh berbuat semaunya, karena kata khalifah menegaskan makna wakalah (wakil).
4. Konsep Tazkiyah
Membentuk kesucian jiwa dan ketinggian akhlak sejalan dengan diutusnya Rasulullah

5
Saw, yaitu untuk menyempurnakan akhlak dan budi pekerti manusia. Baik hal itu
berhubungan dengan Allah, manusia, dan alam sekitar. Dan konsep tazkiyah ini
menimbulkan konsep falah,' yang merupakan kunci kesuksesan bagi mereka di dunia
dan akhirat.

I. Nilai-nilai Perekonomian Islam


1. Perekonomian masyarakat luas bukan hanya masyarakat Muslim. Akan menjadi baik
bila menggunakan kerangka kerja atau acuan norma-norma Islam.
2. Keadilan dan persaudaraan menyeluruh, setiap individu diikat oleh persaudaraan dan
kasih sayang bagai satu keluarga. Keadilan dalam Islam memiliki implikasi sebagai
berikut:
• Keadilan sosial.
• Keadilan ekonomi.
• Keadilan distribusi pendapatan.
• Kebebasan individu dalam konteks kesejahteraan sosial.

J. Nilai Instrumen Ekonomi Islam

Menurut A. M. Saefudd pada sistem ekonomi Islam terdapat lima instrumen yang
strategis, yaitu:

1. Zakat
2. Pelarangan riba
3. Kerja sama ekonomi
4. Jaminan sosial
5. Peranan negara dalam perekonomian ialah menyusun kebijakan dan perencanaan
ekonomi, pengelolaan hak milik umum dan negara, menjaga mekanisme pasar, dan
pengawasan dan penghukuman kejahatan ekonomi.

K. Ciri-ciri Ekonomi Islam

Menurut Ahmad Muhammad al-Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, ciri-ciri
ekonomi Islam, yaitu:

6
1. Ekonomi Islam merupakan bagian dari ajaran Islam yang menyeluruh. Hal yang
terpenting yang membedakan adalah hubungannya yang sempurna dengan agama
Islam, baik sebagai akidah maupun sebagai syariat.
2. Kegiatan ekonomi dalam Islam bersifat pengabdian.
3. Kegiatan ekonomi Islam bercita-cita luhur.
4. Pengawasan terhadap kegiatan ekonomi islam adalah pengawasan sebenarnya.
5. Ekonomi islam merealisasikan keseimbangan antara kepentingan individu dan
masyarakat.

L. Dasar-dasar Ekonomi Islam


Dasar-dasar ekonomi Islam yaitu sebagai berikut:
1. Mengakui Hak Memiliki (baik secara individu atau umum)
Sistem ekonomi Islam mengakui hak seseorang untuk memiliki apa saja yang dia
inginkan dari barang-barang produksi ataupun barang-barang konsumsi. Dan dalam
waktu yang bersamaan mengakui juga kepentingan umum.
2. Kebebasan Ekonomi Bersyarat
Islam memberikan kebebasan bagi setiap individu untuk memiliki, memproduksi, dan
mengonsumsi. Setiap individu bebas untuk berjual beli dan menentukan upah/harga
dengan berbagai nilai nominal, tetapi dengan syarat tidak bertentangan dengan
kepentingan umum.
3. Ar-Takaful Al-jtima'i (Kebebasan dalam menanggung suatu kebaikan)
Dalam kerangka ekonomi Islam adalah kebersaman yang timbal balik antarsesama
masyarakat. Misal: zakat, pinjaman, hadiah, hibah, sedekah, dll.

M. Manfaat Ekonomi Islam

Apabila mengamalkan ekonomi Islam akan mendatangkan manfaat yang besar bagi
umat Islam berupa:

1. Mewujudkan integritas seorang Muslim yang kaffah, sehingga Islamnya tidak lagi
parsial.
2. Menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah melalui bank syariah, asuransi
syariah, reksadana syariah, pegadaian syariah dan atau baitul maal wat tamwil (BMT)
mendapatkan keuntungan di dunia dan di akhirat.
3. Praktik ekonomi seorang Muslim yang berdasarkan syariat Islam bernilai ibadah.

7
4. Mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan Syariah.
5. Mengamalkan ekonomi syariah dengan menjadi nasabah bank syariah berarti
mendukung upaya pemberdayan ekonomi umat Islam.
6. Mengamalkan ekonomi syariah berarti mendukung gerakan amar ma'ruf nahi munkar.

N. Filsafat Ekonomi Islam

Dalam filsafat ekonomi Islam terdapat tiga asas pokok, yaitu:

1. Asas yang menjelaskan bahwa dunia dan seluruh isinya, termasuk alam semesta adalah
milik Allah Swt., dan berjalan menurut kehendak-Nya.
2. Asas yang menjelaskan bahwa Allah Swt, merupakan pencipta semua makhluk hidup
yang ada di alam semesta ini.
3. Asas yang menjelaskan bahwa iman kepada hari kiamat akan memengaruhi pola pikir
dan tingkah laku ekonomi manusia.

O. Struktur Sistem Ekonomi Islam

Struktur sistem ckonomi Islam terdiri dari tiga bagian yaitu:

1. Sektor siyasi atau sektor pemerintah


Sektor ini berfungsi: 1) merancang dan melaksanakan peraturan ekonomi negara, 2)
menata dan mengurus segala harta milik negara, dan 3) mengawasi segala kegiatan di
sektor bank maupun swasta.
2. Sektor tijari atau sektor swasta
Objektivitas pihak swasta untuk menjalankan aktivitas ekonomi ini adalah: 1)
melaksanakan kewajiban berusaha dalam mencari rezeki yang halal dan menunaikan
tanggung jawab infak, 2) menjauhkan diri dari perbuatan menumpuk harta, dan 3)
melaksanakan tanggung jawab sebagai khalifah Allah untuk memakmurkan negara dan
pertumbuhan ekonomi.
3. Sektor ijtima'i atau sektor kebajikan
Untuk membantu golongan yang lemah dan menyediakan suatu skema kesejahteraan
sosial serta menyediakan prasarana di tingkat yang dasar. Hukum-hukum yang
bersangkutan dengan sektor ini adalah: zakat, sedekah, hibah, wakaf, dll.

8
P. Metodologi Ekonomi Islam

Menurut Muhammad Ahmad Al-Zarqa, bahwa ekonomi Islam mempunyai 3 (tiga)


kerangka metodologi sebagai berikut:

1. Persumtions and Ideas atau disebut dengan ide dan prinsip dasar dari ekonomi Islam.
Ide dimaksud bersumber dari Al-Qur' an, Sunnah, dan Ra'yu, dalam makna fikih Al-
Maqashid.
2. Nature of value Judgement atau pendekatan nilai hukum Islam terdapat kondisi
ekonomi yang terjadi. Pendekatan dimaksud, berkaitan dengan konsep utilitas dalam
Islam.
3. Positive Part of Economics Science menjelaskan tentang realitas ekonomi dan
bagaimana konsep hukum Islam dapat diaplikasikan dalam kondisi nyata dan riil.

Q. Faktor-faktor Ekonomi Islam


1. Faktor produksi berarti tidak hanya tunduk pada proses perubahan sejarah yang didesak
oleh banyak kekuatan yang berlatar belakang penguangan, tenaga kerja, tanah dan
modal, tetapi juga kerangka moral dan etika sebagaimana yang tertulis dalam syariat.
2. Faktor konsumsi, ada beberapa prinsip konsumsi dalam islam, yaitu prinsip keadilan,
kebersihan, kesederhanaan, murah hati, dan moralitas.
3. Faktor sirkulasi adalah sejumlah transaksi dan operasi yang dipakai orang untuk
sirkulasi barang dan jasa, melalui cara jual beli, leasing, penyewaan, agensi, dan
sebagainya dari berbagai jenis transaksi dan bisnis.
4. Faktor Distribusi didasarkan pada dua nilai manusiawi, yaitu kebebasan dan keadilan.

R. Tujuan Sistem Ekonomi Islam

Prinsip-prinsip yang mengarahkan pengorganisasian kegiatan-kegiatan ekonomi pada


tingkat individu dan negara bertujuan lebih mencapai tujuan-tujuan menyeluruh dalam sistem
ekonomi Islam, yakni:

1. Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok.


Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia harus bekerja.
2. Keadilan dalam peran serta ekonomi.
3. Stabilitas ekonomi dan pertumbuhan.

9
S. Etika Ekonomi Islam

Etika ialah teori tentang perilaku perbuatan manusia, dipandang dari nilai baik dan
buruk, sejauh yang dapat dikemukakan oleh akal. Berasal dari ethos yang artinya “adat istiadat”
atau “kebiasaan”. Berarti secara etimologis etika identic dengan moral. Bersumber utama dari
agama. Etika ekonomi Islam termuat lebih dari seperlima ayat-ayat yang dimuat dalam Al-
Quran. Menurut Heri Sudarsono, etika ekonomi islam, yaitu: 1) keberadaan tuntunan Allah
sebagai pusat control setiap kegiatan ekonomi islam, 2) keseimbangan, dan 3) kebebasan untuk
memilih tindakan atau kebijakan ekonomi, namun dibatasi dengan perlunya tanggungjawab.

10

Anda mungkin juga menyukai