Menurut Syukri Iska, sistem ekonomi Islam merupakan suatu konsepan antara dua
unsur, yaitu kekayaan di dunia yang merupakan hak mutlak Allah dan kepada manusia
diamanahkan segala yang ada di muka bumi untuk diproses atas dasar khilafah. Aturan dan
nilai sistem ekonomi Islam dapat disimpulkan sebagai berikut:
1
1. Al-Qur'an: sumber pertama dan utama ekonomi Islam, didalamnya terdapat hal
ihwal yang berkaitan dengan ekonomi, dan juga terdapat hukum-hukum yang
berkaitan tentang ekonomi, misalnya: ayat tentang haramnya riba dan halalnya jual
beli (Al-Baqarah: 275).
2. As-Sunnah: di dalamnya terdapat khazanah aturan perekonomian Islam seperti
hadis yang memerintahkan untuk menjaga dan melindungi harta, baik milik pribadi
atau umum serta tidak boleh mengambil yang bukan miliknya.
3. Ijtihad: seperti kitab-kitab fikih, baik bersifat umum, yaitu kitab-kitab fikih yang di
dalamnya terdapat bab tentang muamalah, maupun kitab-kitab fikih khusus tentang
ekonomi Islam, Fatwa tentang ekonomi Islam, seperti fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN-MUI), Putusan Pengadilan Agama Tentang perkara ekonomi Islam
dan lain-lain.
Dalam definisi umum, sistem merupakan keseluruhan yang kompleks, yakni yang
saling berhubungan, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang dirumuskan secara sistematis.
Islam membedakan ilmu ekonomi dan sistem ekonomi. Alasannya karena ada dua fakta
berbeda yaitu: (1) dalam pengaturan urusan masyarakat dari segi pemenuhan harta kekayaan
(barang dan jasa) melalui teknik produksi; (2) dalam pengaturan urusan masyarakat cara
memperoleh, memanfaatkan dan mendistribusikan kekayaan. Pembahasan yang pertama lebih
banyak berkaitan dengan kegiatan teknik memperbanyak jumlah barang dan jasa serta
bagaimana cara menjaga pengadaannya (produksi). Ini lebih tepat dikategorikan dalam ilmu
ekonomi. Pembahasan kedua sama sekali tidak dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya
kekayaan, tetapi hanya berhubungan dengan tata kerja (mekanisme) pendistribusian. Ini lebih
tepat dikategorikan dalam sistem ekonomi.
D. Sistem Ekonomi Islam Antara Suatu Ilmu Pengetahuan yang Normatif dan Positif
2
positif dalam ekonomi Islam saling berkaitan erat, sehingga setiap usaha untuk memisahkannya
akan berakibat menyesatkan dan tidak produktif.
Paradigma menurut Thomas Kuhn adalah kerangka referensi atau pandangan dunia
yang menjadi dasar keyakinan atau pijakan suatu teori. Dengan pengertian ini, paradigma
sistem ekonomi Islam, yaitu:
1. Prinsip (al mabda'), yaitu aqidah Islamiyah yang menjadi landasan pemikiran (al-
qa'idah al-fikriyah) bagi segala pemikiran Islam.
2. Dasar (al-asas), yaitu sejumlah kaidah umum yang mendasar dalam syariah Islam yang
lahir dari akidah Islam, yang secara khusus menjadi landasan bagunan sistem ekonomi
Islam. Asas itu terdiri atas tiga dasar (pilar), yaitu kepemilikan (al-milkiyah),
pemanfaatan kepemilikan (tasharruf fi milkiyah), distribusi kekayaan kepada
masyarakat (tauzi' ats-tasarwah baina an-nas) melalui mekanisme syariah.
Aqidah Islamiyah sebagai paradigma umum ekonomi Islam menerangkan bahwa Islam
adalah agama dan sekaligus ideologi sempurna yang mengatur segala aspek kehidupan tanpa
kecuali, termasuk aspek ekonomi.
3
2. Tidak Bergantung Kepada Nasib atau Keberuntungan
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya
terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya
lebih besar dari manfaatnya.” (QS Al-Baqarah: 219). Segala yang berhubungan
dengan perjudian dan mengandalkan keberuntungan adalah sesuatu yang dilarang
dalam ekonomi Islam. Prinsip ekonomi Islam mengacu pada kejelasan transaksi dan
tidak bergantung pada keberuntungan yang tidak jelas, apalagai sampai melalaikan
kerja keras dan ikhtiar.
3. Mencari dan Mengelola Kekayaan Alam
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS Al
Jumuah: 10). Dalam prinsip ekonomi Islam, setiap manusia diharuskan mencari dan
mengelola sumber daya alam sebaik-baiknya. Hal ini termasuk dalam memaksimalkan
hasil bumi, hubungan kerjasama dengan orang lain, dan lain-lain.
4. Melarang Praktik Riba
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS Al-Baqarah: 278).
Seperti yang telah disebutkan di atas, sistem ekonomi Islam melarang praktik riba
dalam setiap kegiatn ekonomi karena dianggap dapat menyengsarakan peminjam dana,
khususnya mereka yang kurang mampu.
5. Membuat Catatan Transaksi dengan Jelas
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang
penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar” (QS Al Baqarah: 282). Dalam
ekonomi Islam, setiap transaksi yang terjadi harus dicatat dengan baik. Hal ini bertujuan
untuk mencegah terjadinya konflik atau masalah di masa depan karena adanya potensi
kelalaian atau lupa.
6. Mengutamakan Keadilan dan Keseimbangan dalam Berniaga.
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca
yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS Al Isra:
35). Dalam ekonomi Islam juga memerintahkan agar kegiatan niaga berjalan secara adil
dan seimbang. Artinya, setiap melakukan transaksi maka pembeli maupun penjual tidak
boleh melakukan hal-hal yang dapat merugikan satu sama lain, misalnya menipu atau
membohongi.
4
G. Karakteristik Sistem Ekonomi Islam
Menurut Ahmad Izzan dan Syahri Tanjung, keistimewaan dan karakteristik ekonomi
Islam, yaitu:
1. Ekonomi Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari konsep Islam yang utuh
dan menyeluruh.
2. Aktivitas ekonomi Islam merupakan suatu bentuk ibadah.
3. Tatanan ekonomi Islam memiliki tujuan yang sangat mulia.
4. Ekonomi Islam merupakan sistem yang berakar dari keimanan dan bertanggung jawab
kepada Allah (Muraqabatullah).
5. Ekonomi Islam merupakan sistem yang menyelaraskan antara maslahah individu dan
maslahah umum.
Ekonomi Islam memiliki sifat dasar sebagai ekonomi Robbani dan Insani. Robbani
karena ekonomi Islam sarat dengan tujuan dan nilai-nilai Ilahiyah. Sedangkan Insani, karena
sistem ekonomi Islam dilaksanankan dan ditujukan untuk kemaslahatan manusia. Sebagaimana
dalam konsep ekonomi islam, yaitu:
1. Konsep Tauhid
Menjelaskan tentang keesaan Allah, yaitu bagaimana hubungan manusia dengan Allah
serta hubungan manusia dengan sesamanya dan alam sekitarnya, semua mesti serasi
dengan nilai-nilai yang telah ditetapkan Allah. Dalam beraktivitas temasuk dalam
bidang ekonomi manusia harus berdasarkan ketentuan Allah yang telah digariskan
dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
2. Konsep Rububiyyah
Menjelaskan bahwa peraturan yang telah ditetapkan Allah bertujuan untuk memelihara
dan menjaga kehidupan manusia ke arah kesempurnaan dan kemakmuran.
3. Konsep Khilafah
Menetapkan bahwa manusia sebagai khalifah. Dengan status khalifah, manusia tidak
boleh berbuat semaunya, karena kata khalifah menegaskan makna wakalah (wakil).
4. Konsep Tazkiyah
Membentuk kesucian jiwa dan ketinggian akhlak sejalan dengan diutusnya Rasulullah
5
Saw, yaitu untuk menyempurnakan akhlak dan budi pekerti manusia. Baik hal itu
berhubungan dengan Allah, manusia, dan alam sekitar. Dan konsep tazkiyah ini
menimbulkan konsep falah,' yang merupakan kunci kesuksesan bagi mereka di dunia
dan akhirat.
Menurut A. M. Saefudd pada sistem ekonomi Islam terdapat lima instrumen yang
strategis, yaitu:
1. Zakat
2. Pelarangan riba
3. Kerja sama ekonomi
4. Jaminan sosial
5. Peranan negara dalam perekonomian ialah menyusun kebijakan dan perencanaan
ekonomi, pengelolaan hak milik umum dan negara, menjaga mekanisme pasar, dan
pengawasan dan penghukuman kejahatan ekonomi.
Menurut Ahmad Muhammad al-Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, ciri-ciri
ekonomi Islam, yaitu:
6
1. Ekonomi Islam merupakan bagian dari ajaran Islam yang menyeluruh. Hal yang
terpenting yang membedakan adalah hubungannya yang sempurna dengan agama
Islam, baik sebagai akidah maupun sebagai syariat.
2. Kegiatan ekonomi dalam Islam bersifat pengabdian.
3. Kegiatan ekonomi Islam bercita-cita luhur.
4. Pengawasan terhadap kegiatan ekonomi islam adalah pengawasan sebenarnya.
5. Ekonomi islam merealisasikan keseimbangan antara kepentingan individu dan
masyarakat.
Apabila mengamalkan ekonomi Islam akan mendatangkan manfaat yang besar bagi
umat Islam berupa:
1. Mewujudkan integritas seorang Muslim yang kaffah, sehingga Islamnya tidak lagi
parsial.
2. Menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah melalui bank syariah, asuransi
syariah, reksadana syariah, pegadaian syariah dan atau baitul maal wat tamwil (BMT)
mendapatkan keuntungan di dunia dan di akhirat.
3. Praktik ekonomi seorang Muslim yang berdasarkan syariat Islam bernilai ibadah.
7
4. Mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan Syariah.
5. Mengamalkan ekonomi syariah dengan menjadi nasabah bank syariah berarti
mendukung upaya pemberdayan ekonomi umat Islam.
6. Mengamalkan ekonomi syariah berarti mendukung gerakan amar ma'ruf nahi munkar.
1. Asas yang menjelaskan bahwa dunia dan seluruh isinya, termasuk alam semesta adalah
milik Allah Swt., dan berjalan menurut kehendak-Nya.
2. Asas yang menjelaskan bahwa Allah Swt, merupakan pencipta semua makhluk hidup
yang ada di alam semesta ini.
3. Asas yang menjelaskan bahwa iman kepada hari kiamat akan memengaruhi pola pikir
dan tingkah laku ekonomi manusia.
8
P. Metodologi Ekonomi Islam
1. Persumtions and Ideas atau disebut dengan ide dan prinsip dasar dari ekonomi Islam.
Ide dimaksud bersumber dari Al-Qur' an, Sunnah, dan Ra'yu, dalam makna fikih Al-
Maqashid.
2. Nature of value Judgement atau pendekatan nilai hukum Islam terdapat kondisi
ekonomi yang terjadi. Pendekatan dimaksud, berkaitan dengan konsep utilitas dalam
Islam.
3. Positive Part of Economics Science menjelaskan tentang realitas ekonomi dan
bagaimana konsep hukum Islam dapat diaplikasikan dalam kondisi nyata dan riil.
9
S. Etika Ekonomi Islam
Etika ialah teori tentang perilaku perbuatan manusia, dipandang dari nilai baik dan
buruk, sejauh yang dapat dikemukakan oleh akal. Berasal dari ethos yang artinya “adat istiadat”
atau “kebiasaan”. Berarti secara etimologis etika identic dengan moral. Bersumber utama dari
agama. Etika ekonomi Islam termuat lebih dari seperlima ayat-ayat yang dimuat dalam Al-
Quran. Menurut Heri Sudarsono, etika ekonomi islam, yaitu: 1) keberadaan tuntunan Allah
sebagai pusat control setiap kegiatan ekonomi islam, 2) keseimbangan, dan 3) kebebasan untuk
memilih tindakan atau kebijakan ekonomi, namun dibatasi dengan perlunya tanggungjawab.
10