DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 10
1. Hairunnissa Anwar
2. Ayu Dewi Lestari
3. winda La Ulet
4. Yuyun D Radjab
5. Reza Kamalludin
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, kami sampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah
ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita.Amin.Wassalamu‟alaikum wr
BAB 1
PENDAHULUAN
Ekonomi Islam atau Ekonomi berbasis Syariah adalah sebuah sistem ekonomi
yangmemiliki tujuan utama untuk kesejahteraan umat. Sistem ekonomi syariah
berpedoman penuh pada Al - Qur‟an dan As - Sunnah. Hukum - hukum yang melandasi
prosedurtransaksinya sepenuhnya untuk kemaslahatan masyarakat, sehingga tidak ada
satu pihakyang merasa dirugikan. Kesejahteraan masyarakat dalam Ekonomi Islam
tidak hanyadiukur dari aspek materilnya, namun mempertimbangkan dampak sosial,
mental danspiritual individu serta dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan. Syariat
Islam telahmengajarkan tatacara manusia dalam menjalankan hidupnya dari segala
aspek. Tidakhanya dalam aspek religious, tetapi juga mengatur perilaku manusia
sebagai mahluk sosial,menjaga hubungan antar sesama manusia, hubungan manusia
dengan alam, dan menghindarkan dari perilaku–perilaku menyimpang agar dapat
tercipta kedamaian dan ketentraman.
Sedangkan menurut Toto Tasmara dalam bukunya etos kerja pribadi muslim
ada 14 karakter etos kerja seorang muslim (Toto Tasmara, 1995:61) karakter
tersebut adalah:
2.6 Zakat
1. Pengertian Zakat
Zakat adalah salah satu ibadah pokok yang menjadi kewajiban bagi
setiap individu (Mukallaf) yang memiliki harta untuk mengeluarkan harta
tersebut sesuai dengan aturan -aturan yang berlaku dalam zakat itu sendiri.
Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga setelah Syahadat dan Shalat,
sehingga merupakan ajaran yang sangat penting bagi kaum muslimin, juga
sebagai pengikat solidaritas dalam masyarakat dan mendidik jiwa untuk
mengalahkan kelemahan dan mempraktikkan pengorbanan diri serta
kemurahan hati.Secara bahasa zakat berarti suci, baik, berkah, tumbuh, dan
berkembang.Secara istilah zakat adalah sebagian harta yang wajib diberikan
kepada orang-orang tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula (Didin
Hafidhuddin, 1998:13).Zakat merupakan dasar prinsipil untuk menegakkan
struktur sosial Islam.Zakat bukanlah derma atau sedekah biasa, ia adalah
sedekah wajib. Setiap muslim yang memenuhi syarat tertentu, berdasarkan
dalil sebagai berikut:
Artinya:
Islam itu berdiri di atas lima dasar yaitu bersaksi bahwa tiadaTuhan
selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat,
membayar zakat, naik haji, dan puasa ramadhan.
Zakat bukan hanya kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan akan mendapat
dosa tetapi lebih dari itu zakat memiliki tujuan yang jelas. Dengan terlaksananya
lembaga zakat secara baik dan benar diharapkan kesulitan dan penderitaan fakir miskin
dapat berkurang. Di samping itu dengan pengelolaan zakat yang professional berbagai
permasalahan yang terjadi dalam masyarakat yang ada hubungannya dengan mustahiq
zakat juga dapat dipecahkan.
Zakat menurut istilah berarti, sejumlah harta tertentu yang diwajibkan olehAllah
swt. untuk diberikan kepada para mustahik yang disebutkan dalam Al-Qur‟an. Atau
bisa juga berarti sejumlah tertentu dari harta tertentu yang diberikan untuk orang
tertentu .Zakat menurut segi kebahasaan berarti, berkah, bersih, berkembang dan baik.
Dinamakan zakat karena, dapat mengembangkan dan menjauhkan harta yang telah
diambil zakatnya dari bahaya. Dengan mengeluarkan zakat diharapkan hati dan jiwa
seseorang yang menunaikan kewajiban zakat itumenjadi bersih. Hal ini sesuai dengan
ayat al-Qur‟an :“Pungutlah zakat dari kekayaan mereka, engkau bersihkan dan sucikan
mereka dengannya” (al-Taubah:10).Dari ayat tersebut tergambar bahwa zakat yang
dikeluarkan oleh para“muzakki” (wajib zakat) itu dapat mensucikan dan membersihkan
hati mereka.
Zakat selain merupakan ibadah kepada Allah juga mempunyai dampaks osial
yang nyata. Dari satu segi zakat adalah ibadah, namun dari segi lain merupakan
kewajiban sosial. Zakat merupakan dasar prisipiil untuk menegakkan struktur sosial
Islam. Zakat bukanlah derma atau sedekah biasa,namun sedekah wajib.Orang-orang
yang berhak menerima zakat disebut mustahiq.
2. Pengelolaan Zakat
Terkait dengan perkenomian saat ini yang masih dikategorikan ekonomi rendah,
terutama di Indonesia. Maka pengelolaan zakat dikembangkan dalam perkonomian
tersebut dengan tujuan dapat meningkatkan sedikit demi sedikit perekonomian rendah
yang masih ada, sehingga mampu meningkatkankesejahteraan umat Islam khususnya
dan masyarakat pada umumnya. Olehkarena itu pada tahun 1990-an , beberapa
perusahaan dan masyarakatmembentuk Baitul Mal atau lembaga zakat yang bertugas
mengelola dana.
Tujuan utama usaha-usaha pengelolaan zakat di Indonesia adalah agar bangsa
Indonesia lebih mengamalkan seluruh ajaran agamanya, dalam hal inizakat yang
diharapkan dapat menunjang perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai
masyarakat adil dan makmur materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila UUD
1945.Dalam pelaksaannya, pengelolaan zakat tidaklah selalu berjalan mulus,ada beberpa
masalah dan solusi yang harus dilaksanakan. Salah satunya adalahmasalah pemahaman zakat,
masih banyak masyarakat yang pengertianmengenai zakat itu sendiri masih minim. Maka
upaya untuk menghadapimasalah tersebut adalah penyebarluasan pengertian zakat secara baik
dan benar. Upaya lain adalah perumusan fikih zakat baru yaitu dengan adanya kerja sama
multi disipliner antara para ahli berbagai bidang yang erat hubungannya dengan zakat.
Dalam menjalankan pengelolaan zakat, amil zakat sebagai pengelola juga
harus berpegang teguh pada tujuan pengelolaan zakat, antara lain:
1. Mengangkat harkat dan martabat fakir miskin dan membantunya keluar
darikesuliatan dan penderitaan.
2. Membantu pemecahan masalah yang dihadapi oleh para mustahik
3. Menjembatani antara yang kaya dengan yang miskin dalam suatumasyarakat
4. Meningkatkan Syi‟ar Islam.
5. Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara
6. Mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial dalam masyarakat.Dengan
prinsip-prinsip pengelolaan dan tujuan pengelolaan zakat dipegang oleh amil
zakat baik berupa badan atau lembaga, maka zakat , infaq,maupun,
shodaqoh dapat tersalurkan dan tercapainya tujuan utama zakattersebut
dengan baik dan tepat sasaran.
2.7 Wakaf
1. Pengertian waqaf
Wakaf berasal dari kata “waqofa” artinya menahan, dalam hal ini menahan harta
untuk diwakafkan. Harta yang telah diserahkan oleh Wakifkepada Nazhir (untuk
waktu selamanya), kepemilikannya berpindah kepadaAllah SWT. Harta tersebut
bukan milik wakif dan juga bukan milik nazhir.Sedangkan harta yang diserahkan
oleh Wakif kepada Nazhir agardimanfaatkan (untuk waktu tertentu), masih menjadi
milik Wakif, sehinggaharus dikembalikan kepada Wakif setelah jangka waktu
pemanfaatan hartawakaf berakhir.Harta wakaf (baik untuk waktu selamanya
maupun untuk waktu tertentu)tidak dapat dijual, dihibahkan, diwariskan atau
apapun yang dapat menghilangkan kewakafannya. Peran Nazhir adalah hanya
mengelola hartawakaf tersebut agar jangan berkurang, dan mengupayakannya
berkembang sehingga hasil (keuntungannya) dapat digunakan untuk keperluan
sosial (mauquf alaih).Di dalam Islam wakaf adalah salah satu bentuk sedekah yang
dianjurkan meskipun perintahnya tidak disebutkan secara tegas sebagaimana halnya
zakat,namun para ahli dipandang sebagai landasan perintah untuk berwakaf, yaitu:
1. Al-Qur‟an Surat al-Hajj :
عبُ ُد ْوا َربَّ ُك ْم َوا ْف َعلُوا ْ َوا ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُوا ارْ َكع ُْوا َوا ْس ُج ُد ْوا
ۚ ْال َخ ْي َر لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِح ُْو َن
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, ruku´lah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat
kemenangan.
2. Surat Al-Baqarah : 267
Artinya:
Hai orang-orang beriman, berinfaklah dari hasil kerja kalian yang baik-baik dan
hasil bumi yang kalian dapatkan seperti pertanian,tambang dan sebagainya.
Janganlah kalian sengaja berinfak dengan yangburuk-buruk. Padahal kalian
sendiri, kalau diberikan yang buruk seperti itu, akan mengambilnya dengan
memicingkan mata seakan tidak ingin memandang keburukannya. Ketahuilah
Allah tidak membutuhkan sedekahkalian.Dia berhak untuk dipuji karena
kemanfaatan dan kebaikan yang telah ditunjuki-Nya.
2. Hadits
Hadits Diriwayatkan dari Ibnu Umar, Umar bin Khatab mempunyai
tanah(kebun) di Khaibar, lalu ia datang kepada Nabi SAW, untuk meminta
petunjuk mengenai tanah tersebut, ia berkata Wahai Rasulullah sayamemperoleh
tanah di Khaibar, yang belum pernah saya peroleh harta yanglebih baik bagiku
melebihi tanah itu, apa perintah engkau (kepadaku)mengenainya? Nabi SAW
menjawab, jika mau kamu tahan pokoknya dankamu sedekahkan (hasilnya), Ibnu
Umar berkata maka Umarmenyedekahkan tanah itu (dengan mensyaratkan) tanah
itu tidak dijual,tidak dihibahkan, dan tidak diwariskan ia menyedekahkan hasilnya
kepadafuqara, kerabat, riqab (hamba sahaya, orang tertindas), sabilillah, ibnusabil,
dan tamu. Tidak berdosa dari orang yang mengelola untuk memakandari (hasil)
tanah itu secara ma'ruf (wajar) dan memberi makan (kepada orang lain) tanpa
menjadikannya sebagai harta hak milik. Rawi berkata,saya menceritakan hadis
tersebut kepada Ibnu Sirin, lalu ia berkata ghairamutaatstsilin malan' (tanpa
menyimpanya sebagai harta hak milik. (H.R.al-Bukhari, Muslim, al Tharmidzi, al-
Nasa'i).
Secara etimologi, wakaf berasal dari kata waqf yang berarti al-habs yang
berbentuk masdar (infinitive noun)dengan arti “menahan, berhenti,atau diam”.
Apabila kata tersebut dihubungkan dengan harta sepertitanah, binatang dan yang
lain, berarti pembekuan hak milik untuk faedahtertentu. Secara lexicografis
(perkamusan), kataal- waqf sama artinyadenganat-tahbis danatt-asbil,yaitual-
habs„an at -tas{arruf, “mencegahagar tidak mengelola”. Kata waqf dibatasi
penggunaanya pada obyek tertentu, yakni benda wakaf, sehingga kata al-waqf
disamakan pengertiannya dengan al-habs. Kata ini dalam dalam Mausu„ah
FiqhUmar Ibn Khottab diartikan dengan menahan asal harta dan menjalankan
hasilnya.
Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendiri
kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur
dalamIslam dengan prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita, sesungguhnya bukan
milik manusia, melainkan hanya titipan dari Allah SWT agar dimanfaatkan sebaik-
baiknya demikepentingan umat manusia yang pada akhirnya semua akan kembali
kepada Allah SWT untuk dipertanggung jawabkan.
Infaq dapat diberikan kepada siapa saja dan dimana saja kepada orang
yangmemerlukan. Berbeda dengan zakat, infaq tidak menentukan jumlah harta yang
harusdikeluarkan. Dalam pelaksanaannya, infaq dapat dilakukan secara sembunyi
atau terang-terangan, tergantung dari maksud pemberi infaq. Ketentuan infaq juga
sudah jelas diauturoleh beberapa ayat di Al-quran, jadi sudah tidak ada alasan bagi
seseorang yangmempunyai harta lebih untuk berinfaq
5.2 Saran
Ekonomi dalam Islam mengajarkan seorang muslim harus memperhatikan
ketentuan-ketentuan syari‟at, dimana Islam sebagai way of life, sebagai rahmatan lil
alamin telah memberikan petunjuk kepada kita tentang bagaimana suatu keteraturan
itu dibentukdisemua lini kehidupan baik dunia maupun akhirat, termasuk aturan
dalam bermuamalahatau kita persempit lagi, aturan berekonomi. Dalam
perekenomian Islam tersebut sangatdilarang yang namanya riba dan sejenisnya. Hal
ini dilarang karena dapat merugikan baikdalam bentuk materi atau lainnya. Oleh
karna itu, hendaknya kita melakukan suatu usahaekonomi secara jujur, terbuka tanpa
ada suatu hal yang ditutupi agar tidak ada pihak yang dirugikan.