Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan kasus ini akan membahas tentang adanya kesesuaian antara teori dan
hasil asuhan keperawatan pada Tn.H dengan TB Paru yang telah dilakukan pada tanggal 03
November 2022 di RSD Tidore Kepulauan. Proses keperawatan yang dilakukan meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan
evaluasi keperawatan.

Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses Keperawatan, dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi
dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian keperawatan merupakan dasar pemikiran
dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

Dari pengkajian pada tanggal 03 November 2022 didapatkan data dari pengkajian aspek bio :
data subjektif meliputi yang ditemukan, yaitu : klien mengatakan sesak nafas,batuk
berlendir,nyeri dada disaat batuk. Data objektif : Pasien tampak lemas, kepatenan jalan nafas
tidak bebas karena adanya sputum,pola nafas dyspnea,Tekanan darah : 140/90 mmHg, Nadi:
120x/m, SPO2: 98%, Respirasi: 28x/menit Pada Tn.H dilakukan pemeriksaan BTA dan hasilnya
positif serta data-data yang didapat sudah menunjukkan untuk ditegakkannya diagnosa
tuberkulosis paru. Data-data yang menunjukkan bahwa Tn.H menderita tuberkulosis paru yaitu :
pasien mengeluh sesak nafas,batuk berlendir, terlihat lemas, pernapasan 28x/menit. Pembahasan
hasil pengkajian yang ditemukan penulis dalam melakukan pengkajian tanggal 03 November
2022 sudah sesuai dengan apa yang ada sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori dan
praktik.

Pemeriksaan fisik adalah mengukur tanda-tanda vital dan pengukuran lainnya. Pemeriksaan head
to toe pada semua bagian tubuh. Pemeriksaan fisik menggunakan teknik Inspeksi, Palpasi,
Perkusi, dana Auskultasi (Potter dan Perry, 2005).
Hasil pengkajian fisik pada klien didapatkan Pemeriksaan dada: inspeksi paru pengembangan
dada kanan-kiri simetris, tampak menggunakan otot bantu penafasan, palpasi Vocal vremitus
normal, . Tanda-tanda vital tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 120 x/menit, SPO2: 98%, respirasi
28 x/m suara nafas tambahan Rhonky.

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik berlangsung aktual maupun
potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons klien individu,
keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. (SDKI DPP PPNI
2017).

Berdasarkan data hasil pengkajian dan analisa data, diagnosa keperawatan menurut SDKI
(2018) yang dapat ditegakkan pada Tn.H ialah dengan prioritas diagnosa Bersihan jalan nafas
tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan dan nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologi. Berikut pembahasan diagnosa yang muncul sesuai teori pada kasus Tn.H :

a. bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan ditandai dengan
sesak nafas dan batuk tidak keluar lendirnya.
Berdasarkan SDKI (2017) terdapat gejala dan tanda mayor 80-100% untuk validasi
diagnosis dan terdapat tanda minor : tanda dan gejala tidak harus ditemukan, namun jika
ditemukan dapat mendukung penegakan diagnosa. Adapun gejala dan tanda mayor subjektif
(tidak tersedia) dan data objektif : suuara nafas tambahan ronkhi. Sedangkan gejala dan tanda
minor subjektif dispnea,sulit bicara,ortopnea dan data objektif : gelisah,sianosis,frekuensi
nafas berubah dan pola nafas berubah. Pemeriksaan fisik pada Tn.H dengan data mayor dan
minor didapatkan data yang sesuai data mayor (objektif) suara nafas tambahan yaitu Ronkhi
dan didapatkan tanda minor (objektif) yaitu frekuensi nafas 28x/m dan pola nafas dyspnea.

b. nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis


Berdasarkan SDKI (2017) terdapat gejala dan tanda mayor 80-100% untuk validasi
diagnosis dan terdapat tanda minor : tanda dan gejala tidak harus ditemukan, namun jika
ditemukan dapat mendukung penegakan diagnosa. Adapun gejala dan tanda mayor subjektif
mengeluh nyeri dan data objektif : tampak meringis,bersikap proktektif (mis.waspada,posisi
menghidari nyeri) dan gelisah. Sedangkan gejala dan tanda minor subjektif (tidak tesedia)
dan data objektif : tekanan darah meningkat,pola nafas berubah,nafsu makan berubah,proses
berpikir terganggu,menarik diri,berfokus pada diri sendiri dan diaforesis. Pemeriksaan fisik
pada Tn.H dengan data mayor dan minor didapatkan data yang sesuai data mayor (objektif)
yaitu tampak meringis dan gelisah dan didapatkan tanda minor (objektif) yaitu tekanan darah
140/90 mmHg dan pola nafas dyspnea.

Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang
diharapkan (SIKI DPP PPNI 2018).
Intervensi asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada kedua klien belum
menggunakan standar intervensi keperawatan Indonesia (SIKI) dan standar luaran keperawatan
indonesia (SLKI). adapun tindakan pada standar intervensi keperawatan indonesia terdiri atas
observasi, terapeutik, edukasi, dan kolaborasi (PPNI, 2018).
Berdasarkan perencanaan kasus Tn.H , tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
intervensi yang telah disusun dengan masalah Bersiahan jalan nafas tidak efektif menurut SIKI
(2018). Intervensi yang dilakukan kepada Tn.H dengan tujuan setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1x3 jam di harapkan Bersihan jalan nafas meningkat dengan kriteria hasil :
batuk efektif meningkat,ronkhi menurun,produksi sputum menurun,dispnea
menurun,penggunaan otot bantu nafas menurun,frekuensi nafas menurun.Rencana tindakan
dalam bersihan jalan nafas tidak efektif meliputi identifikasi penyebab sekresi yang
tertahan,identifikasi kemampuan batuk, monitor adanya sputum,monitor bunyi nafas,monitor
pola nafas,posisi semi fowler,berikan minum air hangat,jelaskan tujuan dan prosedur
batuk,anjurkan batuk efektif dan kolaborasi pemberian oksigen dan pemberian mukolitik,jika
perlu.
Berdasarkan perencanaan kasus Tn.H tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan
intervensi yang telah disusun dengan masalah Nyeri akut menurut SIKI (2018). Intervensi yang
dilakukan kepada Tn. H dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x3 jam
diharapkan tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil : keluhan nyeri menurun,meringis
menurundan gelisah menurun. Rencana tindakan keperawatan dalam manajemen nyeri meliputi
identifikasi lokasi karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas intensitas nyeri,mengidentifikasi skala
nyeri,berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri dan ajarkan teknik non
farmakologi untuk mengurangi nyeri.

Implementasi keperawatan
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan.
Implementasi merupakan langkah keempat dari proses keperawatan yang telah direncanakan
oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi, dan
menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan
(Ali 2016)
Pelaksanaan tindakan keperawatan pada Tn. H dilakukan pada tanggal 03 November
2022 di ruang IGD RSD Tidore Kepulauan dilakukan sesuai dengan intervensi yang disusun dan
disesuaikan dengan masalah keperawatan yang ditemukan pada klien.
Berdasarkan rencana tindakan keperawatan yang telah dibuat dan
disusun untuk mengatasi masalah bersihan jalan nafas tidak efektif terhadap Tn. H tindakan
yang dilakukan sesuai intervensi yaitu melakukan identifikasi penyebab sekresi yang
tertahan,identifikasi kemampuan batuk, monitor adanya sputum,monitor bunyi nafas,monitor
pola nafas,posisi semi fowler,berikan minum air hangat,jelaskan tujuan dan prosedur
batuk,anjurkan batuk efektif dan kolaborasi pemberian oksigen dan pemberian mukolitik,jika
perlu. .
Berdasarkan rencana tindakan keperawatan yang telah dibuat dan
disusun untuk mengatasi masalah nyeri akut terhadap Tn. H tindakan
yang dilakukan sesuai dengan intervensi yaitu melakukan identifikasi lokasi
karakteristik,durasi,frekuensi,kualitas intensitas nyeri,mengidentifikasi skala nyeri,berikan teknik
non farmakologi untuk mengurangi nyeri dan ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi
nyeri.

Evaluasi keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilaiapakah tindakan
keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah (Meirisa,
2013). Pada tahap evaluasi, perawat dapat mengetahui seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pelaksanaan telah tercapai (Ali, 2014).
Evaluasi yang ditemukan setelah dilakukan perawatan selama 3 jam pada Tn. H masalah
bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan didapatkan hasil
setelah dilakukan identifikasi kemampuan batuk kembali mendapatkan klien mengatakan masih
batuk dan lendir keluar dan masih sesak nafas pada jam 21.00 dengan begitu masalah belum
teratasi dan lanjutkan intervensi. Evaluasi yang ditemukan setelah dilakukan perawatan selama 3
Jam pada Tn. H masalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencefera fisiologis didapatkan
hasil klien mengatakan nyeri dada disaat batuk berkurang jika klien dengan posisi setengah
duduk dengan begitu masalah untuk diagnosa nyeri akut belum teratasi dan lanjutkan intervensi.
Berdasarkan asuhan keperawatan pada Tn.H dengan diagnosa Tuberkulosis Paru di RSD
Tidore Kepulauan yang dimulai pada hari Kamis 03 November 2022, sehingga dapat diketahui
sejauh mana keberhasilan proes Asuhan Keperawatan yang telah dilaksanakan. Adapun
pembahasan yang pergunakan berdasarkan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1. Dari pengkajian pada tanggal 03 November 2022 didapatkan data dari pengkajian aspek
bio : data subjektif meliputi yang ditemukan, yaitu : klien mengatakan sesak nafas,batuk
berlendir,nyeri dada disaat batuk. Data objektif : Pasien tampak lemas, kepatenan jalan
nafas tidak bebas karena adanya sputum,pola nafas dyspnea,Tekanan darah : 140/90
mmHg, Nadi: 120x/m, SPO2: 98%, Respirasi: 28x/menit Pada Tn.H dilakukan
pemeriksaan BTA dan hasilnya positif serta data-data yang didapat sudah menunjukkan
untuk ditegakkannya diagnosa tuberkulosis paru. Data-data yang menunjukkan bahwa
Tn.H menderita tuberkulosis paru yaitu : pasien mengeluh sesak nafas,batuk berlendir,
terlihat lemas, pernapasan 28x/menit.
2. Diagnosa Keperawatan utama yang muncul pada pasien yaitu:
a. bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan sekresi yang tertahan
b. nyeri akut berhubungan dengan fisiologis

Anda mungkin juga menyukai