Anda di halaman 1dari 8

BAB 4

PEMBAHASAN
Proses keperawatan adalah dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek
keperawatan. Hal ini disebutkan sebagai suatu pendekatan problem yang
memerlukan ilmu, teknik dan keterampilan interpersonal dan ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan klien baik sebagai individu, keluarga maupun masyarakat
mengemukakan dalam proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu : pengkajian,
diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi. Pada bab
ini penulis akan mencoba membandingkan konsep teori mengenai asuhan
keperawatan pemenuhan kebutuhan Nutrisi pada Tn.S dengan diagnosa Medis
Anemia Di Ruang Teratai RSUD Dr.Doris Sylvanus Palangka Raya.

4.1 Pengkajian

Pengkajian menurut penulis sesuai fakta, dari hasil pengkajian


pemeriksaan fisik, yang dilakukan pada tanggal 06 Juli 2022 pukul 08.00 WIB
pada Tn.S terdapat masalah klien yaitu pada Kebutuhan Nutrisi terdapat kesulitan
saat duduk akibat pusing data didapat secara langsung melalui wawancara pasien,
ditemukan data-data pasien mengeluh mual, muntah dan pusing , Hasil
pemeriksaan fisik yaitu tanda-tanda vital TD =90/60 mmHgS = 37,7ºC tempat
pemeriksaan axilla, nadi/N = 90 x/menit dan sirkulasi Oksigen 98%. Pada kasus
Anemia pada Tn.S secara teori yang muncul pada keluhan utama yaitu akan
muncul Perfusi Perifer Tidak Efektif. Artinya ada kesenjangan antara teori dan
fakta dari hasil pengkajian keluhan utama.

Pengkajian pada tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematik dalam mengumpulkan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien (Nursalam,
2013:17). Pada keluhan utama biasanya pasien dengan Anemia akan merasakan
pusing.

46
4.2 Diagnosa

Diagnosa munurut penulis sesuai fakta, dari hasil pengkajian pada Tn.S
kasus dengan Anemia, penulis mengangkat 1 diagnosa keperawatan berdasarkan
dari analisa data yang diperoleh didapatkan sesuai dengan prioritas masalah pada
kasus yaitu:

1. Perfusi Perifer Tidak Efektif ( D.0009) kemungkinan penyebab Anemia ,


Penurunan Konsentrasi hemoglobin ditandai dengan pasien mengatakan
mual,muntah pusing
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon
manusia dan individu atau kelompok dimana perawatan secara akuntabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status
kesehatan, membatasi, mencegah dan merubah. Diagnosa keperawatan yang
mungkin muncul pada pasien Intranatal Care menurut Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia (SDKI, 2016) adalah :
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif ( D.0009) berhubungan dengan Penurunan
konsentrasi hemoglobin
Berdasarkan analisa penulis terhadap teoritis diatas ditemukan diagnosa
keperawatan pada pasien dengan Anemia . Ada 1 (satu) diagnosa yang
didapatkan pada TN.S yaitu masalah Perfusi Perifer Tidak Efektif serta
penyebabnya pun sesuai dengan teori.

4.3 Intervensi

Perencanaan/Intervensi munurut fakta dibuat berdasarkan prioritas


masalah yang ditemukan pada Tn.S dengan Anemia yang menjadi prioritas
keperawatan adalah diagnosa yang pertama keperawatan Perfusi Perifer Tidak
Efektif Penurunan Konsentrasi Hemoglobin ditandai dengan pasien mengatakan
mual, muntah dan pusing intervensinya : Periksa sirkulasi perifer (nadi perifer,
edema,pengisian kapiler,warna suhu anklebrachial index) , Monitor panas,

47
kemerahan, nyeri atau bengkak ekstremitas ,Hindari pemasangan infus atau
pengambilan darah dia area keterbatasan perfusi, lakukan hidrasi, ajarkan program
diet untuk memperbaiki sirkulasi (rendah lemak jenuh, minyak ikan omega3
Menurut teori intervensi keperawatan adalah perilaku spesifik yang
diharapkan dari pasien atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat, Setelah
merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perencanaan (Intervensi)
keperawatan, tujuan perencanaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan,
mencegah yang dirasakan oleh pasien.

Berdasarkan analisa penulis terhadap teoritis diatas ditemukan masalah


pasien dengan Anemia harus mendapatkan perhatian khusus karena banyak hal
yang mempengaruhi kondisi umum serta keadaan psikologis pasien. Semua
diagnosa keperawatan dilakukan intervensi keperawatan sesuai dengan diagnosa
yang telah ditetapkan dan kebutuhan klien. Faktor penghambat dalam menentukan
intervensi pada Tn.S terbatasnya pengetahuan perawat dalam merencanakan
asuhan keperawatan sehingga ada banyak tindakan keperawatan tidak dapat
dilaksanakan. Faktor pendukung perencanaan adalah kebijakan ruangan yang
memberikan keleluasaan pada penulis untuk memberikan aktivitas perawatan
dengan menggunakan proses keperawatan

4.4 Implementasi

Implementasi atau pelaksanaan keperawatan yang dilakukan pada hari Rabu,


06 Juli 2022 Pukul 08.00 WIB diruang Teratai RSUD Dr.Doris Sylvanus
Palangka Raya terhadap Tn. S untuk diagnosa pertama keperawatan Perfusi
Perifer tidak efektif Penuran konsentrasi hemoglobin, Implementasinya :
Memeriksa Sirkulasi perifer (nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna, suhu,
anklebrachial index),Memonitor Panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada
ekstremitas
Menurut teori (Doenges, 2014), Implementasi atau pelaksanaan
keperawatan merupakan tahap ke empat dalam proses keperawatan, dimana
rencana perawatan dilaksanakan, pada tahap ini perawat siap menjelaskan dan
melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana

48
keperawatan, agar implementasi perencanaan ini tepat waktu dan efektif terhadap
biaya, perlu mengidentifikasi prioritas perawatan klien kemudian bila telah
dilaksanakan, memantau dan mencatat respon klien terhadap setiap intervensi dan
mendokumentasikannya informasi ini kepada penyediaan perawatan kesehatan
keluarga.

Menurut penulis berdasarkan fakta dan teori uraian diatas bahwa tidak
ditemukan kesenjangan dalam pelaksanaan keperawatan, karena pelaksanaan pada
kasus Tn. S tidak jauh berbeda dengan yang diuraikan oleh teori diatas. Faktor
yang mendukung dalam pelaksanaan keperawatan ini adalah kerjasama keluarga
klien dan tim kesehatan lainnya. Tidak ada faktor penghambat dalam pelaksanaan
keperawatan klien. Keluarga dan perawat bekerjasama dengan baik dan tidak
menolak saat dilakukan tindakan dan orang tua klien cukup kooperatif.

4.5 Evaluasi

Evaluasi adalah menetukan kemajuan klien terhadap pencapaian hasil


yang diharapkan dan keefektifan intervensi keperawatan. Secara teori tahap
evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan
klien dengan tujuan yang telah ditentukan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien, orang tua dan tenaga kesehatan
lainnya.

Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai


tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan. Pada tahap
evaluasi ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu evaluasi formatif (SOAP) dan evaluasi
sumatif ( SOAPIER) ( Setiadi, 2016)

Berdasarkan hasil evaluasi keperawatan yang dilakukan pada hari rabu,


06- kamis, 07 Juli 2022 Pukul 08.00 WIB diruang Teratai RSUD Dr.Doris
Sylvanus Palangka Raya terhadap Tn.S Didapatkan hasil evaluasi pada diagnosa
pertama yaitu Perfusi Perifer Tidak Efektif, masalah keperawatan pada Rabu,06
Juli 2022 belum teratasi karena saat diberikan Tindakan pasien mengatakan masih
mual dan pusing dan Pasien terlihat tampak lemas ,Pengisian kapiler >3 detik,

49
Warna kulit pucat memburuk, Kulit Pasien teraba panas/demam, Konjungtiva
anemis, Pasien terpasang infus Nacl 0,9% 7tpm hasil TTV TD; 90/60 mmHg,
Suhu : 37,7° C Nadi : 90 x /menit Pernapasan : 20x /mnt, pada assesment :
Masalah belum teratasi dan planning: Lanjutkan intervensi

Pada Kamis, 07 Juli 2022 belum teratasi karena saat diberikan Tindakan
pasien masih mengatakan pusing dan Pasien terlihat tampak lemas ,Pengisian
kapiler >3 detik, Warna kulit pucat memburuk, Kulit Pasien teraba panas/demam,
Konjungtiva anemis, Pasien terpasang infus Nacl 0,9% 7tpm, mengambil darah
pasien untuk diperiksa ke lab, HGB 7,4 g/dl dan pasien diberikan Pendidikan
Kesehatan “Anemia” hasil TTV TD; 98/51mmHg, Suhu : 37,2° C Nadi : 92 x
/menit Pernapasan : 23x /mnt, pada assesment : Masalah belum teratasi dan
planning: Lanjutkan intervensi

Berdasarakan fakta dan teori penulis melakukan evaluasi keperawatan


sesuai dengan teori yang telah ditetapkan. Dari hasil evaluasi data dari Catatan
Perkembangan pada Rabu, 06 – Kamis, 07 Juli 2022 yang didapat dengan 1 (satu)
masalah belum teratasi dengan diagnosa keperawatan yaitu Perfusi Perifer Tidak
Efektif sehingga perlu pengawasan dan di kontrol sehingga masalah yang dialami
klien dapat teratasi.

50
BAB 5
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
hemoglobin (Hb) atau hematokrit (Ht) dibawah normal. Anemia menunjukkan
suatu status penyakit atau perubahan fungsi tubuh (Smeltzer, 2001). Anemia
merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin yang
beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
tubuh. Secara laboratoris, anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar hemoglobin
serta hitung eritrosit dan hematokrit di bawah normal (Handayani & Andi, 2008).

Tujuan evaluasi untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan


yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan. Pada tahap
evaluasi ini terdiri dari 2 kegiatan yaitu evaluasi formatif ( SOAP) dan evaluasin
sumatif ( SOAPIER) ( Setiadi, 2016)

Berdasarkan hasil evaluasi keperawatan yang dilakukan pada hari rabu,


06- kamis, 07 Juli 2022 Pukul 08.00 WIB diruang Teratai RSUD Dr.Doris
Sylvanus Palangka Raya terhadap Tn.S Didapatkan hasil evaluasi pada diagnosa
pertama yaitu Perfusi Perifer Tidak Efektif, masalah keperawatan pada Rabu,06
Juli 2022 belum teratasi karena saat diberikan Tindakan pasien mengatakan masih
mual dan pusing dan Pasien terlihat tampak lemas ,Pengisian kapiler >3 detik,
Warna kulit pucat memburuk, Kulit Pasien teraba panas/demam, Konjungtiva
anemis, Pasien terpasang infus Nacl 0,9% 7tpm hasil TTV TD; 90/60 mmHg,
Suhu : 37,7° C Nadi : 90 x /menit Pernapasan : 20x /mnt, pada assesment :
Masalah belum teratasi dan planning: Lanjutkan intervensi

Pada Kamis, 07 Juli 2022 belum teratasi karena saat diberikan Tindakan
pasien masih mengatakan pusing dan Pasien terlihat tampak lemas ,Pengisian
kapiler >3 detik, Warna kulit pucat memburuk, Kulit Pasien teraba panas/demam,
Konjungtiva anemis, Pasien terpasang infus Nacl 0,9% 7tpm, mengambil darah
pasien untuk diperiksa ke lab, HGB 7,4 g/dl dan pasien diberikan Pendidikan

51
Kesehatan “Anemia” hasil TTV TD; 98/51mmHg, Suhu : 37,2° C Nadi : 92 x
/menit Pernapasan : 23x /mnt, pada assesment : Masalah belum teratasi dan
planning: Lanjutkan intervensi

Berdasarakan fakta dan teori penulis melakukan evaluasi keperawatan


sesuai dengan teori yang telah ditetapkan. Dari hasil evaluasi data dari Catatan
Perkembangan pada Rabu, 06 – Kamis, 07 Juli 2022 yang didapat dengan 1 (satu)
masalah belum teratasi dengan diagnosa keperawatan yaitu Perfusi Perifer Tidak
Efektif sehingga perlu pengawasan dan di kontrol sehingga masalah yang dialami
klien dapat teratasi.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Mahasiswa

Saran bagi mahasiswa agar laporan studi kasus ini berguna untuk
menambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa dan mampu mempelajari asuhan
keperawatan dengan diagnosis medis Anemia dan sebagai acuan atau referensi
untuk mahasiswa dalam penulisan laporan studi kasus selanjutnya.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Saran bagi institusi pendidikan agar laporan pendahuluan studi kasus ini
dapat dijadikan sebagai salah satu bahan bacaan atau referensi untuk mahasiswa
dalam membuat asuhan keperawatan terkait pasien dengan diagnosis medis
Anemia pada masa mendatang.

5.2.3 Bagi Institusi RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

Untuk RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya khususnya pada Intranatal
Care, laporan ini dapat memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien dengan diagnosa medis Anemia dan meningkatkan mutu pelayanan

52
53

Anda mungkin juga menyukai