Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Pembahasan studi kasus Asuhan Keperawatan pada klien Tn. B dengan diagnosa post CABG
a/i CAD 3 VD , CVD infark tranformasi perdarahan pneumonia, hiperglikemia reaktif
meliputi pengkajian , perumusan diagnosa, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,
hingga evaluasi keperawatan

1. Pengkajian
Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2021 , menggunakan format
pengkajian keperawatan ICU yang terdiri dari Pre arrival Asessment, pengkajian
sesaat setelah masuk ICU, pengkajian awal medis & Keperawatan ICU.

Dari Pengkajian yang dilakukan pada TN B pada saat pengkajian yang kami
temukan dan berbeda dengan teori adalah pasien tidak ada keluhan lemah
ekstremitas , mual ataupun muntah dan tidak terdapat produksi residu . Pasien
sudah terjadi penurunan kesadaran dan terpasang ventilator mekanik. saat di kaji
kepada keluarga pasien sebelum masuk igd merasakan nyeri punggung dan
berkeringat , serta 1 minggu terakhir menurut keluarga os mengeluh tangan
kebas , mudah lelah saat beraktivitas , pasien post CABG dan membutuhkan
pengawasan dan monitoring hemiodinamik ketat
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah bagian dari proses keperawatan dan merupakan
penilaian terhadap masalah kesehatan yang terdapat pada pasien. Pada diagnosa
keperawatan yang aktual saat kami melakukan pengkajian terdapat 2 diagnosa
yang muncul pada pasien tetapi tidak ada di dalam teori :
1. Infeksi dikarenakan dari hasil rontgen thorax terdapat pneumonia , dari
hasil leukosit lebih dari 19.180/ml, dan dari hasil kultur urine pasien
resisten terhadap obat erytromycin, clindamicyn, benyzylpenicilin, untuk
hemodinamik pasien Td : 117/67mmhg, Nadi : 100x/m ,RR; 24x/m , Spo2
97%, sh : 38,5, terdapat luka stoma pada daerah pemsangan tracheostomi,
terpasang CVC hari ke 7
2. Ketidakstabilan gula darah dikarenakan terjadi hiperglikemia reaktif akibat
terjadinya stroke akt pada pasien baik karena infark maupun
perdarahannya , tetapi tidak semua pasien stroke dapat mengalami
hiperglikemia reaktif

Dan terdapat diagnosa yang muncul dalam teori tetapi tidak ada pada pasien:

1. Defisit nutrisi karena pada saat kami melakukan pengkajian pasien


terpasang NGT, diberikan diit nefrisol 6x200 cc, tidak terdapat
residu sehingga untuk nutrisi pasien terpenuhi
2. Defisit perawatan diri tidak terjadi karena semua kebutuhan os di
penuhi oleh kerjasama medis dan paramedis
3. Gangguan pertukaran gas tidak terjadi karena tidak ada
peningkatan, hasil agd nya Ph : 7,465, PC02 : 27,6mmhg, Po2
164,1 mmhg ,HC03: 20,0mmhg, BE; 2,2 mmol/L saturasi : 97,7%
4. Gangguan komunikasi verbal tidak dapat dikaji karena saat kita
kaji sudah terjadi penurunan kesadaran dan terintubasi
5. Intoleransi aktivitas dikarenakan pasien tidak sadar dan ku pasien
tampak terbaring lemah
.
3. intervensi keperawatan
Perencannaan keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari klien, dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat ,
intervensi dilakukan untuk membantu klien mencapai hasil yang diharapkan .
penulis membuat rencana tindakan keperawatan dengan menentukan tujuan dan
kriteria hasil , melakukan implementasi dalam rentang waktu 3x24 jam untuk
kemudian di evaluasi.
Terdapat kesenjangan antara intervensi dalam dan pada tinjauan kasus , sebab ada
2 diagnosa yang muncul pada pasien tetapi tidak ada dalam teori yaitu :
1. infeksi
2. ketidakstabilan gula darah

dan intervensi yang ada dalam teori terjadi kesenjangan pada tinjauan
kasus karena diagnosa tidak ditemukan pada saat pengkajian seperti

1. defisit nutrisi
2. defisit perawatan diri
3. gangguan pertukaran gas
4. gangguan komunikasi verbal
5. intoleransi aktifitas
4. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan atau perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan
Implementasi merupakan tahap proses keperawatan dimana perawat memberikan
intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap pasien
Dalam melakukan implementasi tidak terdapat kendala yang rumit , karena ketika
kita melakukan implemetasi kita di bantu oleh perawat lain pada saat jaga
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan untuk mengetahui
sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai, evaluasi keperawatan
dilakukan dengan cara membandingkan hasil akhir yang teramati dengan tujuan
dan kriteria hasil yang dibuat dalam rencana keperawatan. Evaluasi keperawatan
biasanya menggunakan evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif kita
gunakan pada saat melakukan implementasi sedangkat evaluasi sumatif kita
lakukan pada saat akhir dinasatau setelah semua aktivitas proses keperawatan
selesai di lakukan
Dalam evaluasi selama pengkajian belum ada perkembangan yang signifikan
dikarenakan kondisi pasien yang memang tidak stabil sehingga encapaian pada
tujuan terdapat kriteria hasil yang belum bisa tercapai
BAB V
PENUTUP

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan langsung terhadap Tn B diagnosa


post CABG a/i CAD 3 VD , CVD infark tranformasi di ruang ICU lantai 2
RSPAD Gatot Suebroto, selama 3 hari . maka penulis dapat mengambil bebrapa
kesimpulan dan memberikan saran

A. Kesimpulan
Stroke adalah gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah
dalam otak yang dapat timbul secara mendadak dalam beberapa detik atau secara
cepat dalam beberapa jam dengan gejala atau tanda-tanda sesuai dengan daerah yang
terganggu.Menurut World Health Organization (WHO),Dalam pemberian asuhan
keperawatan pasien dalam kondisi kritis tentunya perlu kerja sama sesama perawat
dan Tim medis laiinya dalam pengimplentasi, pengawasan dan evaluasi secara
berkala dan konferhensif

CVD (Cerebro Vascular Disease) adalah gangguan peredaran darah otak yang

menyebabkan defisit neurologis mendadak sebagai akibat iskemia (Nurarif,

2015).

B. Saran
1. Bagi pasien dan keluarga
Penulis berharap agar keluarga atau pasien dapat memahami
penyakit dan melakukan hidup sehat di sekitar lingkungan
2. Penulis
Dari hasil studi ini diharapkan dapat memperoleh pengalaman
dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke
infark
3. Bagi rumah sakit
Dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien
hendaknya tetap meningkatkan dan mempertahankan mutu
pelayanan kesehatan yang baik

Anda mungkin juga menyukai