Anda di halaman 1dari 7

Diagnosa Keperawatan

Beberapa diagnosa yang mungkin muncul pada ibu pasca partum


tindakan SC atas indikasi hipertensi dalam kehamilan diantaranya adalah:
a. Kelebihan volume cairan interstisial berhubungan dengan penurunan
tekanan osmotic, perubahan permeabilitas pembuluh darah.
b. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokontriksi iskemi miokard, hipertrofi ventikular.
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang
suplai oksigen ke jaringan.
d. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, peningkatan
tekanan vaskular serebral.
e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
f. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive.
g. Menyusui tidak efektifberhubungan dengan anomali payudara, kurang
pengetahuanibutentang teknik menyusui, reflekhisap bayi buruk,
keletihan.

Perencanaan Keperawatan
a) Kelebihan volume cairan interstisial berhubungan dengan penurunan
tekanan osmotic, perubahan permeabilitas pembuluh darah.
Kriteria hasil: tanda-tanda vital dalambatasnormal tekanan
darah: 110/70-120/80 mmHg, nadi: 60-80x/menit, pernapasan: 16-
20x/menit, suhu: 36,5-37,5C, intake dan output seimbang, tidak terjadi
asites dan edema ekstremitas, berat badan kembali normal, nilai
hematokrit dalam batas normal (37-43%), nilai BUN dalam batas
normal (7-20mg/dl).
Intervensi keperawatan
1) Pantau dan catat intake output setiap hari
2) Monitor tanda-tanda vital, catat waktu pengisian kapiler
(CRT)
3) Pantau atau timbang BB klien.
4) Observasi keadaan edema
5) Kaji distensi vena jugularis dan perifer
6) Kolaborasi dengan dokter pemberian obat diuretik.
b) Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokontriksi iskemi miokard, hipertrofi ventikular.
Kriteria hasil : tanda-tanda vital dalam batas normal tekanan darah:
110/70-120/80 mmHg, nadi: 60- 80x/menit, pernapasan: 16-
20x/menit, suhu: 36,5-37,5 oC, nadi perifer teraba dan teratur, intake
output balance, tidak ada sianosis, dapat mentoleransi aktivitas (tidak
ada kelelahan), tidak ada edema.
Intervensi keperawatan :
1) Kaji dan dokumentasikan tekanan darah, adanya sianosis,
status pernapasan, dan status mental.
2) Pantau tanda kelebihan cairan.
3) Pantau denyut perifer, pengisian ulang kapiler, dan suhu serta
warna ekstremitas.
4) Pantau asupan dan haluaran, haluaran urine, dan BB klien.
5) Kaji toleransi aktivitas klien.
6) Pantau dan dokumentasikanfrekuensi jantung, irama, dan nadi.
c) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang
suplai oksigen ke jaringan.
Kriteria hasil: pengisian kapiler normal (CRT < 2 detik), kekuatan
denyut nadi karotis normal, edema perifer tidak ada, tanda tanda vital
dalam batas normal tekanan darah: 110/70-120/80mmHg, nadi: 60-
80x/menit, pernapasan: 16-20x/menit, suhu: 36,5-37,5 oC.
Intervensi keperawatan :
1) Monitor tanda-tanda vital.
2) Monitor status hidrasi klien.
3) Berikan posisi semi fowler, kepala tinggikan 15-30o .
4) Kaji capillary refill, GCS, warna dalamkelembapankulit.
5) Berikan oksigen tambahansesuai dengan indikasi.
d) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, peningkatan
tekanan vaskular serebral.
Kriteria hasil: tanda-tanda vital dalam batas normal tekanan darah:
110/70-120/80 mmHg, nadi: 60- 80x/menit, pernapasan: 16-
20x/menit, suhu: 36,5-37,5 oC, tidak meringis, tidak menunjukkan raut
wajah kesakitan, skal nyeri berkurang (0-3), klien mampu mengontrol
nyeri dengan teknik non farmakologis, dan klien tampak rileks dan
nyaman.
Intervensi Keperawatan :
1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi
lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, intensitas dan
faktor pencetus.
2) Monitor tanda-tanda vital.
3) Ajarkan teknik non farmakologi seperti teknik relaksasi,
distraksi, imajinasi, dan tarik napas dalam.
4) Berikan posisi nyaman, tidak bising, dan ruangan terang.
5) Kolaborasi dengan dokter terkait pemberian obat analgetik.
e) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Kriteria hasil: klien mampu beraktivitas, klien tampak
bersemangat, TTV dalam batas normal TD: 110/70–120/80 mmHg, N:
60–80x/menit, S: 36,5 – 37,5 oC, RR: 16– 20 x/menit,
Hemoglobindalambatas normal (12-14 g/dl).
Intervensi Keperawatan :
1) Kaji tingkat kemampuanuntuk berpindah dari tempat tidur,
berdiri, dan ambulasi.
2) Monitor tanda-tanda vital.
3) Evaluasi motivasi dankeinginan klien untukmeningkatkan
aktivitas.
4) Bantu klien untuk mengubahposisi secara berkala, bersandar,
duduk, berdiri, dan ambulasi sesuai toleransi.
5) Pantau asupan nutrisi untukmemastikan sumber-sumberenergi
yang adekuat.
f) Risiko infeksi berhubungandengan efek prosedur invasif.
Kriteria Hasil: tidak ada tanda tanda infeksi (kalor, dolor, rubor,
tumor, dan fungsio laesa), leukosit dalam batas normal (5-10ribu/uL),
TTV dalam batas normal TD: 110/70 – 120/80mmHg, N:
60-80x/menit, S: 36,5-37,oC, RR: 16-20x/menit, lukaoperasi tampak
bersih.
Intervensi Keperawatan :
1) Kaji tanda-tanda infeksi.
2) Monitor TTV, terutama suhu.
3) Kaji keadaan luka post SC, keadaan jahitan.
4) Pertahankan teknik septik dan aseptik.
5) Lakukan perawatan luka.
6) Kolaborasi dengan dokter terkait pemberian obat antibiotik.
7) Lakukan pemeriksaan laboratorium (leukosit).
g) Menyusui tidak efektif berhubungan dengan anomali payudara, kurang
pengetahuan ibu tentang teknik menyusui, reflek hisap bayi buruk,
keletihan.
Kriteria Hasil : menggambarkan peningkatan kepercayaan diri
terkait pemberian ASI, mempertahankan keefektifan pemberian ASI
selama yang diinginkan bayinya, ASI keluar, bayi mau menyusu, klien
mengetahui cara merawat payudara bagi ibu menyusui.
Intervensi Keperawatan :
1) Kaji pengetahuan dan pengalaman ibu dalam pemberian ASI.
2) Pantau keterampilan ibudalam menempelkan bayi ke puting.
3) Instruksikan ibu dalam teknik menyusui.
4) Anjurkan ibu untuk menggunakan kedua payudara setiap kali
menyusui.
5) Sediakan informasi tentangkeuntungan dan kerugian pemberian
ASI.
6) Ajarkan klien tentang teknik menyusui yang benar.
Pelaksanaan Keperawatan
Menururt Mufidaturrohmah (2017) Implementasi merupakan
tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana perawatan. Tindakan
keperawatan mencakup tindakan mandiri (independen) dan tindakan
kolaborasi. Tindakan mandiri merupakan aktivitas perawat yang
didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan merupakan
petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain. Bentuk-bentuk
implementasi keperawatan antara lain:
1) Pengkajian untuk mengidentifikasi masalah baru atau
mempertahankan masalah yang ada
2) Pengajaran atau pendidikan kesehatan pada pasien untuk
membantu menambah pengetahuan tentang kesehatan
3) Konseling klien untuk memutuskan kesehatan klien
4) Bentuk penatalaksanaan secara spesifik atau tindakan untuk
memecahkan masalah kesehatan
5) Membantu klien dalam melakukan aktivitas sendiri
6) Konsultasi atau diskusi dengan tenaga kesehatan lainnya.
Evaluasi Keperawatan
Menurut Mufidaturrohmah (2017) evaluasi perkembangan
kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya. Tujuannya adalah untuk
mengetahui perawatan yang diberikan dapat dicapai dan memberikan
umpan balik terhadap perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan
balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Evaluasi dapat berupa
evaluasi struktur, proses dan hasil evaluasi terdiri dari evaluasi formatif
adalah hasil dari umpan balik selama proses keperawatan berlangsung.
Sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah proses
keperawatan selesai dilaksanakan dan memperoleh informasi efektifitas
pengambilan keputusan. Evaluasi keperawatan pada pasien dengan
hipertensi dalam kehamilan yaitu :
1. Subjektif:
a.Klien mengatakan tidak ada pusing maupun nyeri
b. Klien mengatakan nyaman dengan posisinya
c. Klien mengatakan dapat melakukan relaksasi secara mandiri
d. Klien mengatakan nafsu makan baik
e. Klien mengatakan dapat menyusui dengan benar secara mandiri
2. Objektif:
a. Volume cairan kembali normal.
b. Tidak terjadi penurunan curah jantung.
c. Klien menunjukkan keefektifan perfusi jaringan perifer.
d. Nyeri dapat berkurang pada klien.
e. Klien dapat menunjukkan toleransi dalam beraktivitas.
f. Infeksi tidak terjadi.
g. Menyusui kembali efektif.
Sumber:
Mufidaturrohmah. (2017). Dasar-Dasar keperawatan (1st ed.; Turi, ed.).
Yogyakarta: Penerbit Giva Media.

Anda mungkin juga menyukai