Disusun Oleh:
Nama : Andria Wahyuningsih
NIM : G2A221024
JAWAB:
• TURP sindrom adalah suatu keadaan klinik yang ditandai dengan kumpulan gejala akibat
gangguan neurologik, kardiovaskuler dan elektrolit yang disevabkan karena diserapnya
cairan irigasi melalui vena-vena prostat/cabangnya pada kapsul prostat yang terjadi
selama operasi.
• Resiko TURP sindrom meningkat apabila:
1. Ukuran prostat > 45 gr
2. Lama operasi > 90 menit
3. Pasien yang mengalami hiponatremi relative
4. Cairan irigasi 30 liter atau lebih
• Tindakan keperawatan untuk mencegah TURP sindrom:
1. Lama operasi dipercepat
2. Mencikupi kebutuhan natrium
3. Cairan irigasi tidak lebih dari 30 liter
SOAL.
2. Menurut analisa Saudara, apa yang menyebabkan pasien menderita CKD? Jelaskan proses
terjadinya sesuai kasus skenario! (nilai 15)
JAWAB:
Karena pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes (8 tahun) dan hipertensi (3 tahun). Pasien
tidak rutin kontrol dan minum obat DM maupun hipertensi.
• DM yang tidak terkontrol dapat menyebabkan CKD, kadar gula yang tinggi dalam
darah dapat merusak jutaan unit penyaringan kecil di dalam setiap ginjal. Tingginya
gula darah bisa membuat ginjal bekerja ekstra keras untuk membuang kelebihan
kadar gula tersebut menjadi urine. Jika kondisi ini dibiarkan terjadi dalam waktu
lama, maka ginjal dapat mengalami kerusakan dan perlahan-lahan kehilangan
fungsinya untuk menyaring limbah atau racun. Kondisi inilah yang pada akhirnya
menyebabkan gagal ginjal atau CKD.
• Ginjal membantu menyaring limbah dan cairan ekstra dari darah, dan organ tersebut
melibatkan banyak pembuluh darah untuk melakukannya. Ketika pembuluh darah
menjadi rusak, nefron yang menyaring darah tidak menerima oksigen dan nutrisi yang
mereka butuhkan untuk berfungsi dengan baik. Apabila tekanan darah tinggi tidak
terlontrol, akan menyebabkan arteri di sekitar ginjal menyempit, melemah atau
mengeras. Arteri yang rusak ini tidak mampu memberikan cukup darah ke jaringan
ginjal. Akibatnya, ginjal tidak bisa berfungsi dengan baik sehingga menyebabkan
gagal ginjal atau CKD.
Dapat disimpulkan bahwa penyebab CKD pada pasien tersebut akibat dari gula darah yang
tidak terkontrol sekaligus tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol selama bertahun-tahun.
3. a. Jelaskan satu diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan akibat peningkatan tekanan
darah dan ketidakseimbangan kalium yang dialami pasien?
b. Mengapa diagnosa tersebut bisa terjadi? (nilai 15)
JAWAB:
a. Diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan yaitu kelebihan volume cairan berhubungan dengan
gangguan mekanisme regulasi.
b. Akibat tekanan darah tidak terkontrol menyebabkan gangguan dan kerusakan fungsi ginjal,
sehingga GFR menurun dan menyebabkan retensi cairan. Retensi cairan inilah yang menyebabkan
odema pada kedua ekstremitas serta edema pulmonal yang menyebabkan pasien sesak nafas.
DS:Pasien mengeluh sesak nafas.
DO: Pasien tampak sesak napas, ronchi pada kedua paru edema kedua ekstrimitas, hasil
pemeriksaan rontgent CTR 90%, gambaran edema pulmonal.
JAWAB:
a. Kadar Hb yang rendah pada pasien dengan CKD diakibatkan penurunan sekresi
eritropoetin oleh ginjal. Ginjal berfungsi untuk menghasilkan hormon eritropietin (EPO)
yang berfungsi merangsang sumsum tulang untuk membentuk hemoglobin. Jika fungsi
ginjal terganggu, maka ginjal tidak dapat memproduksi cukup EPO, dan sumsum tulang
tidak dapat memproduksi hemoglobin secara optimal. Semakin buruk fungsi ginjal,
semakin sedikit jumlah EPO yang diproduksi. Seiring waktu, akan terjadi penurunan kadar
hemoglobin.
b. DS: Pasien mengatakan sesak nafas
DO: Hasil pemeriksaan lab Hb 4,7 g/dl, pasien tampak sesak napas, ronchi pada kedua paru,
hasil pemeriksaan rontgent CTR 90%, gambaran edema pulmonal.
Dari data tersebut dapat dirumuskan diagnosa keperawatan resiko ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen
berkurang.
5. Jelaskan makna analisis hasil rontgent CTR 90% dan bagaimana proses terjadinya kelainan
tersebut pada pasien CKD? (nilai 10)
JAWAB:
CTR (cardio thorak ratio) adalah perbandingan besar jantung dengan ukuran dada, dimana
normalnya kurang dari 50%. Pada pasien didapatkan hasil rontgen CTR 90%, artinya
terdapat pembesaran organ jantung akibat cairan berlebih yang tidak dapat dikeluarkan oleh
tubuh. Hal ini dapat terjadi karena kerusakan fungsi ginjal menyebabkan retensi cairan,
sehingga terjadi hipervolemi yang dapat menumpuk di tubuh, salah satunya menumpuk di
jantung, sehingga terjadi pembangkakan di jantung akibat penumpukan cairan.
6. a. Bagaimana analisis Saudara terhadap hasil AGD pasien, kelainan apa yang dialami?
c. Sesuai terapi yang diberikan dokter, kolaborasi pemberian terapi apa yang bisa mengatasi
permasalahan pada jawaban 6a? (nilai 10)
JAWAB:
a. pH 7,30 (dibawah normal)
pCO2 34,1 (dibawah normal)
HCO3 19,5 (dibawah normal)
BE -4,9 (dibawah normal)
Hasil Analisa Gas Darah: Asidosis Metabolik
Asidosis metabolik terjadi karena ginjal tidak mampu mengekskresikan ion hydrogen untuk
menjaga pH darah normal. Disfungsi renal tubuler mengakibatkan ketidakmampuan
pengeluaran ion H dan pada umumnya penurunan ekskresi H+ metabolism dalam tubuh dan
tidak difiltrasi secara efektif, NH3 menurun dan sel tubuler tidak berfungsi. Kegagalan
pembentukan bikarbonat memperberat ketidakseimbangan.
b. Tindakan keperawatan, monitor:
o Vital sign
o Suara & fungsi usus
o Fungsi Persarafan&status mental
o Intake & output cairan serta BB
o Rate & irama EKG
o Konsentrasi serum elektrolit
o Sediakan lingkungan yg aman
o Berikan cairan dan elektrolit secara iv
o Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi natrium bicarbonat. Asidosis
metabolik pada gagal ginjal biasanya tidak diobati kecuali HCO3, plasma turun dibawah
angka 15 mEq/L. Bila asidosis berat akan dikoreksi dengan pemberian Na HCO3,
(Natrium Bikarbonat) parenteral.
7. Berdasarkan scenario, selesaikan perintah ini! (nilai 20)
a. Rumuskan satu diagnosa keperawatan psikososialspiritual yang terjadi pada pasien ini.
JAWAB:
Diagnosa yang mungkin muncul yaitu ansietas berhubungan dengan krisis situasional ditandai
dengan pasien mengeluh cemas, merasa khawatir dengan kondisi yang dihadapi saat ini,
merasa bingung dan sulit berkonsentrasi, pasien tampak tegang, pasien tampak gelisah, pasien
tampak pucat dan pasien merasa tidak berdaya karena penyakitnya dan karena tindakan
hemosialisis yang harus dilakukan.
b. Jelaskan satu tindakan keperawatan yang dapat diaplikasikan untuk mengatasi masalah
psikososial atau spiritual pasien berdasarkan hasil penelitian terkini! Berikan
penjelasan mengapa tindakan tersebut dapat mengatasi masalah psikososial / spiritual
pasien!
JAWAB:
Dari hasil penelitian Yunie Armiyati, Edi Wuryanto, Nuri Sukraeny tahun 2016 dengan judul
penelitian manajeman masalah psikologis yang dilakukan oleh pasien hemodialisis salah
satunya yaitu dengan peningkatan koping. Strategi koping penguatan diri akan meningkatkan
penyesuaian diri dan adaptasi yang baik. Mekanisme koping adalah cara yang digunakan
individu dalam menyelesaikan masalah, mengatasi perubahan yang terjadi, dan situasi yang
mengancam, baik secara kognitif maupun perilaku. Prinsip terapinya dengan menguatkan
respons koping adaptif, individu diupayakan mengenal kekuatan-kekuatan yang ada pada
dirinya, kemudian kekuatan mana yang akan menjadi pemecahan masalah yang dihadapi
TERIMAKASIH