Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN ASUHAN

KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN KAD
DI RUANG IGD
RSPUP PERSAHABATAN
Praktik Klinik Profesi Keperawatan Gawat
Darurat

Wulan Wasiatiningsih 1406544450


Outline

• TUJUAN PERSENTASI
• KONSEP DASAR KAD
• PENGKAJIAN
• ASUHAN KEPERAWATAN
• KESIMPULAN
TUJUAN

a) Mahasiswa mampu mendeskripsikan mengenai KAD

b) Mahasiswa mampu memaparkan penerapan asuhan keperawatan


yang sesuai pada klien dengan KAD

c) Memaparkan hasil implementasi dan evaluasi pada pasien dengan


KAD
KONSEP DASAR KAD
PENGERTIAN

Ketoasidosis diabetikum (KAD) merupakan akibat dari defisiensi


berat insulin dan disertai dengan gangguan metabolisme protein,
karbohidrat, dan lemak.
KAD merupakan komplikasi gawat pada pasien diabetes yang
mengancam nyawa bila tidak dikenal dan tidak mendapat
pengobatan cepat (Black & Hawks, 2014).
PENYEBAB/ FAKTOR
PENCETUS

01 Infeksi

02 Pengobatan insulin dihentikan

Stress fisik dan


03 emosional
Penyebab KAD lainnya adalah diabetes
04 onset baru, dosis insulin tidak memadai,
alkohol atau penyalahgunaan narkoba, infark
miokard, pankreatitits dan kelainan abdomen
(Kurniati, A., Trisyani, Y & Theresia, S.I.M,
2018).
PATOFISIOLOGI

(Wolfsdorf, Glaser & Spearing, 2009; Black and Hawks,


2014)
MANIFESTASI KLINIS
Pada pemeriksaan
fisik bisa
Polidipsia Sesak napas, ditemukan tanda-
dan poliuria nyeri abdomen, tanda asidosis
mengantuk, (pernapasan cepat,
bingung, atau Kussmaul
bahkan koma (pernapasan dalam
dan panjang

Dehidrasi Mungkin terdapat


Kerusakan gejala atau tanda
(disertai
diabetik penyakit yan
hipotensi,
yang sudah memicu, seperti
takikardia, dan
lama ada infeksi bakteri
penurunan
(misalnya disertai demam,
tekanan darah
retinopati, menggigil dsb
postural)
neuropati)
Asidosis: terjadi peningkatan
keton dalam darah dan urin,
pH menurun, HCO3 menurun,
PCO2 menurun, frekuensi
nafas meningkat, nafas
berbau aseton

Hiperglikemia: terjadi Dehidrasi: karena


peningkatan kadar
gula darah dari 250
diuresis osmotik →
kehilangan cairan dan
TRIAS
s/d 800 mg/dl atau
lebih tinggi
elektrolit
KAD
(Wolfsdorf, Glaser & Spearing, 2009)
SKEMA TATALAKSANA KETOASIDOSIS DIABETIKUM
Penatalaksanaan
Berikut ini langkah yang diperlukan untuk diagnostik, terapi dan monitor KAD :
1. Anamnese dari keluarga serta pemeriksaan fisik yang cepat dengan perhatian khusus pada
keadaan jalan nafas, kesadaran, sumber infeksi serta keadaan dehidrasi
2. Pemeriksaan yang cepat di ruang emergensi yakni reduksi urine dan keton, GD, aseton darah, PH
darah, elektrolit, ureum, kreatinin, CBC, urine lengkap, foto toraks, EKG dan kultur darah
3. Segera setelah pengambilan darah diatas, berikan 0,9% NaCl 1000 ml pada jam I kemudian 200-
1000 ml NaCl 0,9% atau 0,45% tiap jam tergantung derajat dehidrasi pasien
4. Segera setelah KAD dipastikan dari pemeriksaan lab diatas berikan reguler insulin atau actrapid
0,3-0,4 U/kg BB, ½ secara IV dan ½ IM pada lengan. Ukur gula darah tiap jam, PH dan
elektrolit tiap 2-6 jam tergantung keadaan
5. Jika penurunan GD kurang dari 10% dari jam I, dosis insulin diatas dapat diulangi
Penatalaksanaan
6. Setelah pemberian insulin I (4) dilanjutkan dengan 5-10 U reguler insulin (0,1 U/kg BB/jam)
secara intermitten IM atau IV dengan drips/pump sampai GD mencapai 200 mg/dl
7. Insulin IV dengan pump dipakai bila pump tersedia atau pasien koma atau keduanya
8. Segera setelah GD mencapai 200 mg/dl, ganti NaCl dengan glukosa 5% atau campuran glukosa
5% NaCl 0,45% bila serum Na > 145 mEq/L dan dosis insulin diturunkan menjadi 3-5 unit/jam
(1/2 dosis)
9. Pada saat pemberian insulin pertama bila K < 3,5 mEq/L berikan KCL 40 mEq/jam, jika
produksi urine cukup dan bila serum K 3,5-5 mEq/L, diberikan KCL 20-30 mEq/jam setelah
pemberian cairan 1 liter pertama. K mula-mula dimonitor tiap 2 jam kemudian tiap 6 jam bila
sudah stabil. Jangan beri KCL bila serum K > 5,5 mEq/L
10.Pemberian bikarbonat pada KAD perlu mendapat perhatian khusus
Penatalaksanaan

11.Terapi suportif antara lain aspirasi cairan lambung, pemberian O2 bila PO2 > 80 mmHg,
pemberian antibiotik dan plasma ekspander bila terjadi hipotensi yang persisten
12.Batasi pemberian NaCl 0,9% yang berlebihan oleh karena bisa terjadi hiperkloremik asidosis
13.Mencari faktor pencetus, monitor KU, TD, pernafasan, GD tiap jam
14.Bila KAD sudah terkontrol (GD 200 mg/dl, PH > 7,3, HCO3 >15 mEq/L). Insulin reguler
diberikan tiap 4 jam subkutan secara sliding scale.
15.Segera setelah KAD teratasi dan penderita sudah bisa makan maka sliding scale diganti dengan
pemberian insulin intermediate (NPH) pada pagi berikutnya.
Infographic Style
A. Pemantauan
ADA merekomendasikan pemeriksaan
glukosa, elektrolit, BUN, kreatinin, osmolalitas
dan derajat keasaman vena tiap 2-4 jam sampai
keadaan stabil tercapai. Pemeriksaan gula
darah tiap 1-2 jam, elektrolit setiap 6 jam
selama 24 jam selanjutnya tergantung keadaan,
analisa gas darah; bila pH<7 waktu masuk
periksa setiap 6 jam sampai Ph>7,1
selanjutnya setiap hari sampai stabil, kemudian
cek juga tekanan darah, nadi, frekuensi napas,
temperatur, keadaan hidrasi, dan balans cairan.
PENJABARAN KASUS DAN
PENGKAJIAN
KASUS

Ny. A usia 32 tahun, bekerja sebagai ibu rumah tangga datang ke


IGD RSUP. Persahabatan dengan level triase kuning.
Keluhan utama yang dirasakan adalah badan lemas. Riwayat
kesehatan yaitu pasien mual muntah sejak 6 hari sebelum masuk
rumah sakit dengan karakteristik muntah berupa isi makanan,
frekuensi muntah 1-2 kali sehari. Tidak terdapat nyeri abdomen.
Tidak terdapat demam maupun batuk. Pasien merasa mual dan
intake makanan menurun. Tidak ada perubahan pada pola defekasi
dan pola miksi. Pasien memiliki riwayat diabetes sejak 6 tahun lalu
dan tidak terkontrol. Pasien mengatakan kakinya mulai terasa baal.
PENGKAJIAN PRIMER
• AIRWAY
• Pasien sadar dapat bicara, tidak terdapat sumbatan jalan napas, tidak ada
keluhan sesak, tidak terdengar suara napas abnormal maupun sianosis
• BREATHING
• Frekuensi napas : 20 x/mnt, SaO2 : 99%, tidak terdengar suara napas abnormal,
pergerakan dinding dada simetris, irama reguler
• CIRCULATION
• TD : 143/120 mmHg, CRT : <2 detik, HR : 108 x/mnt, T : 36,5
• DISABILITY
• Pasien sadar penuh, pupil isokor 3/3, reflek cahaya +/+, respon motorik normal,
kekuatan otot penuh (ektrimitas atas 5 ekstrimitas bawah 5), respon sensorik
normal GCS 15 : E4 M6 V5
• EXPOSURE
• Tidak terdapat luka, jejas, maupun infeksi
PENGKAJIAN SEKUNDER
• SIGN & SYMPTOMPS
• Lemas, akral dingin, takhikardi,
• ALLERGY
• Tidak terdapat alergi
• MEDICATION
• Tidak ada medikasi prehospital
• PAST MEDICAL HISTORY
• Pasien riwayat diabetes sejak 6 tahun lalu dan tidak terkontrol
• LAST MEAL
• Pasien hanya makan bubur setengah mangkuk dan minum teh hangat segelas
(pagi), siang makan kue sepotong dan air putih segelas
• EVENT LEADING
• Mual muntah sejam 6 hari SMRS sehingga pasien lemas
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Kimia darah Elektrolit darah AGD

-Hb : 15, 79 g/dl -ureum : 41 mg/dl -Na : 128 mEq/L -pH : 7,361
-Ht : 42,5% -kreatinin : 0,5 -K : 3,3 mEq/L -pCO2 : 28,70
-eritrosit : 5.72 mg/dl -Cl : 96 mEq/L mmHg
juta/ul -GDS : 570 mg/dl -pO2 : 129,90
mmHg
-HCO3 : 16,40
mmol/L
-BE : -9,2 mmol/L
-Total CO2 : 17,30
mmol/L
ANALISIS DATA DAN RENPRA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1 DS : Kurang Patuh Terhadap Rencana Domain 2 : Nutrisi
- Klien mengeluhkan badannya lemas Manajemen Diabetes Dan Stress Berlebih Kelas 5 : Hidrasi
dan merasakan mual Diagnosa :
DO : Hiperglikemia Kekurangan volume
- TD : 143/120 cairan (00027)
- RR : 28X/enit Peningkatan Viskositas Darah
- Nadi : 108x/menit dan teraba lemah Definisi : penurunan
- Suhu : 36,0% Diuresis Osmosis cairan intravaskular,
- Sp02: 99% interstisial, dan/atau
- Klien terlihat lemah Poliuri intraselular ini
- Membran mukosa bibir klien kering mengacu pada
- CRT <2 detik Peningkatan Pengeluaran Cairan Secera dehidrasi,
- Hasil laboratorium : Na = 128 mEq/l, Aktif Tanpa Diikuti Dengan Peningkatan kehilangan cairan
K = 3,3 mEq/l, Cl = 96 mEq/l, Minum Atau Intake Oral saja tanpa
perubahan kadar
natrium
Kekurangan Volume Cairan
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
2 Ds : Kurang pengetahuan Domain 2 : Nutrisi
- Klien mengatakan tidak menjalankan rencana terhadap rencana Kelas 4 : Metabolisme
diet secara patuh -> diabetes tidak terkontrol manajemen diabetes Diagnosa : Ketidakstabilan
- Klien mengatakan akhir waktu belakangan ini kadar glukoasa darah
memiliki hal yang sedang dipikirkan Gula darah tidak terkontrol (00179)
Do :
- GDS tgl 16-01-19, 21:15 = 570 mg/dl Diikuti dengan stress Definisi : variasi kadar
berlebihan glukosa darah dari rentang
normal yang dapat
Pengaktifan hormon stress mengganggu kesehatan
Meningkatkan glukosa dara
(hiperglikemia)
Rencana Asuhan Keperawatan (1)
Diagnosa NOC NIC

Kekurangan Volume Klien dapat menunjukkan Manajemen Cairan (4120)


Cairan b.d peningkatan keseimbangan cairan dan elektrolit Aktivitas :
pengeluaran cairan (0601) yang ditandai dengan : 1. Monitor status hidrasi (seperti membran
secara aktif dengan 1. Tekanan darah dalam kisaran mukosa, denyut nadi, CRT dan tekanan
keluhan lemas dan normal darah)
CRT >2 detik serta nadi 2. Denyut nadi dalam kisaran normal 2. Monitor hasil laboratorium terkait status
teraba lemah 3. Kelembabkan mukosa bibir cairan
ditingkatkan dari yang sedikit 3. Monitor Tanda-tandavita;
terganggu menjadi tidak terganggu 4. Kolaborasi terapi intravena
4. Serum elektrolit dapat ditingkatkan 5. Tingkatkan asupan intake oral klien
dari sedikit terganggu menjadi tidak 6. Catat inteke dan output klien
terganggu
5. CRT dapat ditingkatkan dari sedikit
terganggu menjadi tidak terganggu
Rencana Asuhan Keperawatan (2)
Diagnosa NOC NIC

Ketidakseimbangan - Klien dapat menunjukkan tingkat Manajamen Hiperglikemia (2129)


kadar glukosa darah kadar glukosa darah plasma Aktivitas :
b.d ketidakpatuhan berada dalam rentang normal 1. Monitor kadar glukosa darah
terhadap rencana (2300), dd : glukosa darah 2. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
mananjemen diabetes ditingkatkan dari deviasi berat 3. Monitor AGD dan elektrolit
dan stress berlebihan kisaran normal ke tingkat deviasi 4. Berikan kolaborasi insulin
dengan GDS = 570 ringan kirasaran normal 5. Dorong intake oral
mg/dl - Klien dapat menunjukkan 6. Kolaborasi terapi cairan via IV line
penurunan tanda dan gejala dari
peningkatan glukosa darah (2111)
dd: peningkatan urin output
berkurang, gangguan elektrolit
berkurang, peningkatan glukosa
darah berkurang, kehilangan nafsu
makan berkurang dan kelelahan
berkurang
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Waktu Tindakan Waktu Evaluasi (SOAP)

20.00 Manajemen cairan: 20.00 S:


s/d 1. Memonitor status s/d - Klien mengatakan lemas yang dirasakan sudah berkurang
07.30 hidrasi klien 07.30
2. Memonitor tanda-tanda O:
vital Tanda-tanda vital
3. Berkolaborasi - RR: 18x/menit
pemberian terapi cairan - Nadi: 88x/menit
untuk rehidrasi - TD: 145/110 mmHg
4. Mendukung klien untuk - Suhu: 36,5 oC
meningkatkan intake - SpO2: 98%8
cairan oral Kolaborasi pemberian terapi:
- 1. Loading8 Nacl 0,9% -> 7 kolf 500 ml
- 2. KN I 6 ml/jam
Status hidrasi:
- mukosa bibir lembab, CRT <2 detik, turgor kulit elastis dan nadi teraba
Laboratorium:
- Na 128 mEq/L; K 3,3 mEq/L; Cl 96 mEq/L

A:
Masalah defisit volume cairan teratasi sebagian dd:
- Tekanan darah stabil, denyut nadi dalam batas normal teraba kuat, serum elektrolit

P:
- Lakukan evaluasi status hidrasi
- Monitor balance cairan
- Monitor hasil laboratorium
- Motivasi klien untuk meningkatkan intake oral
Waktu Tindakan Waktu Evaluasi (SOAP)

20.00 Manajemen hiperglikemi: 20.00 Subjektif:


s/d 1. Memonitor kadar s/d - Klien mengatakan lemas yang dirasakan sudah berkurang
07.30 glukosa darah 07.30 - Klien mengatakan nafsu makan membaik
2. Memonitor tanda
gejala hiperglikemia Objektif:
3. Berkolaborasi - GDS:
pemberian terapi - Jam 01.00 : 437 g/dL
insulin 12 iu - Jam 02.00 : 316 g/dL
- Jam 03.00 : 364 g/dL
- Jam 05.00 : 347 g/dL
- Jam 06.00 : 184 g/dL

Analisis:
Masalah ketidakseimbangan kadar glukosa darah teratasi sebagian dd:
- Gllukosa darah deviasi ringan ke kisaran normal, kelelahan berkurang, kehilangan nafsu makan
berkurang

Planning:
- Monitor kadar glukosa darah setiap jam
- Monitor tanda gejala hiperglikemi
- Berkolaborasi pemberian terapi insulin 12 iu
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. (2004). Gyperglycemic crisis in diabetes. Diabetes care. 27(1): 94-102.
Aidar, R.G., Elvira, OG., & Erika, D.C. (2014). Management of adult diabetic ketoacidosis. Dovepress Diabetes, Metabolic
Syndrome and Obesity: Target and Theraphy, 2014:7 255-264.

Black, J.M. & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan medikal bedah : Manajemen klinis untuk hasil yang diharapkan. Jakarta :
EGC.

Doengoes, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2014). Nursing Care Plans, Guidelines for Individualizing Client Care
Across the Life Span (9th ed., Vol. 1542). New York: Philadelphia : F.A. Davis Company.
http://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Gleadle, J. (2007). At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Alih bahasa Annisa Rahmalia. Jakarta: Erlanga.
Gotera, W., Budiyasa, D.G.A. (2010). Penatalaksanaan ketoasidosis diabetik (KAD), jurnal penyakit dalam. 11(2):126-138.
Kurniati, A., Trisyani, Y., & Theresia, S.I.M. (2018). Keperawatan gawat darurat dan bencana sheehy. Edisi Indonesia 1.
Singapore: Elsevier
Wolfsdorf J, Glaser N, Spearing MA. (2009). Diabetic ketoacidosis in infants, children, and adolescents: A consensus
statement from the American Diabetes Association. Diabetes Care. 2009;10(Suppl.12):118-183. doi: 10.1111/j.1399-
5448.2009.00569.x
Thank You

Anda mungkin juga menyukai