Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN VENTILATOR

Praktik Profesi Keperawatan


Kegawatdaruratan
RSUP Persahabatan ruang ICU
Nadya Rachmayani/ 1406575582
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA

1. Definisi
Ventilator adalah sebuah mesin yang tugasnya membantu pasien untuk lebih mudah
bernapas. Ventilator berfungsi untuk membantu pemenuhan oksigen paru, mengeluarkan
karbondioksida dalam tubuh, membantu pasien untuk lebih mudah bernafas, serta membantu
pasien yang kehilangan kemampuan untuk bernafas (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever,
2012).
Tujuan pemasangan ventilator adalah untuk:
1. Mengatasi distress pernapasan
2. Mengatasi asidosis respiratori akut
3. Membantu otot pernapasan yang lemah
4. Memaksimalkan distribusi O2 yang adekuat ke jaringan

2. Indikasi
Indikasi klinis Kondisi lain
1. Perburukan klinis 1. Pasien distress pernapasan, gagal napas,
2. Takipnea: RR > 35x/mnt henti napas (apnea), ataupun hipoksemia
3. Hipoksia: pO2<60mm Hg yang tidak teratasi dengan pemberian
4. Hiperkapnia: pCO2 > 60mm oksigen non invasif
Hg 2. Selama tindakan pembedahan
5. Minute ventilation: <10 L/min 3. Insufisiensi jantung
6. Volume Tidal: <5 ml/kg 4. Disfungsi neuromuskular (pasien dengan
GCS< 8)
3. Anatomi & Fisiologi Dasar Sistem Pernapasan
Pada saat proses ventilasi, mekanisme yang terjadi yaitu adanya pergerakan diafragma dan
menyebabkan perubahan pada tekanan transpulmonal. Adanya perbedaan terkanan antara
intrapulmonar dan tekanan atmosfir mengakibatkan terjadinya proses inspirasi dan ekspirasi.

(Sumber gambar: Tortora & Derrickson, B, 2012)

4. Cara Kerja Ventilator Mekanik

Cara kerja ventilator mekanik yaitu


ventilator akan meniup udara-udara atau
ekstra oksigen ke dalam saluran
pernapasan dan dilanjutkan dengan
mengembangkan paru-paru. Saluran
dari ventolator akan membawa oksigen
ke dalam paru-paru dan mengeluarkan
udara yang kaya CO2. Setiap ventilator
harus melalui setiap fase ventilasi, yaitu
pertukaran ekshalasi ke inhalasi,
inspirasi, pertukaran dari inspirasi ke
ekshalasi, dan ekshalasi.
Selain itu, terdapat empat fase ventilator dalam melakukan tugasnya, yaitu:

1. Trigger
a. Pressure / flow-triggered, yaitu inspirasi yang diinisiasi pasien dan diatur dalam
sensitivitas ventilator
b. Time triggered, yaitu inspirasi yang diinisiasi ventilator dengan mengatur kecepatan
napas per menit
2. Limit
Merupakan proses mempertahankan inspirasi dengan mengatur pressure-limited, flow-
limited, dan time-limited.
3. Cycle
Merupakan akhir inspirasi dan bertukar ke ekshalasi dengan mengatur volume-cycled,
time-cycled, pressure-cycle, atau flow-cycled.
4. Baseline
Variabel mempertahankan ekshalasi. Pasien melakukan ekspirasi sampai batas tekanan
yang diatur dalam ventilator sesuai dengan nol (tekanan atmosfer) atau melebihi tekanan
atmosfer (PEEP).

5. Klasifikasi Ventilator
1. Berdasarkan cara alat mendukung ventilasi

Ventilator - mengurangi tekanan intratoraks selama inspirasi


bertekanan negatif memungkinkan darah mengalir ke dalam paru-paru
sehingga volumenya terpenuhi
- digunakan terutama pada gagal nafas kronik yang
berhubungan dengan kondisi neurovaskular
Ventilator - menggembungkan paru-paru dengan mengeluarkan
bertekanan positif tekanan positif pada jalan nafas dengan demikian
mendorong alveoli untuk mengembang selama inspirasi
- ventilator jenis ini diperlukan intubasi endotrakeal atau
trakeostomi
- digunakan pada klien dengan penyakit paru primer
- tiga jenis ventilator tekanan positif yaitu tekanan bersiklus
(Pressure Cycled Ventilator), waktu bersiklus (Time
Cycled Ventilator) dan volume bersiklus (Volume Cycled
Ventilator)

2. Berdasarkan mekanisme kerja ventilator


a. Volume cycled ventilator
Prinsip dasar ventilator ini adalah siklusnya berdasarkan volume. Mesin berhenti
bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai volume yang ditentukan. Keuntungan
volume cycled ventilator adalah perubahan pada komplain paru pasien tetap
memberikan volume tidal yang konsisten.
b. Pressure Cycled Ventilator
Prinsip dasar pada ventilator tipe ini adalah siklusnya menggunakan tekanan. Mesin
berhenti bekerja dan terjadi ekspirasi bila telah mencapai tekanan yang telah
ditentukan. Pada titik tekanan ini, katup inspirasi tertutup dan ekspirasi terjadi dengan
pasif. Kerugian pada tipe ini bila ada perubahan komplain paru, maka volume udara
yang diberikan juga berubah. Sehingga pada pasien yang setatus parunya tidak stabil,
penggunaan ventilator tipe ini tidak dianjurkan.
c. Time Cycled Ventilator.
Prinsip kerja dari ventilator tipe ini adalah siklusnya berdasarkan waktu ekspirasi atau
inspirasi yang telah ditentukan. Waktu inspirasi ditentukan oleh waktu dan kecepatan
inspirasi (jumlah napas permenit). Normal ratio I : E  (inspirasi : ekspirasi ) 1 : 2.
d. Flow cycled Ventilator
Memberikan napas/ menghantarkan oksigen berdasarkan kecepatan aliran yang sudah
disetting terlebih dahulu.

6. Setting Ventilator Mekanik

Settingan yang ada pada ventilator mencakup:

1. Fraksi Oksigen Inspired (FiO2): Jumlah oksigen yang diberikan kepada pasien.
Diatur menjadi 21%-100% untuk mempertahankan PaO2 >60 mmHg dan SaO2 >
92%.
2. Respiration Rate (F): Jumlah napas / menit yang diberikan ventilator. Diatur 6-20
kali/menit.
3. Volume Tidal (Vt): Jumlah udara dialirkan dengan setiap napas ventilator, biasanya
ditetapkan pada 6-8 ml / kg dan 4-8 mL/kg pada ARDS.
4. Sigh: Ventilator napas dengan volume yang lebih besar dari volume tidal yang telah
ditetapkan, digunakan untuk mencegah atelektasis, Namun, tidak selalu digunakan
(volume tidal mungkin cukup untuk mencegah atelektasis).
5. Batas Tekanan: Batas tekanan tertinggi yang diizinkan oleh ventilator; Penyebab
alarm tekanan tinggi diantaranya batuk, akumulasi sekret, tabung tertekuk,
pneumotoraks, atau penurunan kepatuhan paru. Diatur menjadi 1-3 L/menit dibawah
batas bawah aliran 10-20 cmH2O diatas puncak tekanan insprasi
6. Positif End Ekspiration Pressure (PEEP): Tekanan dipertahankan dalam paru-paru
pada akhir ekspirasi digunakan untuk meningkatkan oksigenasi, membuka collaps
alveoli, meningkatkan ventilasi / perfusi, meningkatkan oksigenasi; dapat digunakan
untuk mengurangi FiO2. Diatur menjadi 3-5 cmH2O.
7. Peak Inspiration Pressure: Tekanan Puncak terdaftar pada pengukur tekanan saluran
udara selama ventilasi normal; Nilai PIP digunakan untuk mengatur tinggi dan
rendah alarm tekanan; peningkatan kepatuhan paru PIP dapat mengindikasikan
penurunan atau peningkatan resistensi paru-paru
8. Volume Menit atau Menit Ventilasi (Ve): kali tingkat pernapasan volume tidal RR x
vt = Ve Volume menit normal untuk orang dewasa adalah 5-10 liter

Berikut berbagai mode ventilator dan penggunaanya:

MODE FUNGSI PENGGUNAAN KLINIS

Control Ventilation Memberikan Volume preset Biasanya digunakan untuk


(CV) atau tekanan terlepas dari pasien yang apnea
upaya inspirasi pasien sendiri

Assist-Control Memberikan napas dalam Biasanya digunakan untuk


Ventilation (A/C) menanggapi upaya pasien dan pasien bernapas spontan
jika pasien gagal untuk dengan kelemahan otot
melakukannya dalam jumlah pernafasan
waktu tertentu

Synchronous Napas ventilator disinkronkan Biasanya digunakan untuk


Intermittent dengan upaya pernapasan menyapih pasien dari ventilasi
Mandatory pasien mekanik
Ventilation(SIMV)

Pressure Support Tekanan Preset yang Sering digunakan dengan


menambah upaya inspirasi SIMV selama penyapihan
Ventilation (PSV) pasien dan mengurangi kerja
pernapasan

Positive End Tekanan positif diterapkan Digunakan dengan CV, A / C,


Expiratory Pressure pada akhir ekspirasi dan SIMV untuk
(PEEP) meningkatkan oksigenasi
dengan membuka colaps
alveoli

Continuous Mirip dengan PEEP tetapi Mempertahankan tekanan


Positive Airway digunakan hanya dengan positif konstan dalam saluran
Pressure (CPAP) pasien secara spontan bernapas udara sehingga resistensi
menurun

Independent Lung Berventilasi setiap paru secara Digunakan untuk pasien


Ventilation (ILV) terpisah; membutuhkan dua dengan penyakit paru-paru
ventilator dan obat penenang / unilateral atau proses penyakit
kelumpuhan yang berbeda di setiap paru-
paru

High Frequency Memberikan sejumlah kecil Digunakan untuk


Ventilation (HFV) gas dengan kecepatan tinggi ketidakstabilan hemodinamik,
(60-100 napas / menit); selama prosedur jangka
membutuhkan sedasi / pendek, atau jika pasien
kelumpuhan berisiko untuk pneumothorax

Inverse Ratio I: E rasio terbalik untuk Meningkatkan oksigenasi


Ventilation (IRV) memungkinkan inspirasi lagi; pada pasien yang masih
membutuhkan sedasi / hipoksia bahkan dengan
kelumpuhan PEEP; membuat alveoli dari
runtuh

8. Komplikasi

1. Ventilator Induced Lung Cedera

 Keracunan oksigen
 Barotrauma / volutrauma

2. Ventilator-associated Pneumonia (VAP)

3. Komplikasi Kardiovaskular: penurunan curah jantung


9. Weaning dan Ekstubasi

Tujuan dari ventilasi mekanis adalah untuk membantu pasien bernapas sampai cukup pulih
untuk bernapas sendiri. Weaning atau penyapihan adalah proses untuk melepaskan bantuan
ventilasi mekanik yang dilakukan secara bertahap (Sundana, 2008). Metode penyapihan: T-
piece / uji CPAP, Synchronized Intermittent Mandatory Ventilation (SIMV), dan Tekanan
Dukungan Ventilasi (PSV).

Indikasi penyapihan:

Parameter Nilai layak penyapihan Nilai normal


Negative inspiratory force < -20 cm H2O < -50 cm H2O
Kapasitas vital > 10 ml/kg > 65-75 ml/kg
Volume tidal < 5 ml/kg < 5-7 ml/kg
Frekuensi napas < 32 kali/menit 12-20 kali/menit
Ventilasi menit > 10 L/menit > 10 L/menit
Index napas dangkal cepat < 105 RR/Vt < 40 RR/Vt

Selain itu, parameter klinis pasien untuk dilakukan penyapihan yaitu:

 Resolusi / stabilisasi proses penyakit


 hemodinamik stabil
 Batuk Utuh / refleks muntah
 respirasi spontan
 Pengaturan ventilasi diterima
 FiO2 <50%, PEEP <8, PaO2> 75, pH> 7,25

Metode Penyapiahan:

T-Piece Penggunaan alat pemberi oksigen lain, yang mana kadar oksigen harus
lebih tinggi 10% dari oksigen dengan ventilator. Pasien dinyatakan siap
jika penggunaan T-Piece lebih banyak
SIMV Metode pengurangan bantuan ventilasi dengan mengurangi frekuensi
pernapasan oleh mesin untuk melatih otot pernapasan pasien
PSV Metode dengan mengurangi jumlah tekanan ventilator
Perawatan post ekstubasi:

- Bunyi napas, SaO2, dan tanda-tanda vital harus dinilai dan dicatat segera setelah
ekstubasi, yaitu saat 15 menit x 1 jam, 30 menit x 1 jam, dan setiap jam sampai stabil,
- AGD dilakukan 30-60 menit setelah ekstubasi.

Daftar Pustaka

Smeltzer, S.C., Bare,B., Hinkle,J.L., & Cheever,K.H. (2012). Brunner & Suddath’s textbook
of medical surgical nursing. Twelfth edition. Philadelphia:Lippincot William Wilkins.
Sundana, K. (2008). Ventilator: Pendekatan praktis di unit perawatan kritis. Bandung: CICU
RSHS Bandung.
Tortora, G.J., Derrickson, B., (2012). Anatomy & Physiology 13 th Edition. Oxford: Jhon
Wiley & Sons, Inc.
White, L., Duncan, G., & Baumle, W. (2013). Medical surgical nursing: An integrated
approach. 3rd edition. New York: Delmar Cengage Learning.

Anda mungkin juga menyukai