1. Definisi
Ventilator adalah sebuah mesin yang tugasnya membantu pasien untuk lebih mudah
bernapas. Ventilator berfungsi untuk membantu pemenuhan oksigen paru, mengeluarkan
karbondioksida dalam tubuh, membantu pasien untuk lebih mudah bernafas, serta membantu
pasien yang kehilangan kemampuan untuk bernafas (Smeltzer, Bare, Hinkle, & Cheever,
2012).
Tujuan pemasangan ventilator adalah untuk:
1. Mengatasi distress pernapasan
2. Mengatasi asidosis respiratori akut
3. Membantu otot pernapasan yang lemah
4. Memaksimalkan distribusi O2 yang adekuat ke jaringan
2. Indikasi
Indikasi klinis Kondisi lain
1. Perburukan klinis 1. Pasien distress pernapasan, gagal napas,
2. Takipnea: RR > 35x/mnt henti napas (apnea), ataupun hipoksemia
3. Hipoksia: pO2<60mm Hg yang tidak teratasi dengan pemberian
4. Hiperkapnia: pCO2 > 60mm oksigen non invasif
Hg 2. Selama tindakan pembedahan
5. Minute ventilation: <10 L/min 3. Insufisiensi jantung
6. Volume Tidal: <5 ml/kg 4. Disfungsi neuromuskular (pasien dengan
GCS< 8)
3. Anatomi & Fisiologi Dasar Sistem Pernapasan
Pada saat proses ventilasi, mekanisme yang terjadi yaitu adanya pergerakan diafragma dan
menyebabkan perubahan pada tekanan transpulmonal. Adanya perbedaan terkanan antara
intrapulmonar dan tekanan atmosfir mengakibatkan terjadinya proses inspirasi dan ekspirasi.
1. Trigger
a. Pressure / flow-triggered, yaitu inspirasi yang diinisiasi pasien dan diatur dalam
sensitivitas ventilator
b. Time triggered, yaitu inspirasi yang diinisiasi ventilator dengan mengatur kecepatan
napas per menit
2. Limit
Merupakan proses mempertahankan inspirasi dengan mengatur pressure-limited, flow-
limited, dan time-limited.
3. Cycle
Merupakan akhir inspirasi dan bertukar ke ekshalasi dengan mengatur volume-cycled,
time-cycled, pressure-cycle, atau flow-cycled.
4. Baseline
Variabel mempertahankan ekshalasi. Pasien melakukan ekspirasi sampai batas tekanan
yang diatur dalam ventilator sesuai dengan nol (tekanan atmosfer) atau melebihi tekanan
atmosfer (PEEP).
5. Klasifikasi Ventilator
1. Berdasarkan cara alat mendukung ventilasi
1. Fraksi Oksigen Inspired (FiO2): Jumlah oksigen yang diberikan kepada pasien.
Diatur menjadi 21%-100% untuk mempertahankan PaO2 >60 mmHg dan SaO2 >
92%.
2. Respiration Rate (F): Jumlah napas / menit yang diberikan ventilator. Diatur 6-20
kali/menit.
3. Volume Tidal (Vt): Jumlah udara dialirkan dengan setiap napas ventilator, biasanya
ditetapkan pada 6-8 ml / kg dan 4-8 mL/kg pada ARDS.
4. Sigh: Ventilator napas dengan volume yang lebih besar dari volume tidal yang telah
ditetapkan, digunakan untuk mencegah atelektasis, Namun, tidak selalu digunakan
(volume tidal mungkin cukup untuk mencegah atelektasis).
5. Batas Tekanan: Batas tekanan tertinggi yang diizinkan oleh ventilator; Penyebab
alarm tekanan tinggi diantaranya batuk, akumulasi sekret, tabung tertekuk,
pneumotoraks, atau penurunan kepatuhan paru. Diatur menjadi 1-3 L/menit dibawah
batas bawah aliran 10-20 cmH2O diatas puncak tekanan insprasi
6. Positif End Ekspiration Pressure (PEEP): Tekanan dipertahankan dalam paru-paru
pada akhir ekspirasi digunakan untuk meningkatkan oksigenasi, membuka collaps
alveoli, meningkatkan ventilasi / perfusi, meningkatkan oksigenasi; dapat digunakan
untuk mengurangi FiO2. Diatur menjadi 3-5 cmH2O.
7. Peak Inspiration Pressure: Tekanan Puncak terdaftar pada pengukur tekanan saluran
udara selama ventilasi normal; Nilai PIP digunakan untuk mengatur tinggi dan
rendah alarm tekanan; peningkatan kepatuhan paru PIP dapat mengindikasikan
penurunan atau peningkatan resistensi paru-paru
8. Volume Menit atau Menit Ventilasi (Ve): kali tingkat pernapasan volume tidal RR x
vt = Ve Volume menit normal untuk orang dewasa adalah 5-10 liter
8. Komplikasi
Keracunan oksigen
Barotrauma / volutrauma
Tujuan dari ventilasi mekanis adalah untuk membantu pasien bernapas sampai cukup pulih
untuk bernapas sendiri. Weaning atau penyapihan adalah proses untuk melepaskan bantuan
ventilasi mekanik yang dilakukan secara bertahap (Sundana, 2008). Metode penyapihan: T-
piece / uji CPAP, Synchronized Intermittent Mandatory Ventilation (SIMV), dan Tekanan
Dukungan Ventilasi (PSV).
Indikasi penyapihan:
Metode Penyapiahan:
T-Piece Penggunaan alat pemberi oksigen lain, yang mana kadar oksigen harus
lebih tinggi 10% dari oksigen dengan ventilator. Pasien dinyatakan siap
jika penggunaan T-Piece lebih banyak
SIMV Metode pengurangan bantuan ventilasi dengan mengurangi frekuensi
pernapasan oleh mesin untuk melatih otot pernapasan pasien
PSV Metode dengan mengurangi jumlah tekanan ventilator
Perawatan post ekstubasi:
- Bunyi napas, SaO2, dan tanda-tanda vital harus dinilai dan dicatat segera setelah
ekstubasi, yaitu saat 15 menit x 1 jam, 30 menit x 1 jam, dan setiap jam sampai stabil,
- AGD dilakukan 30-60 menit setelah ekstubasi.
Daftar Pustaka
Smeltzer, S.C., Bare,B., Hinkle,J.L., & Cheever,K.H. (2012). Brunner & Suddath’s textbook
of medical surgical nursing. Twelfth edition. Philadelphia:Lippincot William Wilkins.
Sundana, K. (2008). Ventilator: Pendekatan praktis di unit perawatan kritis. Bandung: CICU
RSHS Bandung.
Tortora, G.J., Derrickson, B., (2012). Anatomy & Physiology 13 th Edition. Oxford: Jhon
Wiley & Sons, Inc.
White, L., Duncan, G., & Baumle, W. (2013). Medical surgical nursing: An integrated
approach. 3rd edition. New York: Delmar Cengage Learning.