Tn. Andi 40 tahun, mengeluh sakit perut melilit, diare cair > 5
kali sehari disertai muntah selama 3 hari. Sudah minum obat-obat
diare yang dibeli di warung tapi belum sembuh. Karena sudah lemas
dan tidak ada nafsu makan, akhirnya tn. Andi dibawa keluarganya
berobat ke puskesmas.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan ; Keadaan umum lemah,
kesadaran somnolen, tekanandarah 80/50 mmHg, nadi 110x/menit,
nafas 30 x/menit cepat, turgor jelek.Dokter segera memasang
oksigen 3l/menit nasal kanul,menghitung defisit cairan dan
memberikan cairan infus Ringer Laktat. Kemudian setelah keadaan
umum mulai membaik Tn. Andi di rujuk ke rumah sakit.
Di rumahsakit, Tn. Andi dirawat di ruang HCU, kemudian
diberikan obat-obatan dan diperiksa analisa gas darah dengan kesan
asidosis metabolik. Pada pemeriksaan laboratorium : Na 130 mEq/L,
K2,0 mEq/L dan pada EKG ditemukan gelombang U.Dokter segera
mengoreksi asidosis dan hipokalemi.
Jump 1 Terminologi
Jump 2 & Jump 3
1. Mengapa Tn. Andi mengeluh perut melilit, diare cair > 5 kali sehari,
muntah selama 3 hari?
Diare karena infeksi saluran cerna, peristaltik usus cepat
Melilit karena gerakan peristaltik usus terlalu cepat
Muntah karena adanya diare
Komplikasi :
1). Multi organ failure
2). Acute kidney injury
3). Acute tubular necrosis
Jump 4 Skema
Gg. Keseimbangan
Asan Basa
Anak Dewasa
No farmakologi
- Promotif Tata laksana
- - preventif Rujuk
- Kuratif
- Rehabilitatif Prognisis &
1. Keseimbangan Asam Basa
2. Gangguan keseimbangan cairan &
elektrolit
a. Anak
b. Dewasa
Jump 5 LO
LO 1 :Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Asidosis Metabolik
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang
berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya kadar
bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman
melampaui sistem penyangga pH, darah akan benar-benar
menjadi asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi
lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk
menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara
menurunkan jumlah karbon dioksida.7 Pada akhirnya,
ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut
dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air
kemih. Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui
jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu banyak
asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan
keadaan koma
Penyebab asidosis metabolic:
1. Kelebihan produksi asam.
Pada asidosis diabetik atau asidosis laktak,
produksi asam dapat melebihi kemampuan ginjal
untuk absorbsi dan ekskresi H+
2. Kurangnya cadangan dapar
Kehilangan ion HCO3 yang terbuang percuma
melalui ginjal atau usus menyebabkan
hipokarbonatremia dana asidosis metabolik.
3. Kurangnya ekskresi asam.
Dapat terjadi pada penyakit ginjal kronik dimana
ginjal gagal mengekskresikan asam yang
diproduksi secara normal.
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil
pengukuran pH darah yang diambil dari darah arteri (arteri
radialis di pergelangan tangan). Darah arteri digunakan
sebagai contoh karena darah vena tidak akurat untuk
mengukur pH darah.
Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran
kadar karbon dioksida dan bikarbonat dalam darah.
Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk
membantu menentukan penyebabnya. Misalnya kadar gula
darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya
menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya
bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis
metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau
overdosis. Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air
kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih
Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada
penyebabnya.7 Sebagai contoh, diabetes dikendalikan
dengan insulin atau keracunan diatasi dengan
membuang bahan racun tersebut dari dalam darah.
Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk
mengobati overdosis atau keracunan yang berat.
Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung.
Bila terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya
cairan intravena dan pengobatan terhadap
penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat, diberikan
bikarbonat mungkin secara intravena, tetapi
bikarbonat hanya memberikan kesembuhan
sementara dan dapat membahayakan.
Alkalosis Metabolik
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan
dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat.Alkalosis
metabolik terjadi jika tubuh kehilangan
terlalu banyak asam. Sebagai contoh
adalah kehilangan sejumlah asam
lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung
disedot dengan selang lambung.
Penyebab utama akalosis metabolik7:
Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan
lambung
Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing
atau akibat penggunaan kortikosteroid).
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas
(mudah tersinggung), otot berkedut dan kejang otot;
atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis yang
berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme
(kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan
pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan kalium). Pada
kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara
intravena.
Asidosis & Alkalosis respiratorik
• Obat bronkodilator.
• Kortikosteroid
Osmolality plasma ↑
Thirst ↑ ADH ↑
Water ingesti ↑ water
exc ↓
Water retensi
Osmolaliti plasma ↓
Vol sirkulasi ↑
DEHIDRASI
Tubuh kekurangan cairan
Etiologi kekurangan cairan :
◦ Melalui sal cerna (Muntah, perdarahan)
◦ Melalui sal kencing (Pemakaian diuretik,Penyakit
ginjal, diabetes)
◦ Melalui kulit (Luka bakar, Keringat ↑↑)
◦ Perpindahan keruang dalam badan
(Peritonitis, Pankreatitis )
Gejala dehidrasi :
lesu akral dingin
tek darah ↓ mukosa kering
nadi halus cepat turgor ↓
urin ↓
Penggolongan dehidrasi
berdasarkan banyaknya cairan
a. Dehidrasi ringan ( < 5 %) kehilangan
cairan dan elektrolit Dehidrasi ringan (jika
penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat
badan).
b. Dehidrasi sedang ( 5- 8 %) kehilangan
cairan dan elektrolit dehidrasi sedang (jika
penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen
dari berat badan).
c. Dehidrasi berat ( > 8 %) kehilangan
cairan dan elektrolit dehidrasi berat (jika
penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen
dari berat badan).
Pengobatan :
Sesuai penyakit dasar
Pemberian cairan oral – parenteral
(WHO) merekomendasikan larutan
rehidrasi oral yang mengandung natrium
klorida, natrium sitrat, kalium klorida dan
glukosa anhidrus.
Cara pemberian cairan
Cairan diguyur sampai nadi terisi penuh
dan TDS > 100 mmHg, sisanya diberikan
2 jam berikutnya
Perkiraan Jumlah Cairan yg Hilang
( defisit )
4. Ukur hematokrit
defisit cairan = 0,2 X BB { Ht _ 1}
Ht N
5. Ukur BJ plasma
EDEM
Patogenesis
1. ↑ tekanan darah hidrostatik kapiler
1. Payah jantung
2. Sirosis hati
3. Obstruksi vena lokal
2. ↓ tekanan koloid osmotik plasma ( alb↓ )
1. Sind. Nefrotik
2. Sirosis hepatis
3. Malnutrisi
3. Permeabilitas kapiler ↑
1. Trauma
2. Radang
3. Luka bakar
4. Alergi
4. ↑ tekanan koloid osmotik intertitial
1. Sumbatan sal limfe
Pengobatan :
Sesuai penyakit dasar
Simptomatis
1.Diit RG
2.Diuretik
Gangguan Keseimbangan Elektrolit
Hiponatre
mia
Decrease Increase
d Normal d
extracell celulaer extracelu
uler volume ler
volum volume
Heart
Urinari
failure,
Extraren sodium Renal
Renal cirrhosis,
al >20 failure
nephrotic
mEq/L
syndrom
Urinari Urinari Restrict
Urinari
sodium sodium Restric water ,
sodium
>20 <10 water loop
>20
mEq/L mEq/L diuretic
Hipernatremi
a
b. Saluran cerna:
Mual, diare, kolik usus
c. Ginjal:
Oliguria
Anuria
PATOFISIOLOGI HIPERKALEMIA
Hiperkalemia biasanya terjadi jika ginjal tidak
mengeluarkan kalium dengan baik. Mungkin penyebab
paling sering dari hiperkalemia adalah penggunaan obat
yang menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal, seperti
triamterene, spironolactone dan ACE inhibitor.
Hiperkalemia juga dapat disebabkan oleh penyakit
Addison, dimanakelenjar adrenal tidak dapat menghasilkan
hormon yang merangsang pembuangan kalium oleh ginjal
dalam jumlah cukup.
PENGOBATAN
ETIOLOGI
Peningkatan ekskresi kalium dari tubuh
diuretik loop (seperti Furosemide). Obat lain
termasuk steroid, licorice, kadang-kadang aspirin,
dan antibiotik tertentu.
Ginjal (ginjal) disfungsi
Kehilangan cairan tubuh karena muntah yang
berlebihan, diare, atau berkeringat.
Endokrin atau hormonal masalah
Miskin diet asupan kalium
MANIFESTASI KLINIK
a. CNS dan neuromuskular; lelah, tidak
enak badan, reflek tendon dalam
menghilang.
b. Pernapasan; otot-otot pernapasan
lemah, napas dangkal (lanjut)
c. Saluran cerna; menurunnya motilitas
usus besar, anoreksia, mual mmuntah.
d. Kardiovaskuler; hipotensi postural,
disritmia, perubahan pada EKG.
e. Ginjal; poliuria,nokturia.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK HIPOKALEMIA
1. Kalium serum : penurunan, kurang dari
3,5 mEq/L.
2. Klorida serum : sering turun, kurang dari
98 mEq/L.
3. Glukosa serum : agak tinggi.
4. Bikarbonat plasma : meningkat, lebih
besar dari 29 mEq/L.
5. Osmolalitas urine : menurun.
6. GDA : pH dan bikarbonat meningkat
(Alkalosit metabolik).
Pengobatan Hipokalemia
1. Pemberian K melalui oral atau Intravena
2. Monitor kadar kalium tiap 2-4 jam untuk
menghindari hiperkalemia terutama pada
pemberian secara intravena.
3. Pemberian K intravena dalam bentuk larutan
KCl disarankan melalui vena yang besar
dengan kecepatan 10-20 mEq/jam, kecuali
disertai aritmia atau kelumpuhan otot
pernafasan, diberikan dengan kecepatan 40-
100 mEq/jam. KCl dilarutkan sebanyak 20
mEq dalam 100 cc NaCl isotonik.
4. Acetazolamide untuk mencegah serangan.
5. Triamterene atau spironolactone
TERIMA KASIH