Anda di halaman 1dari 7

KEPERAWATAN KRITIS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kritis yang diampu oleh Ibu Nina
Indriyawati, MNS

Disusun Oleh Kelompok 10


Inna Nur Hayati P1337420617015
Aska Fauzan Abrianto P1337420617028
Cici Silviani P1337420617034
Mohamad Fauzan P1337420617016
Salma Eka Oktaryza P1337420617087

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020
Problem Based Learning Ketoasidosis
Klarifikasi Istilah
1. Alloanamnesis yaitu bertanya tentang kondisi pasien kepada keluarga
2. Somnolen yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur,
namun kesadaran bisa pulih kembali apabila diberikan rangsangan, tetapi jatuh
tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal
3. Pulmo ronchi yaitu suara nafas abnormal seperti bunyi gaduh yang dalam, terdengar
selama ekspirasi. Penyebabnya yaitu gerakan udara melewati jalan nafas yang
menyempit akibat obstruksi nafas. Contohnya seperti suara ngorok
4. Abdomen Supel hepar yaitu pemeriksaan fisik pada bagian abdomen yaitu hepar
5. Lien yaitu Lien merupakan organ limpatik yang berasal dari differensiasi jaringan
mesenkimal mesogastrium dorsale dengan beratrata-rata 75 hingga 100 gram dan
ukuran 12 x 7 x 4 sentimeter pada orang dewasa. Terletak di abdomen kuadran
kiri atas, antara kosta 9 hingga 11 dan terfiksasi oleh ligamentum gastrolienale dan
ligamentum lienarenale.
6. Plantar pedis sinistra yaitu calcaneus dan caput dua metatarsalia medialis (ball of the
foot) bagian kiri. Pedis dapat dianggap berhubungan dengan tiga bagian anatomis
yang fungsional : hindfoot, midfoot dan forefoot.
7. Hemiparase yaitu kekuatan otot yang berkurang pada separuh tubuh
8. Kusmaul yaitu Suatu pola pernafasan yang cepat dan dalam terutama pada
ketosidosis

Identifikasi Masalah
1. Apa saja keluhan yang dirasakan pasien
2. Apa sebelumnya pernah memiliki riwayat sakit yang sama
3. Apa riwayat penyakit dahulu pada pasien
4. Apa saja pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien
5. Apa pemeriksaan penunjang pada pasien
6. Apa diagnosa keperawatan pada pasien
7. Apa saja intervensi keperawatan pada pasien
8. Apa diagnosa medis dari pasien
9. Apa definisi dari penyakit pasien
10. Apa saja klasifikasi dari penyakit pasien
11. Apa saja komplikasi dari penyakit pasien
12. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit pasien
13. Mengapa pada pasien dapat terjadi penurunan kesadaran

Analisis Masalah
1. What
Apa saja keluhan yang dirasakan pasien ?
Penurunan kesadaran sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit, sesak nafas dan panas
tinggi sehari sebelumnya, luka pada telapak kaki, sebagian tungkai bawah bengkak,
merah dan nyeri sejak 3 hari sebelumnya, sering kencing, merasa haus disertai lapar.
Apa sebelumnya pasien pernah memiliki riwayat sakit yang sama ?
6 bulan yang lalu pasien pernah dirawat karena merasa lemas dan gula darahnya naik
mencapai 600 mg/dl tetapi tidak mengalami sesak seperti ini. Ketika pulang dari
rumah sakit pasien diberikan obat, namun tidak mengkonsumsi obatnya dan memilih
mengkonsumsi obat herbal.
Apa riwayat penyakit dahulu pasien :
- Diabetes Mellitus (+)
- Hipertensi (-)
- Penyakit Jantung (-)
Apa saja pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien ?
- Keadaan umum : Tampak sakit berat dan Tubuh berkeringat dingin
- Kesadaran : Somnolen
- Tanda rangsang : Meningeal (-)
- Tanda – tanda vital : TD 90/60 mmHg, N 100x/menit, S 39,4oC
- Mata : Konjungtiva tidak pucat
- Thorax : Jantung dalam batas normal, Pulmo ronchi tidak ada
- Abdomen : Supel hepar dan lien tidak teraba
- Ekstremitas : Plantar pedis sinitra terdapat edema, merah, terdapat pus, tidak ada
hemiparase
Apa pemeriksaan penunjang pada pasien ?
- Pemeriksaan Darah rutin : Leukosit 20000
- Pemeriksaan Urin : Reduksi +4, urin keton +
- Pemeriksaan GDS : 450 mg/dl
Apa diagnosa keperawatan pada pasien ?
Resiko ketidakseimbangan cairan
Resiko ketidaksetabilan kadar glukosa darah
Defisit Nutrisi (Ketidakseimbangan Nutrisi )
Apa diagnosa medis pada pasien ?
Ketoasidosis Diabetik
Apa definisi dari penyakit Tn. A ?
- Ketoasidosis Diabetik adalah keadaan dekompensasi metabolik yag ditandai oleh
trias hiperglikemia, asidosis dan ketosis terutama disebabkan oleh defisiensi
insulin absolut dan relatif
- Diabetes Mellitus adalah sindroma klinis yang timbul oleh karena adanya
peningkatan kadar gula (glukosa) darah kronis akibat kekurangan insulin baik
absolut mupun relatif
Apa klasifikasi penyakit pada pasien :
Ketoasidosis Diabetik
- Ringan : pH darah 7,30 – 7,35 bikarbonat plasma 15 – 20 meq/l
- Sedang : pH darah 7,20 – 7,30 bikarbonat plasma 12 - 15 meq/l
- Berat : pH darah 6,90 – 7,20 bikarbonat plasma 15 – 20 meq/l
- Sangat berat : pH darah <6,9 bikarbonat plasma <8 meq/l
Diabetes Mellitus
- Diebetes Mellitus Tipe 1 yaitu adanya destruksi sel beta pankreas yang secara
absolut menyebabkan defisiensi insulin
- Diabetes Mellitus Tipe 2 yaitu adanya kelainan sekresi insulin yang progresif dan
adanya resistensi insulin
- Diabetes Mellitus Gestasional yaitu diabetes mellitus pada masa kehamilan
Apa komplikasi dari penyakit pasien
Hipoglikemia, hiperglikemia,thrombosis otak, gagal jantung kognitif, stroke,
neuropati, nefropati.
2. How
Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit pasien ?
 Berikan kristaloid sesuai intruksi untuk mengoreksi dehidrasi. Bolus NS sampai 1000
ml/jam mungkin di perlukan hingga haluaran urine. TTV, dan pengkajian klinis
menggambarkan status hidrasi yang adekuat. Resusitasi cairan yang kurang agresif
mungkin di perlukan pada pasien dengan riwayat penyakit kardiovaskuler, terutama
gagal jantung. Salin setengah normal mungkin di perlukan pada pasien tersebut,
bukan NS. Tambahkan dekstrosa 5% pada infus intravena ketika glukosa serum ≤250
mg/dl, untuk mencegah hipoglikemia rebound.
 Berikan seteguk air atau kepingan es sedikit dan sering jika pasien diizinkan untuk
mengonsumsi cairan melalui mulut.
 Berikan higiene oral secara sering karena dehidrasi menyebabkan kekeringan pada
membran mukosa.
 Berikan terapi insulin intravena sesuai intruksi. Regimen tipikal di mulai dengan dosis
muatan 0,15 U insulin/kg, yang dilanjutkan dengan infusi dengan rumatan 0,1 U
insulin /kg/jam. Drip insulin mungkin di hentikan dan insulin SK mungkin di berikan
pada saat glukosa serum ≤250 mg/dl, asidosis sikoreksi, dan pasien mampu
menoleransi asupan per oral.

(Tarwoto N. S., 2010, hal. 261)

3. Why
Mengapa pada pasien terjadi penurunan kesadaran ?
Karena pada pemeriksaan urin didapatkan hasil reduksi +4, urin keton +. Peningkatan
produksi keton menyebabkan meningkatnya beban ion hidrogen dan asidosis
metabolik. Glukosuria dan ketonuria dapat mengakibatkan diuresis osmotik dengan
hasil akhir dehidrasi dan kekurangan elektrolit. Sehingga pasien menjadi hipotensi
dan mengalami syok akibat penurunan oksigen otak pasien dan akan mengalami koma
hingga kematian
4. Mind Mapping

 Sesak Nafas  Kesadaran somnolen


 Luka pada telapak  hipotensi
kaki  Nadi normal,pulse
 Tungkai bawah rate menurun
bengkak, merah,dan  Takipneu
nyeri  Panas tinggi
 Sering  Konjungtiva normal  Hiperglikemia
kencing,merasa haus  Jantung Normal  Leukositosis
disertai lapar  Pulmo ronki (-)  Ketonuria
 pernah dirawat  Abdomen normal  Hiperglikemia
dibulan lalu karena  Eksremitas inferior diatas 170 %
lemas dan gula darah sinistra bengkak + mg (diatas
>600 mg/dl ,merah +, nanah+ ambang batas
 Obat tidak diminum  Hemiparese absorbsi
teratur dan konsumsi
ginjal)
obat herbal

Allonamnesis Pemeriksaan fisik Pem. laboratorium

Diagnosis
Etiologi
Diagnosis diferensial
Epidemiologi KETOASIDOSIS
DIABETIK ec Tatalaksana
Patogenesis DIABETES MELLITUS
TIPE 2 YANG TELAH Pencegahan
Patofisiologi DIKENAL
Komplikasi
Manifestasi
Klinis Prognosis
DAFTAR PUSTAKA

1. Ahdiyanti, Fitria. 16 Oktober 2015. Mekanisme Penurunan Kesadaran. Diunduh dari


http://dokumen.tips/documents/mekanisme-penurunan-kesadaran.html).
2. Lomen-hoerth C, Messing RO. Nervous System Disorders. In Mcphee SJ, Hammer
GD. Pathopysiology of Disease : an Inroduction to Clinical Medicine. 6 th ed.2010.
McGraw-Hill
3. Lumbantobing S.M. Neurologi Klinik: Pemeriksaan Fisik Mental. Edisi 11. Jakarta :
FKUI. 2008. Hal 7-10.
4. Sudoyo, Aru W., Bambang Setyohadi., Idrus Alwi., dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III. Edisi V. Jakarta : InternaPublishing.
5. Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran Jakarta: EGC
6. Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta:
EGC
7. Guyton, Arthur C dan John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC.
8. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi IV, Vol. II. 2014. Jakarta: Media Aesculapius.
9. Gandasoebrata. R. 2011. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: Dian Rakyat
10. Katzung, Bertram G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8. Jakarta : Salemba
Medika.
11. Hyperglycaemic crises and lactic acidosis in diabetes mellitus. English, P and
Williams, G. Liverpool : s.n., October 2003, Postgrad Med, Vol. 80, pp. 253-261.
12. Hyperglycemic Crises in Diabetes. Kitabchi, AE, et al. Suplement 1, January 1, 2004,
Diabetes Care, Vol. 27, pp. S94-S102.
13. Management of hyperglycemic crises in patients with diabetes. Kitabchi, AE, et al. 1,
January 1, 2001, Vol. 24, pp. 131-153.
14. http://www.depkes.go.id/article/view/414/tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-
indonesia-mencapai-213-juta-orang.html#sthash.Pj4ZrM21.dpuf. Diakses tanggal 24
November 2015.
15. Fatimah, Restyana Noor. Diabetes Mellitus Tipe 2. 2015: Lampung University
16. Tarwoto, N. S. (2010). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai