DISUSUN OLEH
Muridawati
Maulina Intan
Riniati
Imasni Afrida
Nur Waryuli Azizati
Arifullah
Hasmalita
M. Anhar
Ida Elfira
Farizal
1. Definisi
b. Kepribadian pasien
a. Gagal jantung
c. Stroke
d. Diabetes mellitus
e. Hipertensi
cairan, penanganan garam, serta penimbunan zat – zat sisa masih bervariasi dan bergantung
pada bagian ginjal yang sakit. Sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25% normal,
manifestasi klinis GGK mungkin minimal karena nefron – nefron sisa yang sehat mengambil
alih fungsi nefron yang rusak. Nefron yang tersisa meningkatkan kecepatan filtrasi,
reabsorpsi, dan sekresinya, serta mengalami hipertrofi. Seiring dengan makin banyaknya
nefron yang mati, maka nefron yang tersisa menghadapi tugas yang semakin berat sehingga
nefron – nefron tersebut ikut rusak dan akhirnya mati. Sebagian dari siklus kematian ini
tampaknya berkaitan dengan tuntutan pada nefron – nefron yang ada untuk meningkatkan
reabsorpsi protein.
Pada saat penyusutan progresif nefron – nefron yang ada untuk meningkatkan reabsorpsi
protein, terjadi pembentukan jaringan parut dan aliran darah pada ginjal akan berkurang.
Pelepasan renin akan meningkat bersama dengan kelebihan beban cairan sehingga dapat
menyebabkan hipertensi. Hipertensi akan memperburuk kondisi gagal ginjal, dengan tujuan
agar terjadi peningkatan filtrasi protein – protein plasma. Kondisi akan bertambah buruk
dengan semakin banyak terbentuk jaringan parut sebagai respon dari kerusakan nefron dan
secara progresif fungsi ginjal menurun drastis dengan manifestasi penumpukan metabolit –
metabolit yang seharusnya dikeluarkan dari sirkulasi sehingga akan terjadi sindrom uremia
berat yang memberikan banyak manifestasi pada setiap organ tubuh (Muttaqin & Sari, 2011).
kualitas hidup pasien GGK akan lebih buruk dari pada 16 pasien lain pada umumnya, karena
itu akan berkaitan dengan munculnya masalah psikis yaitu emosional yang berlebih, tidak
kooperatif, penderitaan fisik, masalah sosial yaitu kurangnya berinteraksi dengan orang lain,
keterbatasan dalam beraktivitas sehari-hari serta tingginya beban biaya yang dikeluarkan.
Dengan kata lain hal ini secara signifikan berdampak atau mempengaruhi kualitas hidup
pasien GGK yang menjalani hemodialisis (Wua, Langi, & Kaunang, 2019)
C. Asuhan Keperawatan Penyakit Kronik: Ckd
1. Pengkajian
a. Anamnesa
penunjang
c. Aktivitas/istirahat
rentan gerak.
d. Sirkulasi
umum, dan pitting pada kaki, telapak tangan, disritmia jantung.Nadi lemah,
tahap akhir. Friction rub pericardial (respon terhadap akumulasi sisa). Pucat,
e. Integritas ego
berdaya, tak ada harapan, tidak ada kekuatan, menolak, ansietas, takut, marah,
f. Eliminasi
g. Makanan/cairan
Peningkatan berat badan cepat (edema), penurunan berat badan
(malnutrisi).Anoreksia, nyeri ulu hati, mual / muntah, rasa metalik tak sedap
bertenaga
h. Neurosensori
i. Nyeri/kenyamanan
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki (memburuk saat malam
j. Pernafasan
(edema paru).
k. Keamanan
sendi
l. Seksualitas
m. Penyuluhan/Pembelajaran
Riwayat DM, keluarga (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik,
berulang
2. Analisa data
e. Meramalkan prognosis
3. Diagnose keperawatan
d. Intervensi
Terapeutik
- Fasilitasi fokus pada kemampuan,
buka defisit yang dialami
- Fasilitasi memilih aktivitas dan
tetapkan tujuan aktivitas yang
konsisten sesuai kemampuan fisik,
psikologis, dan sosial
Edukasi
- Jelaskan metode aktivitas fisik
sehari-hari, jika perlu
- Ajarkan cara melakukan aktivitas
yang dipilih
- Anjurkan melakukan aktivitas
fisik, sosial, spiritual, dan kognitif
dalam menjaga fungsi dan
kesehatan
3 Risiko Perfusi Ekspektasi meningkat observasi
Renal Tidak ((L.02013), kriteria hasil: - Periksa tanda dan gejala
Efektif b/d - Jumlah urine meningkat hypervolemia
Disfungsi Ginjal - Mual muntah menurun - Identifikasi penyebab
(D.0016) - Distensi abdomen hypervolemia
menurun - Monitor status hemodinamik,
- Kadar urea nitrogen tekanan darah, MAP, CVP, PAP,
darah membaik PCWP, CO jika tersedia
- Tekanan arteri rata-rata - Monitor intaje dan output cairan
membaik - Monitor tanda hemokonsentrasi
- Kadar kreatinin plasma ( kadar Natrium, BUN,
membaik hematocrit, berat jenis urine)
- Tekanan darah membaik - Monitor tanda peningkatan
- Kadar elektrolit tekanan onkotik plasma
membaik - Monitor kecepatan infus secara
- Keseimbangan asam ketat
basa membaik - Monitor efek samping diuretik
- Timbang berat badan setiap hari
pada waktu yang sama
terapeutik
- Batasi asupan cairan dan garam
- Tinggikan kepala tempat tidur
30-40 derajat
- Anjurkan melapor jika haluaran
urine <0.5 ml/kg/jam dalam 6
jam
- Anjurkan melapor jika BB
bertambah > 1 kg dalam sehari
Edukasi
- Ajarkan cara mengukur dan
mencatat asupan dan haluaran
cairan
- Ajarkan cara membatasi cairan
- Kolaborasi pemberian diuritik
- Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat
diuretic
- Kolaborasi pemberian
continuous renal replacement
therapy
e. Implementasi
masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik
dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu
masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil
yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien
f. Evaluasi
perilaku, penampilan.
prognosis
Tahap evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
ditujukan untuk melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan,
menjadi dua jenis yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi
Allen, Carol Vestal. (2018). Memahami Proses Keperawatan dengan Pendekatan Latihan.
Jakarta: EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Wong, Rajif., dkk. (2019). The State of Kidney Disease in the US: New Findings & High