Anda di halaman 1dari 27

Askep pada kasus kritis

ketoadosis dan EBP

Kelompok 6 :
Resa siti rubiah
Resti rohimah
Ridwan solehudin
Rustandi
Pengertian
Diabetes ketoasidosis adalah suatu kondisi dimana terjadi
akibat adanya defisiensi insulin yang bersifat absolute dan
terjadinya peningkatan kadar hormone yang berlawanan dengan
isulin
Diabetik ketoasidosis adalah keadaan kegawat daruratan atau
akut dari diabetes tipe 1, yang di sebabkan oleh meningkatnya
keasaman tubuh benda-benda keton akibat kekurangan atau
defisiensi insulin. KAD di karakteristikkan dengan hiperglikemia,
asidosis metanolik, dan keton sebagai akibat kekurangannya
insulin.
Klasifikasi
Etiologi

Pada pasien ketoasidosis diabetik biasanya karena tidak adanya atau


tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata, yang dapat disebabkan oleh :
1. Insulin tidak diberikan atau dengan diberikan dengan dosis
yang dikurangi
2. Keadaan sakit atau infeksi

3. Manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak


terdiagnosis dan tidak terobati
Patofisiologi
KAD terjadi oleh karena menurunnya konsentrasi insulin efektif
danmeningkatnya hormon kontra insulin. Hiperglikemia terjadi sebagai
dampak dari 3 proses : meningkatnya proses gluconeogenesis,
meningkatnya glikogenesis, menurunnya ambilan glukosa dijaringan
perifer. Keadaan ini terjadi oleh adanya ketidakseimbangan hormone
tersebut diatas yang menyebabkan meningkatnya resistensi insulin
sementara disertai dengan meningkatnya kadar asam lemak bebas.
Kombinasi defisiensi insulin dan meningkatnya hormone kontra insulin
pada KAD menyebabkan pelepasan asam lemak bebas yang tidak
terkendali dari jaringan adipose kedalam sirkulasi (lipolysis) dan terjadi
oksidasi asam lemak bebas dalam hepar menjadi benda keton (β-
hydroxybutyrate dan acetoacetate), menyebabkan ketonemia dan asidosis
metabolic.
Tanda dan gejala

● Kriteria diagnosis KAD adalah sebagai berikut :


1. Klinis : polyuria, polydipsia, mual dan atau muntah, pernafasan
kussmaul (dalam dan frekuen) , lemah, dehidrasi, hipotensi
sampai syok, kesadaran terganggu sampai koma.
2. Darah : hiperglikemi lebih dari 300 mg/dl (biasanya melebihi
500 mg/dl). Bikarbonat kurang dari 20 mEq/l (dan pH <7,35),
ketonemia
3. Urin : glukosuria dan ketonuria
Komplikasi

Komplikasi yang harus di perhatikan dalam kasus KAD :


1. Hiperglikemia
2. Hipokalemia

3. Asidosis metabolik
Pemeriksaan penunjang

a. Kadar glukosa darah: > 300 mg /dl tetapi g. Aseton plasma (keton) : positif secara

tidak > 800 mg/dl mencolok


h. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya
b. Elektrolit darah (tentukan corrected Na) dan
kurang dari 330 mOsm/l
osmolalitas serum.
i. Pemeriksaan Osmolalitas = 2[Na+K] +
c. Analisis gas darah, BUN dan kreatinin. [GDR/18] + [UREUM/6]
d. Darah lengkap (pada KAD sering dijumpai j. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-
gambaran lekositosis), HbA1c, urinalisis (dan 4 kali lipat dari normal yang mencerminkan

kultur urine bila ada indikasi). kontrol DM yang kurang selama 4 bulan

e. Rongen thorax terakhir


k. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH <
f. Ketosis (Ketonemia dan Ketonuria)
7,3 dan penurunan pada HCO3 250 mg/dl
Penatalaksanaan
1. Cairan yang diberikan per24 jam disesuaikan dengan klasifikasi KAD (stadium I
sampai IV). Satu botol Kcl 25 cc berisi 25 mEq infus dapat dimasukkan dalam
cairan. NaCl 0,9% atau aseing asetat
2. Infus Bikarbonat (jangan intervena bolus) dosis 100 mEq/100 ml dalam 2jam atau
± 20 tts/menit. Tetapi apabila pH ≤ 7,0, maka bikarbonat diberikan diberikan 25
mEq/25 ml dalam bolus-pelan sisanya 75 mEq/75 ml dalam bentuk drip 9 20
tts/mnt, dosis bikarbonat dapat diulang tergantung pada keadaan sewaktu follow
up
3. Antibotik secara emperik selanjutnya disesuaikan dengan hasil kultur.
Asuhan
keperawatan
Pengkajian
A. Anamnesis : B. Pemeriksaan Fisik A. Pengkajian Gawat Darurat
1. Riwayat DM 1. Ortostatik hipotensi (sistole 1. Airways : kaji kepatenan jalan
2. Poliuria, Polidipsi turun 20 mmHg atau lebih nafas pasien, ada tidaknya sputum
3. Berhenti menyuntik saat berdiri) atau benda asing yang
insulin 2. Hipotensi, Syok menghalangi jalan nafas
4. Demam dan infeksi 3. Nafas bau aseton (bau 2. Breathing : kaji frekuensi nafas,
5. Nyeri perut, mual, mutah manis seperti buah) bunyi nafas, ada tidaknya
6. Penglihatan kabur 4. Hiperventilasi : Kusmual penggunaan otot bantu pernafasan
7. Lemah dan sakit kepala (RR cepat, dalam) 3. Circulation : kaji nadi, capillary
5. Kesadaran bisa CM, letargi refill
atau koma
6. Dehidrasi
A. Pengkajian Head To Toe 1. Data Obyektif

1. Data Subyektif - Aktivitas / Istirahat

a. Riwayat penyakit dahulu Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot,

b. Riwayat penyakit sekarang tonus otot menurun, gangguan istrahat/tidur

c. Status metabolic Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau

Intake makanan yang melebihi aktifitas, letargi /disorientasi, koma

kebutuhan kalori, infeksi atau - Sirkulasi

penyakit-penyakit akut lain, stress Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, klaudikasi,

yang berhubungan dengan faktor- kebas dan kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki,

faktor psikologis dan social, obat- penyembuhan yang lama, takikardia.

obatan atau terapi lain yang Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi

mempengaruhi glukosa darah, yang menurun/tidak ada, disritmia, krekels, distensi vena

penghentian insulin atau obat anti jugularis, kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata

hiperglikemik oral. cekung.


- Integritas/ Ego - Nutrisi/Cairan
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah Gejala : Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mematuhi
finansial yang berhubungan dengan kondisi diet, peningkatan masukan glukosa/karbohidrat, penurunan
Tanda : Ansietas, peka rangsang berat badan lebih dari beberapa hari/minggu, haus,
- Eliminasi penggunaan diuretik (Thiazid)
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, Tanda : Kulit kering/bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensi
rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK abdomen, muntah, pembesaran tiroid (peningkatan
baru/berulang, nyeri tekan abdomen, diare. kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah), bau
Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat halisitosis/manis, bau buah (napas aseton)
berkembang menjadi oliguria/anuria, jika terjadi - Neurosensori
hipovolemia berat), urin berkabut, bau busuk (infeksi), Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas,
abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah dan kelemahan pada otot, parestesi, gangguan penglihatan
menurun, hiperaktif (diare) Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma
(tahap lanjut), gangguan memori (baru, masa lalu), kacau
mental, refleks tendon dalam menurun (koma),
aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA).
- Nyeri/kenyamanan - Seksualitas
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat) Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada
berhati-hati wanita
- Pernapasan - Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke,
sputum purulen (tergantung adanya infeksi/tidak) hipertensi. Penyembuhan yang lambat, penggunaan
Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen, obat sepertii steroid, diuretik (thiazid), dilantin dan
frekuensi pernapasan meningkat fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa
- Keamanan darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit sesuai pesanan. Rencana pemulangan : Mungkin
Tanda : Demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ulserasi, memerlukan bantuan dalam pengaturan diet,
menurunnya kekuatan umum/rentang gerak, pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap
parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika glukosa darah.
kadar kalium menurun dengan cukup tajam).
Klasifikasi Data Do:
Ds: • Kelemahan
Takirkardia
• Klien mengeluh mengalami peningkatan
Penurunan kekuatan otot
rasa haus (poliuri dan polidipsi)
• Klien mengeluh sakit kepala • Kulit kering, dan kemerahan, bola cekung
• Klien mengeluh mual muntah • Turgor kulit buruk
• Klien mengeluh nyeri abdomen
• Sesak
• Klien mengeluh penglihatan kabur
• Nyeri tekan
• Klien mengeluh cemas, tergantung pada
orang lain, masalah finansial yang • Penurunan berat badan
berhubungan dengan kondisi
• Wajah meringis dengan palpitasi

• Frekuensi pernapasan meningkat

• Ansietas
Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan asidosis dan respirasi yang
meningkat

2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan


oral, status hipermetabolisme, di tandai dengan

4. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedra fisiologis

5. Ansietas berhubungan dengan kebutuhan tidak terpenuhi


No. Diagnosis keprawatan (SDKI) Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
(SLKI) (SIKI)
1. Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Jalan Nafas (I. 01011)
selama 3x24 jam diharapkan inspirasi dan
efektif b/d asidosis dan respirasi yang Observasi
atau ekspirasi yang memberikan ventilasi
meningkat
adekuat membaik dengan kriteria hasil : Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas,
  a. Dispnea menurun (5) Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi,
weezing, ronkhi kering), Monitor sputum (jumlah, warna,
 
b. Penggunaan otot bantu napas menurun (5) aroma)
c. Pemanjangan fase ekspirasi menurun (5) Terapeutik
d. Ortopnea menurun (5) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-
lift (jaw-thrust jika curiga trauma cervical), Posisikan semi-
e. Pernapasan pursed-lip menurun (5)
Fowler atau Fowler, Berikan minum hangat, Lakukan
f. Pernapasan cuping hidung menurun (5) fisioterapi dada, jika perlu, Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik, Lakukan hiperoksigenasi sebelum,
g. Ventilasi semenit meningkat (5) Penghisapan endotrakeal, Keluarkan sumbatan benda padat
h. Kapasitas vital meningkat (5) dengan forsepMcGill, Berikan oksigen, jika perlu

i. Diameter thorax anterior posterior Edukasi


meningkat (5) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
j. Tekanan ekspirasi meningkat (5) kontraindikasi., Ajarkan teknik batuk efektif

k. Tekanan inspirasi meningkat (5) Kolaborasi

l. Frekuensi napas membaik (5) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,


mukolitik, jika perlu.
m. Kedalaman napas membaik (5)
Terapi oksigen
 
 
2. Defisit nutrisi berhubungan asupan Status Nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi (i. 03119)
nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme Setelah dilakukan intervensi keperawatan Observasi
selama 3x24 jam diharapkan status nutrisi
tepenuhi, dengan kriteria hasil: Identifikasi status nutrisi, Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan, Identifikasi makanan yang disukai, Identifikasi
1. Porsi makan yang dihabiskan meningkat kebutuhan kalori dan jenis nutrient, Identifikasi perlunya
penggunaan selang nasogastric, Monitor asupan makanan,
2. Indeks Massa tubuh (IMT) membaik
Monitor berat badan, Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
3. Frekuensi makan membaik
Terapeutik
4. Nafsu makan membaik
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu, Fasilitasi
5. Bising usus membaik menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan), Sajikan
makanan secara menarik dan suhu yang sesuai, Berikan
 Membran mukosa membaik makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi, Berikan
makanan tinggi kalori dan tinggi protein, Berikan suplemen
makanan, jika perlu, Hentikan pemberian makan melalui
selang nasigastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis.
Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
 
2. Defisit nutrisi berhubungan asupan Status Nutrisi (L.03030) Manajemen nutrisi (i. 03119)
nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme Setelah dilakukan intervensi keperawatan Observasi
selama 3x24 jam diharapkan status nutrisi
tepenuhi, dengan kriteria hasil: Identifikasi status nutrisi, Identifikasi alergi dan intoleransi
makanan, Identifikasi makanan yang disukai, Identifikasi
1. Porsi makan yang dihabiskan meningkat kebutuhan kalori dan jenis nutrient, Identifikasi perlunya
penggunaan selang nasogastric, Monitor asupan makanan,
2. Indeks Massa tubuh (IMT) membaik
Monitor berat badan, Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
3. Frekuensi makan membaik
Terapeutik
4. Nafsu makan membaik
Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu, Fasilitasi
5. Bising usus membaik menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan), Sajikan
makanan secara menarik dan suhu yang sesuai, Berikan
 Membran mukosa membaik makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi, Berikan
makanan tinggi kalori dan tinggi protein, Berikan suplemen
makanan, jika perlu, Hentikan pemberian makan melalui
selang nasigastrik jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis.
Pereda nyeri, antiemetik), jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
 
3. Hipovolemia b/d kehilangan cairan Status cairan Manajemen hipovolemia
aktif Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3 x 24 jam diharapkan Status Observasi
 
cairan membaik, dengan kriteria hasil : 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi
1. Asupan cairan meningkat nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah
2. Output urin meningkat menurun, tekanan nadi menyempit,turgor kulit
menurun, membrane mukosa kering, volume urine
3. Membrane mukoa lembab meningkat menurun, hematokrit meningkat, haus dan lemah)
2. Monitor intake dan output cairan
4. Edema menurun
Terapeutik
5. Dehidrasi menurun
3. Hitung kebutuhan cairan
6. Tekanan darah membaik 4. Berikan posisi modified trendelenburg
7. Frekuensi nadi membaik 5. Berikan asupan cairan oral

8. Kekuatan nadi membaik Edukasi

9. Tekanan arteri rata-rata membaik 6. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral


7. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
10. Mata cekung membaik
Kolaborasi
Turgor kulit membaik
8. Kolaborasi pemberian cairan IV issotonis (mis. cairan
NaCl, RL)
9. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa
2,5%, NaCl 0,4%)
10. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin,
plasmanate)
11. Kolaborasi pemberian produk darah
 
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri (I.08238)
pencendra fisiologis Observasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
selama 3x24 jam diharapkan tingkat nyeri
intensitas nyeri, Identifikasi skala nyeri, Identifikasi respon
menurun dan kontrol nyeri meningkat,
nyeri non verbal, Identifikasi faktor yang memperberat dan
dengan kriteria hasil:
memperingan nyeri, Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
a. Keluhan nyeri menurun tentang nyeri, Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri, Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
b. Meringis menurun Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
c. Gelisah menurun diberikan, Monitor efek samping penggunaan analgetik
Teraupetik
1. Mual menurun Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain), Control lingkungan
yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan), Fasilitasi istirahat dan tidur,
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan nyeri
c. Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
d. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
5. Ansietas berhubungan dengan Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi Anxietas (I.09314)
kebutuhan tidak terpenuhi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama  Observasi
3 x pertemuan maka tingkat Ansietas menurun
dengan kriteria hasil: Identifikasi saat tingkat anxietas berubah (mis. Kondisi,
waktu, stressor), Identifikasi kemampuan mengambil
1) Verbalisasi kebingungan menurun (5) keputusan, Monitor tanda anxietas (verbal dan non verbal)
2) Verbalisasi khawatir akibat kondisi Terapeutik
yang dihadapi menurun (5) Ciptakan suasana  terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan, Temani pasien untuk mengurangi kecemasan ,
3) Perilaku gelisah menurun (5) Perilaku
jika memungkinkan, Pahami situasi yang membuat anxietas
tegang menurun (5)
Dengarkan dengan penuh perhatian, Gunakan pedekatan yang
4) Konsentrasi membaik (5) tenang dan meyakinkan, Motivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan, Diskusikan perencanaan  realistis
5) Pola tidur membaik (5) tentang peristiwa yang akan datang
6) Pola perkemihan membaik (5) Edukasi

7) Frekuensi tekanan darah menurun (5) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami,
Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan,
8) Frekuensi nadi menurun (5) dan prognosis, Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien,
jika perlu, Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
9) Frekuensi pernapasan menurun (5) kompetitif, sesuai kebutuhan, Anjurkan mengungkapkan
10) Kontak mata membaik (5) perasaan dan persepsi, Latih kegiatan pengalihan, untuk
mengurangi ketegangan, Latih penggunaan mekanisme
pertahanan diri yang tepat, Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu
Implementasi

Pada prinsipnya implementasi keperawatan dilaksanakan


berdasarkan dengan intervensi yang telah direncanakan
sebelumnya. Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas
spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk
mengimplementasikan intervensi keperawatan. Tindakan-tindakan
pada intervensi keperawatan terdiri atas observasi, terapeutik,
edukasi dan kolaborasi (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2017).
Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil
menentukan seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai
keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan apakah
ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluasi (Ali, 2014).
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai
apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau
tidak untuk mengatasi suatu masalah.

 
THANKS
Do you have any questions?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourwebsite.com

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai