Anda di halaman 1dari 75

Konsep Keluarga

TIM DEPARTEMEN KEPERAWATAN


KOMUNITAS - KELUARGA
Pengertian Keluarga

• Keluarga berasal dari bahasa Sansakerta : kula dan


warga “kulawarga” yang berarti “anggota” kelompok
kerabat. Keluarga adalah lingkungan dimana beberapa
orang yang masih memiliki hubungan darah
Banyak Ahli menguraikan
Pengertian Keluarga
• Menurut Raisner (1980) keluarga adalah sebuah
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan
yang terdiri dari bapak,ibu, adik, kakak dan nenek.
Bailon dan Maglaya (1978)

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena


hubungan darah, hubungan perkawinan dan pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan.
Duvall (1986)

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan


perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial dari setiap anggotanya
Departemen Kesehatan RI (1988)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta
tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
bergantungan
• Menurut UU no. 10 tahun 1992 ttg perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera,
keluarga adalah : unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah
dan anaknya atau ibu dan anaknya.

• Sesuai dgn PP no. 21 (1994) bahwa keluarga dibentuk


berdasarkan atas perkawinan yang sah.
Simpulan

Dari beberapa pengertian tentang keluarga dapat Terdiri dari


dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, dengan karakteristik ;
1. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika
terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain
2. anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-
masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak
dan adik
Tujuan Keluarga
• Untuk membentuk unit terkecil dari masyarakat

• Untuk mempunyai ikatan perkawinan / pertalian darah

• Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan

• Meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, sosial anggota


Ciri-Ciri Keluarga
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan


hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara
3. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan

4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya


berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak

5. Keluarga mempunyai tempat tinggal bersama, rumah, atau rumah tangga


Peran Keluarga
• Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan
pribadi dalam posisi dan situasi tertentu

• Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah


sebagai berikut :
PERAN AYAH
1. Sebagai suami dari istri dan ayah bagi
anak-anak

2. Berperan sebagai pencari nafkah

3. Pendidik

4. Pelindung dan pemberi rasa aman

5. Sebagai kepala keluarga

6. Sebagai anggota dari kelompok


sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya
PERAN IBU
1. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya

2. Untuk menngurus rumah tangga

3. Sebagai pengasuh dan pendidik anak-


anaknya

4. Pelindung sosialnya serta sebagai


anggota masyarakat dari lingkungannya

5. Ibu juga dapat berperan sebagai pencari


nafkah tambahan dalam keluarganya
PERAN
1.
ANAK
Mempelajari peran sosial di keluarga
dan masyarakat

2. Melaksanakan peran psikososial sesuai


dengan tingkat perkembangannya baik
fisik, mental, sosial, dan spiritual

3. Belajar dengan orang tua tentang


aturan, nilai, norma, perilaku dan
tatacara hidup bermasyarakat
Tipe Keluarga

 Menjelaskan mengenai jenis atau tipe keluarga. Untuk menentukan tipe


keluarga, mengidentifikasi terhadap KK nya

 Adapun nama-nama tipe keluarga sebagai berikut : The nuclear family,


The dyad family , Keluarga usila, The childless family, The extended
family , The single-parent family, Commuter familiy , Multigenerational
family , Kin-network family , Blended family, The single adult living
alone/single-adult family, The unmerried teenage mother , The
stepparent family, Comunne family, The nonmarital heterosexsual
cohabiting family , Gay and lesbian families, Cohabitating couple
1. The nuclear family , (keluarga inti) , yaitu keluarga
yang terdiri dari suami, istri dan anak

2. The dyad family. yaitu keluarga yang terdiri dari


suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah
3. Keluarga usila, yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri
yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri

4. The childless family yaitu keluarga tanpa anak karena


terlambat menikah dan untuk mendapatakan anak terlambat
waktunya, yang disebabkan karena mengejar
karier/pendidikan yang terjadi pada wanita
5. The extended family (keluarga luas/besar) yaitu keluarga
yang terdiri tiga generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah

6. The single-parent family (keluarga duda/janda), yaitu


keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu)
dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
7. Commuter familiy yaitu kedua orang tua bekerja di kota
yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat
tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan

8. Multigenerational family yaitu keluarga dengan beberapa


generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah
9. Kin-network family beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang
dan pelayanan yang sama

10. Blended family yaitu keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda
yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya

11. The single adult living alone/single-adult family yaitu keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri tanpa menikah karena
12.The unmerried teenage mother yaitu keluarga yanng terdiri dari
orang tua (terutama ibu ) dengan anak dari hubungan tanpa nikah

13.The stepparent family, yaitu keluarga dengan orang tua tiri

14.Comunne family yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan


anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama
dalam satu rumah, sumber fasilitas sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau
membesarkan anak bersama
14. The nonmarital heterosexsual cohabiting family yaitu
keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa
melalui pernikahan

15. Gay and lesbian families yaitu seseorang yang mempunyai


persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-
istri (martial partners)

16. Cohabitating couple, yaitu orang dewasa yang hidup bersama


Fungsi Keluarga Menurut Friedman
1. Fungsi affective

 Perlindungan psikologis rasa aman

 Mendewasakan

 Mengenai identitas diri

2. Fungsi sosial

 Fungsi dan peran dimasyarakat

 Sarana kontak sosial di dalam/luar rumah

3. Fungsi reproduksi

 Menjamin kelangsungan generasi


4. Fungsi memenuhi kebutuhan fisik dan perawatan

 Sandang, pangan dan papan

 Perawatan kesehatan.

5. Fungsi ekonomi

 Pengadaan sumber dana

 Pengalokasian dana

 Pengaturan keseimbangan

6. Fungsi pengontrol/pengatur

 Memberikan pendidikan
Fungsi Keluarga Menurut WHO
1. Fungsi biologis

 Reproduksi

 Memelihara dan membesarkan anak

 Memberikan makanan

 Mempertahankan kesehatan

2. Fungsi ekonomi

 Ada sumber penghasilan

 Menentukan alokasi sumber

 Menjamin finansial anggota keluarga


3. Fungsi psikologis

 Menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan perkembangan


kepribadian

 Perlindungan psikologis yang optimum.

 Memberikan identitas keluarga

4. Fungsi edukasi

 Mengakarkan pengetahuan, sikap dan keterampilan.

5. Fungsi Sosiokultural

 Transfer nilai-nilai yang berhubungan dengan perilaku, tradisi adat dan


Fungsi Keluarga menurut
PP NO 21 TAHUN 1994
1. Fungsi keagamaan : Wahana utama dan pertama menciptakan
seluruh anggota keluarga menjadi iman dan taqwa kepada Tuhan
YME

2. Fungsi sosial budaya : Menggali, mengembangkan dan melestarikan


sosial budaya bangsa Indonesia.

3. Fungsi kasih sayang : Pengembangan rasa cinta dan kasih sayang


setiap anggota keluarga, antara kerabat, antar generasi.

4. Fungsi Perlindungan : Memberikan rasa aman, tentram lahir bathin.


5. Fungsi reproduksi : memberikan keturunan yang
berkualitas melalui pengaturan dan perencanaan.

6. Fungsi pendidikan dan sosialisasi : Keluarga sebagai


pendidik utama dan pertama anggota keluarga.

7. Fungsi ekonomi : meningkatkan usaha ekonomis produktif.

8. Fungsi pembinaan lingkungan : lingkungan sosial


budaya/alam serasi, selaras dan seimbang.
Struktur Keluarga

• Ada Beberapa Struktur Keluarga yang ada di


Indonesia diantaranya
1. Patrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur ayah
2. Matrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah ibu
4. Patrilokal
Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami
5. Keluarga Kawinan
Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami
atau istri
Tahap perkembangan keluarga
saat ini

1. Keluarga baru menikah 5. Keluarga dengan anak


2. Keluarga dengan anak baru remaja
lahir
6. Keluarga mulai melepas
3. Keluarga dengan anak pra
anak sebagai dewasa
sekolah
7. Keluarga usia pertengahan
4. Keluarga dengan anak usia
sekolah 8. Keluarga usia lanjut
Keluarga Baru Menikah

1. Membina hubungan intim yang memuaskan


2. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman,
dan kelompok sosial
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak
Keluarga dengan Anak Baru Lahir

1. Mempersiapkan menjadi orang tua


2. Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga,
interaksi keluarga, hubungan seksual dan kegiatan
3. Mempertahankan hubungan dalam rangka
memuaskan pasangan
Keluarga dengan anak usia pra
sekolah

1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga mis : tempat


tinggal, privacy dan rasa aman

2. Membantu anak untuk bersosialisasi

3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara


kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus terpenuhi
5. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di
dalam ataupun luar keluarga

6. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan


anak

7. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

8. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk


Keluarga dengan anak usia
sekolah

1. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar


rumah, sekolah, dan lingkungan lebih luas

2. Mempertahankan keintiman pasangan

3. Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk


biaya kehidupan, dan kesehatan anggota keluarga
Keluarga dengan anak
remaja

1. Memberikan kebebasan yang seimbang dan


bertanggung jawab mengingat remaja adalah
seorang dewasa muda dan mulai memiliki
otonomi

2. Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga


3. Mempertahankan komunikasi terbuka antara
anak dan org tua

4. Mempersiapkan perubahan sistem peran dan


peraturan (anggota) keluarga untuk
memenuhi keb tumbang keluarga
Keluarga Mulai Melepas Anak
Sebagai Dewasa

1. Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti


menjadi keluarga besar

2. Mempertahankan keintiman pasangan

3. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di


masyarakat

4. Penataan kembali peran ortu dan kegiatan rumah


Keluarga usia pertengahan

1. Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan

2. Mempertahankan hub yang serasi dan memuaskan


dengan anak-anaknya dan sebaya

3. Meningkatkan keakraban pasangan


Keluarga Lansia

1. Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang


saling menyenangkan pasangannya

2. Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi : kehilangan


pasangan, kekuatan fisik dan penghasilan keluarga

3. Mempertahankan keakraban pasangan, kekuatan fisik,


penghasilan keluarga dan saling merawat

4. Melakukan life review masa lalu


Tingkat kesejahteraan
keluarga (BKKBN)
Keluarga Sejahtera adalah keluarga
yang dibentuk berdasarkan atas 1. Keluarga pra sejahtera
perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup 1. Keluarga sejahtera I
spiritual dan materiil yang layak,
bertaqwa kepada Tuhan Yang 2. Keluarga sejahtera II
Maha Esa, memiliki hubungan
yang serasi, selaras dan seimbang 3. Keluarga sejahtera III
antar anggota dan antar keluarga
dengan masyarakat dan lingkungan 4. Keluarga sejahtera III
(Undang-Undang Republik
plus
Indonesia Nomor 52 tahun 2009).
Keluarga Pra sejahtera

Keluarga yang belum dapat memenuhi


kebutuhan dasar secara minimal yaitu
kebutuhan pengajaran agama, pangan, sandang,
papan, dan kesehatan atau keluarga yang belum
dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator
Keluarga Sejahtera Tahap I
Keluarga Sejahtera Tahap I (KS I)

• Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan


dasar secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi
keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya, yaitu
kebutuhan pendidikan, Keluarga Berencana (KB),
interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan
tempat tinggal, dan transportasi
Indiktor Keluarga Sejahtera Tahap I
1. Melaksanakan ibadah menurut agama masing-masing yang
dianut
2. Makan dua kali sehari atau lebih
3. Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan
4. Lantai rumah bukan dari tanah
5. Kesehatan anak sakit atau pasangan usia subur (PUS) ingin
ber KB dibawa ke sarana atau petugas kesehatan
Keluarga Sejahtera Tahap II
(KS II)

• Merupakan keluarga yang telah dapat memenuhi


kebutuhan dasar secara minimal serta telah
memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya,
tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
pengembangan, yaitu kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi
Indiktor Keluarga Sejahtera Tahap II
1. Melaksanakan ibadah menurut agama masing-masing yang
dianut
2. Makan dua kali sehari atau lebih
3. Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan
4. Lantai rumah bukan dari tanah
5. Kesehatan anak sakit atau pasangan usia subur (PUS) ingin
ber KB dibawa ke sarana atau petugas kesehatan
6. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara
teratur menurut agama masing-masing yang dianut
7. Makan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk paling
kurang sekali dalam seminggu
8. Memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir
9. Luas lantai tiap penghuni rumah 8 m² per orang
10. Anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terakhir
sehingga dapat melaksanakan fungsi masing-masing
11.Keluarga yang berumur 15 tahun ke atas mempunyai
penghasilan tetap
12.Bisa baca tulis latin bagi seluruh anggota keluarga
dewasa yang berumur 10 sampai dengan 60 tahun
13.Anak usia sekolah(7-15 tahun) bersekolah
14.Anak hidup dua atau lebih, keluarga masih PUS, saat
ini memakai kontrasepsi
Keluarga Sejahtera Tahap III
(KS III)

Merupakan keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar,


kebutuhan sosial psikologis, dan kebutuhan pengembangan, tetapi belum
dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap
masyarakat secara teratur(dalam waktu tertentu) dalam bentuk material
dan keuangan untuk sosial kemasyarakatan, juga berperan serta secara
aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan
sosial, keagamaan, kesenian, olahraga, pendidik, dan lain sebagainya
 Indiktor Keluarga Sejahtera Tahap III

1. Melaksanakan ibadah menurut agama masing-masing


yang dianut
2. Makan dua kali sehari atau lebih
3. Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan
4. Lantai rumah bukan dari tanah
5. Kesehatan anak sakit atau pasangan usia subur (PUS)
ingin ber KB dibawa ke sarana atau petugas kesehatan
6. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur
menurut agama masing-masing yang dianut

7. Makan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk paling kurang


sekali dalam seminggu

8. Memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir

9. Luas lantai tiap penghuni rumah 8 m² per orang

10. Anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terakhir sehingga


dapat melaksanakan fungsi masing-masing
11.Keluarga yang berumur 15 tahun ke atas mempunyai
penghasilan tetap
12.Bisa baca tulis latin bagi seluruh anggota keluarga
dewasa yang berumur 10 sampai dengan 60 tahun
13.Anak usia sekolah(7-15 tahun) bersekolah
14.Anak hidup dua atau lebih, keluarga masih PUS, saat
ini memakai kontrasepsi
15. Upaya keluarga untuk meningkatkan atau menambah
pengetahuan agama
16. Keluarga mempunyai tabungan
17. Makan bersama paling kurang sekali sehari
18. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat
19. Rekreasi bersama atau penyegaran paling kurang dalam 6
bulan
20. Memperoleh berita dari surat kabar, radio, televisi dan majalah
21. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi
Keluarga Sejahtera Tahap III
Plus
(KS III Plus)
Merupakan keluarga yang telah memenuhi seluruh kebutuhannya, baik
yang bersifat dasar, sosial psikologis, maupun pengembangan, serta
telah mampu memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan
bagi masyarakat.
• Indiktor Keluarga Sejahtera Tahap III PLUS

1. Memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir

2. Luas lantai tiap penghuni rumah 8 m² per orang

3. Anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terakhir sehingga dapat


melaksanakan fungsi masing-masing

4. Keluarga yang berumur 15 tahun ke atas mempunyai penghasilan tetap


5. Bisa baca tulis latin bagi seluruh anggota keluarga dewasa
yang berumur 10 sampai dengan 60 tahun

6. Anak usia sekolah(7-15 tahun) bersekolah

7. Anak hidup dua atau lebih, keluarga masih PUS, saat ini
memakai kontrasepsi

8. Memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir

9. Luas lantai tiap penghuni rumah 8 m² per orang


10. Anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terakhir sehingga dapat
melaksanakan fungsi masing-masing

11. Keluarga yang berumur 15 tahun ke atas mempunyai penghasilan


tetap

12. Bisa baca tulis latin bagi seluruh anggota keluarga dewasa yang
berumur 10 sampai dengan 60 tahun

13. Anak usia sekolah(7-15 tahun) bersekolah

14. Anak hidup dua atau lebih, keluarga masih PUS, saat ini
15. Upaya keluarga untuk meningkatkan atau menambah
pengetahuan agama

16. Keluarga mempunyai tabungan

17. Makan bersama paling kurang sekali sehari

18. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat

19. Rekreasi bersama atau penyegaran paling kurang dalam 6


bulan
20. Memperoleh berita dari surat kabar, radio, televisi dan
majalah

21. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi

22. Memberikan sumbangan secara teratur (waktu tertentu) dan


sukarela dalam bentuk material kepada masyarakat

23. Aktif sebagai pengurus yayasan atau panti


Keluarga miskin

• Merupakan keluarga yang dibentuk berdasarkan atas


perkawinan yang sah, yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan dasar hidup material yang layak khususnya
di bidang kesehatan, pendidikan, sandang, dan pangan
(Rhina, 1999)

• Keluarga miskin adalah keluarga prasejahtera dan


keluarga sejahtera I (KS I)
Indikator keluarga miskin ;

1. Tidak bisa makan dua kali sehari atau lebih

2. Tidak bisa menyediakan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk


paling kurang seminggu sekali

3. Tidak bisa memiliki pakaian yang berbeda untuk setiap aktivitas

4. Tidak bisa memperoleh pakaian baru minimal satu stel setahun


sekali

5. Bagian terluas lantai rumah dari tanah


6. Luas lantai rumah kurang dari delapan meter persegi untuk
setiap penghuni rumah

7. Tidak ada anggota keluarga berusia 15 tahun mempunyai


penghasilan tetap

8. Bila anak sakit atau PUS ingin ber KB tidak bisa ke fasilitas
kesehatan

9. Anak berumur 7-15 tahun tidak bersekolah


Indikator Keluarga Sehat
Keterangan
No Indikator
Ya Tidak
1 Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2 Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4 Bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) ekslusif
5 Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6 Penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7 Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8 Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan

9 Anggota keluarga tidak ada yang merokok


10 Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11 Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12 Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Peran Perawat Keluarga

1. Clinical Role (Care Provider)


2. Educator Role (Health Teacher)
3. Manager Role
4. Advocate Role
5. Collaborator Role
6. Leadership Role
7. Researcher Role 
Clinical Role (Care Provider)

• Peran perawat memberikan asuhan keperawatan


kepada individu, keluarga kelompok dan komunitas.
• Holistic practice yang komprehensif, total care yang
meliputi fisik, emosi, sosial, spiritual dan ekonomi.
Fokus pada promosi kesehatan yaitu at risk population
atau vulnerable.
• Seorang perawat keluarga harus memiliki skiil
expansion : communication, listening, skill of
observation, counseling.
Educator Role
(Health Teacher)

 Disebut juga health teacher, memberikan


pengajaran atau informasi tentang
kesehatan.
• Educator role merupakan peran dominan
perawat keluarga dalam memberikan
pelayanan keperawatan
Manager Role

• Perawat keluarga dapat mengkaji,


merencanakan, mengorganisasi
kebutuhan klien, mengatur, mengawasi
dan mengevaluasi dari pelayanan yang
diberikan.
• Peran ini berkaitan dengan 4 hal yaitu
Nurse as planner, Nurse as organizer,
Nurse as leader, Nurse as controller and
evaluator.
• Nurse as planner adalah melakukan kolaborasi,
menentukan target dan evaluasi.
• Nurse as organizer adalah mendisain struktur
dengan siapa bekerja dan apa tugas yang akan
dilakukan.
• Nurse as leader adalah perawat harus punya
kemampuan mengatur, mempengaruhi,
membujuk orang lain agar memberikan
perubahan positif terhadap kesehatan
masyarakat.
Advocate Role
Perawat keluarga berperan
memberikan advocacy kepada klien (keluarga).
Setiap individu, kelompok, dan masyarakat berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan yang sederajat.
Sistem pelayanan kesehatan yang ada bersifat
terbagi-bagi dan depersonalisasi. Masyarakat
miskin, kurang beruntung, tanpa asuransi
kesehatan, penduduk pendatang tidak merasakan
pelayanan kesehatan yang sederajat.
Perawat keluarga memberikan arahan dan
penjelasan terhadap kompleksitas sistem pelayanan
kesehatan yang tujuannya agar masyarakat
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan.
Collaborator Role

Perawat keluarga jarang bekerja


sendiri. Berkolaborasi dengan tenaga
profesional yang lain, seperti: dokter,
bidan, ahli gizi, LSM, ahli
lingkungan, Kesmas. Perawat
keluarga dalam melakukan
kolaborasi harus memiliki
kemampuan komunikasi, kerjasama
tim, sikap asertif terhadap anggota
tim yang lain.
Leadership Role

Kepemimpinan berfokus pada terjadinya


perubahan. Disebut juga agent of change.
Perawat keluarga memulai perubahan
positif untuk kesehatan masyarakat.
Mengajak orang lain untuk melakukan
perubahan. Dalam mewujudkan perubahan
tersebut, perawat juga bekerjasama
dengan  tim profesional lainnya.
Researcher Role 

Perawat juga sebagai peneliti. Perawat


terlibat dalam investigasi sistematis,
pengumpulan data, analisa data, mencari
pemecahan masalah dan menerapkan
solusi atau intervensi. Harapannya hasil
penelitian dapat diterapkan di lapangan
atau praktik dengan tujuan meningkatkan
derajat kesehatan keluarga dan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai