Anda di halaman 1dari 153

FARMAKOLOGI DAN

FARMAKOTERAPI HIPERTENSI

Dr. Patonah M.Si., Apt.


FAKTOR
RESIKO
HIPERTENSI
PENCEGAHAN HIPERTENSI
TERAPI
HIPERTENSI
Angina Pektoris
Penyakit Jantung Koroner
Pendahuluan

• Penyakit Iskemia jantung = penyakit jantung coroner


• Iskemia: a decreased supply of oxygenated blood to the heart muscle
• disebabkan oleh stenosis, atau penyempitan, pada satu atau lebih arteri koroner utama
yang memasok darah ke jantung, paling sering oleh plak aterosklerotik.
• IHD hasil dari ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan kebutuhan oksigen.
• Manifestasi klinis:
• angina stabil kronis dan ACS angina tidak stabil, infark miokard non-ST-elevasi segmen
(NSTEMI), dan infark miokard elevasi segmen ST (STEMI).
Ilustrasi ini menggambarkan keseimbangan antara suplai oksigen miokard dan
permintaan dan berbagai faktor yang mempengaruhinya
Angina adalah ketidaknyamanan di
dada yang terjadi ketika suplai darah
ke miokardium terganggu.
Angina
pektoris Angina stabil kronis adalah kejadian
kronis ketidaknyamanan dada akibat
iskemia miokard sementara dengan
aktivitas fisik atau kondisi lain yang
meningkatkan kebutuhan oksigen.
• Hypertensi, diabetes, dyslipidemia, dan
merokok
Faktor resiko • Kurangnya aktivitas fisik dan obesitas
• sindroma metabolic: merupakan konstelasi
faktor risiko kardiovaskular umum termasuk
hipertensi, obesitas perut, dislipidemia, dan
resistensi insulin.
Plak aterosklerosis

Takikardia (kurangnya waktu pengisian

Patofisiologi diastolic)

angina Anemia (kurang oksigen darah),

Keracunan gas CO
Angina stabil
kronis
ACS (akut
coroner
sindrom)
Golongan obat
antiangina
• Nitrat organik
• Antagonis kalsium
• Beta blocker
• menurunkan kebutuhan oksigen dengan
menurunkan tekanan aorta, salah satu komponen
yang berkontribusi terhadap afterload.
• Dihydropyridine nifedipine, tidak memiliki efek
kardiodepresan, tetapi dapat menimbulkan refleks
takikardia dan peningkatan kebutuhan oksigen.
Antagonis • Obat verapamil dan diltiazem adalah
kalsium kardiodepresan. Berkurangnya frekuensi denyut dan
kontraktilitas berkontribusi pada penurunan
permintaan O2; namun, blok AV dan insufisiensi
mekanis dapat membahayakan fungsi jantung.
• Pada spasme koroner. antagonis calsium dapat
menginduksi spasmolisis dan meningkatkan aliran
darah.
• Melindungi jantung dari
terbuangnya oksigen krn efek
stimulasi saraf simpatik yg
memediasi terjadinya kenaikan
denyut jantung dan kecepatan
kontraksi
Beta blocker
• Meningkatkan aliran darah, maka
suplai 02 meningkat, karena
tekanan dinding diastolik (preload)
Nitrat menurun karena aliran balik vena
organic (NTG, ke jantung berkurang

ISDN)
• Serangan angina akut:
• Nitrogliserin sublingual (onset 1-2 menit, durasi efek 30 menit)

Penggunaan • ISDN sublingual ( onset dan durasi lbh lama)


• Pencegahan angina: harus ada jeda nitrat selama 12 jam untuk menghindali

obat
toleransi nitrat)
• Antagonist kalsium: gunakan kerja Panjang (amlodipine, nikardipin) atau nifedipine
sustained release untuk mencegah takikardia refleks
antiangina • Beta blocker: menurunkan kontraktilitas jantung krn efek vasodilatasi reseptor beta
dihambat (meningkatkan resiko vasospasme, tdk rekomendasi utk angina variant)
Aspirin dosis rendah
Obat tambahan
angina (utk
meningkatkan
prognosis jangja Statin (menurunkan kolesterol LDL)
Panjang)

ACE inhibitor dan Beta blocker jika


terjadi gagal jantung atau infark
miokard
FARMAKOTERAPI PENYAKIT HEMATOLOGI,
PEMBULUH DARAH DAN KARDIOVASKULER
(FF032056)

Fitoterapi… (Bag 1)

Dr. apt. D. Juanda, M.Si


(Rabu, 11 Mei 2022)

Fakultas Farmasi Univeritas Bhakti Kencana 1


Herbal ???

Bahan atau produk dari


tumbuhan/tanaman dengan manfaatnya
dalam pengobatan atau kesehatan
manusia lainnya yang mengandung bahan
mentah atau olahan dari satu atau lebih
tanaman

BPOM RI, 2020 Pedoman Penggunaan Herbal dan Suplemen Kesehatan dalam menghadapi COVID-19 di Indonesia
Obat Bahan Alam Indonesia

Keputusan Kepala BPOM No HK.00.05.4.2411 tertanggal 17 Mei 2004


Hipertensi
Antidislipidemia
Farmakoterapi Penyakit Hematologi,
Pembuluh Darah Dan Kardiovaskuler Antianemia
(FF032056)
Antikoagulan
Iskemia jantung
Hipertensi

Antioksidan

Antiinflamasi

Diuretik

diskusi ACE inhibitor

Hiper tensi?
https://www.fourwindsgrowers.com
Antioksidan

▪ Daucus carota (carrot)


▪ Camellia sinensis (tea) Daucus carrota

▪ Apium graveolens (celery)

Camellia sinensis Apium graveolens


Seledri (Apium graveolens) Suku Apiaceae

Seledri
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/ptr.649
2
Seledri… diskusi
Kandungan Senyawa …
Antiinflamasi

Raphanus sativus

Camellia sinensis

▪ Raphanus sativus (radish)


d i s k u s i
▪ Camellia sinensis (tea)
▪ Curcuma longa (turmeric)
https://www.gleneagles.com.sg Curcuma longa
Diuretik

Membantu mengeluarkan cairan


serta garam berlebih dari dalam
tubuh
▪ Orthosiphon stamineus (kumis kucing)
▪ Cyperus rotundus (rumput teki)

Cara Penggunaan:
Direbus dan diminum 3 sendok makan setelah
makan 3 kali sehari atau diminum ¾ gelas
setelah makan 3 kali sehari.

https://www.gleneagles.com.sg
▪ Obat Bahan Alam
Indonesia
Jamu, Obat Herbal
Terstandar (OHT),
Fitofarmaka (FF)
▪ Obat Modern Asli
Indonesia (OMAI)
Obat Herbal
Terstandar (OHT),
Fitofarmaka (FF)

Daftar produk OMAI (dengan ijin edar yang dikeluarkan sampai April
2020)
A. Produk OHT dan FF untuk menghadapi Covid-19
B. Produk OHT dan FF lainnya
Obat Herbal Terstandar
Fitofarmaka
ACE Inhibitor

▪ Allium sativum (garlic)


Cara Penggunaan:
Rebus kemudian diminum 3 sendok makan
setelah makan 3 kali sehari, atau diminum
dengan jus dan madu 1 sendok the sehari
▪ Olea europaea (olives)
Garlic
diskusi …
Zaitun (Olea europaea) Suku Oleaceae
Penggunaan Tradisional

Hashmi, M. A., Khan, A., Hanif, M., Farooq, U., & Perveen, S. (2015).
Kandungan Senyawa...
Fitofarmaka
Anemia

Anemia
Non-
diskusi
Nutritiona
Anemia ? l?
Meningkatkan RBC dan Hb

 Brassicaoleracea(broccoli)
 Gossypium hirsutum
(cotton)
 Solanum nigrum

Int. J. Mol. Sci. 2021


Brassica Oleracea var. Italia (Suku Brassicaceae)

https://https://www.sciencedirect.com/science/ar
ticle/abs/pii/S0924224421006725
Kandungan Senyawa..

https://www.mdpi.com/2223-7747/9/8/946
Kandungan Senyawa…

https://www.mdpi.com/2223-7747/9/8/946
▪ Obat Bahan Alam
Indonesia
Jamu, Obat Herbal
Terstandar (OHT),
Fitofarmaka (FF)
▪ Obat Modern Asli
Indonesia (OMAI)
Obat Herbal
Terstandar (OHT),
Fitofarmaka (FF)

Daftar produk OMAI (dengan ijin edar yang dikeluarkan sampai April
2020)
A. Produk OHT dan FF untuk menghadapi Covid-19
B. Produk OHT dan FF lainnya
Tugas Presentasi
▪ Powerpoint
▪ Video presentasi

▪ Isi powerpoint
▪ Review artikel dari jurnal ilmiah nasional/internasional
▪ Minimal 10 artikel (10 tahun terakhir)
▪ Slide 1 → judul dan tim penysusun (Kelas, Nama, NPM)
▪ Maksimal jumlah → Total 15 slide
▪ Penggunaan tradisional
▪ Aktivitas farmakologi → sesuai dengan tugas
▪ Kandungan senyawa
▪ Mekanisme atau hipotesa terkait mekanisme kerja senyawa
▪ Produk yang beredaran di pasaran (OHT dan atau Fitofarmaka) dan penejelasan
produknya
▪ Pustaka
▪ Video presentasi
▪ Semua anggota tim penyusun melakukan presentasi
▪ Durasi video presentasi maksimal 10 menit
▪ Powerpoint dikumpulkan per orang ke estudy
▪ Video diupload → link menyusul

▪ Nama File ppt dan Video → Kelas_Kelompok_Nama Tumbuhan_Klaim


Aktivitas
Contoh: FA3_K3_Kumis Kucing_Antihipertensi
Tugas Potensi Tumbuhan →Aktivitas (10 Kelompok)

1. Lumbricus rubellus → melancarkan sirkulasi darah


2. Apium graviolens herba → menurunkan tekanan darah
3. Orthosiphon stamineus → menurunkan tekanan darah
4. Olive leaf ekstrak → menurunkan tekanan darah
5. Psidii folium → membantu meningkatkan jumlah trombosit
6. Red yeast rice → membantu meingkatkan jumlah trombosit
7. Green tea → membantu mengurangi lemak tubuh
8. Guazumae folium → membantu mengurangi lemak tubuh
9. Foeniculi fructus → membantu mengurangi lemak tubuh
10. Curcumae domesticate rhizome → membantu mengurangi lemak tubuh
FARMAKOTERAPI HIPERTENSI
Target pembelajaran:
Setelah mempelajari materi ini, peserta diharapkan dapat:
• Memahami factor resiko dan patofisiologi hipertensi
• Memahami tujuan terapi hipertensi
• Memahami farmakologi dan target terapi obat anti hipertensi
• Mampu menggunakan algoritma terapi untuk pasien hipertensi
• Mampu memilih obat yang tepat untuk pasien hipertensi
• Memahami monitoring dan evaluasi yang harus dilakukan pada pasien yang mendapat
terapi antihipertensi
• Mampu memberikan edukasi gaya hidup sehat untuk mencegah hipertensi kepada
masyarakat

1. Pendahuluan
Telah diketahui bahwa tekanan darah merupakan target utama dalam menurunkan resiko
penyakit kardiovaskular. Walaupun berbagai upaya meningkatkan kewaspadaan, terapi
dan hal yang dilakukan untuk mengelola tekanan darah tinggi secara agresif telah
dilakukan, namun control secara umum masih suboptimal. Hingga saat ini berbagai
organisasi nasional maupun internasional terus melakukan upaya perbaikan rekomendasi,
berdasarkan data klinik, dalam pengelolaan pasien hipertensi.
Berbagai algoritma (panduan terapi) telah merekomendasikan terapi farmakologi dan non-
farmakologi, dengan harapan bahwa menurunkan tekanan darah tinggi mengurangi
kerusakan organ target sehingga menurunkan resiko stroke, infark jantung, gagal ginjal
terminal, dan gagal jantung. Beberapa algoritma yang dapat menjadi acuan antara lain:
1. American Society of Hypertension (ASH)
2. International Society of Hypertension (ISH)
3. Joint Clinical Practice Guidelines for the Management of Hypertension in the
Community,
4. Evidence-Based Guideline for the Management of High BP in Adults by the former
panel members appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8) tahun 2014
5. Guidelines from the American Heart Association and American College of Cardiology
6. National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE) tahun 2011
Secara umum, setiap algoritma memberikan panduan terapi non-farmakologi dan
farmakologi untuk mengelola hipertensi. Panduan tersebut merekomendasikan target
tekanan darah yang harus dicapai dengan terapi yang dilakukan, dalam menurunkan resiko
kardiovaskular dan kerusakan ginjal. Rekomenasi terapi obat biasanya dimulai dengan 1
atau 2 obat (pada kasus hipertensi stage 2) antihipertensi. Rekomendasi khusus diberikan
pada kondisi gagal jantung, post infark jantung, diabetes, dan gagal ginjal kronik. (Wells
et al., 2014)

Menurut JNC8, bahwa hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arterial abnormal yang
berlangsung terus menerus, dengan kategori terpisah antara sistolik (140 mmHg) dan
diastolic (>90 mmHg).
1. Definisi hipertensi
Hipertensi adalah adanya kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah
diastolic ≥ 90 mmHg, atau keduanya, pada pemeriksaan berulang. Definisi tersebut berlaku
untuk pasien usia ≥ 18 tahun. Sedangkan pada pasien usia ≥ 80 tahun dengan tekanan darah
mencapai 150 mmHg masih dianggap normal.
Tujuan terapi hiptertensi adalah menurunkan tekanan darah sampai level di bawah angka
untuk diagnosisnya. Definisi tersebut ditentukan berdasarkan hasil studi klinik besar yang
menunjukkan manfaat terapi pasien mencapai level tekanan darah tersebut.
Algoritma terapi cenderung menggunakan target tekanan darah < 140/90 mmHg yang
harus dicapai untuk pasien dewasa. Algoritma terbaru merekomendasikan target tekanan
darah 130/80 mmHg bagi pasien dengan penyakit penyerta diabetes mellitus atau gagal
ginjal kronik.

1. Prevalensi dan Epidemiologi


Di Indonesia, penyakit kronik menyebabkan 61% dari total kematian setiap tahunnya dan
penyakit kardiovaskuler yang pencetus utamanya adalah hipertensi menempati urutan
kedua terbanyak. Berdasarkan data dari riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2013
menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi sebesar 25.6%.
Terdapat hubungan yang erat antara level tekanan darah dan resiko kejadian
kardiovaskular, stroke dan penyakit ginjal. Resiko tersebut semakin berkurang pada
tekanan darah sekitar 115/75 mmHg. Tekanan darah > 115/75 mmHg, setiap kenaikan
tekanan darah sistolik 20 mmHg atau tekanan darah diastolic 10 mmHg, maka resiko
kejadian kardiovaskular dan stroke meningkat 2 kali lipat. Meningkatnya prevalensi
hipertensi di masyarakat disebabkan oleh 2 hal yaitu meningkatnya usia dan meningkatnya
prevalensi obesitas terutama di negara berkembang. Selain itu di beberapa komunita
menunjukkan bahwa asupan garam yang tinggi menjadi factor resiko utama hipertensi.
Tekanan darah sistolik terus meningkat hingga usia di atas 50 atau 60 tahun yang
menggambarkan kekakuan sirkulasi arteri. Tekanan darah sistolik yang tinggi pada pasien
lansia menjadi factor resiko utama kejadian kardiovaskular dan stroke serta progresi
penyakit ginjal.

1. Etiologi
Pada sebagian besar kasus (>90%) kenaikan tekanan darah tidak diketahui penyebabnya
atau disebut sebagai hipertensi primer. Pada beberapa kasus hipertensi diketahui
penyebabnya atau disebut sebagai Hipertensi Sekunder. Beberapa penyebab hipertensi
sekunder antara lain:
a. gagal ginjal kronis,
b. Cushing syndrome
c. Penggunaan obat
d. Pheochromocytoma
e. Primary aldosteronism
f. Renovascular hypertension
g. Sleep apnea
h. Thyroid or parathyroid disease
Obat-obat yang dapat memicu kenaikan tekanan darah dan harus dihentikan jika
memungkinkan. Obat tersebut adalah antiinflamasi nonsteroid untuk terapi artritis dan
meredakan nyeri. Antidepresan trisiklik, kontrasepsi oral dosis tinggi, obat migraine, dan
obat flu (mengandung pseudoefedrin). Selain itu, pasien mungkin menggunakan obat
herbal, menyalahgunakan obat (kokain) yang dapat meningkatkan tekanan darah.

1. Patofisiologi
Patofisiologi hipertensi primer sangat komplek melibatkan 2 hal utama sebagai determinan
tekanan darah yaitu kardiak output dan resistensi perifer. Hal-hal yang mempengaruhi
keduanya sangat banyak dan komplek, kemungkinan multifactorial. Perkembangan
hipertensi primer melibatkan interaksi antara factor genetika dan factor lingkungan dengan
multiple system fisiologi termasuk neural, renal, hormonal, dan vascular.
• Factor genetic
Telah diketahui adanya efek polimorfisme genetic terhadap tekanan darah sistolik,
tekanan darah diastolic dan respon terhadap obat antihipertensi, namun perlu
penelitian lebih lanjut pada populasi besar atau luas. Sehingga, informasi yang
tersedia hingga saat ini masih jauh dari memadai, informasi yang diharapkan
sebagai panduan praktis untuk klinisi.
• Factor lingkungan
Berbeda dengan factor genetic, kontribusi factor lingkungan terhadap hipertensi
telah diketahui dengan jelas. Rokok dan kafein dapat meningkatkan tekanan darah
melalui pelepasan norepinefrin. Kafein menghambat reseptor adenosine sebagai
vasodilator. Intake alcohol dapat meningkatkan aktivitas saraf simpatik atau
menurunkan vasodilatasi). Beberapa factor lingkungan lainnya yang dapat
mempengaruhi tekanan darah termasuk obesitas, kurangnya aktivitas fisik,
lingkungan janin (malnutrisi maternal, janin terpapar glukokortikoid), kenaikan
bobot badan setelah lahir, lahir premature dan bobot lahir rendah kekurangan
kalium dan magnesium, defisiensi vitamin D, dan toksin lingkungan.

1. Manifestasi klinik hipertensi


a. Tidak ada gejala nyata dengan kenaikan tekanan darah atau disebut sebagai silent
killer disease
b. Gejala muncul ketika ada progresivitas penyakit

1. Tujuan terapi
Tujuan terapi hipertensi adalah untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskular dan
kerusakan organ target seperti infark jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal. Mortalitas
dan morbiditas dapat diturunkan jika terapi yang diberikan mencapai target tekanan darah
spesifik (lihat algoritma).
Tujuan terapi hipertensi adalah mengelola tekanan darah dan mengendalikan factor resiko
lainnya termasuk dyslipidemia, diabetes atau intoleransi glukosa, obesitas, dan merokok.
Target tekanan darah yang harus dicapai < 140/90 mm Hg. Namun untuk pasien hipertensi
yang disertai dengan diabetes, gagal ginjal kronik, dan penyakit arteri coroner target
tekanan darah yang harus dicapat adalah < 130/80 mmHg terutama jika telah terjadi
albuminuria pada pasien gagal ginjal kronik.
Pentingnya memberikan informasi kepada pasien bahwa terapi hipertensi dilakukan
seumur hidup secara teratur, tidak boleh menghentikan terapi obat atau perubahan gaya
hidup tanpa konsultasi dengan tenaga kesehatan.

1. Terapi hipertensi
a. Algoritma terapi JNC 8
JNC 8 merekomendasikan bahwa pasien dengan tekanan darah > 140/90 mmHg usia <
60 tahun, atau tekanan darah > 150/90 mmHg pada usia > 60 tahun, atau tekanan darah
> 140/90 mmH pada pasien resiko tinggi (penyakit penyerta diabetes, gagal ginjal)
mulai mendapatkan terapi non farmakologi dengan cara perbaikan gaya hidup
(menurunkan bobot badan, mengurangi asupan garam dan alcohol, menghentikan
merokok). Jika terapi tunggal non Farmakologi tidak mencapai target tekanan darah
yang diharapkan, maka ditambahkan terapi obat.
• Hipertensi tahap 1 (tekanan darah > 140/90 mmHg): pasien usia < 60 tahun
direkomendasikan obat golongan ARB atau ACE-I jika diperlukan tambahkan
CCB atau thiazide untuk mencapai target tekanan darah < 140/90 mmHg. Pasien
usia > 60 tahun direkomendasikan terapi obat golongan CCB atau thiazide jika
diperlukan tambahkan ACEI atau ARB untuk mencapai target tekanan darah <
150/90 mmHg.
• Hipertensi tahap 2 (tekanan darah > 160/100 mmHg): semua pasien diberikan
kombinasi 2 obat golongan CCB atau thiazide plus ACEI atau ARB.
• Kasus khusus:
1. Hipertensi dengan diabetes: obat pilihan golongan ACEI atau ARB jika
diperlukan tambahkan CCB atau thiazide untuk mencapai target terapi 140/90
mmHg.
2. Hipertensi dengan gagal ginjal kronik: obat pilihan golongan ARB atau ACEI
(ACEI terbukti memiliki efek protektif terhadap ginjal) jika diperlukan
tambahkan CCB atau thiazide untuk mencapai target terapi 140/90 mmHg.
3. Hipertensi dengan riwayat stroke: obat pilihan golongan ACEI atau ARB jika
diperlukan tambahkan CCB atau thiazide untuk mencapai target terapi 140/90
mmHg.
4. Hipertensi dengan gagal jantung: obat pilihan golongan ARB atau ACEI plus
beta blocker, diuretic, spironolakton tanpa mempertimbangkan tekanan darah.
Golongan CCB dapat ditambahkan jika diperlukan untuk mengontrol tekanan
darah. (Bell et al., 2015)
a. Golongan obat farmakologi untuk hipertensi
JNC 8 merekomendasikan 4 golongan obat sebagai terapi pilihan pertama yaitu
diuretic, angiontensin converting enzyme inhibitor (ACE-I), angiotensin reseptor
blocker (ARB) dan calcium channel blocker (CCB).

• Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor


ACE inhibitor menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II,
dimana angiotensin II adalah vasokonstriktor yang juga merangsang sekresi
aldosteron. ACE inhibitor juga memblok degradasi bradikinin dan merangsang
sintesis zat-zat yang menyebabkan vasodilatasi
Nama obat : Kaptopril
Komposisi : kaptopril
Dosis / : Dosis lazim dewasa untuk hipertensi
posology Dosis awal : 25 mg 2 – 3 x sehari satu jam sebelum makan secara oral

Dosis pemeliharaan : Dapat ditingkatkan setiap 1 – 2 minggu hingga 50


mg 3 x sehari secara oral.

Dosis maksimum : 450 mg / hari

Dosis lazim dewasa untuk gagal jantung kongestif


Dosis awal : 25 mg 3 x sehari secara oral

Pemeliharaan : 50 mg 3 x sehari selama setidaknya 2 minggu.

Dosis maksimum : 450 mg / hari

Dosis lazim dewasa untuk disfungsi ventrikel kiri


Dosis awal : 6.25 mg 1 x sehari paling lambat 3 hari pasca terjadinya
infark miokardial, selanjutnya 12.5 mg 3 x sehari; meningkat menjadi 25
mg 3 x sehari selama beberapa hari ke depan, kemudian ditingkatkan
sampai dosis yang ditargetkan.

Target dosis pemeliharaan : 50 mg 3 x sehari secara oral

Dosis lazim dewasa untuk diabetes nefropati


25 mg 3 x sehari secara oral
Kontraindikasi : Hipersensitif, riwayat angioderma
Efek samping ( : Proteinuria, batuk
khas )
Interaksi obat : Penggunaan bersamaan NSAID (asam mefenamat, natrium diclofenac,
aspirin, ibuprofen) dengan obat-obat ACE inhibitor. NSAID dapat
menurunkan efek antihipertensi ACE inhibitor
Kategori wanita : C, D pada trimester 2 dan 3
hamil
Bentuk Sediaan : Tablet

• Angiotensin II Receptor Blocker (ARB)


ARB bekerja dengan cara memblok aktivitas kimia alami yang disebabkan
angiotensin II. Angiotensin II adalah vasokonstriktor kuat (menyebabkan
pembuluh darah kontriksi (menyempit). Penyempitan ini bisa menyebabkan
tekanan darah tinggi dan sedikit aliran darah yang melalui ginjal.
Nama obat : Diovan
Komposisi : Valsartan
Dosis / : Untuk hipertensi : 80 mg 1 kali/hari dapat ditingkatkan sampai 160
posology mg/hari atau dapat ditambah diuretik jika TD belum dapat terkontrol.
Untuk gagal jantung : awal 40 mg 2 kali/hari. Maksimal : 320 mg/hari
dalam dosis terbagi. Untuk pasca infark miokard : awal 20 mg 2
kali/hari.
Kontraindikasi : Hamil, laktasi, kerusakan hati yang berat, sirosis
Efek samping ( : Sakit kepala, diare, infeksi saluran panas
khas )
Interaksi obat : Suplemen K, diuretik hemat K
Kategori wanita : D
hamil
Bentuk Sediaan : Tablet 160mg, 40mg, 80mg

• Calcium channel blocker


Relaksasi otot jantung dengan memblokir saluran kalsium, sehingga
mengurangi masuknya kalsium ekstraseluler ke dalam sel.
Nama obat : Norvask
Komposisi : Amlodipine
Dosis / posology : 5 mg/hari. Maksimal : 10 mg/hari.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap dihidropiridin. Stenosis aorta, angina tidak
stabil (kecuali angina Prinzmetal)
Efek samping ( : Sakit kepala, rasa panas dan kemerahan pada wajah, pusing, edema
khas )
Interaksi obat :
Kategori wanita : D
hamil
Bentuk Sediaan : Tablet 5mg, 10mg

• Diuretic loop
Penghambatan kompetitif terhadap aldosteron. Bekerja di tubulus renalis rektus
untuk menghambat reabsorpsi Na+, sekresi K+ dan sekresi H+
Nama obat : Lasix
Komposisi : Furosemide
Dosis / : Untuk hipertensi : 12.5-50 mg/hari, dapat ditingkatkan samapai 50
posology mg/hari. Untuk gagal jantung kronik klas 2/3 : awal 25-50 mg/hari.
Kasus berat dapat ditingkatkan sampai 100-200 mg/hari. Pemeliharaan :
25-50 mg tiap hari atau 2 hari sekali. Untuk edema : maksimal 50
mg/hari. Untuk anak : awal 0.5-1 mg/kg berat badan/48 jam. Maksimal :
1.7 mg/kg berat badan/48 jam.
Kontraindikasi : Anuria , Hipokalemia, hiperkalsemia, hiperurisemia.
Efek samping ( : hipokalemia, hiperurisemia, peningkatan kadar lemak darah.
khas )
Interaksi obat : AINS dapat memperlemah efek diuretik
Kategori wanita : B
hamil
Bentuk Sediaan : Tablet 20, 40, 80 mg

• Beta blocker
Memperlambat kerja jantung melalui pengurangan kontraksi otot-otot jantung dan
menurunkan tekanan darah.
Nama obat : Beta-One
Komposisi : Bisoprolol Fumarate (Kardioselektif terhadap beta1 pada dosis rendah
< 20 mg)
Dosis / posology : 5-10 mg/hari. Untuk pasien dengan penyakit ginjal, hepar dan paru :
2.5 mg/hari.
Kontraindikasi : Gagal jantung, sinus bradikardia, syok kardiogenik
Efek samping ( : Kram perut, diare
khas )
Interaksi obat : penyekat β lain, reserpin, guanetidin, klonidin, rifampulisin,
penghambat pompa Ca seperti verapamil & diltiasem
Kategori wanita : C
hamil
Bentuk Sediaan : Tablet 2,5mg, 5 mg

Nama obat : Farmadral


Komposisi : Propranolol (non kardioselektif)
Dosis / : Dws & anak >12 thn Angina pektoris 20 mg 3-4 x/hari, ditingkatkan
posology bertahap s/d 40 mg 3-4 x/hari. Maks 200-280 mg/hari jika perlu. Aritmia
jantung 10-30 mg 3-4 x/hari. Hipertensi 20 mg 3 x/hari. Ditingkatkan
stlh 3 hari mjd 40 mg 3-4 x/hari. Migren (profilaksis) Dws 40 mg 2-3
x/hari. Kardiomiopati obstruktif hipertrofi 10-20 mg 3-4 x/hari. Anak <
12 thn ½ dosis dws.
Kontraindikasi : Blok AV derajat 2 & 3, syok kardiogenik. Riwayat bronkospasme &
asidosis metabolik.
Efek samping ( : Gangguan GI, kelemahan otot, lelah.
khas )
Interaksi obat :
Kategori wanita : C
hamil
Bentuk Sediaan : Tablet
a. Terapi Non Farmakologi
• Makanan rendah garam sebagai bagian pola makan sehat
• Mengurangi/ menghindari konsumsi alkohol
• Meningkatkan aktivitas fisik
• Berhenti merokok
• Lebih banyak makan buah, sayur-sayuran, produk susu rendah lemak, dan kaya
akan kalium, kalsium dan magnesium (peran ion kalsium, kalium, dan magnesium
terhadap perbaikan hipertensi)
• Asupan kalium telah diketahui menurunkan tekanan darah baik pada pasien
hipertensi maupun non hipertensi. Kalium menurunkan tekanan darah secara
signifikan menurunkan kejadian stroke, penyakit jantung coroner, infark miokard,
dan kejadian kardiovaskular lainnya. Meningkatkan konsumsi kalium 4,7 gram
perhari dapat menurunkan kejadian kardiovaskular di masa yang akan datang.
(Houston, 2011)
• Asupan magnesium dosis 368 mg/hari selama 3 bulan dapat menurunkan tekanan
darah sistolik dan diastolic sebanyak 2 point. (Zhang et al., 2016)

1. Monitoring dan evaluasi terapi hipertensi


a. Monitoring pengobatan:
• Tekanan darah, harus dievaluasi 2 sampai 4 minggu setelah dimulai terapi
• Kerusakan organ target : Jantung, ginjal, mata, otak
• Interaksi obat dan efek samping obat
• Kepatuhan pasien
a. Evaluasi terapi:
• Menilai gaya hidup dan identifikasi factor-faktor resiko kardiovaskular atau
penyakit penyerta yang mungkin dapat mempengaruhi prognosis sehingga dapat
memberi petunjuk dalam pengobatan
• Mencari penyebab tekanan darah naik
• Menentukan ada tidaknya kerusakan organ target dan penyakit kardiovaskular

1. Daftar pustaka
Bell, K. et al. (2015) ‘Hypertension: The silent killer: updated JNC-8 guideline recommendations’,
Alabama Pharmacy Association, pp. 1–8.
Houston, M. C. (2011) ‘The importance of potassium in managing hypertension’, Current
hypertension reports. Springer, 13(4), pp. 309–317.
Wells, B. G. et al. (2014) Pharmacotherapy Handbook, 9/E. McGraw Hill Professional.
Zhang, X. et al. (2016) ‘Effects of magnesium supplementation on blood pressure: a meta-
analysis of randomized double-blind placebo-controlled trials’, Hypertension. Am Heart Assoc,
p. HYPERTENSIONAHA-116.
DEFINISI
• HIPERLIPIDEMIA/DISLIPIDEMIA
adalah suatu gangguan metabolisme lipoprotein
meliputi overproduksi dan defisiensi lipoprotein.
Dengan manifestasi satu atau lebih hal berikut:
naiknya kolesterol total, LDL, dan trigliserida, atau
menurunnya HDL dalam darah
• DISLIPIDEMIA, salah satu faktor resiko terjadinya
aterosklerosis
• ATEROSKLEROSIS adalah proses pembentukan plak
pada dinding arteri pembuluh darah yang berlangsung
terus menerus, ada faktor-faktor yang bisa
mempercepat dan memperlambat proses tsb.
HOMEOSTASIS KOLESTEROL
Patofisiologi
• 4 langkah penting perubahan VLDL ke
LDL:
– Penyusunan VLDL
– Hidrolisis oleh lipoprotein lipase
– Katabolisme remnant
– Katabolisme LDL
Klasifikasi Lipoprotein
Terdapat 5 kelas utama lipoprotein:
• Chylomicrons – membawa trigliserida (lemak) dari usus ke
hati dan jaringan adiposa.
• Very low density lipoproteins – membawa trigliserida
dari hati ke jaringan adiposa.
• Intermediate density lipoproteins – intermediat antara
VLDL dan LDL. Biasanya tidak dapat terdeteksi dalam darah.
• Low density lipoproteins – membawa kolesterol dari hati
ke sel-sel tubuh. Biasanya disebut sebagai “kolesterol jahat”
• High density lipoproteins – mengumpulkan kolesterol dari
jaringan tubuh dan membawanya kembali ke liver. Biasanya
disebut sebagai “kolesterol baik”

Komponen protein pada lipoprotein tdd:


apo-A, apo-E, apo-B, apo-C
STRUKTUR LIPOPROTEIN
Borderline dan resiko tinggi
konsentrasi lipid dalam serum
LIPID Borderline Resiko tinggi
(mg/dL) (mg/dL)
Kolesterol Total 200-239 ≥ 240

C-HDL 35-45 < 35

C-LDL 130-159 >160

Trigliserida 150-200 ≥ 200


ETIOLOGI DISLIPIDEMIA

DIABETES

HIPOTIROI
OBESITAS
D

DISLIPIDEMIA

HIPERTEN
GENETIK
SI
ETIOLOGI (PENYEBAB)
DISLIPIDEMIA
1. Dislipidemia primer
– kelainan genetik: reseptor LDL, lipoprotein
lipase
– Kombinasi faktor genetik dan lingkungan
2. Dislipidemia sekunder:
– diet, asupan alkohol berlebihan
– penggunaan obat : steroid, obat KB, diuretik
tiazid, β-bloker
– Penyakit lain: DM, hipotiroidism, gagal ginjal
dll
KOMPLIKASI DISLIPIDEMIA
• Aterosklerosis
• Stroke
• Serangan jantung
biosintesis, metabolisme dan katabolisme
kolesterol dalam tubuh serta target terapi
dislipidemia
TARGET OBAT ANTIDISLIPIDEMIA

(modifikasi Ashley dkk.,


2004)
MEKANISME KERJA OBAT
• Niasin: menghambat lipolisis dalam jaringan
adiposa, menyebabkan penurunan sintesis
VLDL dn LDL hepatik
• Golongan fibrat: aktifasi lipoprotein lipase
• Resin: membentuk komplek tidak larut dengan
asam dan garam empedu, mencegah reabsorpsi
dari intestinal
• Statin: menghambat sintesis kolesterol di hati
• Probukol: sifat antioksidannya menghambat
aterosklerosis
• Ezetimibe: menurunkan absorpsi kolesterol dari
usus
TERAPI FARMAKOLOGI HIPERLIPIDEMIA

http://www.calgaryhealthregion.ca/cdm/forms/learningmodules.html
lanjutan
Mekanisme kerja obat golongan
statin

Sumber: www.heartandmetabolism.org
Profil Farmakokinetik Statin
Mekanisme kerja niacin

Mechanism of Action of Niacin on Lipoprotein Subclasses


Niacin produces large, rapid decreases in TG levels by inhibiting release of fatty acids from adipose
tissue as well as hepatic synthesis of fatty acids and TG[30] (Figure 1). Reduced TG synthesis is
postulated to enhance hepatic degradation of apo B, the major lipoprotein component of VLDL, thereby
reducing VLDL production and hence levels of IDL and LDL.[31] The reduction in TG availability also
results in production of smaller, TG-poor VLDL particles, with subsequent inhibition of small, dense LDL
production. Niacin may elevate HDL cholesterol levels primarily by suppressing the hepatic removal of
apo A-I, which increases levels of apo A-I as well as large apo A-I containing HDL particles.[30,32] Niacin
also appears not to inhibit hepatic removal of cholesterol esters, and so preserves the ability of retained
apo A-I to augment reverse cholesterol transport. In clinical studies, niacin has been shown to raise HDL
cholesterol levels 15%-35% and to lower TG levels 20%-50%, lipoprotein(a) 24%-38%, and LDL
cholesterol 5%-25%.
Mekanisme kerja obat golongan
fibrat
Mekanisme kerja Kolesterol
absorpsi inhibitor (resin)
EFEK SAMPING OBAT
ANTIDISLIPIDEMIA
Kelas obat Efek ES
(Niasin) Asam nikotinat ↓LDL, ↓TG, ↑HDL ↑asam urat, peptic
(menurunkan sintesis ulcer, kulit kemerahan,
hepatik VLDL) mual,
Resin (kolestiramin, ↓LDL (mengikat asam ↑TG, interaksi obat,
kolestipol) empedu di usus) menurunkan absorpsi
asam folat dan vit larut
lemak spt vit K, A dan
D
Statin (Inhibitor HMG ↓LDL (menghambat Perlu monitor fungsi
Co-A reduktase) sintesis kolesterol di hati, nyeri otot
hati)
Derivat asam fibrat Terutama ↓TG, ↑HDL Gemfibrozil sedikit ↓
(gemfibrozil, fenofibrat) dengan menstimulasi LDL, gangguan GI,
aktifitas lipase, kombinasi dgn statin
menurunkan VLDL dan dpt menyebabkan
LDL rhabdomyolysis
Interaksi statin
Obat lain Efek
Digoxin Kadar digoxin↑
Fibrat, eritromisin, Resiko myopathy↑
klaritromisin, siklosporin,
ketokonazol, niacin
Resin Menurunkan kadar statin
Interaksi resin
Obat lain Efek
Acarbose Hipoglikemia
Digoxin, diuretik, Absorpsi menurun
parasetamol,
fenilbutazin, valproat
Statin Absorpsi menurun
sampai 50%
Interaksi Fibrat
Obat lain Efek
Siklosporin Meningkatkan resiko
gagal ginjal
Resin Menurunkan
bioavailabilitas fibrat
Statin Meningkatkan resiko
myopathy
Warfarin Meningkatkan efek
antikoagulan
Interaksi niacin
Obat lain Efek
Aspirin potensiasi efek niacin
(metabolisme niacin
dihambat oleh aspirin)

Sulfinpyrazon niacin menurunkan efek


uricosuric sulfinpyrazon
(niacin menghambat
reabsorpsi renal tubular
asam urat oleh
sulfinpyrazon)
KONTRA INDIKASI
• Statin: wanita hamil
• Niasin: pd dosis besar dpt meningkatkan
kadar gula darah
Ischemic Heart Disease

Dr. apt. Patonah, MSi


Identifikasi faktor resiko terjdinya iskemia jantung
Tujuan Membedakan patofisiologi angina stabil kronik (chronic stable angina) dan
pembelajaran sindroma koroner akut (acute coronary syndrome)

farmakoterapi Memahami gejala dan kriteria diagnostik iskemia jantung pada pasien
tertentu
iskemia Mampu membandingkan dan membedakan kriteria diagnosis iskemia
jantung jantung dan sindroma koroner akut

Menentukan tujuan terapi iskemia jantung

Mampu menentukan terapi nonfarmakologi dan farmakologi untuk setiap


tujuan terapi

Mampu membuat regimen terapi yang tepat untuk mengelola iskemia


jantung pada pasien tertentu

Mampu membuat rencana monitoring untuk menilai efektifitas dan efek


samping regimen obat iskemia jantung
Penyakit jantung iskemik (IHD) juga disebut
penyakit jantung koroner (PJK) atau penyakit
IHD arteri koroner (CAD).

Istilah iskemik mengacu pada penurunan


suplai darah beroksigen ke otot jantung. IHD
disebabkan oleh stenosis, atau penyempitan,
pada satu atau lebih arteri koroner utama yang
memasok darah ke jantung, paling sering oleh
plak aterosklerotik.
• Penyakit jantung iskemik terjadi akibat
ketidakseimbangan antara suplai oksigen
miokard dan kebutuhan oksigen
• Manifestasi klinis umum dari IHD termasuk
angina stabil kronis dan sindrom koroner akut
(ACS) angina tidak stabil, infark miokard (MI)
elevasi segmen non-ST, dan MI elevasi segmen
ST.
Studi kasus iskemia
jantung

• Seorang laki-laki usia 67 tahun dengan riwayat CAD. Telah menjalani 2 operasi
bypass arteri koroner. Pasien menderita angina. Dosis isosorbide mononitrate
dinaikkan dari 60 mg menjadi 120 mg sekali sehari. Tetapi tidak berefek thd
angina pasien. Pasien masih menggunakan 30 tablet nitrogliserin dalam
seminggu, dan dapat meredakan nyeri dadanya. Nyeri dadanya terjadi ketika
beraktivitas seperti berjalan. Dengan skala nyeri 3-4 dari skala 10. pasien
melaporkan nyeri berkurang dengan mengurangi aktivitasnya. Pasien
mengeluh kepala terasa ringan (pusing) dengan denyut jantung 50 bpm dan
SBP 100 mmHg
• Carvedilol 6.25 mg twice daily
• Lisinopril 5 mg once daily
Obat yang • Furosemide 40 mg once daily
diresepkan • Aspirin 325 mg once daily
• Isosorbide mononitrate 120 mg once daily
• Diltiazem extended-release 240 mg once daily
• Escitalopram 20 mg once daily
• Celecoxib 200 mg once daily
• Atorvastatin 20 mg once daily
• Nitroglycerin 0.4 mg SL PRN
Identifikasi masalah
• Buatlah DRP pada pasien
• Apa tanda dan gejala pasien yang menunjukkan iskemia
jantung
• Dapatkah gejala/masalah pasien disebabkan karena terapi
obatnya?
• Apa tujuan terapi untuk pasien tsb
Informasi penting
• Pada pasien yang menerima drug-eluting stent, kepatuhan
dengan terapi antiplatelet ganda (aspirin plus clopidogrel)
sangat penting untuk mencegah trombosis stent lanjut, yang
dapat menyebabkan serangan jantung atau kematian.
• Pasien tidak boleh menghentikan terapi antiplatelet untuk
alasan apapun, termasuk pembedahan atau prosedur, tanpa
terlebih dahulu berdiskusi dengan ahli jantung mereka.
KONSELING

Siti Saidah Muthmainah


Lima Dimensi Kepatuhan
Health Social
system (economic)
factors factors

Condition- Therapy-
related related
factors factors

Patient-
related
factors
TUJUAN KONSELING
 Pasien benar-benar mengetahui tentang obatnya
 Menunjukkan kepatuhan yang lebih besar
 Lebih teliti dalam penggunaan & penyimpanan obat
 Mengerti tujuan penggunaan obat
 Respon pengobatan lebih baik

Meningkatkan hasil terapi


Memaksimalkan penggunaan obat yang tepat
Keuntungan Konseling :
• BAGI PASIEN
– Meningkatkan ketaatan dan mengurangi kerugian
akibat DRP
– Mengurangi kesalahan dalam pemakaian obat
– Lebih yakin bahwa obat aman & efektif
– Pasien mengerti mengenai penyakit dan terapi
obatnya

• BAGI PROFESI FARMASI


– Perlindungan hukum bagi farmasis
– Meningkatkan status profesi sebagai tim kesehatan
– Meningkatkan kepuasan kerja
– Merupakan service unggulan
TAHAPAN KONSELING :
1. Perencanaan & Persiapan untuk Konseling
Obat Pasien
a. Pemilihan pasien (kriteria)
b. Persiapan untuk konseling
2. Pelaksanaan Konseling Obat Pasien
a. Lingkungan
b. Memulai konseling
c. Konseling
d. Mengakhiri konseling
3. Mengevaluasi Konseling
a. Tindak lanjut
b. Komunikasi
PASIEN YG DIKONSELING
• Pasien yang ditunjuk dokter
• Pasien dengan Status Penyakit Tertentu
• Pasien yang menerima golongan obat tertentu
• Populasi lanjut usia
• Pepulasi pediatrik
• Pasien yang akan dipulangkan
• Pasien lain-lain
PERSIAPAN untuk KONSELING :

1. Mengkaji informasi pasien


2. Berkonsultasi dengan profesional kesehatan
terkait
3. Identifikasi informasi tertentu, dan
konseling yang diperlukan pasien
4. Memilih metoda penyajian
5. Penetapan waktu konseling
LINGKUNGAN

Usahakan lingkungan dengan


keleluasaan pribadi

Minimalkan risiko gangguan


Memulai konseling :

Perkenalkan diri kepada pasien


Identifikasi pasien
Lakukan posisi fisik yang sesuai, nyaman dan efektif
Terangkan maksud konseling obat
Jika konseling tentang multi obat, organisasikan
obat dengan urutan yang logis.
Sampaikan Three prime question
Sampaikan aspek terapi obat
Tiga kata kunci
1. Bagaimana penjelasan dokter mengenai obat Anda?
• Masalah & simptom yang ingin dihilangkan (tujuan terapi)
• Apa yang harus dilakukan (perubahan life style)

2. Bagaimana penjelasan dokter mengenai cara pakai


obat Anda?
• Berapa kali minum obat, berapa banyak, berapa lama minum
obat kata dokter, apa arti 3x?
• Bagaimana bila lupa satu dosis?
• Bagaimana penyimpanan obat?
• Alat khusus?

3. Bagaimana penjelasan dokter tentang harapan


setelah minum/memakai obat Anda?
• Apa yang diharapkan, bagaimana mengetahui obat bekerja,
efek samping apa yang mungkin timbul dan bagaimana
mengatasinya
• Kapan harus kembali ke dokter ?
MEMPELAJARI LATAR BELAKANG PASIEN

1. Nama
2. Usia
3. Pendidikan
4. Alamat
5. Diagnosa
6. Pemeriksaan penunjang jika ada
7. Status pembayaran
KONSELING
Aspek yg terangkum :
1. Nama obat
2. Indikasi
3. Rute,bentuk sediaan,dosis dan jadwal
4. Petunjuk khusus
5. Efek samping
6. Penyimpanan
7. Interaksi
8. Jika salah dosis
CARA PENGGUNAAN OBAT YANG TEPAT
• TABLET
– jika ada etiket baca dahulu dengan benar
– jika tidak dikatakan lain, minumlah dengan air putih
satu gelas penuh
– jika tablet kunyah, kunyah dulu baru ditelan dengan air
– jika tablet hisap, jangan langsung ditelan. Hisaplah
seperti anda menghisap permen.
– jika tablet sub lingual, simpan dibawah lidah sampai
habis
– jika tablet bukal, simpan diantara pipi dan gusi sampai
habis
CARA PENGGUNAAN OBAT YANG TEPAT

• OBAT CAIR (emulsi/suspensi/larutan)


– baca etiket dahulu dengan benar
– kocoklah dengan baik sebelum digunakan
– gunakan takaran obat dengan benar, jika
dikatakan :
• sendok teh = 5 ml
• sendok bubur = 8 ml
• sendok makan = 15 ml
CARA PENGGUNAAN OBAT YANG TEPAT

• SUPOSITORIA
– baca etiket dahulu dengan benar
– perhatikan bentuk obat, jika lembek simpan
dalam lemari 5 menit agar lebih keras
– buka bungkus luar obat
– dengan posisi berbaring miring dan salah satu kaki
ditekuk lalu masukkan obat dalam dubur, luruskan
kaki tahan 10 menit baru berdiri
CARA PENGGUNAAN OBAT YANG TEPAT

• TETES MATA/ SALEP MATA


– baca etiket dahulu dengan benar
– cuci tangan dan bersihkan mata anda dengan air
– tengadahkan kepala, buka kelopak mata bawah
sampai terbentuk kantong teteskan/ oleskan obat
pada kantong tersebut
– hindari ujung penetes menyentuh kelopak mata
– tutup mata dengan menekan kedua sudut bawah
CARA PENGGUNAAN OBAT YANG TEPAT
• TETES TELINGA
– baca etiket dengan benar
– miringkan kepala dengan posisi telinga menghadap keatas
dan disarankan dengan berbaring
– jika anda dewasa, tarik ujung telinga atas keatas sampai
lubang lurus dan teteskan obat
– jika anak-anak, tarik daun telinga tengah kebelakang
sampai lubang telinga lurus dan teteskan
– tahan 5-10 detik
– tutup dengan kapas bersih jika disarankan oleh
dokter/pabrik pembuat
CARA PENGGUNAAN OBAT YANG TEPAT

• TETES HIDUNG/SEMPROT HIDUNG


– baca etiket dengan benar
– cuci tangan dengan air, bersihkan hidung dari
ingus
– duduk atau berbaring, tengadahkan kepala dan
masukkan penetes satu sentimeter dalam hidung
,teteskan obat
– tundukkan kepala 5 detik, agar obat masuk faring
CARA PENYIMPANAN YANG TEPAT
• baca cara penyimpanan pada etiket jika ada
• simpan ditempat bersih dan kering
• jangan simpan di kamar mandi, di dapur
• lindungi dari panas dan cahaya langsung
• jauhkan dari jangkauan anak-anak
• jangan simpan obat cair dalam lemari pembeku
• buang obat yang sudah terlalu lama
• segera buang jika kadaluarsa
MENGAKHIRI KONSELING
Meringkas informasi yang signifikan untuk
pasien
Menanyakan pasien, apakah masih ada
pertanyaan berkenaan dengan obat mereka
Mengkaji pengertian pasien (meminta pasien
untuk mengulang instruksi)
Mendorong pasien agar bertanya kepada
dokter atau apoteker untuk informasi lanjut
atau melaporkan masalah berkaitan dengan
obatnya
Memberikan nama dan nomor telepon yang
dapat dihubungi pasien, jika diperlukan
EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi terhadap data yang masuk :
• Kuantitatif
• Kualitatif
Tujuan :
• Pendidikan bagi petugas pengelola obat
• Perbaikan sistem
MENGEVALUASI KONSELING
1. TINDAK LANJUT
Jika diperlukan tetapkan sesi konseling selanjutnya, alat
bantu kepatuhan, persyaratan khusus suplai obat (etiket,
wadah, dll) dan pengawasan penggunaan obat

2. KOMUNIKASI
Komunikasikan strategi relevan kepada profesional
kesehatan lain yang terkait, secara verbal atau tertulis
CONTOH KONSELING OBAT
KOMUNIKASI DALAM
KONSELING :

Menggunakan metode komunikasi yang


efektif
Jelaskan aspek relevan dari regimen obat
sesuai minat dan pengetahuan pasien
Jelaskan aspek terapi obat yang penting
INFORMATION-MOTIVATION-BEHAVIOURAL
SKILLS MODEL

Information

Behavioral Skills Behavior Change

• Motivation
Dasar komunikasi yg efektif
1. Role of comunication
a. Saat menerima resep/obat baru atau perubahan terapi
b. Rencana komunikasi, apa yg akan dikatakan dan
bagaimana mengatakan
2. Empati & perhatian
Empati & perhatian harus ditunjukkan pada waktu
komunikasi
3. Perlu waktu
Dalam komunikasi diperlukan waktu yg cukup untuk
memenuhi kesulitan pasien
PERTANYAAN DALAM KONSELING
• Pertanyaan terbuka
– mengorek pasien agar berbicara, dihasilkan informasi yang
banyak
– Contoh:bagaimana anda menanggulangi sakit kepala
• Jangan pertanyaan tertutup
– Untuk informasi yang spesifik, jawaban ya atau tidak
– Contoh:apakah anda minum paracetamol untuk sakit
kepala anda
• Pertanyaan bersifat usul
– Harus dihindarkan contoh : apakah setelah mengkonsumsi
obat ini bapak merasa mual?
Komunikasi dengan Lansia
Harus diperhatikan :
1. Kurang pendengaran
2. Kurang penglihatan : katarak,
Sulit membedakan warna dll
Sebaiknya :
1. Percakapan dg irama pelan
2. Menghormati
3. Informasi diberikan juga secara
tertulis
4. Kadang diperlukan sentuhan
Komunikasi dengan anak anak
Komunikasi dengan anak harus :
1. Memerlukan perlakuan khusus
2. Mempergunakan kalimat yang
jelas
3. Mempergunakan bahasa
sederhana
4. Jika dimungkinkan dibantu alat
peraga
5. Kadang diperlukan pendamping
untuk komunikasi yg efektif
misalnya orang tua atau
pengasuh
DAFTAR PUSTAKA
1. Cipolle RJ, Strand LM, Morley PC, “Pharmaceutical care
Practice”, Mc Graw-Hill, 1998
2. Charles, JP Siregar, Prof, Dr, MSc., “Farmasi Klinik, Teori Dan
Penerapan”, Cetakan I, EGC, 2004
3. Boh Larry E.,Pharmacy Practice Manual A Guide to Clinical
Experience 2 nd ed.,Lippincot and William, Philadelphia
2001
4. Lacy Charles F, Drug Information Handbook .,15th ed.,
LexiComp.,Ohio.,2007
TERIMA KASIH
PELAYANAN INFORMASI OBAT

Siti Saidah M
LATAR BELAKANG
Adanya ledakan informasi:
1. Molekul baru
2. Formulasi baru
3. Nama dagang baru: tahun 2010 ada catur
wulan III ada 31 jenis merek dagang baru
(antibiotika, analgetik, obat saluran cerna dll.)
4. Indikasi baru: moxifloxacin (untuk inflamasi
pelvic ringan s.d sedang tanpa adanya abses
pada tuba ovarian atau pada pelvic)
5. Bentuk baru: ranitidin HCl sirup
PERTAMBAHAN JUMLAH NAMA DAGANG
BARU

Nama Generik Tahun 2008 Tahun 2010


(Akhir)
Cefadroxil 27 31
Cefepime 8 16
Cefixime 22 29
Ceftazidime 15 18
Ceftriaxone 30 32
Levofloxacin 27 37
Metronidazole 30 32
FUNGSI PROFESIONAL PELAYANAN KESEHATAN

Pengelolaan apotek Konsultasi,


dengan prinsip Kemampuan komunikasi,
manajemen memberi bimbingan&
pelayanan yg penyuluhan,
hidup informasi

Kemampuan
Kemampuan APOTEKER bermasyarakat
Manajerial

Pengadaan, Kemampuan
Farmaseutika Penyuluhan,
penyimpanan, penerangan,
penyediaan, keluarga berencana,
penyerahan,kendali pertolongan pertama
kualitas dll
Informasi obat
 Tujuan pemberian informasi obat
1. Menunjang pengelolaan dan
terapi obat yg rasional dan
berorientasi pada pasien
2. Menyediakan informasi obat
bagi tenaga kesehatan di
Puskesmas dan pasien beserta
keluarganya
3. Meningkatkan profesionalisme
apoteker
PELAYANAN INFORMASI OBAT

 Mewujudkan PIO: pendekatan 5M


atau yang lain
 Jenis literatur: primer, sekunder,
tertier
 Sumber & cara memperoleh literatur

 Penggunaan literatur
CONTOH APLIKASI BENTUK PIO
Informasi untuk Dokter
 Informasidibutuhkan agar dokter
dapat membuat keputusan yg
rasional
 Waktu pemberian informasi
 Langsung melalui tilpon/tertulis
 Visite bersama
 Konferensi staf medik
 Pada rapat Panitia Farmasi & Terapi
Informasi untuk Perawat
 Fokus :
 Pengenceran
 Cara pemberian/konsumsi obat
 Pemantauan efek
 Kriteria informasi
 Praktis
 Segera

 Ringkas

Contoh : Frekuensi pemberian dosis,


metode pemberian, efek samping yg
mungkin, inkompatibilitas
sediaan intravena, dll
Informasi untuk pasien & keluarga
1. Informasi yg diberikan
 Cara penggunaan
 Jangka waktu penggunaan (durasi)
 Pengaruh makanan pada obat
 Pengaruh penggunaan obat bebas dan obat yg
diresepkan
 Jika penderita DM , perhatikan tablet salut gula
2. Tujuan akhir informasi
→ peningkatan kepatuhan pasien pada
terapinya
Contoh Pertanyaan Dokter Bedah
No Pertanyaan Jawaban

1 Regimen FAC Fluorouracil, Adriamycin,cyclophasfamide

2 Frekuensi pemberian meloxicam Sediaan 7,5mg 2 x 1 tab.


Sediaan 15 mg 1 x 1 tab.
3 Penggunaan lipofenus, sentral atau Lipofenus diberikan perifer
perifer
4 Frekuensi pemberian seftriakson Single dose atau BID

5 Apakah Albapur 20% dapat Sesuai brosur, dapat disimpan dalam


disimpan 12 jam dlm suhu kamar suhu kamar selama 12 jam
6 Dosis kumulatif Doxorubisin & Doxo 600 mg dam Epirubisin 900 mg
Epirubisin
7 Frekuensi pemberian infus Pemberian Cukup 1 x 500 mg
levofloxacin
8 Kekuatan sediaan Acitretin 25 mg per kapsul

9 Pengaturan konsumsi Ciprofloxacin Jika multivitamin dg valensi 2 atau 3


dan Multivitamin lebih dulu jarak 4 jam, jika cipro dulu
jarak 2 jam
10 Kandungan dari Floxid tablet Ciprofloxacin
Contoh Pertanyaan Dokter Anak
No Pertanyaan Jawaban
1 Sediaan NaCl tablet Tidak ada sediaan tablet, yg ada pulvis
2 Kandungan obat Cefat Cefadroxil, sirup 125 mg / 5 ml dan
tablet 500 mg / tablet
3 Kerja Trimetoquinol HCl 0,1 % Sebagai Vasodilator saluran
pernafasan
4 Dosis Sefoperazon sulbactam pd anak Dosis 40 – 80 mg / Kg / Berat badan
setiap 6 – 12 jam
5 Acpulsif indikasi & dosis Sisapride adalah relaksan otot polos pd
saluran cerna, dosis 5 mg setiap 6 – 8
jam
6 Apakah cefixim boleh dicampur dg susu Bisa dikonsumsi bersama susu
7 Dosis pemberian Cefadroxil untuk anak Dosis 30 mg / Kg / Berat badan
8 Setelah pemberian obat muntah, kapan Jarak konsumsi obat dan muntah harus
diberikan kembali diperhitungkan terhadap T ½ dari obat
tsb.
9 Ketersediaan obat untuk kelompok Sesuai dg standar
pasien miskin
10 Berapakan BM dari Na+ BM 22,98977
Contoh Pertanyaan Dokter Penyakit
Dalam
No Pertanyaan Jawaban

1 Dosis Fosfomycin Sehari 2 x 1 gr sampai 2 x 2 gr


2 Apakah Mesna Sebagai profilaksi efek samping
Ifosfamide
3 Regimen kemoterapi BEP Bleomycin, Etoposid dan Cisplatin

4 Pemberian Karboplatin apakah perlu Tidak diperlukan


KCl & MgSo4
5 Aturan pakai omz injeksi Dosis < 80 mg diberikan single dose
Dosis > 80 mg dosis terbagi
6 Berapa mEq KSR & Aspar K KSR 8 MEq dan Aspar K 1,8 MEq

7 Jenis sediaan TPN & kalori Diterangkan satu pe satu dari brosur yg
ada
8 Efek samping Kolchisin Diare & gangguan saluran cerna

9 Dosis Gentamycin Dosis 2 x 80 mg

10 Obat penyebab hepatotoksik Parasetamol, asam mefenamat, pirantel


pamoat
Contoh Pertanyaan Dokter
Kebidanan & Penyakit Kandungan
No Pertanyaan Jawaban

1 Stabilitas cisplatin jika telah 20 jam pada suhu kamar


diencerkan
2 Batuk tidak sembuh walau sudah Pilihan golongan makrolida :
konsumsi Amox, cefadroxil azitromycin
3 Perhitungan untuk dosis Karboplatin Disesuaikan dg klirens ginjal pasien

4 Harga paket kemoterapi PVB Sekitar 2 jt

5 Protokol terapi untuk doxetaxel Dibuat protokol tertulis

6 Kandungan obat Rejuvit Suplemen vitamin

7 Kenapa cisplatin harus ditambah KCl Efek samping menurunkan kadar


& Mg So4 elektrolit tsb
8 Dosis klindamysin untuk bayi 15 mg/Kg berat badan/hari terbagi 3x
dosis
9 Fraxiparine dituliskan untuk pasien Resiko perdarahan
akan operasi
10 Ketersediaan obat Cek gudang farmasi
DOKUMENTASI
Tujuan dokumentasi
• Sumber informasi jika ada pertanyaan yang
sama
• Media pelatihan tenaga farmasi
• Bahan analisa & evaluasi
• Quality Assurance PIO
DOKUMENTASI
Penggolongan pertanyaan
 ROM

 Ketersediaan Obat

 Kompatibilitas/Stabilitas

 Pembuatan/Formulasi

 Dosis/Jadwal

 Interaksi Obat (dgn Obat, uji lab,


penyakit, makanan)
 Obat Pilihan

 Identifikasi
Contoh Formulir Informasi Obat
LEMBAR KERJA
PELAYANAN INFORMASI OBAT ( PIO )
Instalasi Farmasi RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung

Tanggal/Waktu : ………………………….. Melalui : telepon/datang/ ……………….


Pemberi Infromasi : …………………………..

PENERIMA INFORMASI
Nama : …………………………………………. Alamat/Telepon : ………………………………………
Profesi : dokter perawat penderita apoteker lain lain ….

KLASIFIKASI INFORMASI
Reaksi obat yang merugikan Obat pilihan/terapetik/ Keracunan/toksokologi ( lingkungan,
Ketersediaan farmakologi paparan, mutagenisitas,
Ketersatukan/stabilitas kimia, Identifikasi karsinogenesitas )
farmasetik, kelarutan dll. Metode pemberian Bahan obat asing dan obat bebas
Peracikan/formulasi Farmako ekonomi ( obat yang diteliti, obat asing,
Interaksi obat ( obat-obat, Farmako kenitik zat kimia, vitamin dll )
obat-laboratorium, obat-penyakit, Kehamilan/menyusui/ Lain lain ………………………………
obat - makanan ) teratogenisitas

INFORMASI YANG DIBUTUHKAN :


………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
diperlukan tanggal : ……………………………………………………………………………………………………..

INFORMASI YANG DIBERIKAN :


………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………

SUMBER PUSTAKA
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
Contoh Formulir Informasi Obat
Contoh Formulir Penjadwalan Obat Pasien
JADWAL OBAT PASIEN Bed

Nama Pasien :
Bed : No. Medrek :

11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1

00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
EVALUASI

1. Berdasarkan dokumentasi
2. Membuat analisa untuk masukan
bagi pembuat kebijakan
3. Masukan bagi program selanjutnya
CONTOH EVALUASI
Bentuk Pelayanan Jenis
Pelayanan informasi obat kepada 1. Aturan pakai
pasien 2. Pasien pulang
3. Pemberian obat baru
4. Waktu konsumsi, dosis, harga
5. Cara konsumsi, efek samping

Pelayanan informasi obat kepada 1. Dosis, cara pemberian, harga,


dokter isi sediaan, regimen obat
2. Standar obat untuk bedah
3. Regimen kemoterapi
4. Analgetik, antifungi
5. Perubahan terapi, jenis
sediaan, ketersediaan BMHP
Askes

Pelayanan informasi obat kepada 1. Prosedur pemberian obat,


perawat kandungan sediaan
2. Cara pengenceran dan
menyuntik obat kemoterapi
3. Informsi BMHP Askes
CONTOH PROTAP PENYULUHAN
CONTOH PROTAP INFORMASI OBAT
DAFTAR PUSTAKA
1. Cipolle RJ, Strand LM, Morley PC,
“Pharmaceutical care Practice”, Mc Graw-Hill,
1998
2. Charles, JP Siregar, Prof, Dr, MSc., “Farmasi
Klinik, Teori Dan Penerapan”, Cetakan I, EGC,
2004
3. Boh Larry E.,Pharmacy Practice Manual A Guide
to Clinical Experience 2 nd ed.,Lippincot and
William, Philadelphia 2001
4. Lacy Charles F, Drug Information Handbook
.,15th ed., LexiComp.,Ohio.,2007

Anda mungkin juga menyukai