Anda di halaman 1dari 53

TUGAS INDIVIDU

“FITOTERAPI”

OLEH :

NAMA : ANGGUN YULFIANSTANTI


NIM : F201501107
KELAS : D3 FARMASI
DOSEN : HIMANIARWATI, S.Si.,M.Si.,Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKES MANDALA WALUYA
KENDARI
2018
RANGKUMAN FITOTERAPI

A. Tanaman Obat Sebagai Antihipertensi


1. Nama : Rosella
Nama latin :  Hibiscus sabdariffa L.
Senyawa yang berkhasiat : Senyawa anthocyanins
Mekanisme kerja senyawa: Rosella  juga memiliki efek diuretik, yang mekanisme
kerjanya serupa dengan obat penurun tekanan kelompok diuretik dan efek
penghambatan pada  Angiotensin Converting Enzyme (ACE), yang mekanisme kerjanya
serupa dengan obat penurun tekanan kelompok ACE inhibitor (Ojeda et al, 2010).
Kandungan anthocyanins yang terkandung dalam rosella berperan dalam efek
antihipertensi.

2. Nama : Manggis
Nama latin : Garcinia x mangostana L.
Senyawa yang berkhasiat : Fenol
Mekanisme kerja senyawa: mekanisme kerja manggis sebagai antihipertensi melalui
antagonis ion kalsium (Hemshekhar et al, 2011). Komponen fenolik dari manggis
dapat mencegah terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah melalui mekanisme
vasodilatasi langsung dan pembangkitan nitrit oksida (Abdallah et al, 2016)
Interaksi :-
Cara penggunaan : memilih buah yang masih segar, kemudian dikonsumsi
3. Nama : Daun salam
Nama latin : Syzygium polyanthum (Wight) Walp.
Senyawa yang berkhasiat : senyawa Quarcertin
Mekanisme kerja senyawa: Mekanisme kerja daun salam sebagai antihipertensi
melalui pelibatan reseptor beta adrenergik dan kolinergik dengan produksi nitrit
oksida (Ismail et al, 2013), dan melalui penghambatan ACE (Puspitasari et al, 2015).
Berdasarkan penelitian Yunus (2015), daun salam mengandung senyawa flavonoid,
yang mana flavonid mengandung Quarcertin memberikan pengaruh sebagai
vasodilator, antipletelet dan antipoliferative dan menurunkan tekanan darah, hasil
dari oksidasi dan perbaikan terhadap organ tubuh yang sudah rusak akibat dari
hipertensi
Interaksi :-
Cara penggunaan : penggunaan untuk daun salam sebagai obat antihipertensi
yakni dengan merebus daun salam sebanyak 10 lembar dengan 3 gelas air, dididihkan
hingga 1 gelas.
Toksisitas :-

4. Nama : Sirsak
Nama latin : Annona muricata L.
Senyawa yang berkhasiat : coreximine, anomurine, dan reticulin
Mekanisme kerja senyawa: melalui mekanisme perifer yang melibatkan antagonis
ion kalsium dengan blokade kanal ion kalsium (Nwokocha et al, 2012). Efek
hipotensif daun sirsak disebabkan oleh kandungan alkaloid seperti coreximine,
anomurine, dan reticulin
Interaksi :-
Cara penggunaan : memakana buahnya
Toksisitas :-
5. Nama : Semangka
Nama latin : Citrullus lanatus (Tunb)
Senyawa yang berkhasiat : Sitrulin & Kandungan karetenoid
Mekanisme kerja senyawa: Buah semangka mengandung asam amino sitrulin yang
berperan dalam menurunkan tekanan darah, selain itu kandungan karetenoid pada buah
semangka dapat mencegah pengerasan dinding arteri maupun pembuluh vena, sehingga
dapat mengurangi tekanan darah.
Interaksi :-
Cara penggunaan : Pilihlah buah semangka yg matang & segar untuk di
konsumsi.
Toksisitas :-

6. Nama : Daun dewandaru


Nama latin : Eugenia uniflora
Senyawa yang berkhasiat : senyawa
Mekanisme kerja senyawa: Adanya kandungan senyawa flavonoid, saponin dan
tanin di daun dewandaru, yang mana senyawa flavanoid merupakan senyawa polifenol
yang mempunyai 15 atom karbon dan terdapat pada semua bagian tanaman
termasuk daun. Flavanoid dapat menurunkan resistensi sistem vaskuler (SVR)
karena menyebabkan vasodilatasi dan juga mempengaruhi kerja ACE (Angiotensin
Converting Enzyme) yang dapat menghambat perubahan angiotensin I menjadi
angiotensin II. Efek vasodilatasi dan ACE inhibitor dapat menurunkan tekanan
darah sehingga daun dewandaru dapat menurunkan tekanan darah.
Interaksi :-
Cara penggunaan : penggunaan untuk daun dewandaru sebagai obat
antihipertensi yakni dengan merebus daun dewandaru sebanyak 10 lembar dengan 3
gelas air, dididihkan hingga 1 gelas.
Toksisitas :-
7. Nama : Kunyit
Nama latin : Curcuma longa
Senyawa yang berkhasiat : senyawa Curcumin
Mekanisme kerja senyawa: Kandungan curcumin dalam kunyit dapat menurunkan
kolesterol dalam tubuh dan dapat menurunkan tekanan darah. Kurkumin memiliki
kemampuan dalam mencegah pengumpalan darah, mencegah oksidasi kolesterol
LDL, serta mampu menghambat pembentukan plak didalam pembuluh darah
(Maryam & Shanin,2011)
Interaksi : Interaksi antara kunyit dengan bawang putih dapat
menurunkan kolesterol total, penurunan kadar LDL, trigliserida, glukosa darah dan
peningkatan kadar HDL.
Cara penggunaan : kunyit diparut, diperas dan disaring kemudian direbus hingga
mendidih.
Toksisitas : Penggunaan secara berlebihan dan dalam waktu yang panjang
dapat mengakibatkan keringnya rahim
8. Nama : Daun Seledri
Nama latin : Apium graveolens L.
Gambar tanaman :

Senyawa yang berkhasiat : senyawa Apigenin dan senyawa Phthalides


Rumus struktur :
Mekanisme kerja senyawa : Daun seledri memiliki kandungan Apigenin yang
dapat mencegah penyempitan pembuluh darah dan Phthalides yang dapat
mengendurkan otot-otot arteri atau merelaksasi pembuluh darah. Zat tersebut yang
mengatur aliran darah sehingga memungkinkan pembuluh darah membesar dan
mengurangi tekanan darah. Selain itu, apigenin berfungsi sebagai beta blocker
yang dapat memperlambat detak jantung dan menurunkan kekuatan kontraksi
jantung sehingga aliran darah yang terpompa lebih sedikit dan tekanan darah menjadi
berkurang. Manitol dan apiin, bersifat diuretik yaitu membantu ginjal
mengeluarkan kelebihan cairan dan garam dari dalam tubuh, sehingga
berkurangnya cairan dalam darah akan menurunkan tekanan darah
Interaksi : hidrochlorothiazid (HCT) dan furosemid penggunaan bersama – sama
dapat mengakibatkan turunnya cairan tubuh dan kadar ion tubuh sehingga
menurunkan keseimbangan.
Cara penggunaan : Diambil daun seledri segar sebanyak kurang lebih 40 lembar.
Daun seledri dicuci, lalu direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah
dingin, air disaring lalu diminum sekaligus pada malam hari. Lakukan rutin setiap hari
untuk hasil yang memuaskan.
Toksisitas : Jika mengonsumsinya secara berlebihan maka dapat
mengakibatkan tekanan darah naik lebih banyak, hal ini dikarenakan daun seledri juga
mengandung natrium.
9. Nama : Kumis kucing
Nama latin : Orthosiphon stamineus
Gambar tanaman :

Senyawa yang berkhasiat : Senyawa Quersetin


Rumus struktur :

Mekanisme kerja senyawa : mempunyai kemampuan mengurangi kadar natrium


dan kalium pada hewan uji. Kandungan quercetin dari daun kumis kucing mampu
menurunkan tekanan darah dengan mencegah terjadinya agregasi platelet dan
thrombus
Interaksi : Pada tanaman seledri terdapat kandungan favonoid apiin dan apigenin
yang bekerja sebagai vasodilator sehingga tekanan darah turun. Sedangkan kumis
kucing (Orthosiphon stamineus) mengandung flavonoid polimetoksi : sinensetin,
eupatorin; garam kalium; dan inositol. Flavonoid sinensetin, eupatorin bersifat
spasmolitik dan hasilnya adalah diuretika. Garam kalium besifat retensi air dan
hasilnya adalah diuretika. Inositol sendiri bersifat dieresis. Kedua tanaman
menghasilkan penurunan tekanan darah dan efeknya menjadi optimal.
Cara penggunaan : Disiapkan daun kumis kucing kemudian cuci sampai bersih.
Direbus air hingga mendidih. Dimasukan daun kumis kucing tadi kedalam rebusan air
yang sudah mendidih. Diaduk-aduk sampai air tersisa setengahnya. Ditunggu sampai
dingin, kemudian ramuan siap untuk diminum. Diminum ramuan secara teratur setiap
pagi dan malam hari, masing-masing 1 gelas.

10. Nama : Mengkudu


Nama latin : Morinda citifolia
Gambar tanaman :

Senyawa yang berkhasiat : Senyawa Scopoletin dan Xeronine


Rumus struktur : Scopoletin
Mekanisme kerja senyawa : Mekanisme kerja scopoletin untuk menurunkan
tekanan darah adalah sebagai vasodilator yang menurunkan tekanan darah dengan
merelaksasikan otot polos vaskuler sehingga tekanan darah arteri menurun
tekanan darah juga menurun. Selain itu, mengkudu juga mengandung xeronine
yang berfungsi sebagai zat diuretik yaitu dengan mengurangi volume darah dengan
mengeluarkan simpanan natrium dari dalam tubuh (Afa Kehaati Palu, Et al, 2008)
Cara penggunaan : Pilihlah buah mengkudu yang sudah matang dan ambil
airnyadengan cara di blender. Kemudian air mengkudu di campur dengan madu dan
minum setiap pagi sebelum sarapan.

B. Tanaman Yang Dapat Mengatasi Obesitas

1. Kelapa
 Klasifikasi Tanaman Kelapa 
 Kingdom: Plantae 
 Subkingdom: Tracheobionta 
 Super divisi : Spermatophyta 
 Divisi: Magnoliophyta 
 Kelas : Liliopsida 
 Subkelas: Arecidae 
 Ordo: Arecales 
 Famili : Arecaceae 
 Genus: Cocos 
 Spesies : Cocos nucifera L.
Kelapa (Cocos nucifera L) merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia yang
cukup potensial. Hampir semua bagian dari tanaman tersebut dapat dimanfaatkan.
Banyak kegunaan yang dapat diperoleh dari kelapa dan salah satu cara untuk
memanfaatkan buah kelapa adalah mengolahnya menjadi minyak makan atau minyak
goreng. Produk kelapa yang paling berharga adalah minyak kelapa, yang dapat
diperoleh dari daging buah kelapa segar atau dari kopra (Suhardiyono, 1995).
 Pemanfaatan VCO Sebagai Alternatif Untuk Mengatasi Obesitas
Kegemukan dan obesitas sekarang mudah terlihat pada anak-anak golongan
menengah ke atas yang tinggal di kota-kota besar yang keranjingan menyantap
junkfoods, ayam goreng, kentang goreng, pop-corn, pizza. donat, Oreo, kreker,
biskuit, snacks dll yang digoreng dan atau diolah dengan minyak sayur, margarin dan
shortening.Kejadian ini sudah melanda di Amerika Serikat, dan tidak kurang dari
60% golongan anak dan remaja mengalami obesitas dan morbid obesitas. Obat-obat
patent (allopathic) tidak bisa menyembuhkan keracunan lemak trans atau free
radicals, malah sebaliknya lemak trans bisa membunuh kita (Drugs do not cure
disease, Yokie Newa, 1997 dan Free Radicals invite death, Yokie Newa 1999).
Sebaliknya menggoreng dan atau mengolah makanan dengan minyak kelapa adalah
yang paling aman dan paling sehat, karena hanya menghasilkan energi, bukan
kolesterol dan jaringan adiposa dan tidak pula menghasilkan lemak trans atau radikal
bebas.
Salah kaprah yang telah berkembang di masyarakat adalah pemahaman
bahwa minyak kelapa bisa menyebabkan kegemukan. Bahkan anggapan yang salah
ini diamini oleh banyak ahli diet dan para dokter. MCFA adalah kandungan asam
lemak terbesar dalam minyak kelapa. Namun, asam lemak ini tidak digunakan dalam
bentuk lipoprotein dan tidak diedarkan dalam aliran darah seperti lemak lainnya,
tetapi langsung dikirim ke hati, lalu diubah menjadi energi. Asam lemak ini juga
mudah dicerna dan diserap oleh dinding usus karena ukuran molekulnya relative
kecil. Dengan demikian, dapat mengurangi kerja pancreas, saluran pencernaan, hati,
serta tidak membuat lemak menumpuk dalam tubuh. Saat mengonsumsi minyak
kelapa murni (VCO), tubuh langsung menggunakannya untuk memproduksi energi,
bukan menimbunnya di jaringan adipose sebagai lemak tubuh. Kandungan MCFA
yang terdapat dalam minyak kelapa murni (VCO) dapat menurunkan lemak,
mengurangi tumpukan lemak, dan mendorong pembakaran LCFA (long chain fatty
acid) penyebab obesitas (kegemukan). Selain itu, MCFA yang ada pada minyak
VCO bisa merubah metabolisme ke tingkatan yang lebih tinggi dan membakar lebih
banyak kalori tubuh yang tidak dikonsumsi. Asam lemak jenuh rantai sedang yang
terdapat pada minyak kelapa murni (VCO) begitu tiba dalam saluran pencernaan
segera diserap oleh dinding usus tanpa harus mengalami proses hidrolisis terlebih
dahulu. Selanjutnya, asam lemak jenuh tersebut dapat masuk mengikuti aliran darah
untuk dibawa ke hati guna dimetabolisme. Berbeda dengan minyak kedelai yang
banyak mengandung asam lemak rantai panjang, dalam tubuh ditimbun dalam
bentuk lemak karena tidak bisa langsung dibakar dan diserap tubuh sehingga
menimbulkan kegemukan (obesitas).
 Alasan VCO dapat menurunkan berat badan
Seorang pakar gizi dari Universitas Indonesia Prof. Dr. Walujo Soerjodibroto
MSc,PhD,SpG menguraikan bahwa minyak kelapa murni akan memberi energi
dengan cepat, sehingga jaringan tubuh akan cepat merasa kenyang. Proses
pembakaran akan menyebabkan suhu badan orang yang mengkonsumsi minyak
kelapa murni menjadi lebih tinggi ketimbang yang tidak. Kondisi akan menyebabkan
tubuh akan memerlukan energi lebih banyak yang didapatkan dari cadangan lemak.
Dalam beberapa saat setelahnya refleksi rasa lapar dan kenyang akan menjadi normal.
bahkan asupan makanan sedikit saja, tubuh sudah merasa kenyang. Minyak kelapa
murni yang mengandung asam lemak rantai sedang ini lebih dikenal dengan nama
MCFA, sebuah senyawa yang gampang diserap oleh tubuh karena molekulnya yang
relatif kecil dibandingkan dengan asam lemak lainnya. MCFA memiliki sifat
metabolisme yang hampir sama dengan karbohidrat,namun tidak menaikkan kadar
gula darah. MCFA mudah dicerna oleh usus sehingga mendorong pembakaran LCFA
(long chain fatty acid)/penyebab obesitas seperti yang terkandung dalam minyak
sayur, yang pada akhirnya akan membantu penyusutan bobot badan. Perubahan dari
minyak yang langsung menjadi energi akan membuat tubuh merasa kenyang dan
memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas. Minyak kelapa murni atau VCO ini
akan mampu mendorong tubuh untuk melakukan pembakaran kalori dan lemak dari
dalam tubuh yang sifatnya tidak memaksa sehingga prosesnya pun tidak drastis
sehingga sangat aman. Minyak kelapa murni sangat baik untuk melangsingkan tubuh
sebab tidak memiliki kandungan lemak seperti dalam mentega, atau daging. Dapat
langsung diserap dalam tubuh tanpa tersimpan menjadi energi cadangan yang bisa
menjadi lemak menumpuk ketika tidak terpakai.
(Sumber http://www.infopeluangusaharumahan.com/cara-minum-vco untuk-diet/)
2. Lidah Buaya (Aloe Vera)
Klasifikasi Lidah Buaya
 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
 Ordo : Asparagales
 Famili : Asphodelaceae
 Genus : Aloe
 Spesies : Aloe vera L.
Aloe vera ekstrak digunakan untuk mengurangi kadar lipid lemak darah,
trigliserida dan kolcsterol, karena dapat memecah fat globudes sehingga ekstnik
lidah buaya dapat digunakan untuk mengurangi obesitas. Lidah buaya juga dapat
menurunkan kadar glukosa darah.
Lidah buaya dapat menurunkan berat badan, karena (1) Lidah buaya kaya akan
vitamin, klorofil, asam amino, sehingga merupakan bahan makanan untuk diet yang
ideal. (2) Lidah buaya mengandung selulosa, kaya akan gel, sehingga tidak cepat
merasa lapar dan mencegah makan berlebihan, (3) Lidah buaya dapat meningkatkan
motilitas saluran pencernaan, dan memperbaiki pencenaan, penyerapan, dan ekskresi
sehingga proses pencernaannya dapat berjalan dengan normal, (4) Lidah buaya dapat
mcningkatkan metabolisme tubuh, khususnya, metabolisme lemak, menghilangkan
kelebihan lemak, dan (5)Lidah buaya memiliki efek diuretik.
Lidah buaya juga mengandung Glikosida, Flavonoid, dan Saponin (Andriani,Ary
2011). Flavonoid dipercaya sebagai senyawa yang diduga mempunyai peranan
antiobesitas dengam mekanisme melalui penghambatan aktivitas enzim lipase
pankreas (Shimura et al. 1992 dalam Ruiz et al. 2005), yang menghidrolisis lemak
menjadi monogliserida dan asam lemak (Rahardjo et al. 2005). Monogliserida ini
selanjutnya akan diserap oleh usus halus yang akan disimpan sebagai cadangan lemak
dalam jaringan adiposa.

Rumus kimia dari aloe vera :

3. Caffeine
Klasifikasi Tanaman Kopi
 Kindom : Plantae
 Divisio : Spermatophita
 Sub-divisio : Angeospermae
 Kelas : Dicotiledónea
 Ordo : Rubiales
 Family : Rubiaceae
 Genus : Coffea

 Species : Coffea Sp

Caffeine menstimulasi pemecahan lemak melalui reseptor simpatis dan sering


ditambahkan path obat-obat untuk menurunkan berat badan untuk efek
termogeniknya. Penelitian klinik mengenai caffeine biasanya dikombinasikan dengan
agen lain seperti ephedra sehingga penilai efek caffeine secara tunggal menjadi sulit.
FDA mengizinkan penggunaan caffeine sebagai agen tambahan untuk penurun berat
badan yang tidak diresepkan, karena pembuktian efektivitasnya belum terbukti.
Kafein bekerja sebagai antiobesitas dengan menstimulasi sistem saraf pusat
simpatis yang dapat menekan rasa lapar dan memperlambat rasa kenyang sehingga
terjadi penekanan pada asupan makanan (Belza et al., 2007; Diepvens et al., 2007;
Hursel and WesterterpPlantenga, 2013; Westerterp-Plantenga, 2010). Senyawa dalam
white tea seperti derivat flavan-3-ol, katekin, epigallocatechin gallate (EGCG), dan
strictinin sebagian besar golongan fenolik berpotensi sebagai inhibitor enzim lipase
(Gondoin et al., 2010; Rahim et al., 2015). Senyawa EGCG dapat menghambat enzim
lipase dengan nilai IC50 sebesar 7,5 µmol/L yang diuji secara in vitro (Grove et al.,
2012). Katekin bekerja sebagai antihiperkolesterolemia dengan proses mengikat
kolesterol atau asam empedu dan menghambat penyerapan di usus (Matsui et al.,
2006).
Rumus kimia kopi :

Contoh sediaan

Aturan Pakai : 3 kantong sehari. Rendam 1 kantong teh dalam air mendidih
sewaktu 5-10 menit. Tiap-tiap bungkus bisa diseduh jumlahnya 2-3
kali.
4. RED PEPPER (Capsicum)
Klasifikasi Red Pepper
 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
 Sub Kelas : Asteridae
 Ordo : Solanales
 Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
 Genus : Capsicum
 Spesies : Capsicum annum L.
Ekstrak etanol biji hot pepper (Capsicum annuum L.) memiliki aktivitas anti-
adipogenesis. Pemberian ekstrak etanol biji hot pepper (Capsicum annuum L.) dengan
konsentrasi 200, 100, dan 50 ig/mL mengurangi intesitas warna adiposit dibandingkan
kontrol, yang berarti ada kecenderungan pengurangan akumulasi adiposit. Pemberian
ekstrak etanol biji hot pepper (Capsicum annuum L.) akan menurunkan
aktivitas glycerol-3-phosphate dehydrogenase secara signifikan. Ekspresi
C/EBP4, C/EBP4, dan PPARA, suatu adipogenic transcription factors yang penting,
berkurang secara signifikan dengan pemberian ekstrak etanol biji hot pepper pada hari
ke 0- ke 6 jika dbandingan dengan kontrol. Hal ini mengindikasikan pemberian
ekstrak etanol biji hot pepper memiliki efek kesehatan, karena mempunyai aktivitas
anti obesitas yang baik.”

5. Ephedra
Klasifikasi Ephedra
 Kingdom : Plantae
 Division : Gnetophyta
 Class : Gnetopsida
 Order : Ephedrales
 Family : Ephedraceae
 Genus : Ephedra
 Species : E. sinica
Ephedra (Ephedra sinica) mengandung amfetamin substansi yang mirip
efedrin dan merupakan bentuk alamiah dari phenyl propanolamine (PPA). Ephedrine
yang dikombinasikan dengan caffeine dan aspirin menurunkan berat-badan.”!
Ephedra merupakan agen penekan nafsu makan. Penggunaan Ephedra sebaiknya tidak
digunakan pada penderita yang mengalami ansietas, glaukoma, penyakit jantung,
tekanan darah tinggi, dan insomnia, demikian juga jangan diberikan pada penderita
yang sedang mengkonsumsi monoamine oxidase (MAO) inhibitor, suatu obat
antidepresi. Pemberian Ephedra dosis tinggi dapat menimbulkan kematian, oleh
karena itu penggunaannya harus hati-hati.
6. Cassia Senna
Klasifikasi Senna
 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
 Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
 Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas : Magnoliopsida (berleping dua/dikotil)
 Sub Kelas : Rosidae
 Ordo : Fabales
 Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
 Genus : Cassia
 Spesies : Cassia angustifolia Vahi.
Penelitian memperlihatkan bahwa pemberian ekstrak daun Cassia fistula
dan Senna alata efektif menurunkan berat badan dan berat lemak parametrial pada
hewan coba mencit secara signifikan. Hal ini diduga merupakan efek tannin yang
terkandung dalam daun Cassia fistula dan Senna alata. Tannin yang terkandung
dalam ekstrak memiliki potensi menghambat aktivitas lipase, sehingga dapat
menurunkan lemak tubuh. Selain itu, tannin juga memiliki potensi sebagai agen
hipolipidemik dan antihiperkolesterolemia. Baik daun Cassia fistula maupun daun
Senna alata tampaknya memiliki potensi sebagai agen anti obesitas dan agen
hipolipidemik.”
7. BANABA (Lagerstroemia speciosa Linn)
Klasifikasi BANABA
 Kingdom : Plantae
 Divisi : Magnoliophyta
 Kelas : Magnoliopsida
 Ordo : Myrtales
 Famili : Lythraceae
 Genus : Lagerstroemia Linnaeus
Banaba telah diteliti untuk penggunaannya sebagai terapi diabetes Banaba
memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar glukosa darah karena memiliki
kandungan corrosolic acid. Penelitian ekstrak Lagerstroemia speciosa dengan
hewan coba mencit memperlihatkan adanya penurunan kadar glukosa dan
penurunan hemoglobin Alc.“ Mencit yang diberi ekstrak Banaba akumulasi
trigliseridnya akan menurun, dan mengindikasikan Lagerstroemia speciosa memilki
efek antiobesitas.

8. Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk, var. Tomentosa Schum)


Klasifikasi Jati Belanda
 Regnum : Plantae
 Divisio : Spermatophyta
 Sub Divisio : Angiospermae
 Kelas : Dicotyledoneae
 Sub Kelas : Dialypetalae
 Bangsa : Malvales/Colunniferae
 Famili : Sterculiaceae
 Genus : Guazuma
 Spesies : Guazuma ulmifolia Lamk.
Daun, buah, biji, dan kulit kayu bagian dalam merupakan bagian tanaman
yang dapat dipergunakan sebagai obat. Secara umum, zat utama yang terkandung
dari seluruh bagian tanaman adalah tanin dan musilago. Kandungan lainnya yaitu
resin, flavonoid, karotenoid, asam fenolat, zat pahit, karbohidrat, kafein, terpen,
juga senyawa — senyawa lain seperti sterol, beta-sitosterol, friedelin-3-alfa-asetat,
friedelin -3-beta-ol,alkoloida serta karbohidrat dan minyak lemak. Tanin yang
banyak terkandung di bagian daun, mampu mengurangi penyerapan makanan
dengan cara mengendapkan mukosa protein yang ada dalam permukaan usus.
Sementara itu, musilago yang berbentuk lendir bersifat sebagai pelicin. Dengan
adanya musilago, absorbsi usus terhadap makanan dapat dikurangi. Hal ini yang
yang menjadi alasan banyaknya daun jati belanda yang dimanfaatkan sebagai obat
susut perut dan pelangsing. Dalam perkembangannya, daun jati belanda juga
banyak dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit kolesterol dan rematik gout.
Obesitas seperti telah diketahui timbul sebgai akibat ketidakseimbangan
energi yang masuk dan yang keluar. Daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.)
menurunkan berat badan dan menurunkan kadar kolesterol. Selain itu, daun jati
belanda diindikasikan memiliki aktitas penghambatan enzim lipase pankreas.
Daun jati belanda antara lain berisi flavonoid, tannin, alkaloid dan saponin.
Hanya alkaloid yang struktur kimianya mempunyai kemiripan dengan orlistat di
mana keduanya mengandung unsur N (Nitrogen). Sehingga kemungkinan alkaloid
yang memiliki efek menghambat aktivitas enzim lipase seperti mekanime kerja
orlistat. Hal ini memang harus dibuktikan dengan penelitian lebih lanjut, sehingga
membuka peluang ekstrak etanol daun jati belanda digunakan sebagai obat obesitas
dengan mekanisme kerja menghambat aktivitas enzim lipase.
9. Ekstrak Teh Putih
Klasifikasi teh putih
Kingdom : Plantae
Devisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Guttieferales
Familia : Theaceae
Genus : Camalia
Spesies : Camalia sinensis
Teh adalah tanaman yang sudah sangat dikenal dan disukai masyarakat dunia
juga di Indonesia. Teh termasuk tanaman spesies Camellia sinensis. Teh mengandung
berbagai elemen nutrien yang bermanfaat bagi kesehatan, antara lain: katekin,
quersertin, kamferol, asam klorofil, teobromin, teanin, teofilin, dan mineral. Karena
kandungan pitonutrien tersebut maka teh dapat berfungsi sebagai antioksidan, sebagai
antiinflamasi, antikanker, juga sebagai antikolesterol, antiobesitas, dan antidiabetes.
Terdapat bermacam jenis teh yaitu teh hitam, teh merah (teh Oolong), teh hijau, dan
teh putih.
Teh Putih atau White Tea merupakan jenis teh yang masih terdengar asing
dibandingkan dengan popularitas teh hitam dan teh hijau. Sama seperti teh hijau, teh
putih telah digunakan untuk mengobati obesitas dan penyakit metabolik. Pada saat ini
banyak penelitian peneliti tertarik mempelajari komposisi teh putih. Teh putih terbuat
dari helaian pucuk teh yang sangat muda dan belum mekar yang dipetik secara hati-
hati, dimana pucuk muda yang biasa disebut peko ini masih diselaputi rambut halus
berwarna putih perak, sehingga memberi kesan warna putih beludru yang nantinya
bila kering berubah menjadi putih. Diolah secara alami dan minimal yaitu hanya
melalui pelayuan dan pengeringan dengan bantuan angin dan sinar matahari
pegunungan segera setelah proses pemetikan dilakukan, tanpa melalui proses
oksidasi/ fermentasi maupun penggilingan sehingga tidak merusak bentuk teh yang
sebenarnya. Teh putih memiliki kadar klorofil yang rendah dan antioksidan polifenol
yang lebih tinggi, namun kafeinnya sangat rendah. Minimnya pemrosesan menjadikan
teh putih sebagai the kesehatan premium dengan kandungan polifenol tertinggi dari
semua jenis teh.
Teh putih merupakan tumbuhan obat yang mempunyai efek farmakologis
antara lain dapat menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol, trigliserida, serta
glukosa, dapat mencegah karies pada gigi, antimutagenik, antioksidan, antibakteri.
Kandungan bahanbahan kimia yang terdapat dalam daun teh antara lain: (1) Flavanol,
merupakan polifenol utama pada teh berupa katekin. Derivat dari katekin adalah
katekin (C), Epikatekin (EC), galokatekin (GC), epigalokatekin (EGC), epikatekin
galat (ECG), galokatekin 3-galat (GCG) dan epigalokatekin 3-galat (EGCG). Dimana
EGCG merupakan komponen utama katekin (59%). Flavonol yaitu senyawa golongan
flavonoid yang memiliki oksidasi terendah. Komposisi kimia flavonol pada teh mirip
katekin. Flavonol pada teh meliputi quersertin, kaemferol, dan mirisetin. Flavonol
merupakan antioksidan alami yang mempunyai kemampuan mengikat logam; (2)
Alkaloid pada teh memiliki sifat penyegar. Alkaloid yang utama dalam teh adalah
kafein. Kafein akan bereaksi dengan katekin dan menimbulkan rasa segar pada
seduhan teh; serta (3) sebagain kecil mineral dan 1,4-5% asam amino bebas dari berat
daun kering. Reaksi asam amino dengan katekin pada temperatur tinggi menghasilkan
aldehida yang membuat aroma pada teh.
Penderita obesitas dengan diet tinggi lemak menyebabkan kelebihan
trigliserida yang akan diakumulasi oleh adiposit dan jaringan adiposa. Hipertropi
adiposit dan akumulasi jaringan adiposa membuat adiposity dan jaringan adiposa
dalam keadaan patogenik atau Adiposopathy. Keadaan Adiposopathy menstimulasi
pelepasan sitokin, yaitu TumorNecrosis Factor-alpha (TNF-a). Kadar TNF-a yang
meningkat menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Resistensi insulin pada adiposit
dapat menurunkan aktivitas enzim lipoprotein lipase, sehingga clearance VeryLow-
DensityLipoprotein (VLDL) menurun, akibatnya kadar VLDL dalam darah
meningkat. Selain itu resistensi insulin dapat meningkatkan hidrolisis trigliserida,
sehingga terjadi peningkatan Free Fatty Acid (FFA). FFA akan masuk ke dalam
sirkulasi darah lalu ke hati. Peningkatan FFA di hati merangsang sekresi dari VLDL,
sehingga terjadi hipertrigliseridemia.
Pemberian ekstrak teh putih yang mengandung EGCG dan kafein dapat
menurunkan TNF-a sehingga oksidasi asam lemak pada hepar meningkat,
menghambat sintesis kolesterol oleh sel hepar serta meningkatkan sensitivitas insulin.
Sensitivitas insulin yang meningkat akan meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein
lipase dan menurunkan FFA serta menghambat aktivitas Cholesteryl Ester Transfer
Protein (CETP). Cholesteryl Ester Transfer Protein (CETP) adalah protein plasma
yang memediasi pertukaran cholesteryl ester dari HDL ditukar dengan molekul
trigliserida dari LDL, VLDL maupun kilomikron, sehingga yang terjadi VLDL kaya
akan kolesterol, sedangkan HDL menjadi kaya akan trigliserida atau dikenal sebagai
lipoprotein kaya trigliserida. Apoprotein A-1 dapat memisahkan diri dari HDL kaya
trigliserida. Apo A-1 bebas ini segera dibersihkan dari plasma, melalui ginjal,
sehingga mengurangi kemampuan HDL untuk melakukan reverse cholesterol
transport. Akibatnya, kadar HDL dalam darah menurun. LDL kaya trigliserida dapat
mengalami lipolisis menjadi small dense LDL. Dalam hal ini EGCG dan kafein secara
sinergis bekerja menghambat CETP sehingga terjadi peningkatan kadar HDL
kolesterol dan penurunan kadar LDL.
Penelitian lain menyebutkan bahwa, sifat antiinflamasi dari interaksi derivat
katekin yang utama yaitu EGCG dan kafein yang akan bekerja secara sinergis untuk
menghambat enzim Catechol-O-methyltransferase (COMT). COMT adalah enzim
yang menonaktifkan sistem penerimaan saraf (neurotransmitter) dan racun catechols
yang berakibat pada penurunan dopamin secara drastis.
Penghambatan pada COMT menyebabkan reduksi degradasi norepinefrin,
sehingga menghasilkan penambahan kerja norepinefrin pada sistem saraf simpatis.
Aktivasi pada sistem saraf simpatis akan menstimulasi pengeluaran energi dengan
menyebabkan peningkatan termogenesis dan oksidasi lemak. Oleh karena itu,
pemberian ekstrak teh putih akan menyebabkan peninggian pengeluaran energi
(energyexpenditure) selama 24 jam, karena EGCG menstimulasi termogenesis dan
oksidasi lemak serta dapat menurunkan kadar trigilserida yang berimplikasi terhadap
penurunan berat badan.

Gambar teh putih


Gambar produk teh putih
10. Caralluma fimbriata
Caralluma fimbriata merupakan salah satu tumbuhan herbal di India yang
digunakan sebagai terapi tradisional untuk menurunkan berat badan pasien obesitas.
Caralluma fimbriata berupa kaktus yang dapat dimakan, berasal dari famili
Asclepiadaceae. Lebih sering dikenal sebagai penekan nafsu makan dan tumbuh liar
hampir di semua daerah di India.
Berdasarkan penelitian, Caralluma fimbriata mengandung pregnane glycoside
yangmem punyai mekanisme kerja mencegahpenumpukan lemak dengan cara
memblokcitrate lyase. Caralluma fimbriata merupakaninhibitor ATP-citrate lyase
kompetitif, sebagaitambahan enzim mitokondrial meliputi25 tahap lipogenesis de
novo. Carallumafimbriata juga mempunyai komponen aktifhydroxycitrate (HCA).
HCA dilaporkan dapatmenyebabkan penurunan berat badan padamanusia tanpa
merangsang sistem sarafpusat. HCA akan menurunkan transformasisitrat menjadi
asetil ko-A, yang merupakansatu tahapan yang dibutuhkan untuk pembentukanasam
lemak di hati.
Selain efeknya pada citrate lyase, Caralluma fimbriata juga dapat menghambat
malonil ko-A, sehingga menurunkan pembentukan lemak. Sel lemak baru dibentuk
menjadi preadiposit. Caralluma fimbriata akan menghambat pembentukan sel lemak
baru dengan mengaktifkan koenzim malonil. Caralluma fimbriata juga menghambat
mekanisme sensorik lapar di hipotalamus. Pregnane glycoside yang terkandung di
dalam Caralluma fimbriata akan mengganggu sinyal dan membuat sinyal sendiri,
seakan menipu otak untuk berpikir bahwa perut terasa penuh, meskipun orang
tersebut tidak makan dalam jumlah banyak. Lebih khusus, pregnane glycoside
dipercaya dapat menghambat mekanisme sensor lapar di hipotalamus. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas penekan nafsu makan dari Caralluma
fimbriata akibat kandungan pregnane glycoside.
Contoh sediaan
C. Tanaman Lain Yang Berkhasiat Atasi Penyakit SSO
1. Tapak Dara

Nama indonesia : Tapak Dara


Nama latin : Catharanthus roseus
Famili : Apocynaceae
Senyawa berkhasiat : Vinkristin
Rumus struktur :

Interaksi : Amprenavir dapat Meningkatkan kadar serum vinkristin


Meanisme kerja senyawa : mencegah polimerisasi tubulin menjadi mikrotubulus.
Cepat terdistribusi ke jaringan, dimetabolisme luas di hati, ekskresi terutama melalui
saluran empe
Cara penggunaan : petik lima belas daun tapak dara dan sepuluh lembar daun beling.
Semuanya dicuci bersih lalu direbus dengan tiga gelas air hingga tersisa setengah,
Minum dua kali sehari, pagi dan sore.
Toksisitas : Walaupun berkhasiat dalam pengobatan, tapak dara memberikan efek
samping. vinkristin menimbulkan efek periferal neurotoksik seperti mialgia,
parestesia, kehilangan refleks tendon, depresi dan sakit kepala serta kesulitan
bernapas. Efek lainnya meliputi alopesia, distres gastrointestinal (konstipasi) ulkus,
amenorrhea, dan azoospermia.

2. Temu hitam

Nama Indonesia : Temu ireng


Nama latin : Curcuma Aeruginosa Rosb
Senyawa berkhasiat : flavonoid
Famili : Zingiberaceae

Rumus Struktur :

Interaksi : Belum diketahui adanya interaksi temu hitam dengan obat-obatan atau
bahan-bahan yang lain
Mekanisme kerja senyawa : Mekanisme flavonoid dalam mengatasi antiinflamasi
adalah melali beberapa jalur yaitu dengan penghambatan enzim COX dan
lipooksigenase, penghambatan akumulasi leukosit, penghambatan degranulasi
neutrofil, penghambatan pelepasan histamin
Cara penggunaan : Cuci rimpang segar temu hitam (25 g), lalu potong tipis-tipis.
Rebus dengan dua gelas air sampai mendidih selama 20 menit. Setelah dingin, saring,
lalu bagi dua sama banyak untuk diminum pada pagi dan sore hari. Bisa pula dengan
menambahkan jahe.
Toksisitas :-
3. Temulawak

Nama indonesia : Temulawak


Nama latin : Curcuma xanthorrhiza.
Famili : Zingiberaceae
Senyawa berkhasiat : Minyak atsiri
Rumus struktur :

Interaksi : Belum diketahui adanya interaksi temulawak dengan obat-obatan atau


bahan-bahan yang lain
Meanisme kerja senyawa : Kandungan zat aktif minyak atsiri yang bekerja dengan
cara merusak sitoplasma
Cara penggunaan : Di ambil umbi temulawak, tidak dengan diparut melainkan
dengan cara dihancurkan tidak sampai halus atau di geprek, umbi yang sudah pecah
dan hancur tadi di masukkan ke dalam 2-3 gelas air dalam panci untuk direbus,
sisakan rebusan air ]kurang lebih 1 gelas, lalu air sisa rebusan tadi sudah dapat
dikonsumsi langsung
Toksisitas : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak rimpang temu lawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) tidak memberikan efek toksik pada karakteristik
hematologis dan sistem reproduksi mencit jantan.

4. Cerme
Nama indonesia : Ceremai
Nama latin : Phyllanthus acidus (L.)
Senyawa berkhasiat : Flavonoid
Rumus struktur :
Interaksi : -
Meanisme kerja senyawa : Flavonoid mampu menghambat fosfodiesterase,
aldoreduktase, monoamine oksidase, protein kinase, DA polimerase, lipoksigease.
Flavonoid dapat meningkatkan sistem imun baik sistem imun alamiah maupun imun
spesifik yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi dan anti alergi.
Cara penggunaan : Beberapa akar kering (1 gr) digiling halus, seduh dengan air
panas, minum (hati hati karena akarnya agak beracun).
Toksisitas : -

5. Alang – alang

Nama indonesia : Alang – alang


Family : Poaceae
Nama latin : Imperata cylindrica(L)
Senyawa berkhasiat : Cylindol A
Rumus struktur :-
Interaksi :-
Meanisme kerja senyawa : Menghambat enzim 5- lipoksigenase. Dengan
terhambatnya 5-lipoksigenase maka pembentukan prostaglandin yang menimbulkan
rasa sakit atau nyeri pada otot dapat terhalangi.
Cara penggunaan : Diseduh, dibuat infus atau pil. Diminum 1 kali sehari, tiap kali
minum 100 ml. Untuk yang berbentuk pil diminum 3 kali sehari 9 pil.
Toksisitas : Berdasarkan hasil penelitian mengatakan bahwa walaupun toksisitas
ekstrak fraksi etil asetat kurang dari toksisitas ekstrak fraksi etanol, namun
berdasarkan studi yang dilakukan [9] senyawa kimia dikatakan berpotensi aktif
apabila mempunyai nilai LC50 kurang dari 1000 ppm. Dengan demikian dapat
dikatakan ekstrak fraksi etil asetat berpotensi aktif karena nilai LC50 yang dihasilkan
kurang dari 1000 ppm.

6. Bawang putih
Nama indonesia : Bawang putih
Nama latin : Allium sativum Linn
Famili : Amaryllidaceace (Liliaceae)
Senyawa berkhasiat : Allisin
Rumus struktur :

Interaksi :-
Meanisme kerja senyawa : Senyawa- senyawa tersebut dapat mereduksi sistein
dalam tubuh mikrobia sehingga mengganggu ikatan disulfida dalam proteinnya
Cara penggunaan : Bawang putih 5 g; Kayu mesoyi 1 g; Herba patikan kebo 2 g;
Adas 1 g; Kapulaga 3 g; Air 110, Ditumbuk kemudian tambahkan air; diperas
kemudian disaring; dididihkan, Diminum 2 kali sehari; tiap kali 100 ml; diulang
sampai sembuh; untuk pemeliharaan cukup 2 hari sekali 100 ml.
Toksisitas :-

7. Cabai jawa

Nama indonesia : Cabai jawa


Nama latin : Piper retrofractum Vahl
Famili : Piperaceae
Senyawa berkhasiat : capsaisin
Rumus struktur :
Interaksi :
Meanisme kerja senyawa : capsaisin meredakan sebagain rasa sakit dengan
menghabiskan pasokan substansi P dalam tubuh, sebuah komponen kimia sel-sel saraf
yang terlibat dalam memancrkan sinyal rasa nyeri ke otak. Ia juga bekerja dengan
melumpuhkan kepekaan reseptor sensorik pada kulit.
Cara penggunaan : Buah mentah dan kering 6 g; Madu secukupnya, Buah cabe jawa
ditumbuk halus lalu ditambahkan madu, Diminum setiap hari
Toksisitas : -

8. Ki Tolod

Nama indonesia : Ki Tolod


Nama latin : Isotoma longiflora (L.)
Famili : Campanulaceae
Senyawa berkhasiat : Flavonoid
Rumus struktur :

Interaksi : -
Meanisme kerja senyawa : Senyawa flavonoid bekerja secara signifikan dengan
mekanisme menghambat p–glycoprotein
Cara penggunaan : Tiga lembar daun dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air
bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin di saring lalu di minum. Lakukan 2
kali sehari, pagi dan sore.
Toksisitas : -
9. Senggugu

Nama indonesia : Senggugu


Nama latin : Clerodendrum serratum (L.)
Famili : Verbenaceae,
Senyawa berkhasiat : Alkaloid

Rumus Struktur :

Interaksi :-
Meanisme kerja senyawa : Daun senggugu yang mengandung alkaloid dapat
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif (Bacillus subtilis dan Staphylococcus
aureus) dan bakteri gram negatif (Escherihia coli dan Pseudomonas aeruginosa)
Cara penggunaan : Sebanyak 10-15 g direbus atau digiling menjadi bubuk
dan diseduh, lalu diminum.
Toksisitas :-

10. Semanggi

Nama indonesia : Semanggi


Nama latin : Hydrocotyle sibthorpiodes Lamk
Famili : Apiaceae
Senyawa berkhasiat : Terpenoid
Rumus Struktur :
Interaksi :-
Meanisme kerja senyawa : Terpenoid sebagai antioksidan mekanismenya ialah
menghambat oksidasi atau menghentikan reaksi berantai pada radikal bebas dari
lemak yang teroksidasi, dapat disebabkan oleh 4 macam mekanisme reaksi yaitu: (1)
pelepasan hidrogen dari antioksidan; (2) pelepasan elektron
Cara penggunaan : Daun semanggi secukupnya; Air secukupnya, Dimasak,
Dimakan sebagai sayuran.
Toksisitas : -
D. Tanaman Yang Berkasiat Sebagai Obat Gastrointestinal

DIARE

1. Nama Tanaman : Jambu biji (Psidium guajavaL)


Famili/Suku : Myrtaceae

Bagian yang digunakan : Daun (Folium)

Zat Aktif : Zat tanin


Rumus Struktur :
Mekanisme Kerja : Dapat menghambat pelepasan asetilkolin yang merupakan
penyebab diare di saluran cerna, dan dapat memperlambat waktu
lintas usus.
Cara Penggunaan : Daun Jambu biji segar seberat 30gr ditambah segenggamtepung
beras dan air 1-2 gelas direbus, minum airnya 2kali sehari. Cara
lainnya kunyah 3 lembar daun jambu bijimuda yang segar dengan
sedikit garam lalu ditelan, lakukan 2 kali sehari.
Kandungan Senyawa: Pada jambu biji yang memberikan efek antidiare adalah zat tannin
(Kumalaningsih, 2006), flavoniod, minyak atsiri, dan alkaloid
(Fratiwi, 2015).

2. Nama Tanaman : Pepaya (Carica Pepaya L)


Famili/Suku :Caricaceae

Bagian yang digunakan : Biji (Semen) Pepaya

Zat aktif : Zat Tanin

Rumus struktur :
Mekanisme Kerja : Dengan mengkelat dan protektif dimana tanin akan mengendap pada
mukosa sepanjang dinding saluran pencernaan dan secara
tidaklangsung jugamenciutkan usus saat terjadi diare sehingga
menekan gerak peristaltikusus dan mengurangi rangsang terhadap
aktivitas peristaltik yang meningkat

Cara Penggunaan :
Mentah: Cara paling sederhana ialah dengan mengambilbijinyalangsung dari potongan
buahnya dan memakannya bersama buahnya.Ditumbuk: Anda juga bisa
mengumpulkan semua biji papayadan tumbuk menggunakan mortar dan alu.
Biji  pepaya yang sudah ditumbuk dapatdisimpan  dalam toples kecil di kulkas
hingga kurang- lebih 1 minggu. Anda juga bisa menyimpannya di dalam
freezer agar tahan lebih lama, dan cairkan dulu  sebelum menggunakannya
untuk campuran salad,  jus, atau sup.
Kandungan Senyawa: Biji buah pepaya juga mengandung senyawaaktif seperti tanin,
fenol, saponin dan alkaloid.

3. Nama Tanaman : Daun Beluntas (Pluchea indica L)


Famili/Suku : Asteraceae
Bagian yang digunakan : Daun (Folium)

Zat Aktif : Zat Tanin


Rumus struktur :

Mekanisme Kerja : 
Senyawa tanin bersifat sebagai astringent,mekanisme tanin sebagai astringen adalah
dengan menciutkanpermukaan usus atau zat yang bersifat proteksi terhadapmukosa usus
dan dapat menggumpalkan protein. Oleh Karena itu senyawa tanin dapat membantu
menghentikan diare.Daunbeluntas juga mempunyai aktivitas farmakologi daya antiseptik
terhadap bakteri penyebab diare yaitu Staphylococcus aureus, Escherichia coli,
dan  Salmonella typhimurium.

Cara Penggunaan : 
Direbus : Untuk merebus, siapkan segenggam daun beluntas yang masih segar, cuci
sampai bersih, lalu rebuslah bersama 1 – 1,5 gelas air selama minimal 30menit. Kemudian
saring dan minumlah ½ gelas air rebusan itu sebanyak 3 kali, disarankan setengah
jam sebelum makan. Bila gejala-gejala dari masalahkesehatan yang ingin diatasi sudah
hilang atau jika tida ada perubahan setelah 3 hari, hentikan konsumsi herbal ini.
Kandungan Senyawa : Golongan senyawa aktif yang teridentifik, steroid dan minyak
atsiri.

KONSTIPASI

1. Nama tanaman : Lidah buaya (Aloe Vera)


Famili : Liliaceae
Bagian yang digunakan :Daging lidah buaya

Zat aktif : Aloe-emodin-anthrone dan Barbaloin


Rumus truktur :

Cara penggunaan :
Ambil satu batang lidah buaya, kupas kulitnya, kemudiancuci lalu iris kecil-kecil.
Seduh dengan air panas, untuk menyamarkan rasa getirnya Anda dapat menambahkan
madu.Minum saat masih hangat.
Kandungan senyawa : Senyawa yang terkandung dalam tanaman lidah
buayaberupa aloin, emodin, resin, lignin,
saponin, antrakuinon, vitamin,mineral,dan lain
sebagainya(Suryowidodo, 1988)
Mekanisme kerja :-

2. Nama tanaman : Rimpang bangle (Zingiber montanum)


Famili : Zingiberaceae
Bagian yang digunakan : rimpang

Zat aktif : Minyak atsiri (sineol, pinen dan seskuiterpen)


Rumus struktur :

Cara penggunaan :
Rimpang dibersihkan dari kotoran kemudian dirajang tipisdan dikeringkan dalam
lemari pengering pada suhu 40ºC. Setelah kering rimpang digiling menjadi serbuk
halus.Kemudian serbuk rimpang dibuat seduhan 20% dengan menambahkan aquadest
sesuai dengan FarmakopeIndonesia III.
Kandungan senyawa : kandungan senyawa dari rimpang bangle adalah Rimpangbangle
mengandung minyak atsiri (sineol, pinen dan seskuiterpen),
damar, pati, tannin, saponin, flavonoid,triterpenoid,
steroid,alkaloid, dan glikosida (Padmasari,dkk. 2013).
Mekanisme kerja : Merangsang Peristaltik usus dan sekresi lender usus dengan jalan
meransang pleksus saraf intramuskural atau dapat juga
merangsang otot polos usus. Sehingga menyebabkan sekresi
cairan dan elektrolit ke dalam lumen usus dan aktifitas motor
usus diubah dengan banyaknya massa dalam lumen usus.
3. Nama Tanaman : Senna, cassia senna l dan c. angustifolia vahl
(senna) (Sennae fructus, Sennae folium)
Famili : Fabaceae
Bagian yang digunakan : adalah daun senna dan buah senna

Zat Aktif : Glikosida antrakinon terutama senosid A dan B

Rumus struktur :

Cara penggunaan : 
Teh senna yang berasal dari daun kering tanaman semakSenna alexandrina ini
mengandung senyawa glikosida.Glikosida memiliki efek laksatif alami yang dapat
membantu melemaskan otot-ototsistempencernaan  agar membuat feses lebih bergerak
dengan mudah disepanjang usus hingga keluar lewat anusDikonsumsi sehari sekali pagi
atau malam hari.Rasa teh senna cukup pahit, bisa menambahkan madu sebagai pemanis
agar rasanya lebih bersahabat di lidah,

Mekanisme Kerja : 

Efek pengobatan dari Daun Senna dikarenakan kandunganglikosida antrakinon


terutama senosid A dan B. Penguraian glikosida antrakuinon dalam saluran pencernaan
dapat terjadi dalam 2 cara :

1. Glikosida tidak diserap dalam usus bagian atas tetapi diurai oleh mikroflora dalam
usus besar menjadi aglikon aktif, secara principal rhein anthron yang menimbulkan
efek laksatif pada usus besar .
2. Adanya empedu dan gula, aglikon bebas dapat diserap masuk ke dalam aliran
darah dan dikeluarkan kemudian ke dalam usus besar. Hasil akhirnya Auerbach
plexus menghasilkan peningkatan kontraksi otot usus. Selain itu kandungan
mucilage mengurangio penyerapan cairan yang menyebabkan peningkatan kerja
laksatif.
Efek samping : - Kadar kalium di dalam darah berada dibawah
normal atau hypokalemia
- Urine berwarna coklat-kemerahan
- Perubahan pada warna dinding usus besar (kolon) atau
melanosis coli.
Kandungan Senyawa :
Daun. Senosida A dan B yang terdiri atas aglikon senidin A dan senidin B,
senosida C dan D, yang merupakan glikosida heterodiantron pada aloe-emodin dan rein,
palmidin A, antron rein dan glikosida aloe-emodin dan beberapa antrakuinon bebas C
senna biasanya mengandung senosida dalam junlah yang lebih banyak.
Buah.Senosida A dan B serta suatu glikosida sejenis yaitu senosida A1. Senosida
tersebut, yang merupakan diantron, stereokimianya berbeda pada C10 dan C10 juga
memiliki pola subsitusi yang berbeda C.senna biasanya mengandung jumlah senosida
yang lebih banyak

Dispepsia
1. Kunyit Putih (Maag)

Nama Latin :Curcuma mangga Val.


Famili : Zingiberaceae
Khasiat:Maag,nyeri lambungbagian yang digunakan rimpang
Senyawa aktif :
Cara Penggunaan : Minum ½ sendok serbuk kunir putihsebelum
makan, 3 x sehari.

Kandungan kimia

Rimpang kunyit putih (Curcuma mangga Val.) mengandung bahan minyak atsiri,


amilum, tanin, gula dan damar (Muhisah, 1999) Syukur (2003). Komponenyang terdapat
dalam rimpang kunyit putih (Curcuma mangga Val.) yaitu myrcene (81,4%), β-ocimene
(5,1%), β-pinene (3,7%), α-pinene (2,9%), minyak atsiri(0,28%), dan kurkumin (3%). Selain
itu rimpang dan daunnya mengandung saponin, flavonoid dan polifenol (Kardinan dan
Taryono, 2003).
Efek samping
Menyebabkan gangguan pencernaan dan saluran kemih, Menyebabkan gangguan
kesuburan, Menyebabkan anemia.

Mekanisme kerja
Kunyit bersifat bakterisidal terhadap bakteri gram positif, yaitu Lactobacillus
fermentum, L. bulgaricus, Bacillus cereus, B. subtilis, dan B. megaterium Kunyit
mengandung lebih dari satu senyawa yang bersifat bakterisidal. Salah satu senyawa tersebut
adalah senyawa kurkumin yang merupakan senyawa golongan fenol yang terdiri dari dua
cincin fenol simetris dan dihubungkan dengan satu rantai hiptadiena. Senyawa fenol
menghambat pertumbuhan mikroba dengan cara merusak membrane sel yang akan
menyebabkan denaturasi protein sel dan mengurangi tekanan permukaan sel.

Gastrointestinal (Maag)
1. Nama Tanaman : Sambung Nyawa

Nama Latin : Gynura procumbens (Lour.) Merr.


Famili : Asteraceae
Bagian yang digunakan pada tanaman sambung nyawa adalah daun

Kandungan kimia
senyawa flavonoid, tanin, saponin, steroid, triterpenoid, asam klorogenat, asam
kafeat, asam vanilat, asam para kumarat, asam p-hidroksi benzoat (Suganda et al., 1988),
asparaginase (Mulyadi, 1989). Sedangkan hasil analisis kualitatif dengan metode
kromatografi lapis tipis yang dilakukan Sudarsono et al. (2002) mendeteksi adanya
sterol, triterpen, senyawa fenolik, polifenol, dan minyak atsiri. Sugiyanto et al. (2003).

Rumus Struktur Flavonoid


Cara penggunaan
Daun mentah segar3 lembar dicuci lalu dimakan sebagai lalapan (atau dijuice
dan diminum) setiap hari dan dilakukan secara teratur, setiap kali makan. Pantangan:
makanan yang pedas dan asam.
Efek samping
- Menimbulkan asam urat
- Memicu risiko stroke dan serangan jantung
- Memicu penyakit arthritis
- Menghambatnya system sirkulasi darah
- Tidak stabilnya system endokrin tubuh

Mekanisme kerja
didapatkan kandungan metabolit sekunder pada tanaman daun sambung nyawa
(Gynura procumbens (Lour.)Merr.)yaitu alkaloid, saponin, dan flavonoid. yang memiliki
aktivitas antibakteri. Alkaloid mempunyai aktivitas sebagai antibakteri dengan
menginterkelasi dinding sel DNA bakteri (Tiwari, et al., 2011).Flavonoid mempunyai
aktivitas antibakteri dengan mengganggu fungsi metabolisme melalui perusakan dinding
sel dan mendenaturasi protein bakteri (Pelezar & Chan, 1998). Sedangkan saponin
memiliki aktivitas antibakteri dengan mengganggu permukaan dinding sel. Saat
terganggu zat antibakteri akan dengan mudah masuk ke dalam sel bakteri (Karlina et al.,
2013).

RADANG USUS BUNTU

1. Nama tanaman :Krokot (Portulacaoleracea L)


Famili : Portulacaceae 

Bagian yang digunakan : Daun (folium)

Zat aktif : Tanin


Rumus struktur :

Cara penggunaan :  krokot diambil segenggam, dicuci bersih, kemudian diperas


hingga menghaslikan perasan sebanya 30 ml. Ditambahkan gula
pasir dan air matang dingin hingga volumenya menjadi 100ml.
Air tersebut diminum, dan dilakukan 3 kali sehari.

Senyawa :Tanaman Krokot dengan nama ilmiah Portulacaoleracea L


atau yang kita kenal dengan nama daerah jalu-jalu tiki
(Ternate), gelang (Sunda dan Sumatera) dan ma chi xian (Cina)
merupakan tanaman dari suku portulacaceae. Tumbuhan ini
kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui
seperti KCl, KSO4, KNO3, Nicotinic acid, tanin, saponin,
vitamin A,B,C,lnoradrenalin, noradrenalin, dopamin, dopa. Dan
seluruh bagian tanaman ini dapat dibakai sebagai bahan obat.
(Henny, 2011)

Mekanisme kerja :-

2. Nama tanaman : Sambiloto (Andrographis paniculata Burm. f. Nees)

Famili : Acanthaceae
Bagian yang digunakan :Daun (folium)

Zat aktif : andrografolid


Rumus struktur :
Kandungan kimia : Daun sambiloto banyak mengandung senyawa
Andrographolide, yang merupakan senyawa lakton
diterpenoid bisiklik. Daun dan percabangannya mengandung
laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid
dan homoandrografolid, mineral (kalium, kalsium, natrium),
asam kersik dan damar. Zat aktif andrografolid terbukti
berkhasiat sebagai hepatoprotektor (melindungi sel hati dari
zat toksik)(Tjitrosoepomo, 2000).

Efek samping : Sakit kepala, fatique,rasa pahit, dan peningkatan enzim hati
dilaporkan terjadi pada uji klinis pada pasien yang terinfeksi
HIV yang diberi andrographolide dosis tinggi.25 Hal ini tidak
ada dilaporkan pada orang yang menggunakan
andrographisatau ekstrak terstandard pada jumlah yang
direkomendasikan. Seperti semua herba yang pahit, sambiloto
mungkin menyebabkan ulkus dan adanya rasa terbakar.
Keamanan terhadap wanita hamil dan menyusui sampai saat
ini belum diketahui.

Cara penggunaan : Daun kering seberat 5 gr, yang direbus bersama air 2 gelas
sampai sisa 1 gelas untuk satu hari (diminum 3 x 1/3 gelas).
Jika menggunakan daun segar, dosisnya adalah sekitar 30
lembar daun dengan cara yang sama seperti merebus daun
kering. Dalam bentuk ekstrak, mengkonsumsi sampai dengan
1500 mg per hari masih dianggap aman. “Berdasarkan
pengalaman saya, sambiloto dalam bentuk ekstrak ternyata
terbukti lebih efektif mengatasi berbagai penyakit
radang/infeksi” demikian dr Sidhajatra menambahkan
(Medatama, 1991).

Mekanisme kerja : Efek hipoglikemik sambiloto sudah diteliti dengan berbagai


cara. Salah satunya, penelitian Borhanuddin, dkk.21 pada
kelinci menunjukkan bahwa ekstrak air sambiloto dengan
dosis 10 mg/kg berat badan dapat mencegah hiperglikemia
yang diinduksi dengan pemberian glukosa per oral dengan
dosis 2 mg/kg berat badan secara signifikan. Mekanismenya
kemungkinan sambiloto mencegah absorpsi glukosa dari usus.
3. Nama tanaman : Putri malu (Mimosa pudica L)
Famili : Fabaceae

Bagian yang digunakan : Akar

Zat aktif : Tanin

Rumus struktur :

Kandungan kimia : Hasil analisis kualitatif dari ekstrak metanolik Mimosa pudica
Linn mengandung senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, tanin,
fenolik. Bagian daun, batang, dan akar putri malu (Mimosa
pudica Linn) mengandung senyawa mimosin, tanin, alkaloid
dan saponin.
Cara penggunaan : akar momisa pudica 60 gr. Dan air 600 cc, direbus dengan api
kecil menjadi 200 cc, dibagi 2 kali minum. 10 hari adalah 1
kuur.
Mekanisme kerja : Akar dan batang putri malu mempunyai efek hipoglikemik.
Senyawa yang mempunyai efek hipoglikemik adalah senyawa
flavonoid , fenolik, steroid, dan alkaloid. Diduga mekanisme
kerja sebagai efek hipoglikemia adalah meregenerasi kerusakan
sel beta, menstimulasi pelepasan insulin oleh sel beta pankreas,
dan menghambat penyerapan glukosa di usus sehingga dapat
menurunkan kadar glukosa darah.
E. Tanaman Yang Berkasiat Sebagai Obat Gangguan Hormonal
1. Stachytarpheta mutabilis (keji beling)
 Klasifikasi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kalas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Magnolidae
Ordo : Scrophulariales
Keluarga : Acanthaceae
Genus : Strobilanthes
Spesies : Strobilanthes crispa (L.) Blume, Stachytarpheta mutabilis
Vahl, Sericocalyx crispus (Linn) (Agoes dan cronquist, 1981).
 Kandungan Kimia
Daun keji beling mengandug unsur-unsur karbonat dan mineral yang sangat
tinggi, seperti kalium, natrium, kalsium, ferum, fosfor, asam silikat, asam kafeat,
asam vanilat, asam gentinat, dan asam sirinat. Senyawa ini memiliki efek
antioksidan yang sangat tinggi dari pada vitamin E. K Senyawa organik dari
tanaman ini yaitu antara lain, karbohidrat, lendir, steroid, triterpenoid dan protein.
Keji beling mengandung senyawa tannin yang memiliki khsiat sebagai antibakteri.
(Agoes, 2010).
 Kegunaan :
Tanaman ini digunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia sebagai
obat batuk, obat sakit tenggorokan dan sebagai antibakteri.
 Mekanisme kerja obat :
Mekanisme kerja antibakteri meliputi menghambat dan mengganggu
metabolisme sel bakteri, menghambat sintesis dinding sel bakteri, mengganggu
permeabilitas membran sel bakteri, menghambat atau merusak sintesis nukleat
selbakteri (Jawetz, 2008).

 Rumus Struktur Tanin :

 Toksisitas :
Ekstrak etanol daun kejibeling cukup aman, tidak menyebabkan keracunan
maupun kerusakan organ-organ penting, seperti jantung, paru, hati, ginjal, lambung
dan usus.

2. Merremia mammosa (bidara upas)


 Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Merremia
Spesies : Merremia mammosa Hall. f.
 Kandungan kimia:
Ekstrak air umbi bidara upas mengandung senyawa golongan folifenol,
ekstrak n-heksan mengandung senyawa golongan triterpenoid dan rerpenoid,
sedangkan ekstrak metanolmengandung senyawa golongan polifenol dan flafanoid
(Agil, dkk. 2010 : 88).Selain itu juga mengandung zat antioksidan, yaitu fenolik
(Agil et al., 2010).
 Kegunaan:
Cairan umbi bidara segar diminum sebagai obat pada radang tenggorokan
dan organ-organ pernafasan, disentri, demam, serta digunakan sebagai obat luar
pada bekas gigitan ular, luka bakar, keracunan, dan pencahar ringan (Mansur, 2001
: 370). Selain itu juga dapat mengobati radang tenggorokan, radang amandel,
batuk, dan bronchitis (Depkes, RI. 1979 : 100).
 Mekanisme Kerja obat :
Mekanisme senyawa fenolik sebagai antioksidan dijelaskan oleh Janeiro
dan Brett (2004) yaitu melalui kemampuan dari gugus fenol untuk mengikat
radikal bebas dengan memberikan atom hidrogennya melalui proses transfer
elektron, sehingga fenol berubah menjadi radikal fenoksil. Radikal fenoksil yang
terbentuk sebagai hasil reaksi fenol dengan radikal bebas kemudian akan
menstabilkan diri melalui efek resonansi. Karena alasan ini maka derivat dari fenol
merupakan donor hidrogen yang baik yang dapat menghambat reaksi yang terjadi
oleh senyawa radikal.Senyawa fenol disebut juga sebagai inhibitor radikal (Togo,
2004).
 Rumus Struktur Polifenol :

 Toksisitas :
Efek toksisitas akut dan sub akut akibat konsumsi bidara upas punsudah
diteliti. Hasilnya yaitu menunjukkan bahwa pascabemberian ekstrak bidara upas,
organ hati hewan uji tetap dalam kondisi baik.Jadi umbi bidara tidak memiliki
efek toksisitas yang merugikan (Prepti utami, buku umbi ajaib).

3. Kaempferia galanga (Kencur)


 Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaempferia galanga
 Kandungan Kimia:
Tanaman kencur mempunyai kandungan kimia yaitugolongan flavonoid,
polifenol, tanin, kuinon, dan monoterpen/ seskuiterpen. Telah banyak dilakukan
penelitian terhadap kandungan dari rimpang kencur, antara lain penelitian
pengembangan turunan sinamat yang diduga memiliki khasiat sebagai tabir surya
dengan memodifikasi perpanjangan rantai karbon. Selain itu hasil isolasi dari
rimpang kencur yaitu etil p-metoksisinamat diduga memiliki khasiat sebagai
analgesik dan antiinflamasi.
 Kegunaan:
Secara empirik, kencur berkhasiat sebagai obat untuk batuk, gatal-gatal
pada tenggorokan, perut kembung, mual, masuk angin, pegal-pegal, pengompres
bengkak/radang, tetanus dan penambah nafsu makan (Miranti, 2009).ini juga
melaporkan bahwa ekstrak air daun kencur mempunyai aktivitas antiinflamasi yang
diuji pada radang akut yang diinduksi dengan karagenan (Nurmala sara, Uji
toksisitas akut senyawa etil pmetoksisinamatdari rimpang kencur) .
 Mekanisme Kerja Obat :
Efek terapi AINS berhubungan dengan mekanisme kerja penghambatan
pada enzim siklooksigenase-1 (COX-1) yang dapat menyebabkan efek samping
pada saluran cerna dan penghambatan pada enzim siklooksigenase-2 (COX-2)
yang dapat menyebabkan efek samping pada sistem kardiovaskular.Kedua enzim
tersebut dibutuhkan dalam biosintesis prostaglandin (Lelo dan Hidayat, 2004).
 Rumus Struktur Flavanoid :

 Toksistas :
Hasil penelitian dari rimpang kencur memiliki senyawa etil
pmetoksisinamat adalah 3,6523 (3,1715– 4,2060) g/Kg BB, yang senyawa
merupakan senyawa dengan kategori toksik sedang (Nurmala sara, Uji toksisitas
akut senyawa etil pmetoksisinamatdari rimpang kencur) .

4. Biji Jinten Hitam


 Klasifikasi:
Regnum : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Ranunculales
Famili : Ranunculaceae
Genus : Nigella
Spesies : Nigella sativa
 Kandungan kimia:
Kandungan kimia jinten hitam telah banyak diteliti.Jinten hitam dilaporkan
mengandung minyak atsiri, minyak lemak, limonen, simena, glukosida, saponin,
karvakol, zat pahit, nigelin, nigelon, timokuinon, ditimokuinon, p-simen dan
αpinen, thymoquinone, dithymoquinone (Ditjen POM, 2009).
 Kegunaan:
Jinten hitam (Nigella sativa L.) merupakan salah satu tanaman obat
yang digunakan untuk mengobati berbagai penyakit.Bijinya dapat digunakan
sebagai obat untuk mengatasi sesak nafas karena alergi dan asma karena
alergi.adapun zat berkhasiat untuk mengobati penyakit ini adalahKristal
thymoquinone, dithymoquinone (Depkes RI, 1995), sebagai sitotoksik dan
imunostimulan (Swamy dan Tan, 2000).
 Mekanisme Kerja
Kristal thymoquinone, dithymoquinone, nigellon yang dikandung oleh
jinten hitam dapat menghambat protein kinase C sbg pemicu pelepasan histamin,
leukotrien, dan memiliki efek relaksan
 Rumus struktur

Thymoquinone
Dithymoquinone
 Toksisitas :
Toksisitas potensial dari minyak biji N. sativa diteliti pada mencit dan
tikus melalui penentuan LD50 dan pemeriksaan parameter biokimia, hematologi
dan perubahan hispatologi. Uji keamanan secara oral dari minyak atsiri dan fixed
oil telah dilakukan pada tikus Sprague Dewley dengan indikator serologi dan
hemologi pada konsentrasi 0,3-4% dan hasilnya seluruh dosis dinyatakan aman
untuk digunakan (Tauseef SM et al., 2009).

5. Abrus pretacorius (saga rambat)


 Klasifikasi:
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiosperrnae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Resales
Suku : Leguminosae
Marga : Abrus
Jenis : Abrusprecatorius Linn
 Kandungan kimia:
Glisirhizin; Prekatorina; Abrin; Trigonelina; Kholina; Zat beracun
toksalbumin glikosida; Hemoglutinin; Zat racun abrulin (Buku Tanaman Herbal).
 Kegunaan:
Dapat digunakan sebagai Antiinflamasi; Diuretik; Antitusif; Parasitisida
(Buku Tanaman Herbal).
 Mekanisme kerja obat :
Mekanisme kerja daunsaga rambat sebagai antiinflamasi yaitu senyawa
asetat dalam ekstrak mampu menghambat senyawa penyebab inflamasi.
 Rumus Struktur Glisirhizin:

 Toksisitas :
Adapun toksisitas dari bunga pukul empat ini belum diketahui
toksisitasnya dikarenakan belum dilakukan penelitian lebih lajut.
6. Bunga Pagoda
 Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiosperrnae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Solanales
Suku : Verbenaceae
Marga : Clerodendrum
Spesies : Clerodendrum paniculatum L.
 Kandungan kimia:
Kandungan kimia dari bunga, daun dan batang tanaman pagoda adalah
saponin, polifenol, alkoloida dan flavanoida.
 Kegunaan:
Selain digunakan sebagai tanaman hias, bunga ini juga mempunyai banyak
manfaat sehingga banyak digunakan sebagai obat tradisional, dari akar hingga
bunganya masingmasing mempunyai manfaat tersendiri bagi kesehatan
tubuh.Tanaman pagoda memilii kegunaan seperti Antiradang; Diuretik; Sedatif;
Hemostatis.

 Mekanisme kerja obat :


Mekanismenya yaitu dengan menghambat pelepasan asam arakidonat
sebelum diubah menjadi prostaglandin sehingga tidak terjadi peradangan.
 Rumus Struktur :
Struktur kimia alkaloid menurut sirait, 2007 yaitu :

 Toksisitas :
Adapun toksisitas dari bunga pagoda ini belum diketahui toksisitasnya
dikarenakan belum dilakukan penelitian lebih lajut.

7. Bunga Pukul Empat


 Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Sub divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Suku : Caryophyllales
Famili : Nyctaginaceae
Marga : Mirabilis
Spesies : Mirabilis jalapa

 Kandungan kimia:
Bunga pukul empat memiliki kandungan kimia yaitu Alkaloid trigonelia
yang memiliki khasiat sebagai antiinflamasi dan Diuretik
 Kegunaan:
Bunga pukul empat digunakan sebagai anti radang dan diuretik.
 Cara penggunaan:
Radang amandel, Radang prostat: Akar bunga pukul empat segar 10 g;
Air secukupnya, Dibuat jus atau dipipis, Dikompreskan pada bagian yang sakit.
 Mekanisme kerja obat :
Mekanismenya yaitu dengan menghambat pelepasan asam arakidonat
sebelum diubah menjadi prostaglandin sehingga tidak terjadi peradangan.
 Rumus Struktur :
Struktur kimia alkaloid menurut Sirait, 2007 yaitu :

 Toksisitas :
Adapun toksisitas dari bunga pukul empat ini belum diketahui
toksisitasnya dikarenakan belum dilakukan penelitian lebih lajut.

8. Kapulaga
 Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Seper Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Amomum
Spesies : Amomum compactum Soland.
 Kandungan kimia:
Kapulaga mengandung (Elettaria cardamomum Maton) mengandung
senyawa golongan alkaloid, tanin, terpenoid dan flavonoid.Pada ekstrak metanol
dan fraksi kapulaga lokal tidak terdeteksi adanya alkaloid.Selain itu juga tanaman
herbal ini diketahui mengandung antioksidan misalnya senyawa fenolik (asam
fenolat, flavonoid, kuinon, kumarin, lignin, stilbenes, tannin), senyawa nitrogen
(alkaloid, amina, betalin), vitamin, terpenoid dan beberapa metabolit endogen
(Winarsi, 2014: 1-5). Menurut Cowan (18), senyawa fenol, fenolat atau polifenol
merupakan salah satu golongan senyawa metabolit sekunder yang memiliki
aktivitas antimikroba.
 Kegunaan:
Tanaman rempah-rempah ini banyak mengandung senyawa kimia yang
berfungsi sebagai anti-oksidan yang dapat membantu mencegah penyakit dan
menjaga kesehatan.Selain itu kapulaga juga diketahui memiliki kahasiat sebagai
antimikroba.
 Cara penggunaan :
Batuk, Radang tenggorakan, Suara parau : Umbi bidara upas segar 8 g;
Rimpang kencur 6 g; Daun sirih 3 helai; Buah kapulaga 3 g; Air secukupnya,
Dipipis, Beningan untuk berkumur kemudian diminum 2 kali sehari; pagi dan sore.
Radang amandel, gangguan haid, kejang perut, obat kumur, influenza, radang
lambung, sesak napas, badan lemah (sebagian tonikum) : Buah direbus lalu
dimakan.
 Mekanisme kerja obat :
Mekanisme senyawa fenolik sebagai antioksidan dijelaskan oleh Janeiro
dan Brett (2004) yaitu melalui kemampuan dari gugus fenol untuk mengikat
radikal bebas dengan memberikan atom hidrogennya melalui proses transfer
elektron, sehingga fenol berubah menjadi radikal fenoksil. Radikal fenoksil yang
terbentuk sebagai hasil reaksi fenol dengan radikal bebas kemudian akan
menstabilkan diri melalui efek resonansi. Karena alasan ini maka derivat dari fenol
merupakan donor hidrogen yang baik yang dapat menghambat reaksi yang terjadi
oleh senyawa radikal.Senyawa fenol disebut juga sebagai inhibitor radikal (Togo,
2004). Mekanisme penghambatan bakteri oleh senyawa fenol dengan cara
mengganggu komponen penyusun peptidoglikan sel bakteri, sehingga lapisan sel
bakteri tidak terbentuk secara utuh. Mekanisme senyawa fenol sebagai antibakteri
pada konsentrasi rendah dengan merusak membran sitoplasma dan menyebabkan
kebocoran inti sel, sedangkan pada konsentrasi tinggi senyawa fenol akan
berkoagulasi dengan protein seluler
 Rumus Struktur :

 Toksisitas :
Toksisitas dari kapulaga ini belum diketahui toksisitasnya dikarenakan
belum dilakukan penelitian lebih lajut.

9. Bunga Putri Malu


 Klasifikasi :
Regnum : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Sub divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Mimosa L.
Spesies : Mimosa pundica L.
 Kandungan kimia:
Sebuah penelitian terdahulu telah berhasil mengisolasi dan
mengidentifikasi senyawa yang terkandung dalam putri malu, yaitu senyawa
flavonoid golongan flavon dan flavanol dalam ekstrak metanol daunnya.
 Kegunaan:
Daun bunga putri malu memiliki efek sebagai antibakteri.
 Mekanisme kerja obat :
Kemampuan dan mekanisme kerja ekstrak daun putri malu dalam
menghambat pertumbuhan bakteri masih belum di-pahami dengan jelas.Untuk itu
masih diperlukan penelitian lanjut tentang mekanisme kerja efek antimikroba dari
ekstrak daun putri malu dan bagian-bagian lainnya dari tanaman ini yang
diharapkan dapat membuahkan hasil yang bermanfaat bagi manusia.
 Toksisitas :
Toksisitas dari daun bunga putri malu ini belum diketahui toksisitasnya
dikarenakan belum dilakukan penelitian lebih lajut.

10. Mengkudu
Tanaman mengkudu diklasifikasikan sebagai berikut (Djauhariya, 2003):
Filum : Angiospermae
Subfilum : Dicotyledonae
Divisi : Lignosae
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia
 Kandungan kimia dan Kegunaan:
Sirait (2007) menyatakan bahwa alkaloid yang terkandung dalam buah
mengkudu sering digunakan dalam bidangpengobatan yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif dan gram negatif (Karou et al., 2006).
 Mekanisme kerja obat :
Robinson (1995) menyatakan bahwa senyawa alkaloid dapat
mengganggu terbentuknya jembatan seberang silang komponen penyusun
peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk
secara utuh dan menyebabkan kematian sel.
 Rumus Struktur :
Struktur kimia alkaloid menurut sirait, 2007yaitu :
 Toksisitas :
Toksisitas dari buah mengkudu ini belum diketahui toksisitasnya
dikarenakan belum dilakukan penelitian lebih lajut.

Anda mungkin juga menyukai