Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asam urat adalah produk akhir dari metabolisme purin yang dapat mengendap dalam
jaringan dan bisa menyebabkan peradangan yang dikenal dengan gout. Gout merupakan salah
satu penyakit metabolik yang terjadi akibat tingginya kadar asam urat dalam darah. Kadar
asam urat sangat erat kaitannya dengan pola hidup yang dijalani, pola konsumsi makanan
yang salah, serta penyalahgunaan alkohol yang terjadi di masyarakat secara meluas. Dari
waktu ke waktu jumlah penderita asam urat cenderung meningkat (Azari RA, 2014).

Kelebihan asam urat dalam darah ini menjadi masalah yang cukup serius, terutama
bagi orang yang berusia 40 tahun keatas. Kadar asam urat darah yang berlebihan bisa
menyebabkan timbulnya suatu penyakit yang disebut dengan artritis gout. Penyakit ini
memang tidak mematikan, namun menyebabkan nyeri luar biasa serta menurunkan
kualitas(BridgesSL, 2001).
Obesitas merupakan kelebihan lemak tubuh dan mengakibatkan penurunan yang
signifikan terhadap kesehatan. Parameter yang digunakan untuk mengukur obesitas adalah
indeks massa tubuh BMI (Body Mass Index) yang dihitung berdasarkan ratio berat badan
seseorang dalam kilogram dengan diukur terhadap tinggi badan dalam satuan meter kuadrat.
Apabila nilai BMI lebih dari 30, dapat dikategorikan obesitas. Salah satu penyebab terjadinya
obesitas yaitu energi yang masuk (jumlah kalori yang dikonsumsi) lebih besar dari pada
energi yang keluar sehingga terjadi ketidakseimbangan. Selain itu faktor genetik, lingkungan,
pola hidup juga menyebabkan terjadinya obesitas. Orang yang terkena obesitas beresiko pula
terkena gangguan penyakit yang lain yaitu: hipertensi (tekanan darah tinggi), osteoarthritis
(degenerasi tulang rawan dan tulang yang mendasarinya dalam sendi), dislipidemia
(misalnya, total kolesterol tinggi atau kadar trigliserida yang tinggi), diabetes tipe 2, penyakit
jantung koroner, stroke, kandung empedu, dan masalah pernapasan, serta beberapa kanker
(endometrium, payudara dan usus) (Lipton Institute of Tea, 2007).

Cara untuk mengatasi obesitas adalah dengan mengurangi jumlah kalori yang masuk
atau mengkonsumsi obat anti obesitas. Mekanisme obat antiobesitas adalah menghambat
kerja lipase usus, penurunan penyerapan lemak, meningkatkan ekskresi lemak, meningkatkan
protein uncoupling, meningkatkan termogenesis, dan menekan nafsu makan. Mekanisme

1
tersebut terdapat pada obat antiobesitas sintetik maupun herbal, akan tetapi obat sintetik
memiliki banyak efek samping dibandingkan dengan obat herbal. Obat herbal mempunyai
efek samping yang lebih sedikit dari obat sintetik, selama penggunaan, dosis, komposisi
sesuai dengan aturan yang benar dan disertai uji klinis yang menyatakan keamanannya
(Katno, 2008).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Asam Urat?
2. Apa saja tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat untuk Asam Urat?
3. Apa pengertian dari Obesitas?
4. Apa saja tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat sebagai Anti Obesitas?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Asam Urat.
2. Untuk mengetahui tumbuhan apa yang dapat digunakan sebagai obat Asam Urat.
3. Untuk mengetahui pengertian dari Obesitas
4. Untuk mengetahui tumbuhan apa yang dapat digunakan sebagai obat Anti Obesitas

2
BAB II

ISI

2.1 Definisi Asam Urat


Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) suatu zat yang
bernama purin. Zat purin adalah zat alami yang merupakan salah satu kelompok
struktur kimia pembentuk DNA dan RNA. Ada dua sumber utama purin yaitu purin
yang diproduksi sendiri oleh tubuh dan purin yang didapatkan dari asupan makanan
seperti tanaman atau hewan. Asam urat sebenarnya memiliki fungsi dalam tubuh yaitu
sebagai antioksidan dan bermanfaat dalam regenerasi sel. Metabolisme tubuh secara
alami menghasilkan asam urat. Asam urat menjadi masalah ketika kadar di dalam
tubuh melewati batas normal (Adella,2010).
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang terdiri dari
komponen karbon, nitrogen, oksigen dan hidrogen dengan rumus molekul
C5H4N4O3. Pada pH alkali kuat, asam urat membentuk ion urat dua kali lebih
banyak daripada pH asam(Adella,2010).
2.2 Tanaman Herbal Untuk Asam Urat
1. Daun Sirsak (Annona muricata Linn.)

Daun sirsak tidak hanya bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh,
tetapi juga bisa mengatasi penyakit asam urat. Kandungan acetogenin, annocatalin, asam
gentisic, annomuricin, caclourin dan asam linoleate yang ada dalam daun sirsak bermanfaat
untuk mengobati asam urat.
Berdasarkan penelitian Beny Rachmat Wijaya, tentang efek pemberian infusa daun
sirsak (Annona Muricata Linn.) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah pada
mencit (Swiss Webster) model hiperurisemia diperoleh bahwa pemberian infusa daun sirsak
dosis 0,13 mg/20g BB dapat menurunkan kadar asam urat yang paling besar dibandingkan
dengan dosis lainnya dan allopurinol. Juga terdapat penelitian tentang efek daun sirsak dapat
3
mengurangi nyeri penderita gout arthritis karena daun sirsak mengandung ekstrak etanol
sebagai anti inflamasi. Berdasarkan data tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap hewan coba dengan menggunakan tanaman, yaitu pengaruh pemberian air rebusan
daun sirsak terhadap penurunan kadar asam urat mencit.
Hal ini sejalan dengan penelitian DS Silalahi yang hasilnya adalah pemberian ekstrak
daun sirsak konsentrasi 0,2 mg mampu menurunkan asam urat mencit yang diinduksi otak
sapi. Mekanisme flavonoid lainnya dalam menurunkan asam urat yakni sebagai antioksidan
karena mengurangi penangkapan aktivitas superoksida dalam jaringan manusia.
Cara membuat obat asam urat alami dari daun sirsak:

 Bersihkan daun sirsak dengan air yang mengalir sebanyak 5-10 lembar.

 Potong dan peras daun sirsak untuk mempermudah keluarnya sari dari daun
sirsak.

 Rebus daun sirsak dengan dua gelas air putih.

 Rebus air daun sirsak ini hingga jumlahnya berkurang menjadi setengahnya
saja.

 Minum air rebusan daun sirsak sebagai obat asam urat sebanyak dua kali sehari
secara rutin.

2. Daun Kepel (Stelechocarpus Burahol)

Daging buah, daun, dan akar banyak mengandung saponin, polifenol dan flavonoid.
Kandungan Vitamin C dalam buah kepel juga sangat tinggi. Manfaat yang banyak digunakan
di masyarakat dan sudah terbukti secara ilmiah adalah sebagai obat asam urat. Sutomo (2003)
melaporkan fraksi tidak larut petroleum eter dari ekstrak metanol daun kepel mampu
menurunkan kadar asam urat dan hasil identifikasi menunjukkan adanya flavonoid. Aktivitas

4
flavonoid sebagai penurun kadar asam urat melalui penghambatan enzim xantin oksidase dari
beberapa flavonoid selain dapat menghambat enzim xantin oksidase juga bersifat sebagai
antioksidan penangkap radikal superoksida.

 Ambil 7-8 lembar daun Kepel dan cuci sampai bersih


 Kemudian Anda bisa merebusnya dengan dua gelas air, setara dengan 400 ml
 Biarkan mendidih dan volume air menyusut hingga sekitar satu gelas (150 ml)
 Anda dapat mengonsumsi ramuan tradisional ini selagi hangat
 Konsumsi rutin 2-3 kali sehari menghilangkan masalah asam urat yang Anda derita.

3. Daun Salam

Daun salam diketahui mengandung banyak antioksidan seperti tanin dan flavonoid yang
dapat menjaga kesehatan ginjal dan darah dari bahaya asam urat. Selain itu, ada juga senyawa
pathenolide dalam daun salam yang bekerja sebagai anti-inflamasi untuk menyembuhkan
peradangan. Berikut langkah-langkah memanfaatkan daun salam untuk asam urat:

 Siapkan daun salam (25 lembar)


 Siapkan air (500 ml)
 Rebus daun salam dan air
 Tunggu hingga air menyusut sampai setengahnya
 Minum air rebusan daun salam selagi hangat
 Lakukan secara rutin sebanyak dua kali dalam sehari untuk hasil maksimal

4. Kulit Manggis

5
Berdasarkan beberapa hasil penelitian, manfaat kulit manggis sebagai obat asam urat
berhubungan dengan adanya zat xanthone yang berfungsi mengurangi kerusakan sel akibat
adanya radikal bebas dalam tubuh. Kulit manggis ini sangat bermanfaat karena mengandung
bahan kimia alami yang berguna sebagai anti peradangan sehingga berguna sekali
mengobati penyakit asam urat. Kulit manggis juga mengandung kalsium yang sangat baik
untuk memperbaiki sel tulang atau sendi yang rusak akibat asam urat. Dengan begitu asam
urat bisa hilang dan tidak akan kambuh lagi. Cara untuk membuat obat alami dari kulit
manggis:
 Pisahkan kulit manggis dengan buah dan bijinya.
 Kulit manggis dibersihkan dan gunakan sendok untuk mengeruk bagian kulit
manggis, pisahkan dari kulit keras yang berada pada bagian luarnya.
 Simpan kulit manggis yang sudah dipisahkan di lemari pendingin.
 Campur kulit manggis tersebut dengan ethanol dan air dengan perbandingan
1:2 lalu masukkan ke mesin blender untuk dihancurkan.
 Setelah diblender, endapkan campuran kulit manggis tersebut selama 24 jam.
 Kemudian saring untuk memisahkan ampas dengan ekstrak xanthone kulit
manggis.

5. Jahe Merah

Dunia pengobatan tradisional Indonesia telah lama mengenal jahe merah sebagai
salah satu ramuan mujarab untuk mengatasi berbagai penyakit.Jahe merah juga dikenal
sangat efektif untuk mengobati penyakit asam urat dan bahkan tak menimbulkan efek
samping apapun.Oleh karena itu, jahe merah bisa dikonsumsi setiap hari sebagai penambah

6
stamina dan penguat tubuh dari berbagai serangan penyakit.Salah satu cara termudah
mengonsumsi jahe merah adalah dengan cara meminum air rebusannya.

Cara mengolahnya :
 Ambil beberapa ruas jahe merah
 Potong” menjadi beberapa bagian
 Didihkan air lalu masukan jahe
 Saring air rebusan Jahe dan siap diminum

2.3 Definisi Obesitas


Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang
sangat tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang lebih banyak dibanding
aktivitas membakar kalori, sehingga kalori yang berlebih menumpuk dalam bentuk
lemak.
Obesitas merupakan ketidakseimbangan antara asupan energi dan pengeluaran
energi dari waktu ke waktu, sehingga terjadi peningkatan penyimpanan energi
maupun lemak. Obesitas biasanya ditentukan dengan menggunakan indeks massa
tubuh yang dihitung dari berat dan tinggi badan seseorang. Jika indeks massa tubuh
seseorang melebihi 30 kg/m² maka orang tersebut dianggap telah menunjukkan
obesitas. Obesitas juga dikategorikan menjadi 3 kelas, yaitu kelas I dengan indeks
massa tubuh 30-34,9 kg/m², kelas II dengan 35-39,9 kg/m² dan kelas III dengan
indeks massa tubuh ≥40 kg/m² (WHO, 2015).

2.4 Tanaman Herbal Untuk Obesitas

1. Jeruk Nipis (Citrus × aurantiifolia)

7
a. Manfaat Kandungan Utama
Buah jeruk nipis mengandung bahan kimia yang bermanfaat bagi
tubuh diantaranya damar lemak sebanyak 7 - 7,6%, vitamin B1, mineral,
minyak atsiri, minyak esensial sebesar 7% yang mengandung sitrat limonene,
fellandren, lemon kamfer, geranil asetat, candinen, linalin asetat, flavonoid,
seperti poncirin, hesperidin, rhoifolin, dan naringin. Buah jeruk nipis juga
mengandung asam amino (triptofan, lisin), aktilaldehide, glikosida, asam
sitrun. Selain itu di dalam 100 gram buah jeruk nipis juga mengandung
vitamin C sebanyak 27mg/100g jeruk, kalsium 40mg/100g jeruk, fosfor
sebanyak 22mg, hidrat arang 12,4g, vitamin B1 0,04mg, zat besi 0,6mg, lemak
0,1g, kalori 37kkal, protein 0,8g, dan air 86g (Ernawati, 2008).
b. Mekanisme Kerja
Asam sitrat limonene pada kandungan buah jeruk nipis ini berfungsi
untuk menurunkan berat badan, memperlancarkan percernaan sehingga dapat
digunakan untuk mempermudah buang air besar. Guo, et al (2006) telah
meneliti bahwa D-Limonene dapat menghambat proliferasi dan menginduksi
apoptosis pada sel HL-60 dan sel K562. Limonene merupakan senyawa
hidrokarbon yang mengandug gugus terpen, cairan yang berwarna pucat, dan
memiliki aroma jeruk yang sangat kuat. Kandungan terpen pada limonene ini
mempunyai kemampuan antimikroba dengan bekerja menghancurkan
membran sel bakteri. Mekanisme kerjanya diduga dengan merusak integritas
membran sitoplasma yang berperan sebagai barrier permeabilitas selektif,
membawa transport aktif, dan kemudian mengontrol komposisi interna sel.
Jika terjadi kerusakan pada fungsi sel, 13 kemudian sel dirusak sehingga
terjadi keatian sel. Jeruk nipis juga mengandung vitamin C yang tinggi.
Kandungan asam sitrat dan vitamin C yang terdapat di dalamnya dapat
membantu melarutkan gula dan lemak di dalam tubuh, serta rendah akan
kalori.
Berdasarkan jurnal yang didapat, ketika diberi ekstrak daun jeruk nipis
terjadi penurunan kadar gula puasa. Penurunan kadar gula darah puasa
dikarenakan adanya senyawa flavonoid yang terdapat pada daun jeruk nipis
seperti quersetin14 yang memiliki efek sebagai antioksidan, antiproliferatif,
antinflamasi, antikarsinogenik, antihipertensi serta antidiabetik.
8
c. Efek Samping
Efek samping jeruk nipis yang pertama menaikkan asam lambung.
Jeruk nipis sendiri memiliki pH 1,8-2 yang artinya sangat asam. Zat asam
inilah yang dapat memicu asam lambung naik dan membuat perut terasa perih.
Selain itu, kombinasi asam sitrat dan asam askorbat pada jeruk nipis juga
dapat memperburuk gejala refluks asam lambung alias GERD. Itulah kenapa,
orang dengan sakit maag tidak dianjurkan untuk minum air perasan jeruk nipis
atau jenis jeruk lainnya dalam jumlah yang banyak.
Selanjutnya ulkus lambung. Tingginya jumlah asam sitrat pada jus
jeruk nipis juga bisa memicu ulkus lambung. Ulkus lambung disebut juga
dengan radang lambung, yaitu luka terbuka yang ada di lapisan lambung.
Ulkus lambung terjadi ketika lapisan yang melindungi lambung jadi menipis
akibat terkena cairan pencernaan yang terlalu asam.
d. Cara Penggunaan
Sebutir jeruk nipis yang telah masak, kuning dan agak besar
ukurannya, dibelah lalu diperas air buahnya. Seduh dengan air panas sampai
jadi satu gelas. Setelah dingin air jeruk diminum. Lakukan 2 kali sehari, badan
yang agak gemuk akan dibuat menjadi langsing karena keasaman jeruk dapat
melarutkan lemak dan membuanngnya keluar tubuh.
2. Bawang Putih (Allium sativum)

a. Manfaat Kandungan Utama


Ekstrak bawang putih siung tunggal diketahui memilki kandungan
antioksidan. Senyawa antioksidan yang terdapat pada ekstrak bawang putih
siung tunggal yang dapat meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase
adalah adanya kandungan flavonoid. Apabila dengan rutin mengkonsumsinya

9
dapat menurunkan kadar trigliserida didalam darah sehingga resiko penyakit
degeneratif dapa dikurangi.
b. Mekanisme Kerja
Flavonoid memiliki kemampuan sebagai antitrigliserida. Flavonoid
bekerja pada banyak enzim dalam pembentukan kolesterol atau trigliserida,
salah satunya adalah enzim lipoprotein lipase. Sehingga, apabila aktivitas
enzim lipoprotein lipase meningkat, maka proses pembentukan trigliserida
melalui mekanisme jalur eksogen di pembuluh darah terhambat sehingga
kadar trigliserida dapat menurun.Flavonoid memiliki ikatan glikosida yang
dapat dihidrolisis oleh asam untuk membantu menghentikan reaksi berantai
peroksidasi lipid dalam menstabilkan fraksi lipid serta meningkatkan
katabolisme VLDL yang merupakan lipoprotein berdensitas sangat rendah
yang terdiri atas 60% trigliserida dan 10-15% kolesterol.
c. Efek Samping
1. Berbahaya bagi hati
Meskipun bawang putih mentah mengandung antioksidan yang
baik untuk hati, asupan berlebih dapat menyebabkan keracunan hati.
Namun, bawang putih dosis rendah (0,1 gram hingga 0,25 gram per kg
berat badan) setiap hari masih terbilang aman untuk hati.
2. Menimbulkan bau tak sedap pada tubuh
Aroma bawang putih yang kuat akan menimbulkan bau napas
dan bau badan yang ta sedap. Apalagi bau bawang putih akan
tertinggal lama di mulut walau sudah disikat sekalipun. Jika kamu
hendak bertemu orang, sebaiknya berpikir dua kali jika kamu mau
mengonsumsi bawang putih.
3. Menyebabkan mual dan muntah
Konsumsi bawang putih dalam kondisi perut kosong dapat
menyebabkan mual dan muntah. Maka dari itu, pastikan perut sudah
terisi sebelumnya.
d. Cara Penggunaan
1. Makan Mentah
Makan bawang putih mentah setiap pagi (1 x 1 dipagi hari)
akan efektif. Alasannya, saat pagi hari, metabolisme mencapai

10
puncaknya. Pagi adalah saat yang tepat untuk menyantap bawang putih
dan minum air untuk memudahkan masuk ke pencernaan.
2. Campur dengan Madu
Kalau Anda merasa ragu atau kurang suka makan bawang putih
mentah, menambahkan madu bisa jadi opsi. Potong bawang putih dan
campur dengan satu sendok teh madu. Coba konsumsi setiap hari dan
lihat efeknya.
3. Daun Katuk (Sauropus androgynus L.Merr)

a. Manfaat Kandungan Utama

Penelitian menyebutkan bahwa daun katuk mengandung saponin dan


tanin yang memiliki efek sebagai pelangsing atau anti obesitas. Jus daun katuk
diyakini cukup efektif untuk menurunkan bobot badan, obat tekanan darah
tinggi, hiperlipidemia dan konstipasi (Bunawan dkk., 2015).

Daun katuk banyak mengandung flavonoid telah dilaporkan memiliki


efek antioksidan,meningkatkan sistem imun atau imunostimulan. Aktivitas
antioksidan dan imunostimulan daun katuk sangat berkaitan sebagai
antiobesitas karena keadaan obesitas sering disertai dengan oksidasi stress dan
rentan mengalami berbagai penyakit degeneratif (Fernández-Sánchez dkk.,
2011).

b. Mekanisme Kerja

Pada penelitian yang dilakukan bahwa parameter yang diukur adalah


bobot badan, indeks organ, indeks feses, indeks makanan, dan bobot lemak.
pengujian ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus L.Merr) dilakukan pada

11
kelompok hewan obesitas untuk mengetahui aktivitas daun katuk dalam
menurunkan bobot badan. Hasil analisis bobot badan menunjukkan bahwa
pemberian ekstrak berpengaruh terhadap bobot badan hewan uji ekstrak daun
katuk dosis 400 mg/kg memiliki aktivitas penurunan bobot badan mencit
lebih mendekati pembanding (orlistat) dibandingkan ekstrak dosis 100 mg/kg
dan 200 mg/kg.

Hasil penelitian ini, daun katuk sebagai antiobesitas sejalan dengan


penelitian yang dilakukan oleh Warditiani dkk., tahun 2014, bahwa daun katuk
memiliki efek sebagai antihiperlipidemia. Selain itu, daun katuk telah
dibuktikan memiliki efek imunostimulator dengan mempengaruhi aktivitas
fagositosis makrofag (Santoso dkk., 2013). Kandungan flavonoid dalam daun
katuk dapat menurunkan bobot badan, melalui mekanisme kerja menurunkan
intake makanan,menurunkan akumulasi lipid di hati (Al Shukor dkk., 2015).

c. Efek Samping

Selain memiliki banyak manfaat daun katuk juga memiliki efek


samping yang membahayakan jika dikonsumsi secara berlebih, Hasil riset di
Taiwan menyebutkan, rutin mengonsumsi daun katuk mentah sebanyak 150
mg per hari selama 2 minggu hingga 7 bulan berturut-turut akan
menimbulkan sesak napas, kehilangan nafsu makan, masalah pencernaan, dan
gangguan insomnia.

d. Cara Penggunaan

Untuk mendapatkan manfaat besar dari daun katuk, Ambil 3 helai daun
katuk berukuran besar aatau 7 helai daun katuk berukuran kecil. Untuk hasil
efektif, pilih daun katuk yang agak tua. Cuci bersih daun katuk dan rebus
selama 10-15 menit. Konsumsi air rebusan daun katuk pagi dan sore hari
seminggu 2 atau 3 kali. Berhubung rebusan dari daun katuk ini akan langsung
terserap tanpa proses dalam pencernaan,makanya biasanya akan membuat
mereka yang baru saja mengonsumsinya lebih sering buang air besar,namun
jangan khawatir eferk samping buang air besar yang terjadi setelah minum air
rebusan ini akan membantu membombardir tumpukan lemak yang
menganggu.

12
4. Sirih Merah (Piper crocatum)

a. Manfaat Kandungan Utama


Ekstrak air daun sirih merah mengandung flavonoid, tanin, dan
alkaloid. Kandungan tanin dan alkaloid dari ekstrak air daun sirih merah
jumlahnya lebih banyak daripada ekstrak etanol 30%. Menurut George dan
Nimmi (2011), tanaman obat yang memiliki efek antiobesitas sebagian besar
mengandung flavonoid, tanin, alkaloid, dan saponin. Ekstrak sirih merah
memiliki khasiat yang berkaitan dengan penyakit-penyakit degeneratif, seperti
efek antioksidan antihiperglikemik, mencegah kenaikan kadar lipid darah,
serta berpotensi sebagai antikanker. Ekstrak sirih merah hingga dosis 2 g/kg
bobot badan tidak bersifat toksik secara in vivo. Berdasarkan efek tersebut,
ekstrak sirih merah diduga memiliki kemampuan untuk memperbaiki kondisi
obesitas dan kejadian sindrom metabolik.
b. Mekanisme Kerja
Penelitian Safithri (2012) membuktikan bahwa ekstrak sirih merah
memiliki efek antihiperglikemik, yaitu pada dosis optimum 1260 mg/kgBB
yang ditandai dengan penurunan kadar glukosa darah yang signifikan pada
tikus Sprague dawleydiabetes yang diberi streptozotosin, juga dapat mencegah
kenaikan kadar lipid darah, serta tidak bersifat toksik pada hati dan ginjal tikus
hingga dosis 1890 mg/kgBB selama 1 bulan pemberian. Berdasarkan efek
tersebut, ekstrak sirih merah diduga memiliki kemampuan untuk memperbaiki
kondisi obesitas dan kejadian sindrom metabolik. Hutchinson et al. (2008)
menemukan bahwa obat-obatan yang digunakan secara klinis untuk terapi DM
tipe 2 (seperti metformin dan glitazon), mampu menurunkan kadar gula dalam
darah melalui mekanisme aktivasi enzim AMP-Activated Protein Kinase
(AMPK). Mekanisme ini tidak tergantung pada jalur sinyal insulin, sehingga
13
menjadikan AMPK sebagai target terapi yang menjanjikan pada pengobatan
DM dan obesitas. Aktivasi enzim AMPK yang terfosforilasi akan
menyebabkan inhibisi terhadap enzim Acetyl Co-A Carboxylase (ACC),
enzim pertama yang berperan dalam biosintesis asam lemak (Gybina dan
Prohaska, 2008). Aktivasi AMPK secara tidak langsung juga mengakibatkan
inhibisi enzim Fatty Acid Synthase (FAS) yang berperan dalam lipogenesis
(Lim 2010).
c. Efek Samping
Perlu dilakukan penelitian lanjut dengan menggunakan kelompok
kontrol yang diberi pakan tinggi lemak hingga akhir perlakuan.
d. Cara Penggunaan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak air daun sirih merah dosis
1260 mg/kgBB mampu menurunkan bobot badan melalui mekanisme
pengaturan metabolisme lipid, yaitu inhibisi terhadap enzim ACC dan FAS
yang berperan dalam anabolisme lipid. Berdasarkan penelitian-penelitian
sebelumnya, kemampuan ekstrak sirih merah sebagai antiobesitas diduga
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kemampuannya dalam
menurunkan nafsu makan (Rhemalia 2014) ataupun melalui aktivitas
antioksidan dan penghambatan enzim lipase oleh kandungan flavonoid di
dalamnya (Dzomba dan Musekiwa 2014).
5. Teh Hijau (Camellia Sinensis var. Assamica)

a. Manfaat Kandungan utama


Kandungan teh hijau yang paling utama adalah polifenol katekin yaitu
epigallocatechin-3-gallate (EGCG), epigallocatechin (EGC), epicatechin-3-
gallate (ECG) dan epicatechin (EC). EGCG merupakan yang terbanyak yaitu
50 – 80% dari jumlah total katekin. Selain itu teh hijau juga mengandung

14
kafein, vitamin K, flavanol aglikosidik (a.l. quercetin, kaempferol, myricitin
dan glikosida), leucoanthocyanin dan saponin, sedikit theobromine dan
theophyllin, 6% protein, 8% asam amino (3% theanin), dan asam nukleat serta
sejumlah kecil mineral, fluoride, phenophytin a dan b.
b. Mekanisme Kerja
Pada pria muda yang berbadan sehat yang diberi ekstrak teh hijau yang
mengandung kafein dan polifenol terutama EGCG, didapatkan peninggian
pengeluaran energi (energy expenditure) selama 24 jam, karena EGCG
menstimulasi termogenesis dan oksidasi lemak yang berimplikasi terhadap
penurunan berat badan. EGCG menghambat aktifitas asetil KoA karboksilase
dalam siklus biosintesis asam lemak, sehingga dapat menurunkan akumulasi
triasilgliserol (trigliserida) pada jaringan lemak. Katekin (EGCG) mempunyai
efek hipokolesterolemik, karena EGCG menekan absorpsi kolesterol di dalam
usus.
Katekin teh berperan manghambat aktivitas enzim-enzim pencernaan
(lipase, protease, amilase), menghambat emulsifikasi lemak di lambung dan
duodenum, serta dapat menstimulasi termogenesis dan oksidasi lemak tubuh.
Catechin pada teh hijau dilaporkan dapat menghambat enzim Catechol-O-
methyltransferase (COMT), yakni enzim yang mendegradasi norepinefrin.
Dengan terhambatnya enzim COMT oleh catechin, terjadi reduksi degradasi
norepinefrin yang akan menghasilkan penambahan waktu kerja norepinefrin
pada sistem saraf simpatis.
c. Efek Samping
Temuan ini menunjukkan bahwa catechin (EGCG) sendiri memiliki
potensi untuk meningkatkan oksidasi lemak pada pria dan dengan demikian
dapat menyebabkan efek antiobesitas dari teh hijau. Meskipun catechin
memiliki efek yang baik bagi kesehatan pada dosis tertentu catechin juga
memiliki efek yang buruk bagi kesehatan. Efek buruk tersebut antara lain
dapat mengerahkan sitotoksisitas akut pada sel hati sebagai organ metabolisme
utama dalam tubuh. Studi lain menemukan bahwa asupan tinggi teh hijau
dapat menyebabkan kerusakan DNA oksidatif pankreas dan hati pada hewan
penelitian. Namun, minum bahkan jumlah makanan yang sangat tinggi dari teh
hijau akan tidak menyebabkan efek merugikan pada manusia.
d. Cara Penggunaan
15
Penentuan dosis teh hijau berdasarkan dosis minimal efektif teh hjau
pada manusia adalah 3 gelas sehari, 1 gelas air teh dibuat dari 2 gram teh hijau
sehingga 3 gelas teh hijau mengandung 6 gram teh. Untuk menurunkan berat
badan, diperlukan jumlah yang lebih besar dari 10 gelas seharinya, karena itu
disarankan untuk membuat ekstrak teh hijau dalam kapsul sehingga lebih
mudah dan praktis.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) suatu zat yang bernama
purin. Zat purin adalah zat alami yang merupakan salah satu kelompok struktur kimia
pembentuk DNA dan RNA. Kelebihan asam urat tidak baik untuk tubuh karena dapat
menyebabkan timbulnya penyakit. Ada begitu banyak tanaman tradisional yang dapat diolah
secara local untuk mengatasi kelebihan asam urat dan juga tidak sedikit obat tradisional yang
telah aman untuk mengatasi kelebihan asam urat.
Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan energi dengan keluaran
energi sehingga terjadi kelebihan energi yang selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan
lemak. Kelebihan energi tersebut dapat disebabkan oleh asupan energi yang tinggi atau
keluaran energi yang rendah. Tiga faktor utama penyebab obesitas adalah masukan energi
yang melebihi dari kebutuhan tubuh, penggunaan kalori yang kurang, dan faktor hormonal.
Disamping itu obesitas juga disebabkan oleh beberapa faktor predisposisi seperti faktor
herediter, suku bangsa, dan persepsi bayi gemuk adalah bayi sehat. Damayanti secara garis
besar membagi faktor penyebab obesitas menjadi 2, yaitu faktor genetik dan faktor
lingkungan.
Mengetahui Herbal Anti obesitas bisa di lihat dari ; Manfaat Kandungan utama,
Mekanisme Kerja, Efek Samping, Preparasi Dosis. Herbal yang bisa di gunakan ; Teh Hijau
(Camellia Sinensis var. Assamica), Jeruk Nipis (Citrus × aurantiifolia), Sirih Merah (Piper
crocatum), Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa), Bawang Putih (Allium sativum), Daun
Katuk (Sauropus androgynus L.Merr), Daun jati belanda (Guazuma ulmifolia).

3.2 Saran
Diharapkan adanya sosialisasi lebih lanjut kepada masyarakat tentang penggunaan
obat tradisional untuk asam urat dan antiobesitas

17
DAFTAR PUSTAKA

Agrawal, S.K., Karthikeyan, V., Parthiban, P., Nandhini, R. 2014 Multivitamin plant:
Pharmacognostical Standardization and Phytochemical Profile of Its Leaves.
Journal of Pharmacy Research, 8(7):920-925
Akbar, M., Sjofjan, O., Minarti, S. 2013. Cholesterol, Glucose and Blood Cells Count of
Rabbit Doe fed Katuk (Sauropus androgynus L. Merr) Leaf Meal as
Supplementation. Animal Production, 15(3):166-172
Alfarabi M, Bintang M, Suryani, Safithri M. 2010. The Comparative Ability of Antioxidant
of Piper Crocatum in Inhibiting Fatty Acid Oxidation and Free Radical
Scavenging. Hayati J. Biosci. 17(4): 201-2104
Anwar TB. 2004. Faktor Risiko Penyakit Jnatung Koroner. Library. usu.ac.id.
[diakses 1 Mei 2020]
Batra P, Sharma AK. 2013. Anti-cancer Potential of Flavonoids: Recent Trends and Future
Perspectives. Biotech. 3: 439-459
Damayanti, Syarif. 2002. Obesitas Pada Anak. FKUI. Jakarta.
Ernawati D. 2008. Pengaruh Penggunaan Ekstrak Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle)
terhadap Residu Nitrit Daging Curing selama Proses Curing. Tesis. Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
George P, Nimmi OS. 2011. Cent percent safe centum plants for antiobesity. International
Journal Of Innovative Technology & Creative Engineering. 1(3): 1-19. [Internet].
Katno. 2008. Tingkat Manfaat, Keamanan dan Efektifitas Tanaman Obat dan Obat
Tradisional. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. Karanganyar.
Lipton Institute of Tea. Green tea catechins and body shape. Lipton Institute of Tea. 2007.
Rosenbaum M, Leibel RL,Hirsch J. 1997. Obesity. The New England of Medicine
Sloane E, 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula EGC, Jakarta
Soedibyo, Soepardi. Kegemukan : Masalah dan Pencegahannya. Fakultas Kedokteran UI.
Jakarta: Webster’s. Thrid New Dictionary. Merisain Company; 1996.
Soetjiningsih., 1995. Obesitas pada Anak. Tumbuh Kembang Anak. Penerbit buku
Kedokteran EGC.
Suastika K. Mekanisme Molekuler Diabetes Fokus Pada Disfungsi Sel- β .Dalam Makalah
National Obesity Symposium II. 2003.
WHO. Obesity and Overweight. 2018.
http://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight. Diakses Jumat, 1
Mei 2020.

18
WHO, Obesity and Overweight. Geneva: World Health Organisation Media Centre Fact
Sheet No. 311;2017. p.1-13
Zang T, Li G, and Mo H, 2011. Persimmon Tannin Composition and Function. Advances O
in Biomedical Engineering 1(2): 389-392.

19

Anda mungkin juga menyukai