Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No.

1, 2019

Uji Toksisitas Sub Akut Ekstrak Etanol Daun Sembung


(Blumea balsamifera L. DC) Terhadap Fungsi Hati Dan Ginjal
Pada Mencit Putih Jantan

Aried Eriadi1*, Ifora1, Siti Alfiah1

1
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM), Padang, Indonesia
*E-mail: aried.eriadi@gmail.com

Abstrak
Pengujian efek toksisitas sub akut ekstrak etanol daun sembung (Blumea balsamifera (L). DC) terhadap fungsi
hati dan ginjal pada mencit putih jantan telah dilakukan. Sebanyak 36 ekor mencit putih jantan berusia 2-3 bulan
dengan berat badan 20-30 gram digunakan sebagai hewan uji. Hewan dibagi dalam 4 kelompok yaitu 1
kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan yang diberi ekstrak etanol daun sembung (Blumea balsamifera (L).
DC) dengan dosis 100 mg/kg BB, 150 mg/kg BB, dan 250 mg/kg BB diberikan sekali sehari secara oral selama
21 hari. Parameter yang diamati yaitu aktivitas SGPT, kadar kreatinin dalam serum dan penentuan berat relatif
organ hati dan ginjal. Data aktivitas SGPT, kreatinin serum dan penentuan berat relatif organ dianalisis dengan
ANOVA dua arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun sembung dengan dosis 100
mg/kg BB, 150 mg/kg BB dan 250 mg/kg BB tidak berpengaruh signifikan terhadap aktivitas SGPT, kadar
kreatinin dalam serum dan berat relatif organ hati dan ginjal (p > 0,05). Jadi pemberian variasi dosis dan lama
pemberian ekstrak daun sembung (Blumea balsamifera (L). DC) tidak menimbulkan efek toksik secara sub akut
terhadap fungsi hati dan ginjal pada mencit putih jantan (p > 0,05).
Kata Kunci : Ekstrak daun sembung; uji sub akut; SGPT; kreatinin serum; berat relatif organ hati dan
ginjal.

Abstract
Testing of sub acute toxicity effect of ethanol extract of the leaf (Blumea balsamifera (L) DC) on liver and
kidney function in male white mouse has been done. A total of 36 white male mice aged 2-3 months with 20-30
gram weight used as a test animal. Animals were divided into 4 groups: 1 control group and 3 groups treated
with ethanol extract of leaf (Blumea balsamifera (L) DC) with dose of 100 mg/kg BW, 150 mg/kg BW, and 250
mg/kg BW were administered once day orally for 21 days. Parameters observed were SGPT activity, serum
creatinine level and relative weight determination of liver and kidney organ. The SGPT activity data, serum
creatinine and the relative weights of the organs were analyzed by two-way ANOVA. The results showed that
the application of leaf extract with 100 mg/kg BW, 150 mg/kg BW and 250 mg/kg BW did not significantly
affect the activity of SGPT, serum creatinine level and relative weight of liver and kidney (p> 0.05). Thus
dosage variation and duration of leaf extract (Blumea balsamifera (L) DC) did not result in subacute toxic effect
on liver and kidney function in male white mice (p> 0.05).
Keywords: Blumea balsamifera; sub acute test; SGPT; serum creatinine; relative weight of liver and
kidney

PENDAHULUAN

Obat-obatan alami banyak digunakan berbahan kimia. Kemajuan pengetahuan


oleh masyarakat sebagai obat yang dan teknologi modern tidak mampu
diyakini dapat memulihkan kesehatan menggeserkan peranan obat tradisional,
manusia dari berbagai macam penyakit bahkan pada saat ini pemerintah tengah
serta tidak memiliki efek samping, menggalakkan pengobatan kembali ke
dimana obat-obatan alternatif kini dipilih alam (back to nature) (Wijayakusuma,
sebagai pengobatan yang lebih aman dari 1999).
pada pengobatan dengan obat-obatan

23
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019

Salah satu tanaman yang dapat digunakan dengan nekrosis hepatosit yang akan
sebagai obat tradisional adalah daun melepaskan beberapa enzim dari
sembung (Blumea balsamifera (L.) DC). sitoplasma hepatosit ke ekstrasel. Oleh
Sembung dimanfaatkan oleh masyarakat karena itu, fungsi hati dapat dimonitor
sebagai penguat gigi, penghilang bau dengan mengamati aktivitas enzim yang
badan, penyembuh diare, antibakteri, terdapat dalam serum (Baron, 1990).
melancarkan peredaran darah, peluruh Ginjal merupakan salah satu organ
kentut (karminatif), peluruh keringat ekskresi. Salah satu cara untuk
(diaforetik), peluruh dahak (ekspektoran), menentukan fungsi ginjal adalah dengan
astringen, tonikum, dan obat batuk. Selain penentuan bersihan kreatinin yang dapat
digunakan sebagai tanaman obat, diamati dari kadar kreatinin serum dan
sembung juga bisa digunakan sebagai kreatinin urin. Indikasi gangguan ginjal
salah satu bahan makanan. Daun sembung dapat diamati dari rendahnya nilai
mengandung minyak atsiri, tanin, bersihan kreatinin, yang disebabkan kadar
glikosida, borneol, sineol, dan lomonen kreatinin serum jauh lebih tinggi daripada
serta sesquiterpenoid dan flavonoid kadar kreatinin yang diekskresikan (Lu,
(Departemen Kesehatan Republik 1992).
Indonesia, 2011). Mengingat pemanfaatan daun
Dari penelitian sebelumnya diketahui sembung yang cukup luas terutama dalam
ekstrak etil asetat daun sembung bidang farmakologi dan tingkat keamanan
mempunyai aktivitas mengurangi diare ekstrak daun sembung belum diketahui,
pada dosis 250 mg/kgBB (Larasati et, al., maka masih perlu didukung oleh
2015). Infusum daun sembung efektif informasi ilmiah mengenai khasiat dan
menghambat pertumbuhan bakteri efek toksik yang ditimbulkan. Dengan
Escherichia coli pada konsentrasi 90% demikian, maka perlu diteliti pengaruh
(Ruhimat, 2015) serta dapat menghambat toksisitas pemberian ekstrak daun
pertumbuhan bakteri Propionibacterium sembung secara sub akut terhadap fungsi
acnes (Thamrin et al., 2016). Ekstrak hati dan ginjal pada mencit putih jantan.
daun sembung juga memiliki aktivitas
sebagai antijamur (Alfiah et al., 2015) dan METODE PENELITIAN
memiliki aktivitas sebagai antioksidan
(Jiang et al., 2014). Sementara itu, ekstrak Hewan Percobaan
daun sembung juga digunakan sebagai Hewan yang digunakan adalah
obat antikanker (Norikura et al., 2008). mencit putih jantan yang sehat umur 2-3
Untuk pengembangan obat bulan dengan berat antara 20-30 gram
tradisional menjadi fitofarmaka, sebanyak 36 ekor serta secara visual
diperlukan beberapa tahapan pengujian menunjukan perlakuan yang normal.
keamanan dan khasiat secara praklinis dan
klinis. Pengujian keamanan yang harus Prosedur kerja
dilakukan meliputi uji toksisitas sub akut, Penyiapan Serbuk Simplisia
toksisitas sub akut, toksisitas sub kronik Serbuk simplisia dibuat dari simplisia
dan toksisitas kronik (Loomis, 1978). segar sebanyak 5 kg daun sembung yang
Hati merupakan organ yang dikering dengan cara diangin-anginkan
berperan dalam fungsi metabolisme dan kemudian dihaluskan. Penghalusan
ekskresi di dalam tubuh. Di dalam hati dilakukan dengan cara diblender sehingga
terdapat hepatosit yang mengandung diperoleh serbuk daun sembung dan
banyak enzim yang digunakan sebagai ditimbang sehingga didapatkan simplisia
katalisator dalam metabolisme obat dan dalam bentuk serbuk sebanyak 400 gram.
makanan (Guyton & Hall, 1997). Adanya
kerusakan hati salah satunya akan ditandai

24
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019

Pembuatan Ekstrak mg/kgBB, 150 mg/kgBB dan 250


Simplisia ditimbang sebanyak 400 g mg/kgBB diberikan secara oral.
dibagi menjadi 4 bagian yang masing-
masingnya sebanyak 100 g. Kemudian Pengujian Efek Toksik Terhadap
dimasukan masing-masing bagian serbuk Fungsi Hati dan Ginjal
simplisia kering ke dalam 4 botol a. Pengujian Efek Toksik Terhadap
maserator yang gelap, ditambahkan 4000 Fungsi Hati
mL pelarut (etanol 70 %). Rendam selama Pengujian ekstrak etanol daun
6 jam pertama sambil sekali-kali diaduk, sembung terhadap fungsi hati dilakukan
kemudian diamkan selama 18 jam dan berdasarkan metode IFCC ( Inter
disaring dengan menggunakan kain flanel Federation of Clinical Chemistry and
kemudian di dapatkan maserat I. Laboratory Medicine ) (Schuman, et al.,
Ulangi proses penyarian dengan jenis 2002):
dan jumlah pelarut yang sama sehingga 1. Pembuatan larutan pereaksi
didapatkan maserat II dan III. Kumpulkan Monoreagen : reagen 1 + reagen 2
semua maserat, kemudian uapkan dengan (4:1), dicampur dengan baik. Setelah
penguapan vakum (rotary evaporator) dicampur, reagensia tahan selama 4
sehingga diperoleh ekstrak kental. Hitung minggu pada suhu 2°C-8°C dan 5 hari
rendemen yang diperoleh (Departemen pada suhu kamar (15°C- 25°C).
Kesehatan Republik Indonesia, 2008). 2. Penetapan aktivitas SGPT
Serum dipipet 100 µL dimasukkan
% Rendemen = % kedalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan reagen 1 sebanyak 1000
µL dan reagen 2 sebanyak 250 µL.
Pembuatan sediaan uji Ukur absorban setelah satu menit dan
a. Pembuatan Suspensi Na-CMC 0,5 % pada saat bersamaan jalankan
Serbuk NaCMC ditimbang sebanyak stopwatch. Kemudian diukur absorban
0,25 gram. Taburkan di atas air panas lagi setelah 1-3 menit berikutnya pada
sebanyak 20 kalinya (5 ml) dalam panjang gelombang 340 nm pada suhu
lumpang panas dan dibiarkan selama 15 37°C. Dihitung selisih rata-rata serapan
menit. Kemudian digerus sampai tiap menit (A/menit).
homogen, lalu tambahkan aquadest
sampai volume 45 ml. b. Pengujian Efek Toksik Terhadap
b. Pembuatan Suspensi Ekstrak Daun Fungsi Ginjal
Sembung 1. Pembuatan larutan pereaksi : reagen
Serbuk Na CMC ditimbang 0,25 gram. Sodium Hidroksida) diencerkan
Taburkan di atas air panas sebanyak 20 dengan aquadest (1:7) kemudian
kalinya (5 ml) dalam lumpang panas dan reagen 1 (Asam Pikrat) sebanyak 1
dibiarkan selama 15 menit. Kemudian mL, dicampur dengan baik. Setelah
gerus sampai homogen, tambahkan dicampur, reagensia tahan selama 4
ekstrak daun sembung yang sudah minggu pada suhu 15°C-25°C.
ditimbang sesuai dengan dosis yang 2. Pengukuran kreatinin serum
direncanakan kemudian gerus homogen, Serum dipipet sebanyak 100 µL
lalu tambahkan aquadest sampai volume dimasukkan kedalam tabung reaksi,
45 ml. kemudian ditambahkan larutan
pereaksi sebanyak 100 µL, dicampur
Dosis dengan baik. larutan absorban pertama
Dosis ekstrak daun sembung (Blumea diukur setelah 30 detik, kemudian
balsamifera L. DC) yang akan diberikan pengukuran dilanjutkan 2 detik setelah
pada mencit putih jantan adalah 100 ditentukan As1 hingga didapat As2.

25
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019

Absorban As1 dan As2 diukur panjang selanjutnyya penghalusan, sehingga


gelombang 492 nm. diperoleh serbuk kering sebanyak 400 g
untuk dimaserasi. Maserasi menggunakan
Penentuan Berat Relatif Organ Hati
pelarut etanol 70 % karena sampel yang
dan Ginjal Mencit
digunakan adalah sampel kering, sehingga
Hewan dikorbankan pada hari ke- 7,
dibutuhkan air untuk membasahi sampel
ke- 14 dan ke- 21 setelah perlakuan
sehingga sel-sel akan mengembang dan
dibedah pada bagian abdomen secara
pelarut akan lebih mudah berpenetrasi
vertikal. Organ ginjal dan hati diambil,
untuk mengikat senyawa-senyawa yang
lalu dikeringkan dan dibersihkan dengan
terkandung didalam sampel.
kertas saring. Kemudian ditimbang dan
Maserasi dilakukan selama 1 hari
ditentukan berat relatif organnya terhadap
dengan 3 kali pengulangan. Proses
berat badan dengan menggunakan
maserasi ini dilakukan dengan
persamaan :
menggunakan botol kaca berwarna gelap
dan ditempat yang terlindung cahaya. Hal
ini bertujuan untuk menghindari
Keterangan: terjadinya penguraian struktur zat aktif
BRO = berat Relatif Organ Mencit terutama untuk senyawa yang kurang
BO = berat Organ Mencit stabil terhadap cahaya. Masukkan satu
BB = berat Badan Mencit bagian serbuk kering simplisia ke dalam
botol gelap tertutup tambahkan 10 bagian
Analisis Data pelarut, rendam selama 6 jam pertama
Data dari hasil penelitian ini akan sambil sekali-sekali diaduk, kemudian
dianalisis secara statistik dengan diamkan selama 18 jam. Pisahkan maserat
menggunakan analisis varian (ANOVA) dengan cara penyaringan, ulangi proses
dua arah. Data ini dianalisa dengan penyarian sekurang-kurangnya dua kali
menggunakan perangkat lunak statistik dengan jenis dan jumlah pelarut yang
SPSS 21 (Jones, 2010). sama.
Kumpulkan semua maserat, maserat
HASIL DAN PEMBAHASAN yang diperoleh dilanjutkan dengan rotary
evaporator lalu dipekatkan dengan
Daun sembung yang digunakan pada waterbath sampai didapat ekstrak kental.
penelitian ini adalah dari spesies Blumea Sehingga hasil yang diperoleh dari ekstrak
balsamifera (L.) DC, Famili Asteraceae. kental dari proses maserasi tersebut
Sebelum daun diekstraksi, terlebih dahulu sebanyak 113,72 g ekstrak kental dengan
tumbuhan yang digunakan diidentifikasi nilai persen rendemen yang diperoleh
di Herbarium Universitas Andalas adalah 28,43 %. Setelah didapatkan
(ANDA), Jurusan Biologi Fakultas ekstrak kental, selanjutnya, daun sembung
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (Blumea balsamifera L. DC) dievaluasi
(FMIPA) Universitas Andalas Padang. melalui parameter spesifik dan parameter
Ekstraksi daun sembung (Blumea nonspesifik (Departemen Kesehatan
balsamifera L. DC) dilakukan dengan Republik Indonesia, 2000) agar kualitas
metode maserasi. Daun sembung segar ekstrak dapat dikontrol untuk selanjutnya
ditimbang sebanyak 5 kg lalu dilakukan diproduksi sebagai calon fitofarmaka.
pencucian, kemudian dirajang dengan Uji organoleptik menunjukkan
tujuan agar pelarut dapat berpenetrasi bahwa ekstrak daun sembung memiliki
dengan mudah sehingga penarikan zat warna cokelat, rasanya pahit, bau khas
aktif lebih sempurna, kemudian dan kental. Pada penentuan susut
pengeringan dilakukan dengan cara pengeringan ekstrak daun sembung
diangin-anginkan sampai kering dan didapatkan persentase rata-rata adalah

26
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019

9,00 %. Pada penentuan kadar abu ekstrak membiasakannya pada kondisi lingkungan
daun sembung didapat persen rata-rata percobaan dan menentukan kelayakan
adalah 5,66 %. Hasil uji fitokimia ekstrak mencit yang digunakan. Mencit yang
daun sembung mengandung alkaloid, dipilih untuk penelitian adalah mencit
flavonoid, saponin, fenol, glikosida, dan yang sehat dan tidak mengalami
tanin. perubahan berat badan lebih dari 10%
Hewan yang digunakan dalam selama aklimatisasi dengan ciri-ciri mata
penelitian ini adalah mencit putih jantan jernih bersinar, tingkah laku normal,
sebanyak 36 ekor yang berumur 2-3 bulan bulunya bersih dan licin. Selama
dengan berat badan 20 - 30 g. Sebelum pemeliharaan mencit diberi makan dan
perlakuan mencit diaklimatisasi terlebih minum yang cukup.
dahulu selama 1 minggu untuk

Gambar 1. Diagram batang aktivitas SGPT rata-rata berdasarkan dosis dan lama
pemberian ekstrak etanol daun sembung (Blumea balsamifera L.) terhadap aktivitas
SGPT mencit putih jantan

Berdasarkan hasil perhitungan dosis terhadap aktivitas SGPT pada


aktivitas SGPT rata-rata (U/L) pada mencit putih jantan. Dilihat dari lamanya
mencit putih jantan untuk kontrol, dosis waktu pemberian terhaadap nilai SGPT
100 mg/kgBB, 150 mg/kgBB, 250 signifikan 0,707 (P > 0,05), artinya tidak
mg/kgBB pada hari ke-7 adalah 40,4 U/L ada pengaruh yang signifikan dari
± 4,76, pada hari ke-14 adalah 38,12 U/L lamanya waktu pemberian terhadap
± 5,28, dan pada hari ke-21 adalah 39,9 aktivitas SGPT pada mencit putih jantan.
U/L ± 7,22. Berdasarkan hasil Dapat disimpulkan bahwa secara statistik
perhitungan statistik anova dua arah pemberian ekstrak daun sembung secara
terhadap pengujian 3 variasi dosis yang sub akut tidak signifikan menimbulkan
berbeda terhadap nilai SGPT dengan nilai efek toksik terhadap fungsi hati (Gambar
p = 0,770 (P > 0,05) , artinya tidak ada 1).
pengaruh yang signifikan dari variasi

27
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019

Dari hasil pengukuran didapat data tubuh memiliki kemampuan regenerasi.


yang cukup beragam pada masing-masing Apabila terjadi kerusakan sel yang parah
kelompok hewan percobaan. Perbedaan maka akan terjadi kenaikan kadar SGPT.
yang timbul merupakan suatu kewajaran Kenaikan kadar enzim SGPT yang sangat
karena perbedaan kondisi fisiologis dari tinggi merupakan indikator yang
masing-masing hewan percobaan selama menunjukkan adanya kerusakan hati yang
perlakuan, sehingga akan mempengaruhi parah. Pada kasus kerusakan hati yang
aktivitas SGPT. Enzim SGPT paling berlangsung lama akan menimbulkan
banyak terdapat didalam hati dan lebih penurunan kadar enzim tersebut. Hal ini
spesifik untuk mendeteksi kerusakan hati. diakibatkan karena terjadinya kerusakan
SGPT sering dianggap sebagai enzim hati pada membran sel hepatosit sehingga
karena tingginya konsentrasi keduanya sebagian enzim dapat keluar melalui
dalam hepatosit. SGPT terdapat membran sel.
dimiokardium, otot rangka, otak dan
ginjal. Dalam kondisi normal, sel-sel

Gambar 2. Diagram batang kadar kreatinin serum rata-rata berdasarkan dosis dan
lama pemberian ekstrak etanol daun sembung (Blumea balsamifera L. DC) terhadap
kadar kreatinin serum mencit putih jantan.

berbeda terhadap kadar kreatinin serum


Berdasarkan hasil perhitungan signifikan 0,527 (P > 0,05) , artinya tidak
aktivitas kadar kreatinin serum pada ada pengaruh yang signifikan dari variasi
mencit putih jantan untuk kontrol, dosis dosis terhadap kadar kreatinin serum pada
100 mg/kgBB, 150 mg/kgBB, 250 mencit putih jantan. Dilihat dari lamanya
mg/kgBB pada hari ke-7 adalah 0,45 waktu pemberian terhaadap kadar
mg/dL ± 0,05, pada hari ke-14 adalah kreatinin serum signifikan 0,507 (P >
0,64 mg/dL ± 0,14, dan pada hari ke-21 0,05), artinya tidak ada pengaruh yang
adalah 0,72 mg/dL ± 0,10. Berdasarkan signifikan dari lamanya waktu pemberian
hasil perhitungan statistik anova dua arah terhadap kadar kreatinin serum pada
terhadap pengujian 3 variasi dosis yang

28
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019

mencit putih jantan. Dapat disimpulkan gangguan renal atau glomerulus. Pada
bahwa secara statistik pemberian ekstrak kadar normal kreatinin diekskresikan
daun sembung secara sub akut tidak dalam urin melalui proses filtrasi dalam
signifikan menimbulkan efek toksik glomerulus, tetapi kreatinin tidak
terhadap fungsi ginjal. direabsorpsi oleh tubulus dan sejumlah
Fungsi ginjal yang utama adalah kecilnya diekskresi oleh ginjal. Metoda
untuk mempertahankan milieu interieur pengukuran kreatinin dipilih selain
dengan mengubah kecepatan eksresi merupakan cara yang lazim digunakan
berbagai konstituen-konstituen dalam dilaboratorium klinik juga merupakan
plasma. Berbagai fungsi ginjal untuk cara yang paling sensitif. Selain itu pada
mempertahankan homeostatik adalah tiap individu kreatinin dieksresikan dalam
dengan mengatur volume cairan, jumlah yang relatif konstan dan tidak
keseimbangan osmotik, asam basa, terpengaruh oleh makanan, sehingga
ekskresi sisa metabolisme, sistem kadar kreatinin dapat dipakai sebagai
pengaturan hormonal dan metabolisme. indeks yang dapat dipercaya mengenai
Kreatinin merupakan produk akhir fungsi ginjal.
dari metabolisme kreatin dalam otot.
Kreatin dapat meningkat jika terjadi

Gambar 3. Diagram batang pengaruh dosis dan lama pemberian ekstrak etanol daun
sembung (Blumea balsamifera L. DC) terhadap berat relatif organ hati mencit putih
jantan

Berdasarkan hasil perhitungan berat berbeda terhadap berat relatif organ hati
relatif organ hati pada mencit putih jantan signifikan 0,807 (P > 0,05) , artinya tidak
untuk kontrol, dosis 100 mg/kgBB, 150 ada pengaruh yang signifikan dari variasi
mg/kgBB, 250 mg/kgBB pada hari ke-7 dosis terhadap berat relatif organ hati
adalah 1,3671 g ± 0,9, pada hari ke-14 pada mencit putih jantan. Dilihat dari
adalah 1,2645 g ± 0,09, dan pada hari ke- lamanya waktu pemberian terhadap berat
21 adalah 1,5771 g ± 0,12. Berdasarkan relatif organ hati signifikan 0,051 (P >
hasil perhitungan statistik anova dua arah 0,05), artinya tidak ada pengaruh yang
terhadap pengujian 3 variasi dosis yang signifikan dari lamanya waktu pemberian

29
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019

terhadap berat relatif organ hati pada Parameter lain yang diamati adalah
mencit putih jantan. Dapat disimpulkan rasio berat relatif organ hati dan ginjal.
bahwa secara statistik pemberian ekstrak Rasio berat organ biasanya merupakan
petunjuk sangat peka dari efek toksik.
daun sembung secara sub akut tidak
Hati merupakan pusat metabolisme tubuh
signifikan menimbulkan efek toksik berat dengan fungsi yang sangat kompleks. Hati
relatif organ hati (Gambar 3). sering menjadi organ sasaran karena
Jadi tidak ada perbedaan yang sebagian besar toksikan memasuki tubuh
signifikan antara kelompok dosis dengan melalui sistem gastroinstestinal dan
kelompok kontrol. Ini mungkin setelah diserap toksikan dibawa oleh vena
disebabkan karena hati merupakan organ porta hati ke hati. Toksikan kemudian
yang memiliki kemampuaan untuk akan dimetabolisme menjadi senyawa
pemulihan kerusakan sel yang sangat radikal bebas aktif. Reaksi dari radikal
besar. Hati memiliki enzim sitokrom p- bebas ini dapat menyebabkan pecahnyya
450 yang dapat memetabolisme zat asing sel hati.
di dalam tubuh, dengan membuat
sebagian toksikan menjadi kurang toksik
dan lebih mudah larut dalam air
(Sherlock, 1990).

Gambar 4. Diagram batang berdasarkan pengaruh dosis dan lama pemberian ekstrak
etanol daun sembung (Blumea balsamifera L. DC) terhadap berat relatif organ ginjal
mencit putih jantan.

Berdasarkan hasil perhitungan berat berbeda terhadap berat relatif organ ginjal
relatif organ ginjal pada mencit putih signifikan 0,794 (P > 0,05) , artinya tidak
jantan untuk kontrol, dosis 100 mg/kgBB, ada pengaruh yang signifikan dari variasi
150 mg/kgBB, 250 mg/kgBB pada hari dosis terhadap berat relatif organ ginjal
ke-7 adalah 0,309 g ± 0,17, pada hari ke- pada mencit putih jantan. Dilihat dari
14 adalah 0,504 g ± 0,32, dan pada hari lamanya waktu pemberian terhadap berat
ke-21 adalah 0,348 g ± 0,14. Berdasarkan relatif organ ginjal signifikan 0,270 (P >
hasil perhitungan statistik anova dua arah 0,05), artinya tidak ada pengaruh yang
terhadap pengujian 3 variasi dosis yang signifikan dari lamanya waktu pemberian

30
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019

terhadap berat relatif organ ginjal pada Jiang, Z. L. Zhou, Y. & Yuan, W. C. G.
mencit putih jantan. Dapat disimpulkan (2014). Phytochemical compositions of
volatile oil from Blumea balsamifera
bahwa secara statistik pemberian ekstrak and their biological activities.
daun sembung secara sub akut tidak Pharmacognosy Magazine, Vol 10,
signifikan menimbulkan efek toksik 346-352.
terhadap berat relatif organ ginjal Jones, D. S. (2010). Statistik farmasi.
Penerjemah: H. U. Ramadaniati & H.
(Gambar 4). Rivai. Jakarta: Penerbit EGC.
Larasati, E. K., Ahmad, I., & Ibrahim, A.
KESIMPULAN (2015). Efek antidiare ekstrak daun
sembung (Blumea balsamifera L.)
Pemberian variasi dosis dan lama terhadap mencit putih jantan. Jurnal
pemberian ekstrak etanol daun sembung Sains dan Kesehatan, Vol 1, No 2, 56-
60.
(Blumea balsamifera L. DC) secara sub
Loomis, T. A. (1978). Toksikologi dasar.
akut tidak signifikan menimbulkan efek Penerjemah: I. A. Donatus.
toksik terhadap fungsi hati dan ginjal pada Yogyakarta: Fakultas Farmasi
mencit putih jantan. Universitas Gadjah Mada.
Lu, F.C. (1992). Toksikologi dasar: asas,
organ sasaran dan penilaian risiko.
DAFTAR PUSTAKA (Edisi II). Penerjemah: E. Nugroho.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Alfiah, R. R. Khotimah, S. & Turnip, M. Norikura, T. Yuasa, A. K. Shimizu, M. &
(2015). Efektivitas ekstrak methanol Huang, X. (2008). Anticancer activities
daun sembung terhadap pertumbuhan and mechanism of Blumea balsamifera
jamur Candida albicans. Jurnal extract in hepatocellular carcinoma
Protobiont, Vol 4, No 1, 52-57. cells. The American Journal of Chinese
Baron, D. N. (1990). Kapita selekta patologi Medicine, Vol 36, No. 2, 411-424.
klinik. (Edisi 4). Penerjemah: P. Ruhimat, U. (2015). Daya hambat infusum
Adrianto., J. Gunawan. Jakarta: daun sembung (Blumea balsamifera)
Penerbit Buku Kedokteran EGC. terhadap pertumbuhan bakteri
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Escherichia coli dengan metode difusi
(2000). Parameter standar umum cakram. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
ekstrak tumbuhan obat. (Edisi I). Husada, Vol 13, No 1, 142-148.
Jakarta: Departemen Kesehatan Schumann, G., Bonora, R., Cerotti, F., &
Republik Indonesia. Ferard, G. (2002). IFCC primary
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. reference procedure for the
(2008). Farmakope herbal Indonesia. measurement of catalytic activity
(Edisi I). Jakarta: Departemen concentrations of enzymes at 37 oC.
Kesehatan Republik Indonesia. Clin Chem Lab Med, 40, (7), 718-724.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sherlock, S. (1990). Penyakit hati dan sistem
(2011). Suplemen 1 Farmakope saluran empedu. Penerjemah: P.
herbal Indonesia. Jakarta: Andrianto. Jakarta: Widya Madika.
Departemen Kesehatan Republik Thamrin, A. A. Yuniarti, U. Hazar, S. (2016).
Indonesia. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol
Guyton, A. C. & Hall, J. E. (1997). Buku ajar daun sembung terhadap bakteri
fisiologi kedokteran. (Edisi 9). Propionibacterium acnes. Prosiding
Penerjemah: I. Setiawan. Jakarta: Farmasi, Vol 2, No 1, 39-44.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Wijayakusuma, H. M. H. (1999). Tanaman
Berkhasiat Obat di Indonesia. (Jilid 1).
Jakarta: Prestasi Insan Indonesia.

31

Anda mungkin juga menyukai