1, 2019
1
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM), Padang, Indonesia
*E-mail: aried.eriadi@gmail.com
Abstrak
Pengujian efek toksisitas sub akut ekstrak etanol daun sembung (Blumea balsamifera (L). DC) terhadap fungsi
hati dan ginjal pada mencit putih jantan telah dilakukan. Sebanyak 36 ekor mencit putih jantan berusia 2-3 bulan
dengan berat badan 20-30 gram digunakan sebagai hewan uji. Hewan dibagi dalam 4 kelompok yaitu 1
kelompok kontrol dan 3 kelompok perlakuan yang diberi ekstrak etanol daun sembung (Blumea balsamifera (L).
DC) dengan dosis 100 mg/kg BB, 150 mg/kg BB, dan 250 mg/kg BB diberikan sekali sehari secara oral selama
21 hari. Parameter yang diamati yaitu aktivitas SGPT, kadar kreatinin dalam serum dan penentuan berat relatif
organ hati dan ginjal. Data aktivitas SGPT, kreatinin serum dan penentuan berat relatif organ dianalisis dengan
ANOVA dua arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun sembung dengan dosis 100
mg/kg BB, 150 mg/kg BB dan 250 mg/kg BB tidak berpengaruh signifikan terhadap aktivitas SGPT, kadar
kreatinin dalam serum dan berat relatif organ hati dan ginjal (p > 0,05). Jadi pemberian variasi dosis dan lama
pemberian ekstrak daun sembung (Blumea balsamifera (L). DC) tidak menimbulkan efek toksik secara sub akut
terhadap fungsi hati dan ginjal pada mencit putih jantan (p > 0,05).
Kata Kunci : Ekstrak daun sembung; uji sub akut; SGPT; kreatinin serum; berat relatif organ hati dan
ginjal.
Abstract
Testing of sub acute toxicity effect of ethanol extract of the leaf (Blumea balsamifera (L) DC) on liver and
kidney function in male white mouse has been done. A total of 36 white male mice aged 2-3 months with 20-30
gram weight used as a test animal. Animals were divided into 4 groups: 1 control group and 3 groups treated
with ethanol extract of leaf (Blumea balsamifera (L) DC) with dose of 100 mg/kg BW, 150 mg/kg BW, and 250
mg/kg BW were administered once day orally for 21 days. Parameters observed were SGPT activity, serum
creatinine level and relative weight determination of liver and kidney organ. The SGPT activity data, serum
creatinine and the relative weights of the organs were analyzed by two-way ANOVA. The results showed that
the application of leaf extract with 100 mg/kg BW, 150 mg/kg BW and 250 mg/kg BW did not significantly
affect the activity of SGPT, serum creatinine level and relative weight of liver and kidney (p> 0.05). Thus
dosage variation and duration of leaf extract (Blumea balsamifera (L) DC) did not result in subacute toxic effect
on liver and kidney function in male white mice (p> 0.05).
Keywords: Blumea balsamifera; sub acute test; SGPT; serum creatinine; relative weight of liver and
kidney
PENDAHULUAN
23
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
Salah satu tanaman yang dapat digunakan dengan nekrosis hepatosit yang akan
sebagai obat tradisional adalah daun melepaskan beberapa enzim dari
sembung (Blumea balsamifera (L.) DC). sitoplasma hepatosit ke ekstrasel. Oleh
Sembung dimanfaatkan oleh masyarakat karena itu, fungsi hati dapat dimonitor
sebagai penguat gigi, penghilang bau dengan mengamati aktivitas enzim yang
badan, penyembuh diare, antibakteri, terdapat dalam serum (Baron, 1990).
melancarkan peredaran darah, peluruh Ginjal merupakan salah satu organ
kentut (karminatif), peluruh keringat ekskresi. Salah satu cara untuk
(diaforetik), peluruh dahak (ekspektoran), menentukan fungsi ginjal adalah dengan
astringen, tonikum, dan obat batuk. Selain penentuan bersihan kreatinin yang dapat
digunakan sebagai tanaman obat, diamati dari kadar kreatinin serum dan
sembung juga bisa digunakan sebagai kreatinin urin. Indikasi gangguan ginjal
salah satu bahan makanan. Daun sembung dapat diamati dari rendahnya nilai
mengandung minyak atsiri, tanin, bersihan kreatinin, yang disebabkan kadar
glikosida, borneol, sineol, dan lomonen kreatinin serum jauh lebih tinggi daripada
serta sesquiterpenoid dan flavonoid kadar kreatinin yang diekskresikan (Lu,
(Departemen Kesehatan Republik 1992).
Indonesia, 2011). Mengingat pemanfaatan daun
Dari penelitian sebelumnya diketahui sembung yang cukup luas terutama dalam
ekstrak etil asetat daun sembung bidang farmakologi dan tingkat keamanan
mempunyai aktivitas mengurangi diare ekstrak daun sembung belum diketahui,
pada dosis 250 mg/kgBB (Larasati et, al., maka masih perlu didukung oleh
2015). Infusum daun sembung efektif informasi ilmiah mengenai khasiat dan
menghambat pertumbuhan bakteri efek toksik yang ditimbulkan. Dengan
Escherichia coli pada konsentrasi 90% demikian, maka perlu diteliti pengaruh
(Ruhimat, 2015) serta dapat menghambat toksisitas pemberian ekstrak daun
pertumbuhan bakteri Propionibacterium sembung secara sub akut terhadap fungsi
acnes (Thamrin et al., 2016). Ekstrak hati dan ginjal pada mencit putih jantan.
daun sembung juga memiliki aktivitas
sebagai antijamur (Alfiah et al., 2015) dan METODE PENELITIAN
memiliki aktivitas sebagai antioksidan
(Jiang et al., 2014). Sementara itu, ekstrak Hewan Percobaan
daun sembung juga digunakan sebagai Hewan yang digunakan adalah
obat antikanker (Norikura et al., 2008). mencit putih jantan yang sehat umur 2-3
Untuk pengembangan obat bulan dengan berat antara 20-30 gram
tradisional menjadi fitofarmaka, sebanyak 36 ekor serta secara visual
diperlukan beberapa tahapan pengujian menunjukan perlakuan yang normal.
keamanan dan khasiat secara praklinis dan
klinis. Pengujian keamanan yang harus Prosedur kerja
dilakukan meliputi uji toksisitas sub akut, Penyiapan Serbuk Simplisia
toksisitas sub akut, toksisitas sub kronik Serbuk simplisia dibuat dari simplisia
dan toksisitas kronik (Loomis, 1978). segar sebanyak 5 kg daun sembung yang
Hati merupakan organ yang dikering dengan cara diangin-anginkan
berperan dalam fungsi metabolisme dan kemudian dihaluskan. Penghalusan
ekskresi di dalam tubuh. Di dalam hati dilakukan dengan cara diblender sehingga
terdapat hepatosit yang mengandung diperoleh serbuk daun sembung dan
banyak enzim yang digunakan sebagai ditimbang sehingga didapatkan simplisia
katalisator dalam metabolisme obat dan dalam bentuk serbuk sebanyak 400 gram.
makanan (Guyton & Hall, 1997). Adanya
kerusakan hati salah satunya akan ditandai
24
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
25
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
26
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
9,00 %. Pada penentuan kadar abu ekstrak membiasakannya pada kondisi lingkungan
daun sembung didapat persen rata-rata percobaan dan menentukan kelayakan
adalah 5,66 %. Hasil uji fitokimia ekstrak mencit yang digunakan. Mencit yang
daun sembung mengandung alkaloid, dipilih untuk penelitian adalah mencit
flavonoid, saponin, fenol, glikosida, dan yang sehat dan tidak mengalami
tanin. perubahan berat badan lebih dari 10%
Hewan yang digunakan dalam selama aklimatisasi dengan ciri-ciri mata
penelitian ini adalah mencit putih jantan jernih bersinar, tingkah laku normal,
sebanyak 36 ekor yang berumur 2-3 bulan bulunya bersih dan licin. Selama
dengan berat badan 20 - 30 g. Sebelum pemeliharaan mencit diberi makan dan
perlakuan mencit diaklimatisasi terlebih minum yang cukup.
dahulu selama 1 minggu untuk
Gambar 1. Diagram batang aktivitas SGPT rata-rata berdasarkan dosis dan lama
pemberian ekstrak etanol daun sembung (Blumea balsamifera L.) terhadap aktivitas
SGPT mencit putih jantan
27
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
Gambar 2. Diagram batang kadar kreatinin serum rata-rata berdasarkan dosis dan
lama pemberian ekstrak etanol daun sembung (Blumea balsamifera L. DC) terhadap
kadar kreatinin serum mencit putih jantan.
28
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
mencit putih jantan. Dapat disimpulkan gangguan renal atau glomerulus. Pada
bahwa secara statistik pemberian ekstrak kadar normal kreatinin diekskresikan
daun sembung secara sub akut tidak dalam urin melalui proses filtrasi dalam
signifikan menimbulkan efek toksik glomerulus, tetapi kreatinin tidak
terhadap fungsi ginjal. direabsorpsi oleh tubulus dan sejumlah
Fungsi ginjal yang utama adalah kecilnya diekskresi oleh ginjal. Metoda
untuk mempertahankan milieu interieur pengukuran kreatinin dipilih selain
dengan mengubah kecepatan eksresi merupakan cara yang lazim digunakan
berbagai konstituen-konstituen dalam dilaboratorium klinik juga merupakan
plasma. Berbagai fungsi ginjal untuk cara yang paling sensitif. Selain itu pada
mempertahankan homeostatik adalah tiap individu kreatinin dieksresikan dalam
dengan mengatur volume cairan, jumlah yang relatif konstan dan tidak
keseimbangan osmotik, asam basa, terpengaruh oleh makanan, sehingga
ekskresi sisa metabolisme, sistem kadar kreatinin dapat dipakai sebagai
pengaturan hormonal dan metabolisme. indeks yang dapat dipercaya mengenai
Kreatinin merupakan produk akhir fungsi ginjal.
dari metabolisme kreatin dalam otot.
Kreatin dapat meningkat jika terjadi
Gambar 3. Diagram batang pengaruh dosis dan lama pemberian ekstrak etanol daun
sembung (Blumea balsamifera L. DC) terhadap berat relatif organ hati mencit putih
jantan
Berdasarkan hasil perhitungan berat berbeda terhadap berat relatif organ hati
relatif organ hati pada mencit putih jantan signifikan 0,807 (P > 0,05) , artinya tidak
untuk kontrol, dosis 100 mg/kgBB, 150 ada pengaruh yang signifikan dari variasi
mg/kgBB, 250 mg/kgBB pada hari ke-7 dosis terhadap berat relatif organ hati
adalah 1,3671 g ± 0,9, pada hari ke-14 pada mencit putih jantan. Dilihat dari
adalah 1,2645 g ± 0,09, dan pada hari ke- lamanya waktu pemberian terhadap berat
21 adalah 1,5771 g ± 0,12. Berdasarkan relatif organ hati signifikan 0,051 (P >
hasil perhitungan statistik anova dua arah 0,05), artinya tidak ada pengaruh yang
terhadap pengujian 3 variasi dosis yang signifikan dari lamanya waktu pemberian
29
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
terhadap berat relatif organ hati pada Parameter lain yang diamati adalah
mencit putih jantan. Dapat disimpulkan rasio berat relatif organ hati dan ginjal.
bahwa secara statistik pemberian ekstrak Rasio berat organ biasanya merupakan
petunjuk sangat peka dari efek toksik.
daun sembung secara sub akut tidak
Hati merupakan pusat metabolisme tubuh
signifikan menimbulkan efek toksik berat dengan fungsi yang sangat kompleks. Hati
relatif organ hati (Gambar 3). sering menjadi organ sasaran karena
Jadi tidak ada perbedaan yang sebagian besar toksikan memasuki tubuh
signifikan antara kelompok dosis dengan melalui sistem gastroinstestinal dan
kelompok kontrol. Ini mungkin setelah diserap toksikan dibawa oleh vena
disebabkan karena hati merupakan organ porta hati ke hati. Toksikan kemudian
yang memiliki kemampuaan untuk akan dimetabolisme menjadi senyawa
pemulihan kerusakan sel yang sangat radikal bebas aktif. Reaksi dari radikal
besar. Hati memiliki enzim sitokrom p- bebas ini dapat menyebabkan pecahnyya
450 yang dapat memetabolisme zat asing sel hati.
di dalam tubuh, dengan membuat
sebagian toksikan menjadi kurang toksik
dan lebih mudah larut dalam air
(Sherlock, 1990).
Gambar 4. Diagram batang berdasarkan pengaruh dosis dan lama pemberian ekstrak
etanol daun sembung (Blumea balsamifera L. DC) terhadap berat relatif organ ginjal
mencit putih jantan.
Berdasarkan hasil perhitungan berat berbeda terhadap berat relatif organ ginjal
relatif organ ginjal pada mencit putih signifikan 0,794 (P > 0,05) , artinya tidak
jantan untuk kontrol, dosis 100 mg/kgBB, ada pengaruh yang signifikan dari variasi
150 mg/kgBB, 250 mg/kgBB pada hari dosis terhadap berat relatif organ ginjal
ke-7 adalah 0,309 g ± 0,17, pada hari ke- pada mencit putih jantan. Dilihat dari
14 adalah 0,504 g ± 0,32, dan pada hari lamanya waktu pemberian terhadap berat
ke-21 adalah 0,348 g ± 0,14. Berdasarkan relatif organ ginjal signifikan 0,270 (P >
hasil perhitungan statistik anova dua arah 0,05), artinya tidak ada pengaruh yang
terhadap pengujian 3 variasi dosis yang signifikan dari lamanya waktu pemberian
30
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 11, No. 1, 2019
terhadap berat relatif organ ginjal pada Jiang, Z. L. Zhou, Y. & Yuan, W. C. G.
mencit putih jantan. Dapat disimpulkan (2014). Phytochemical compositions of
volatile oil from Blumea balsamifera
bahwa secara statistik pemberian ekstrak and their biological activities.
daun sembung secara sub akut tidak Pharmacognosy Magazine, Vol 10,
signifikan menimbulkan efek toksik 346-352.
terhadap berat relatif organ ginjal Jones, D. S. (2010). Statistik farmasi.
Penerjemah: H. U. Ramadaniati & H.
(Gambar 4). Rivai. Jakarta: Penerbit EGC.
Larasati, E. K., Ahmad, I., & Ibrahim, A.
KESIMPULAN (2015). Efek antidiare ekstrak daun
sembung (Blumea balsamifera L.)
Pemberian variasi dosis dan lama terhadap mencit putih jantan. Jurnal
pemberian ekstrak etanol daun sembung Sains dan Kesehatan, Vol 1, No 2, 56-
60.
(Blumea balsamifera L. DC) secara sub
Loomis, T. A. (1978). Toksikologi dasar.
akut tidak signifikan menimbulkan efek Penerjemah: I. A. Donatus.
toksik terhadap fungsi hati dan ginjal pada Yogyakarta: Fakultas Farmasi
mencit putih jantan. Universitas Gadjah Mada.
Lu, F.C. (1992). Toksikologi dasar: asas,
organ sasaran dan penilaian risiko.
DAFTAR PUSTAKA (Edisi II). Penerjemah: E. Nugroho.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Alfiah, R. R. Khotimah, S. & Turnip, M. Norikura, T. Yuasa, A. K. Shimizu, M. &
(2015). Efektivitas ekstrak methanol Huang, X. (2008). Anticancer activities
daun sembung terhadap pertumbuhan and mechanism of Blumea balsamifera
jamur Candida albicans. Jurnal extract in hepatocellular carcinoma
Protobiont, Vol 4, No 1, 52-57. cells. The American Journal of Chinese
Baron, D. N. (1990). Kapita selekta patologi Medicine, Vol 36, No. 2, 411-424.
klinik. (Edisi 4). Penerjemah: P. Ruhimat, U. (2015). Daya hambat infusum
Adrianto., J. Gunawan. Jakarta: daun sembung (Blumea balsamifera)
Penerbit Buku Kedokteran EGC. terhadap pertumbuhan bakteri
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Escherichia coli dengan metode difusi
(2000). Parameter standar umum cakram. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
ekstrak tumbuhan obat. (Edisi I). Husada, Vol 13, No 1, 142-148.
Jakarta: Departemen Kesehatan Schumann, G., Bonora, R., Cerotti, F., &
Republik Indonesia. Ferard, G. (2002). IFCC primary
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. reference procedure for the
(2008). Farmakope herbal Indonesia. measurement of catalytic activity
(Edisi I). Jakarta: Departemen concentrations of enzymes at 37 oC.
Kesehatan Republik Indonesia. Clin Chem Lab Med, 40, (7), 718-724.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sherlock, S. (1990). Penyakit hati dan sistem
(2011). Suplemen 1 Farmakope saluran empedu. Penerjemah: P.
herbal Indonesia. Jakarta: Andrianto. Jakarta: Widya Madika.
Departemen Kesehatan Republik Thamrin, A. A. Yuniarti, U. Hazar, S. (2016).
Indonesia. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol
Guyton, A. C. & Hall, J. E. (1997). Buku ajar daun sembung terhadap bakteri
fisiologi kedokteran. (Edisi 9). Propionibacterium acnes. Prosiding
Penerjemah: I. Setiawan. Jakarta: Farmasi, Vol 2, No 1, 39-44.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Wijayakusuma, H. M. H. (1999). Tanaman
Berkhasiat Obat di Indonesia. (Jilid 1).
Jakarta: Prestasi Insan Indonesia.
31