Anda di halaman 1dari 28

Saintifikasi Jamu

Keamanan dan Khasiat


Jamu Asam Urat

Dosen Pengampu:
apt. Indah Yulia Ningsih, S.Farm., M.Farm
Kelompok 1
1. Denayu Febrinayanti (212211101006)
2. Elian C Wahyu Ramadhany (212211101034)
3. Khairinna Prihandini (212211101038)
4. Octavia Firstyanasari Amira (212211101040)
5. Inas Hasna Kamallina(212211101049)
6. Nurfarah Alkhallifatul Bilqisti (212211101068)
7. Nurfaidah Ayu Aprilianti (212211101071)
8. Nurika Himmatul Khoiroh (212211101076)
9. Poppy Dwi Natassya D. J. (212211101077)
1. Rimpang Kunyit (Curcuma domestica val.)
A. Khasiat Rimpang Kunyit
untuk Asam Urat
• Kunyit (Curcuma domestica, Val) merupakan tanaman tradisional yang sudah dikenal luas
dan sudah lama digunakan oleh masyarakat sebagai analgesik (Muniroh dkk., 2010).

• Aktivitas multiseluler kurkumin yaitu sebagai antiproliferasi, antioksidan, mengikat


berbagai jenis protein sel dan menghambat aktivitas enzim kinase, pengaturan aktivitas
faktor transkripsi seluler, ekspresi enzim inflamasi, sitokin, adesi molekul, penurunan siklin
D1, siklin E dan mekanisme peningkatan ekspresi gen p21, p27 dan p53 dalam proses
karsinogenesis (Muniroh dkk., 2010).

• Kunyit dalam terapi asam urat berperan untuk menurunkan kadar urea darah,
menurunkan konsentrasi pelepasan TNF-α, dan berkhasiat sebagai anti radang pada
edema sendi tarsal tikus (Muniroh dkk., 2010).
A. Khasiat Rimpang Kunyit
untuk Asam Urat
• Kandungan senyawa dalam minyak atsiri kunyit yang diduga merupakan zat-zat aktif
yang dapat menghambat pelepasan IL1-β dan TNF-α dalam keradangan sendi yaitu
cynnamyl tiglate (C14H16O2), eucalyptol (C10H18O), methylol pinene (C11H18O) dan
bicyclo 3.3.1 non-2-en9-ol (C9H14O) (Muniroh dkk., 2010).

• Sebelum diterapi, subjek memiliki gejala klinis seperti nyeri/bengkak, nyeri reumatik,
dll. Setelah diterapi, gejala klinis menghilang. Hal ini diduga karena pengaruh
kandungan kimia rimpang kunyit yang berperan sebagai anti inflamasi dan analgesik.
Efek analgesik diduga karena kunyit mengandung zat aktif seperti minyak atsiri dan
kurkumin yang menghambat enzim siklooksigenase dan lipooksigenase (Triyono dan
Novianto, 2019).
A. Khasiat Rimpang Kunyit
untuk Asam Urat
• Pemberian kurkumin dan natrium kurkumin intraperitonial menunjukkan aktivitas
antiinflamasi yang kuat pada carrage-induced pembengkakan akut pada tikus.
Aktivitas anti inflamasi kurkumin terjadi karena kemampuannya mengikat oksigen
radikal bebas yang dapat menyebabkan proses inflamasi (Ardiyanto dkk., 2021).
B. Keamanan Rimpang Kunyit
(Muniroh dkk., 2010)
• Uji Toksisitas Akut
Dosis 100-2560 mg/kgBB = tanpa perubahan nafsu makan,
aktivitas gerak, dan kematian.
Dosis 5000-8000 mg/kgBB = penurunan BB, dan
penurunan nafsu makan
LD50 = dosis 5120 mg/kgBB setara dengan dosis 0,2 mL
minyak atsiri kunyit (kategori= practically non toxic, artinya
aman digunakan)
• Uji Teratogenik
Tidak terdapat tecacatan maupun kelainan pada
pengamatan secara makroskopis terhadap bentuk dan
keadaan janin. Dapat dikatakan bahwa aman secara
teratogenik
B. Keamanan Rimpang Kunyit
(Muniroh dkk., 2010)

• Uji Klinis
Pemberian minyak atsiri dosis 25 mg/kgBB selama satu
minggu menunjukkan penurunan konsentrasi urea darah,
serta terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah
diberi perlakuan.

Hasil anamsesis dan pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan


laboratorium fungsi hati (SGOT SGPT), fungsi ginjal (ureum
dan kreatinin), dan pemeriksaan hematologi (hemoglobin ,
leukosit, dan hematokrit) subjek sebelum dan sesudah
pengobatan tidak ditemukan adanya efek samping yang
berarti (Triyono dan Novianto, 2019).
2. Daun Kepel (Stelechocarpus burahol)
A. Khasiat Daun Kepel untuk
Asam Urat
• Daun kepel secara tradisional digunakan sebagai obat untuk
menurunkan kadar asam urat dan diuretik. Kandungan flavonoid pada
daun kepel dilaporkan mampu menurunkan kadar asam urat. Aktivitas
flavonoid sebagai penurun kadar asam urat yaitu melalui penghambatan
enzim xantin oksidase dari beberapa flavonoid dan bersifat sebagai
antioksidan penangkap radikal superoksida (Sunarmi dkk., 2007).
• Pada penelitian in vivo ekstrak etanol kepel dan ekstrak heksana
berpotensi menurunkan kadar asam urat dalam darah tikus setara
dengan allopurinol (Ardiyanto dkk., 2021).
• Ekstrak N-heksana 200 mg/kg BB dan ekstrak etil asetat 200 mg/kg BB
daun kepel (Stelechocarpus burahol) menurunkan kadar asam urat pada
hewan percobaan sebanding dengan allopurinol 10 mg/kg BB. Senyawa
yang diduga memiliki aktivitas urikosurik yaitu flavonoid dan terpenoid
(Triyono dan Novianto, 2019).
• Ekstrak daun kepel mampu mengurangi akumulasi metabolit purin
dalam darah setelah induksi oksonat.
B. Keamanan Daun Kepel
• Pengobatan hiperurisemia di RRJ Hortus Medicus
menggunakan 3 formula herbal antihiperurisemia, yaitu
formula herbal 1, 2, dan 3. Formula 1: daun kepel, kulit
secang, kulit batang tempuyung. Penggunaan daun
kepel didasarkan pada beberapa penelitian sebelumnya.
• Persentase efikasi terapeutik formula 1 lebih tinggi
dibandingkan dengan dua formula lainnya. Pada formula
1 terdapat kombinasi penghambat produksi asam urat
yang lebih lengkap dan peningkatan ekskresi asam urat
melalui urin/urikosurik.
• Formula 1 yang mengandung daun kepel juga lebih
banyak dipakai daripada 2 formula lainnya.
3. Herba Tempuyung (Sochus arvensis L.)
A. Khasiat Herba Tempuyung
untuk Asam Urat
• Salah satu tanaman yang diduga memiliki aktivitas antihiperurisemia adalah
daun tempuyung (Sonchus arvensis L.). Daun tumbuhan ini memiliki banyak
khasiat diantaranya untuk mengatasi kelebihan asam urat, diuretik, batu
ginjal, kencing batu, batu empedu, bengkak, penenang batuk, asma, dan
penurunan kadar kolesterol. Tempuyung mengandung ion-ion mineral antara
lain silika, kalium, magnesium, natrium dan beberapa flavonoid (luteolin-7-
Oglukosida, dan apigenin-7-O-glukosida), kumarin (skepoletin), taraksterol,
inositol, serta asam fenolat(sinamat, kumarat, dan vanilat (Wardani, 2008).
Senyawa yang terkandung dalam daun tempuyung yang diduga memiliki
aktivitas antihiperurisemia adalah golongan senyawa flavonoid.
• Kandungan flavonoid yang terdapat pada daun tempuyung bekerja secara
urikostatik dengan cara menghambat enzim xanthin oksidase juga
menghambat enzim lipo oksigenase sehingga dapat menghambat peradangan
atau pembengkakan pada kasus hiperurisemia.
• Menurut Waly (2019), selain kandungan flavonoid, kandungan fenolik lainnya
terutama antosianin dan asam fenolat juga memiliki potensi untuk
menurunkan kadar asam urat.
B. Keamanan Herba Tempuyung

• Pada penelitian yang dilakukan oleh Winarno, dkk (2014)


menunjukkan bahwa pemberian ramuan herba tempuyung
pada tikus yang mengalami hiperurisemia selama 6 jam
nampak normal pada aktivitas spontan, peka sentuhan, dan
rasa nyeri. Pemberian ramuan hiperurisemia dengan dosis
10944mg/200gBB tidak menimbulkan kematian.
• Pemberian ramuan hiperurisemia dengan dosis 342mg selama
45 hari berturut-turut menunjukkan peurunan berat badan
hanya sampai minggu ke-2 kemudian naik kembali hingga
minggu ke-6. tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi keadaan
sel darah merah, putih, HB, SGPT, SGOT, ureum dan kratinin.
• Sedangkan pemberian dosis yang sama selama 90 hari
mengalami pola penurunan berat badan yang terjadi pada
minggu pertama kemudian naik hingga minggu ke-11.
4. Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.)
A. Khasiat Kayu Secang untuk
Asam Urat
• Penggunaan obat herbal dapat digunakan sebagai terapi pendamping
maupun sebagai terapi alternatif dalam menanggulangi penyakit asam
urat (Syarifudin, 2019). Salah satu obat herbal yang memiliki banyak
khasiat dalam mengobati penyakit ialah secang (Caesalpinia sappan L.)
menurut Fahrudin (2016) secang dikenal sebagai bahan ramuan untuk
mengatasi oenyakit asam urat. Kandungan kimia yang terdapat pada kayu
secang menurut Badami et al., (2005) adalah flavonoid, ombuim,
kuersetin, ramnetin, sappan kalkon, dan sappanol. Sedangkan menurut
Kusumawati (2018) kandungan yang terdapat dalam secang adalah
pigmen, tanin, brazilin, asam tanat, resin, resorsin, sappanin, dan asam
galat.
• Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ningsih (2017) kandungan
flavonoid dan terpenoid sebagai antioksidan dapat membantu pemulihan
terhadap peradangan sendi, dan kekuatan menginhibisi XO (xanthin
oksidase) sebesar 98% dapat mencegah pembentukan asam urat.
• Pemberian secang dapat mempengaruhi kadar asam urat pada lansia
meski tidak disertai dengan terapi farmakologis.
B. Keamanan Kayu Secang

Sama halnya dengan ramuan jamu untuk asam


urat yang mengandung daun tempuyung, ramuan
jamu yang berisi dengan takaran 2 g tempuyung,
daun (Sochung arvensis), 5 g kayu secang
(Caesalpinia sappan L.), 3 g daun kepel
(Stelechocarpus burahol), 3 g rimpang jahe (Zingiber
officinale), 3 g rimpang kunyit (Curcuma domestica
Val), dan 3 gram meniran herbal (Phyllanthus
urinaria) disimpulkan bahwa pemberian jamu
penurun darah asam urat sampai hari ke 28 tidak
mengganggu liver, ginjal, dan fungsi darah. (Agus
triyono dan Fajar Novianto dari B2P2TOOT, 2014 )
5. Herba Meniran (Phyllanthus niruri)
A. Khasiat Herba Meniran untuk
Asam Urat
Penelitian Murugaiyah (2006), menunjukkan ekstrak
metanol Phyllanthus niruri (Euphorbiaceae) memiliki aktivitas
penurunan asam urat pada tikus hiperurisemia. Fraksinasi
menghasilkan phyllanthin, hypophyllanthin, phyltetralin dan
niranthin sebagai konstituen bioaktif yang secara signifikan
membalikkan kadar asam urat plasma hewan hyperuricemic
ke tingkat normal sebanding dengan obat yang digunakan
secara klinis (Murugaiyah dan Chan, 2006).
Lignan bioaktif, phyllanthin, hypophyllanthin dan
phyltetralin meningkatkan ekskresi asam urat urin.
Phyllanthin meningkatkan ekskresi dan pembersihan asam
urat urin yang bergantung pada dosis
A. Khasiat Herba Meniran untuk
Asam Urat
• Dosis 10 mg/kg menunjukkan potensi yang sama dengan
benzbromaron (10 mg/kg) probenesid (50 mg/kg).
• Sebaliknya, dosis scopoletin lebih dari 100 mg/kg, agen
urikosurik dari Erycibe obtusifolia meningkatkan kadar
asam urat urin tikus hiperurisemia pada tingkat yang
sama seperti probenesid (100 mg/kg).
• Phyllanthin menunjukkan aktivitas urikosurik yang mirip
dengan benzbromarone, dengan penghambatan
reabsorpsi di situs reabsorpsi pasca-sekresi dari tubulus
konvulasi proksimal.
B. Keamanan Herba Meniran

Tidak seperti benzbromarone, Phyllanthus niruri dan


lignannya (phyllanthin dan hypophyllanthin) dilaporkan
memiliki sifat hepatoprotektif (Syamasundar et al., 1985;
Harish dan Shivanandappa, 2006).
Keuntungan lain dari penggunaan Phyllanthus niruri
dibandingkan agen urikosurik lainnya adalah sifat antiurolitik
yang dapat meminimalkan risiko deposisi asam urat di
tubulus pengumpul yang biasa diamati dengan penggunaan
obat urikosurik lainnya (Freitas et al., 2002; Barros et al.,
2006).
6. Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorriza)
A. Khasiat Rimpang Temulawak
untuk Asam Urat
• Hasil skrining fitokimia diperoleh bahwa didalam rimpang temulawak
terdapat beberapa senyawa yaitu flavonoid, alkaloid, glikosida, dan
triterpennoid.
• Menurut Lallo dkk., 2018 Flavonoid yang terkandung pada rimpang
temulawak bekerja dengan menghambat kerja xantin oksidase
sehingga dapat menurunkan produksi asam urat. Senyawa flavonoid
juga mempunyai aktifitas sebagai antioksidan yang dapat
menghambat kerja radikal bebas sehingga kerusakan sel terhambat.
• Menurut Cos et al., 1998 Jenis flavonoid yang berperan dalam
mekanisme penghambatan enzim xantin oxidase yaitu flavon dan
flavonol. Adanya senyawa yang lain selain flavonoid yang terkandung
didalam rimpang temulawak kemungkinan juga dapat berperan dalam
menurunkan kadar asam urat. (Tarigan, Bahri, & Saragih, 2012).
B. Keamanan Rimpang
Temulawak
• Penelitian Kohli K, et al (2005), kandungan kurkumin pada
temulawak juga menghambat radang sendi pada tikus
dengan dosis 40 mg / kg, memiliki indeks ulcerogenik yang
lebih rendah (0,60) dibandingkan fenilbutazon (1,70) (obat
antiinflamasi yang sering digunakan untuk mengobati
radang sendi dan gout).
• Keamanan = tidak menunjukkan toksisitas akut dengan
dosis hingga 2 g / kg berat badan
B. Keamanan Rimpang
Temulawak
• Penelitian Agus triyono dan Fajar Novianto dari B2P2TOOT
(2014), jamu dengan takaran 2 g tempuyung, daun
(Sochung arvensis), 5 g kayu secang (Caesalpinia sappan
L.), 3 g daun kepel (Stelechocarpus burahol), 3 g rimpang
jahe (Zingiber officinale), 3 g rimpang kunyit (Curcuma
domestica Val), dan 3 gram meniran herbal (Phyllanthus
urinaria) disimpulkan bahwa pemberian jamu penurun
darah asam urat sampai hari ke 28 tidak mengganggu liver,
ginjal, dan fungsi darah.
KESIMPULAN
• Kandungan pada Rimpang Kunyit (Curcuma domestica) yang berkhasiat untuk asam urat
adalah cynnamyl tiglate (C14H16O2), eucalyptol (C10H18O), methylol pinene (C11H18O)
dan bicyclo 3.3.1 non-2-en9-ol (C9H14O). Dosis yang bisa digunakan adalah 25 mg/kgBB.
• Kandungan pada Daun Kepel (Stelechocarpus burahol) yang berkhasiat untuk asam urat
adalah Flavonoid dan terpenoid. Dosis yang bisa digunakan adalah 3 gram.
• Kandungan pada tanaman Tempuyung (Sochus arvensis L.) yang berkhasiat untuk asam
urat adalah flavonoid. Dosis yang digunakan adalah 300mg/kgBB.
• Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) mengandung phenolics, flavonoids, tannins,
polyphenols, cardenolin, anthraquinone, sappan chalcone, caesalpine, resin, resorcin,
brazilin, d-alfa phallandren, oscimenen, dan essential oils, namun belum diketahui aktivitas
spesifik yang dapat berkhasiat untuk asam urat. Dosis yang bisa digunakan adalah 5 g.
• Kandungan pada Meniran (Phyllantus niruri) yang berkhasiat untuk asam urat adalah
Phyllanthin, hypophyllanthin dan phyltetralin. Dosis yang bisa digunakan adalah 9 g.
• Kandungan pada Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorizza) yang berkhasiat untuk asam
urat adalah Flavonoid golongan flavon dan flavonol. Dosis yang bisa digunakan adalah 9 g.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiyanto, D., A. Triyono, U. Nisa, U. Fitriani, F. Novianto, dan Z. Zulkarnain. 2021. The use of hyperuricemia herbs at “ hortus
medicus ” herbal medicine clinic tawangmangu. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan Indonesia. 12(2):158–165.
Fahrudin, F. (2016). Ekstrak Secang Sebagai B ahan Diuretikum (Percobaan Terhadap Tikus Putih Jantan Galur Spraque Dawley).Al-
Kauniyah Jurnal Biologi, 7(2), 89–93.
Kholilah, P. dan R. Bayu. 2019. Aktivitas farmakologis zingiber officinale rosc., curcuma longa l., dan curcuma xanthorrhiza roxb. : review.
Farmaka. 17(2):150–160.
Megawati, A. dan S. Yuliana. 2019. Uji efek ekstrak etanol rimpang temulawak (curcuma xanthorrhiza roxb.) terhadap penurunan kadar asam
urat tikus wistar yang diinduksi potasium oksonat secara in vivo. Cendekia Journal of Pharmacy. 3(Vol 3, No 2 (2019): Cendekia
Journal of Pharmacy):85–95.
Muniroh, L., S. Martini, T. S. Nindya, dan R. Solfaine. 2010. MINYAK atsiri kunyit sebagai anti radang pada penderita gout artritis dengan
diet tinggi purin pendahuluan. Makara Kesehatan. 14(2):57–64.
Murugaiyah, V. dan K. L. Chan. 2006. Antihyperuricemic lignans from the leaves of phyllanthus niruri. Planta Medica. 72(14):1262–1267.
Murugaiyah, V. dan K. L. Chan. 2009. Mechanisms of antihyperuricemic effect of phyllanthus niruri and its lignan constituents. Journal of
Ethnopharmacology. 124(2):233–239.
Narendra, K., J. Swathi, K. Sowjanya, dan A. Satya Savithri. 2012. Phyllanthus niruri: a review on its ethno botanical, phytochemical and
pharmacological profile. Journal of Pharmacy Research. 5(9):4681–4691.
DAFTAR PUSTAKA
Sri Ningsih. 2017. Aktivitas Inhibisi Xantin Oksidase dan Kandungan Senyawa Polifenol Ekstrak Secang(Caesalpinia sappan L.) Pusat
Teknologi dan Media. Tangerang
Sunarmi, T., S. Pramono, dan R. Asmah. 2007. Flavonoid antioksidan penangkap radikal bebas dari daun kepel (stelechocarpus burahol
(bl.) hook f. & th). Majalah Farmasi Indonesia. 18(13):111–116.

Sunarni, T., F. Leviana, I. Fidrianny, M. I. C. Iwo, dan K. R. Wirasutisna. 2015. Antihyperuricemic activity of four plants annonaceae using
hyperuricemic rats model and enzyme assay. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research. 8(6):250–253.
Syarifuddin, L. A., Taiyeb, A. M., & Caronge, M. W. (2019). Hubungan Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan Kadar Asam Urat Dalam
Darah Pada Penderita Asam Urat ( Gout ) di Wilayah Kerja Puskesmas Sabbangparu Kabupaten Wajo. 372–381.
Triyono, A. dan F. Novianto. 2019. Clinical study of the efficacy and safety of jamu for hyperuricemia. Farmasains : Jurnal Farmasi Dan Ilmu
Kesehatan. 4(1):13-17.
Tuswandi Waly, Rama, Nurbaiti. 2019. Comparison of the Reduction of Uric Acid Level By Administration of Tempuyung. Faculty of Medicine.
Universitas Swadaya Gunung Jati. Cirebon
Wardani, C.G.T. Potensi Ekstrak Tempuyung dan Meniran sebagai Antiasam urat: Aktivitas Inhibitor terhadap Xantin Oksidase. 2008. Skripsi.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Anda mungkin juga menyukai