Anda di halaman 1dari 3

Efek sinergis ramuan obat tradisional penyakit hiperurisemia

Daun kepel dan kayu secang memiliki kandungan kimia flavonoid yang telah diteliti
mampu menurunkan kadar asam urat dalam darah. Aktivitas hipourisemia diperoleh melalui
penghambatan enzim xantin oksidase, yaitu enzim yang berperan sebagai katalisator dalam
proses oksidasi hipoxantin menjadi xantin dan kemudian menjadi asam urat. Flavonoid juga
bersifat sebagai antioksidan penangkal radikal superoksida (Kementrian Kesehatan RI, 2017).

Daun tempuyung memiliki efek diuretika sehingga dapat bersifat urikosurik melalui
eliminasi asam urat dalam kandung kemih, selain itu daun tempuyung juga mempunyai
kandungan flavonoid yang cukup tinggi. Golongan flavonoid yang berperan aktif terhadap
penurunan kadar asam urat yaitu golongan flavon yang terdiri dari luteolin-7-glukosida dan
apigenin-7-glukosida yang bersifat antioksidan yang dapat menghambat kerja enzim xanthine
oxside dan superoksida, sehingga menghambat atau mengurangi pembentukan asam urat
(Departemen Kesehatan RI, 1995). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Muhtadil dkk.,
(2015) kandungan tempuyung yang kemungkinan mempunyai aktivitas inhibitor enzim XO
adalah golongan flavonoid. Dalam penelitian ini Ekstrak daun tempuyung dosis 200
mg/kgBB dapat memberikan penghambatan terhadap enzim xanthine oxidase sebesar 70,30%
± 3,70% pada mencit hiperurisemia. Sedangkan allopurinol dosis 10 mg/kgBB memberikan
penghambatan terhadap xanthine oxidase sebesar 90,24% ± 0,33%.

Ketiga tanaman obat lainnya yang ditambahkan kedalam komposisi ramuan obat
tradisional hiperurisemia adalah rimpang temulawak, rimpang kunyit dan herba meniran.
Dimana rimpang temulawak dan rimpang kunyit mempunyai kandungan kurkumin.
Kurkumin merupakan senyawa aktif yang termasuk kedalam golongan kurkuminoid, dan
memiliki beberapa efek biologis, yaitu efek antidislipidemia, antioksidan, antiinflamasi,
melancarkan metabolisme, serta menyehatkan fungsi hati (Akram, 2010). Menurut penelitian
yang dilakukan Fahryl dkk., (2019) kunyit dapat digunakan sebagai agen antiinflamasi pada
penderita gout dan huperuresemia (asam urat), karena didalam rimpang kunyit terdapat
senyawa aktif utama yaitu kukurminoid yang terdiri dari tiga penyusun yaitu kurkumin,
demethoxycurcumin, dan bisdemethoxycurcumin. Kurkumin yang ada di dalam kunyit telah
banyak diteliti memiliki khasiat sebagai agen antiinflamasi.

Herba meniran (Phyllanthus niruri L.) mengandung senyawa kimia turunan lignan,
alkaloid, flavonoid dan triterpenoid. Isolat senyawa lignan ekstrak daun meniran memberikan
efek antihiperurisemia pada tikus yang dibuat hiperurisemia (Murugaiyah dan Chan, 2006).
Lignan merupakan fitoestrogen yang membantu pengeluaran asam urat melalui ginjal.
Sedangkan flavonoid berperan menurunkan kadar asam urat mencit yang hiperurisemia
dengan pemberian isolat flavonoid ekstrak herba meniran. Flavonoid merupakan antioksidan
yang menghambat kerja enzim xantin oksidase dan superoksidase sehingga asam urat dalam
darah tidak terbentuk (Heri, 2004). Selain itu, kandungan herba meniran juga berperan
sebagai penambah daya tahan tubuh (immunostimulan) (Kardinan dkk., 2004).

Sehingga dapat simpulkan bahwa formula ramuan jamu tradisional ini telah memiliki
efek sinergis untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah. Efek sinergis tersebut
disebabkan oleh kandungan berbagai metabolit sekunder yang terdapat pada masing-masing
tanaman terutama flavonoid dengan menghambat kerja enzim xanthine oxside dan
superoksida, sehingga dapat mengurangi atau menghambat pembentukan asam urat. Adanya
senyawa kurkumin dari rimpang kunyit dan temulawak dapat sebagai antiinflamasi pada
penyakit hiperurisemia, selain itu kandungan pada herba meniran juga berperan sebagai
penambah daya tahan tubuh.

DAPUS

Akram, M., Shahab-uddin, Ahmed, A., Usmanghani, K., Hannan, A., Mohiuddin, E., Asif,
M. 2010.Curcuma Longa and Curcumin; a Review Article. Romanian Journal of
Biology – Plant Biolgy,55 (2), 65-77.

Kementerian Kesehatan RI. 2017. Jamu Saintifik. Karanganyar: Badan Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisonal.

Departemen Kesehatan RI. 1995. Materia medika indonesia. Journal of Chemical


Information and Modeling. 53(9):1689–1699.

Muhtadil, N. Wahyuningtyas, E. M. Sutrisna, dan A. Suhendi. 2015. UJI penghambatan


xanthine oxidase oleh ekstrak daun tempuyung ( sonchus arvensis ) pada mencit
hiperurisemia. University Research Colloquium. 82–88.

Fahryl, N., & Carolia, N. 2019. Kunyit (Curcuma domestica Val) sebagai Terapi Artritis
Gout. Jurnal Majority

Murugaiyah V. dan Chan K.L. 2006. Antihyperuricemic Lignans From The Leaves of
Phyllanthus niruri. Planta Medica 72 : 1262-1267.

Heri. 2004. Majalah Tanaman Obat Herba. Edisi 26. Jakarta : Yayasan Pengembangan
Tanaman Obat Karyasari, hh : 25-26.
Kardinan, A & Kusuma, F.R., 2004, Meniran, Penambah Daya Tahan Tubuh Alami. Jakarta:
Agromedia Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai