Anda di halaman 1dari 30

Hubungan Fitoterapi dan Fit

okimia dengan sistem imun


Kelompok 7
 Putra mulvi

 Sintia monica

 Trie Utami

 Thara Tianty
Pengertian fitoterapi

 Penggunaan tanaman ,bagian tanaman ,sedia


an yang terbuat dari tanaman untuk pengoba
tan dan pencegahan penyakit
 Bagian penting fitoterapi adalah bagian tumb

uhan yang berfungsi sebagai obat


Sejarah fitoterapi
 Diperkenalkan oleh dokter Henri leclere (187
0-1955) dari Perancis .
 Sistem pengobatan menggunakan tanaman s

udah dikenal ribuan tahun lalu seperti pengo


batan di Cina,Tibet, dan Ayurveda dari India.
 Di jerman pada masa kebangkitan fitoterapi s

istem pengobatan menjadi berkembangpesat


,dalam sistem pluralisme ini ilmu pengoatan
modern dan fitoterapi menjadi bagian dalam i
lmu pengobatan
Ilmu pengobatan herbal

Fitokimia fitofarmasi

Fitofarmakolog
Fitoterapi i,
 Hal ini meliputi Fitokimia (mempelajari senya
wa kimia yang terdapat dalam tumbuhan tuju
annya untuk mengidentifikasi komponen kimi
a
 Fitofarmasi (sediaan bahan alam)
 Fitofarmakologi (penelitian khusus campuran

senyawa kimia)dan
 Fitoterapi (menggambarkan potensi dan bata

san obat herbal yang digunakan untuk pengo


batan manusia. Dapat direkomendasikan oleh
praktisi yang kompeten
Fitoterapi dalam Kelompok Terapi

 Obat herbal harus diuji menggunakan met


ode yang sama untuk menguji obat sintetik
 Sebagian besar indikasi fitoterapik berasal

dari pengalaman pada obat herbal yang tel


ah berusia ratusan bahkan riban tahun.
Fitoterapi da pencegahan
 Toleransi obat herbal lebih ke arah untuk pen
cegahan,karena kebanyakan membutuhkan w
aktu terapi jangka panjang,yang awalnya dise
but dengan terapi stimulasi ,dimana herbal le
bih merangsang efek simptomatik.
Jurnal sumber informasi Obat Herbal

 Jurnal terbitan Elseiver http//:www..sci


encedirect.com.
 Acta Chimica Sinica China
 American Journal of Clinical Nutrition a

merika
 Archives of Pharmacal Research korea
 Biochemical Pharmacology Inggris
Jenis Obat Herbal
1.
1. Teh mengandung satu atau lebih simplisia untuk peng
gunaan larutan oral

2.
2. Jus (succus) sediaan cair dibuat melalui maserasi atau
pengepresnan simplisia segar

3.
3. Tingtur dibuat dengan mengekstraksi simplisia mengg
unakan alkohol dg cara maserasi atau perkolasi mengg
unakann pelarut yang sesuai dg monografi

4.
4. Ekstrak sedian padat,kental,cair yang dibuat dg mngek
strak simplisia menggunakan air,alkohol,atau hidroalko
hol
Regulasi Obat Herbal

Obat tradisonal • Dibuat dg teknologi sederhana dg tingkat


jamu pembuktian keamanan dan khasiat empirik

Obat herbal • Terbukti aman dan mengalami uji khasiat


terstandar(OHT) praklinik

• Khasiat telah dibuktikan secara praklinik


Fitofarmaka dan klinik
Journal of Nutrition College, Volume 4, No
mor 2, Tahun 2015, Halaman 409-415

• Manfaat kesehatan ekstrak lompong mentah karena kandungan


senyawa fitokimia yang terdapat didalamnya. Senyawa fitokimia
tersebut diantara lainnya yaitu senyawa flavonoid berupa
orientin, isoorientin, isovitexin, vicenin-2, orientin 7-O-
glucoside, leteolin 7-O-glucoside.
• Ekstrak lompong juga mengandung senyawa terpenoid dan
anthocyanins seperti cyanidin-3-glucoside, pelargonidin-3-
glucoside dan cyanidin-3-rhamnoside yang terbukti memiliki
aktivitas antioksidan. Saponin dan tanin juga terdapat pada
ekstrak lompong mentah
 Adanya pengaruh ekstrak lompong mentah terhada
p aktivitas fagositosis disebabkan karena kandunga
n yang terdapat pada ekstrak lompong mentah.

 Sesuai dengan penelitian sebelumnya ekstrak lompo
ng mentah mengandung flavonoid.12Ekstrak lompo
ng mentah mengandung 0.198% phenol, 0.261% tan
in dan 0.88% flavonoid.
 Flavonoid memiliki efek anti tumor, antioksidan im
munostimulant, anti radang, analgesik, anti virus, a
nti fungi dan anti bakteri. Senyawa flavonoid telah t
erbukti dapat meningkatkan IL-2 dan proliferasi lim
fosit

 Salah satu respon imun seluler berupa produksi Nitrit Oksida (NO) ol
eh makrofag.12 Makrofag dapat diaktivasi oleh LPS (lipopolisakarid
a) bakteri, sel tubuh yang rusak, maupun oleh IFN-γ (interferon gam
ma).

 Makrofag yang telah teraktivasi tersebut akan memakan bakteri intr
aseluler kemudian akan memproduksi, nitrit oksida (NO), lisosim, ko
mplemen, hidrogen peroksida elastase dan kolagenase, IL-1, IL-12,
IL-10, protrombin.12 Jika makrofag teraktivasi maka transkripsi gen
yang menginduksi iNOS akan meningkat, sehingga akan menghasilk
an NO dalam jumlah yang lebih banyak. NO akan berperan sebagai i
mmunoregulator dan immunosupresif
Tanaman sirih
 Tanaman sirih merah mengandung senyawa fit
okimia yakni alkaloid, terpenoid, saponin, tani
n dan flavonoid.4,20 Alkaloid merupakan seny
awa fitokimia yang paling banyak di produksi s
irih merah.
 Kandungan kimia lainnya yang terdapat di dau
n sirih merah adalah minyak atsiri, hidroksikav
icol, kavicol, kavibetol, allylprokatekol, karvakr
ol, eugenol, p-cymene, cineole, caryofelen, ka
dimen estragol, terpenena, dan fenil propada
 Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakte
ri. Mekanismenya dengan mengganggu kompon
en penyusun peptodoglikan pada sel bakteri, se
hingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secar
a utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut
 Flavonoid memiliki mekanisme kerja dalam men
ghambat pertumbuhan bakteri dengan cara inak
tivasi protein (enzim) pada membran sel sehingg
a mengakibatkan struktur protein menjadi rusak
.
 Ketidakstabilan pada dinding sel dan membran s
itoplasma menyebabkan sel bakteri menjadi kehi
langan bentuk dan terjadi lisis
JF FIK UINAM Vol.4 No.1 2016

 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat d


isimpulkan bahwa fraksi daun katuk (Sauropus and
rogynus L. Merr) dapat memberikan pengaruh terha
dap aktivitas dan kapasitas fagositosis makrofag.
 Konsentrasi yang lebih berpotensi memberikan efek

imunostimulan dari fraksi daun katuk (Sauropus an


drogynus L. Merr) adalah pada kelompok kelima de
ngan pemberian fraksi 2%/kg BB serta dalam tinjau
an Islam fraksi daun katuk (Sauropus androgynus L.
Merr) dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat.
Daun katuk
JURNAL BIOLOGI PAPUA ISSN: 2086-3314
Vol 8, No 1, Halaman: 13–22 E-ISSN: 2503-0450
April 2016

 Hasil skrining fitokimia ekstrak sarang semut


(M. beccarii) menunjukkan bahwa ekstrak me
ngandung senyawa metabolit sekunder flavon
oid dalam jumlah banyak dan tanin dalam ju
mlah sedang, serta saponin dalam jumlah yan
g sedikit efek konsumsi flavonoid antara lain
anti- inflamasi, anti-alergi, antimikroba, hepa
toprotek-tif, antivirus, antitrombotik, kardiop
rotektif, penguatan kapiler, efek antidiabetes,
anti kanker dan antineoplastik, dan lain-lain
Efektivitas Ekstrak Buah Pare (Momordica charantia) dan Bu
ncis (Phaseolus vulgaris) untuk Penurunan Kadar Gula Dara
h dan AUC (Area Under Curve) Tikus Anisyah Achmad 1* ,
Dhea Novakinanda Regar2 , Harwoko2
 Buah Buncis telah digunakan sebagai fitoterapi oleh seb
agian masyarakat untuk menurunkan kadar gula darah
penderita diabetes mellitus. 4 Buncis mengandung gua
va polyphenol yang bersifat anti oksidan. Konsumsi bu
ncis menurunkan kadar gula darah karena stimulasi sek
resi insulin. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya kan
dungan insulin dalam darah setelah pemberian ekstrak
buncis. Buah pare selain dikenal sebagai sayuran juga d
igunakan sebagai obat tradisional. Beberapa hasil penel
itian menyimpulkan bahwa perasan buah pare dapat m
enurunkan kadar glukosa darah. Buah pare mengandun
g momordisin, momordin, asam resinat dan sterol
 Berdasarkan analisis data uji LSD menunjukkan
bahwa perlakuan dengan kombinasi ekstrak eta
nol buah pare konsentrasi 50% (125 mg/kg BB)
dan buncis konsentrasi 50% (100 mg/kg BB) me
nghasilkan efek hipoglikemik paling baik jika di
bandingkan dengan kelompok perlakuan lain (p
0,05
 Campuran ekstrak buah pare (Momordica chara
ntia) dan buncis (Phaseolus vulgaris) dapat men
urunkan kadar gula darah tikus dengan efek sin
ergisme optimal dengan perbandingan konsent
rasi 50%:50%.
PEMANFAATAN DAUN SALAM (Eugenia polyantha) SEB
AGAI OBAT HERBAL DAN REMPAH PENYEDAP MAKANA
N Kun Harismah1 dan Chusniatun2
 pemberian ekstrak daun salam pada tikus puti

h jantan galur Wistar hiperlipidemia dengan do

sis bertingkat yang diperoleh dari daun salams

egar sebesar 0,18 gram, 0,36 gram, dan 0,72

gram setiap hari selama 15 hari,dapat menuru

nkan kadar trigliserida serum tikus tersebut, d

engan penurunan paling besar pada pemberia

n dosis 0,72 gram daun salamsegar. Adanya p

enurunan kadar trigliserida setelah pemberian

ekstrak daun salam membuktikan bahwa terda

pat senyawasenyawa aktif dalam daun salam y

ang mampu menurunkan kadar trigliserida ser

um. Hanya dalam kurun waktu yang singkat ya

itu selama 15 hari,


 Penurunan LDL
 Potensi menurunkan kadar asam u
Pemberian diet ekstrak dau rat
n salamperoral pada tikus
wistar hiperlipidemia denga Hasil penelitian Muhtadi, dkk (201
n dosis 0,18 g daun salam 0) berdasarkan data uji praklinik an
segar/hari; 0,36 g daun sal tihiperurisemia, ekstrak daun salam
dan jinten hitam (Nigella sativa Lin
am segar/hari; 0,72 g daun n) dan kombinasinya dengan dosis t
salam segar/ hari selama 1 unggal 200 mg/kgBB terbukti berpo
5 hari dapat menurunkan k tensi menurunkan kadar asam uratd
adar low density lipoprotei alam darah mencit putih jantan galu
n (LDL) kolesterol serum tik r BalbC yang diinduksi potassium o
ksonat dengan prosentase penurun
us secara bermakna (p an kadar asam urat berturut-turut a
dalah 79,35%, 61,29%, dan 72,90%.
Sedangkan penurunan oleh allopuri
nol sebesar 93,55%
E-JURNAL MEDIKA, VOL. 5 NO.10, OKTOBER, 2016 1 http://ojs.unud.ac.
id/index.php/eum PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN SALA
M (EUGENIA POLYANTHA) TERHADAP VIABILITAS SEL LIMFOSIT PADA KUL
TUR PBMC YANG DIPAPAR H2O2 3% Agus Dody Pranata Suadi Putra1 , I
Gusti Kamasan Nyoman Arijana2

 Peningkatan viabilitas sel limfosit pada


 Ekstrak etanol daun salam (Eug
berbagai konsentrasi ekstrak etanol da
enia polyantha) mampu menin un salam (Eugenia polyantha) disebabk
gkatkan viabilitas sel limfosit d an oleh kandungan zat aktif yang terd
ari paparan H2O2 3%. Viabilitas apat pada ekstrak tersebut. Daun sala
sel limfosit yang mendapat pap m memiliki banyak kandungan zat akti
aran H2O2 3% lebih tinggi pad f, tetapi kandungan zat aktif flavonoid
a kelompok yang mendapat ek dalam ekstrak etanol daun salam (Euge
strak etanol daun salam diban nia polyantha) yang diduga memiliki p
otensi sebagai pelindung sel limfosit d
dingkan dengan yang tidak me
ari kematian yang disebabkan oleh pap
ndapatkan ekstrak etanol daun aran H2O2 3%. Flavonoid dalam tubuh
salam. manusia berfungsi sebagai antioksidan
. Selain itu, flavonoid dapat meningkat
kan sistem imunitas sebagai antiinflam
asi, analgesik, dan anti bakteri.6
Pengaruh ekstrak buah naga daging merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap berat badan, in
deks fagositosis makrofag dan produksi nitrit oksida makrofag (Studi pada mencit BALB/c y
ang diinfeksi Salmonella typhimurium)
Kusdalinah1, Andrew Johan2, Noor Wijayahadi3

Hylocereus polyrhizus merupakan kelomp


ok buah naga merah bahwa khasiat buah n
aga merah membantu meningkatkan daya
tahan tubuh, menambah selera makan, da
n bermanfaat bagi metabolisme tubuh ma
nusia.

 Infeksi saluran cerna pada hewan coba


menyebabkan hypophagia (intake maka
n berkurang), penurunan berat badan
(BB). Hylocereus polyrhizus sejauh ini ju
ga belum pernah dilaporkan. Oleh kare
na itu penulis tertarik untuk membuktik
an efek Hylocerus polyrhizus terhadap
peningkatan BB, peningkatan indeks fa
gositosis makrofag dan produksi NO m
akrofag pada mencit BALB/c yang diinfe
ksi Salmonella typhimurium.
Lanjutan
 Bakteri intraseluler dan termasuk se  Buah naga daging merah (Hyl
bagai bakteri gram negatif. Sifat bak ocereus polyrhizus) termasuk
teri ini menghindar dari respon imun
humoral inang karena mereka tumb
buah eksotis yang terkenal me
uh dalam sel, khususnya sitoplasma mpunyai nilai gizi yang tinggi
fagosit. Bakteri menghindar dari per dan tersedia di seluruh dunia
angkap fagosom sehingga ia tetap b untuk mengatasi masalah kes
ebas dalam sitoplasma dan terhindar ehatan.7 Total polifenol buah
dari proses pembunuhan selanjutnya
. Untuk menghadapi bakteri jenis ini
naga daging merah lebih tingg
maka tubuh inang melakukan respo i dari pada buah-buahan sum
n imun selular untuk membunuhnya. ber polifenol lainnya seperti n
4,5 Salah satu upaya tubuh untuk m anas, pepaya, tomat, cheri, da
empertahankan diri dari masuknya a n blueberi.8,9 Menurut Al Leo
ntigen bakteri yaitu menghancurkan
ng dari Johncola Pitaya Food
bakteri bersangkutan secara non spe
sifik dengan proses fagositosis R & D, organisasi di Malaysia y
ang meneliti tanaman kaktus.
Lanjutan
 Vitamin B2 dalam Hylocereus p
 Rerata BB kelompok perlakuan lebi
h tinggi dibandingkan dengan kelo
olyrhizus bisa membantu mena
mpok kontrol, Efek Hylocereus pol mbah selera makan pada kelo
yrhizus secara bermakna meningk mpok perlakuan, selain itu vita
atkan BB.Vitamin B2 atau riboflavin min B2 berperan sebagai koen
pada Hylocereus polyrhizus berma zim dalam proses metabolisme
nfaat menambah selera makan. energi.

Riboflavin berfungsi sebagai koenzim Vitamin B2 inilah yang kemungkinan


flavin mono nukleotida (FMN) dan menyebabkan salah satu terjadinya
flavin adenin dinukleotida (FAD) yang peningkatan BB pada kelompok
berperan dalam metabolisme energi, perlakuan meskipun kondisi mencit
dalam keadaan terinfeksi Salmonella
pernafasan, jaringan dan pemindahan typhimurium
hidrogen, selain itu riboflavin
diperlukan untuk pertumbuhan,
penglihatan dan kesehatan kulit.
 Berat badan kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan k
elompok kontrol, secara statistik bermakna (p=0,037). Indeks fagosi
tosis makrofag pada kelompok perlakuan lebih rendah dibandingkan
dengan kelompok kontrol, secara statistik tidak bermakna (p=0,154)
. Produksi NO makrofag pada kelompok perlakuan lebih tinggi diban
dingkan dengan kelompok kontrol, namun secara statistik tidak ber
makna (p=0,332).

Anda mungkin juga menyukai