Anda di halaman 1dari 9

JURNAL Kefarmasian Indonesia

p-ISSN: 2085-675X e-ISSN: 2354-8770


JKI
Uji Klinik Keamanan Ramuan Jamu Penurun Kolesterol
Clinical Trial to Assess The Safety of Cholesterol Lowering-Herbs
Zuraida Zulkarnain*, Agus Triyono, Danang Ardiyanto, Saryanto

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu, Karanganyar, Indonesia
*E-mail: zuraida.zu@gmail.com

Abstrak
Kata kunci: Keamanan sebuah ramuan jamu perlu diteliti untuk menjamin penggunaannya di masyarakat.
Jamu; Pengembangan dari Program Saintifikasi Jamu telah menghasilkan ramuan jamu penurun
Hiperkolestero kolesterol yang terdiri dari 7 jenis tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
lemia; Keamanan keamanan ramuan jamu penurun kolesterol tersebut. Penelitian ini merupakan uji klinik fase
.
satu dengan desain pre-post satu grup yang melibatkan 50 subjek hiperkolesterolemia ringan,
tanpa komplikasi dan komorbid penyakit lain. Intervensi dilakukan selama 28 hari di Rumah
Riset Jamu (RRJ) Hortus Medicus pada tahun 2014. Parameter luaran meliputi tanda, gejala
klinik, pemeriksaan laboratorium fungsi hati (SGOT, SGPT), fungsi ginjal (ureum, kreatinin)
Keywords:
Jamu; dan darah rutin (hemoglobin, angka leukosit, angka trombosit dan hematokrit). Subjek diminta
Hypercholeste untuk merebus jamu setiap hari dan meminumnya 2 kali sehari. Data dianalisis secara
rolemia; deskriptif dan statistik menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan terjadi
Safety peningkatan frekuensi BAB pada 92% subjek dan rasa mulas saat akan BAB pada 34% subjek.
Efek samping tersebut masih berada dalam batas normal dan dapat ditoleransi oleh subjek.
Hasil uji statistik t berpasangan tidak menunjukkan perbedaan rerata parameter laboratorium
pada H-14 dan H-28 dibandingkan H-0 (p > 0,05). Ramuan jamu penurun kolesterol dalam
penelitian ini tidak mengubah fungsi hati, ginjal dan darah, dengan efek samping ringan yaitu
peningkatan frekuensi BAB dan nyeri perut (mulas).
Received:
08-05-2020
Revised: Abstract
28-07-2020 Research on the safety of Jamu (herbal medicine) formula is important to guarantee its use in
Accepted: community. The Jamu Saintification development program has been resulted a cholesterol-
21-09-2020 lowering herb containing of 7 plants. This study aimed to determine the safety of the
cholesterol-lowering herb. This study is a phase one of clinical trial with a pre-post group
design, a single arm, involving 50 subjects with mild hypercholesterolemia without any
complications and comorbidities. The intervention was conducted for 28 days at the Hortus
Medicus Herbal Medicine Research House (RRJ) in 2014. Outcome parameters included
Jurnal
Kefarmasian clinical signs and symptoms, liver function laboratory tests (SGOT, SGPT), renal function
Indonesia, (ureum, creatinine) and routine blood counts (hemoglobin, leukocyte, platelets, hematocrit).
2021:11(1):8-16 Subjects were requested to boil the herb everyday and drank it twice a day. The data were
analyzed descriptively and statistically using SPSS. The results showed increasing in bowel
frequencies of 92% subjects and abdominal pain in bowel movements of 34% subjects. These
effects were still in a normal range and can be tolerated by the subjects. The paired t test
DOI: analysis showed no differences in average laboratory parameters on day (D)-14 and D-28
https://doi.org/10 compared to the baseline (p > 0.05). The cholesterol-lowering herbal medicine does not
.22435/jki.v11i1.
3186 change the function of the liver, kidneys and blood, with mild side effects of increasing the
frequencies of bowel movements and stomachaches.

8
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2021;11(1):8-16

PENDAHULUAN marketing study, dilakukan saat dosis


optimal sudah diketahui dan produk herbal
Penggunaan obat bahan alam di dunia
sudah dipasarkan, tujuannya adalah untuk
saat ini semakin meningkat. Sebanyak 88%
mengetahui efek toksik yang sangat jarang
dari 170 negara anggota World Health
dan tidak ditemukan pada uji klinik
Organization (WHO) dilaporkan
terdahulu.7
menggunakan dan memiliki regulasi
Program Saintifikasi Jamu adalah salah
tentang obat herbal.1 Sekitar 80% populasi
satu upaya pemerintah untuk memberi
dunia yang berada di negara berkembang,
acuan pemanfaatan jamu berdasarkan
yaitu Asia dan Afrika, telah bergantung
khasiatnya dengan memberikan jaminan
pada produk bahan alam yang merupakan
keamanan dari ramuan jamu tersebut.8
bagian dari budaya mereka untuk
Salah satu yang diteliti adalah ramuan
pengobatan lini pertama.2,3
jamu penurun kolesterol yang terdiri dari
Badan Pengawas Obat dan Makanan
daun jati belanda, daun jati cina, daun
(BPOM) mengelompokkan obat bahan
tempuyung, daun teh hijau, rimpang
alam Indonesia ke dalam tiga kelompok,
temulawak, rimpang kunyit dan herba
yaitu jamu, obat herbal terstandar
meniran.
(OHT), dan fitofarmaka. Pemerintah
Secara khasiat, ramuan jamu tersebut
Indonesia mendorong penelitian terkait
telah teruji mampu menurunkan rerata
penemuan fitofarmaka dengan membentuk
kadar kolesterol total pada 50 penderita
satuan tugas percepatan dan
hiperkolesterolemia ringan, dari 212,42
pengembangan pemanfaatan fitofarmaka.4
mg/dl menjadi 196,6 mg/dl selama 28 hari
Jauh sebelum era fitofarmaka, masyarakat
pemberian.9 Cara kerja ramuan tersebut
Indonesia telah mengenal jamu. Jamu
dalam menurunkan kolesterol adalah
adalah obat tradisional yang dibuat di
secara sinergis menekan nafsu makan,
Indonesia.5 Masyarakat Indonesia telah
mempersingkat waktu transit makanan di
terbiasa menggunakan jamu untuk
usus, penghambatan aktivitas enzim lipase
meningkatkan kebugaran dan mengobati
pakreas, meningkatkan metabolisme tubuh,
beberapa keluhan kesehatan. Jamu masih
menghambat aktivitas enzim Acetyl CoA
bertahan sampai sekarang meskipun
Carboxylase dan 3-hydroxy-3-
banyak praktisi kesehatan memandang
methylglutaryl CoA reductase yang
jamu tidak aman serta mengganggu fungsi
berperan dalam pembentukan sel lemak,
ginjal dan hati.6
WHO telah mengeluarkan panduan uji meningkatkan eliminasi lemak dalam
bentuk asam empedu, meningkatkan
klinik untuk obat herbal sejak tahun 1993.
ekspresi cholesterol 7 α-hydroxylase,
Uji klinik pada obat herbal sama seperti uji
hemeoxygenase 1, dan reseptor low-density
klinik pada obat kimia, yaitu terdiri atas 4
lipoprotein (LDL), aktivasi enzim lecithin-
fase. Fase 1 menilai keamanan dan
cholesterol acyltransferase (LCAT).10–17
kemungkinan manfaat dari suatu ramuan
Masing-masing tanaman obat penyusun
baru atau zat baru pada subjek sehat atau
ramuan jamu telah digunakan secara
menderita sakit ringan sesuai dengan klaim
empiris oleh lebih dari 3 generasi,
formula tersebut dengan jumlah terbatas
sehingga terbukti keamanannya. Namun
dan tanpa kontrol. Fase 2 ditujukan untuk
sebagai bentuk ramuan, uji klinik terkait
menilai khasiat dan keamanan pada
keamanan jamu tersebut perlu dilakukan.
jumlah pasien terbatas dengan desain
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penelitian yang disarankan acak, tersamar
keamanan ramuan jamu penurun kolesterol
ganda, dan menggunakan kontrol. Fase 3
berdasarkan parameter tanda dan gejala
untuk memvalidasi hasil pada uji klinik
klinik, hasil laboratorium fungsi hati,
sebelumnya, dilakukan dengan jumlah
fungsi ginjal dan darah rutin.
pasien lebih banyak, di beberapa senter
dengan desain seperti pada fase 2. Uji
klinik fase 4 atau disebut juga post

9
Uji Klinik Keamanan Ramuan Jamu Penurun Kolesterol ….(Zuraida Zulkarnain, dkk)

METODE Kriteria inklusi dan eksklusi


Kriteria inklusi meliputi usia 25-60
Penelitian ini telah mendapatkan ijin
tahun, pasien lama atau baru dengan
etik dari Komisi Etik Badan Litbang
diagnosis hiperkolesterolemia ringan /
Kesehatan Jakarta dengan nomor
borderline (kolesterol total 200-239 mg/dl)
LB.02.01/5.2/KE.364/2014.
tanpa komplikasi, kondisi pasien stabil
dibuktikan dengan pemeriksaan klinis,
Tempat dan waktu penelitian
laboratorium dan EKG, serta bersedia
Penelitian dilakukan di Rumah Riset
mengikuti penelitian / jadwal follow up
Jamu (RRJ) Hortus Medicus
dengan menandatangani informed
Tawangmangu, Jawa Tengah, dari bulan 9
consent.
September sampai Desember 2014.
Kriteria eksklusi meliputi perempuan
hamil atau menyusui (berdasarkan
Bahan jamu
pengakuan), pasien mengonsumsi obat
Ramuan jamu yang digunakan
atau bahan herbal lain selain bahan uji
berbentuk simplisia kering, dosis satu hari
yang memiliki indikasi untuk menurunkan
terdiri dari 1 gram daun jati cina, 6 gram
kolesterol, serta obat pengencer darah
daun jati belanda, 6 gram daun tempuyung,
seperti warfarin, obat jantung digoxin,
5 gram daun teh hijau, 5 gram rimpang
pasien dengan komplikasi penyakit berat
temulawak, 4 gram rimpang kunyit dan 3
(misal kanker stadium lanjut / terminal,
gram herba meniran.9 Identifikasi masing-
gagal jantung New York Heart Association
masing spesies tanaman dilakukan oleh
(NYHA) 2,3,4, Diabetes Mellitus (DM)
ahli botani Balai Besar Penelitian dan
berat, hipertensi berat), pasien yang
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat
memiliki alergi / hipersensitif terhadap
Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu.
komponen bahan uji, pasien dengan
Tanaman segar yang telah dipanen
penyakit saluran pencernaan, seperti
selanjutnya mengalami proses sortasi
gastritis, ulcus pepticum, crohn’s disease,
basah, perajangan, pengeringan dan quality
ilius, colitis, obstruksi usus.9
control (QC) di laboratorium pascapanen
B2P2TOOT. Simplisia yang telah
memenuhi kualitas sebagai bahan uji Parameter luaran
Parameter luaran dinilai berdasarkan
kemudian dikemas sesuai dosis harian
gejala klinik dan pemeriksaan
(kemasan kecil), kemudian dikemas lagi
untuk pemberian tiap 1 minggu / 7 hari laboratorium. Semua gejala klinik yang
muncul selama intervensi berlangsung
(kemasan besar).
dicatat. Penilaian secara subjektif
berdasarkan keluhan yang dirasakan subjek
Cara penggunaan ramuan jamu
dilakukan pada saat kunjungan pertama
Subjek diminta untuk merebus jamu
sebelum intervensi atau hari ke-0 (H-0)
setiap pagi selama 28 hari. Empat gelas
dan pada saat kontrol seminggu sekali (H-
belimbing (800 ml) air direbus dalam
7, H-14, H-21 dan H-28). Penilaian
wadah yang diperbolehkan yaitu salah satu
objektif berdasarkan pemeriksaan
dari kuali tanah / panci enamel / panci
laboratorium, yaitu darah rutin
stainless / panci kaca sampai mendidih.
(hemoglobin, hematokrit, leukosit dan
Saat air mendidih, 1 bungkus ramuan jamu
trombosit), fungsi hati (SGOT, SGPT) dan
kemasan kecil dimasukkan dan direbus
fungsi ginjal (ureum, kreatinin) yang
dalam api kecil selama 15 menit sampai air
dilakukan pada H-0, H-14 dan H-28.
tersisa 2 gelas (400 ml). Rebusan jamu
Disamping itu dinilai pula adanya severe
didinginkan, kemudian disaring menjadi 2
adverse event atau efek samping berat
gelas untuk diminum masing-masing 1
selama minum jamu, seperti sindroma
gelas pada pagi dan sore hari, setengah jam
Steven Johnson, perdarahan saluran cerna,
sesudah makan.9
muntah dan diare hebat.

10
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2021;11(1):8-16

Rujukan nilai normal laboratorium Sampel dan besar sampel


sebagai berikut: hemoglobin (Hb) laki-laki Subjek pada studi klinis ini adalah
(L) 13,7-17,5 g/dl, perempuan (P) 11,2- pasien yang datang berobat dan memenuhi
15,7 g/dl; hematokrit (Hct) 40-50 (L), kriteria inklusi penelitian di RRJ. Besar
35-45 (P); leukosit (AL) 4000-10000; sampel 50 subjek, sesuai dengan jumlah
trombosit (AT) 140000-370000; SGOT 0- minimum untuk uji klinik fase 1.
40 U/l (L), 0-32 U/l (P); SGPT 0-41 U/l
(L), 0-33 U/l (P); ureum 13-43 mg/dl; Peralatan laboratorium
kreatinin 0,67-1,17 mg/dl (L), 0,51-0,95 Pemeriksaan darah rutin menggunakan
mg/dl (P).18 alat NIHON KOHDEN hematology
analyzer, sedangkan untuk pemeriksaan
Rancangan dan jenis penelitian SGOT, SGPT, ureum dan kreatinin
Penelitian ini merupakan uji klinik fase menggunakan alat URIT automatic
1 dengan rancangan penelitian kuasi Chemistry analyzer seri 8030. Prinsip kerja
eksperimental pre dan post test. alat URIT adalah fotoelektrik kolorimetri.
Kedua alat tersebut secara rutin dikalibrasi.
Skrining pasien
Pasien baru atau pasien lama yang Analisis data
datang ke RRJ (H-0) dengan riwayat Analisis data dilakukan secara
hiperkolesterolemia atau keluhan yang deskriptif dan dengan uji statistik
mengarah ke hiperkolesterolemia, akan menggunakan program SPSS. Pada
dijelaskan mengenai detail penelitian dan penelitian ini rata-rata (mean) dan standar
ditawarkan untuk ikut serta dalam deviasi populasi penderita
penelitian. Apabila setuju, pasien diminta hiperkolesterolemia di RRJ Hortus
untuk menandatangai formulir persetujuan Medicus tidak diketahui secara pasti,
setelah penjelasan (PSP) / informed sehingga meskipun jumlah sampel
consent. Selanjutnya, pasien diminta untuk penelitian lebih dari 30 tetap digunakan uji
melakukan cek darah di laboratorium RRJ statistik t berpasangan apabila data
serta diminta menunggu hasilnya sambil terdistribusi normal.19 Apabila data tidak
dilakukan pemeriksaan fisik dan terdistribusi normal maka digunakan uji
wawancara terkait riwayat medis yang Wilcoxon.
dimiliki. Pasien dengan hasil pemeriksaan
yang memenuhi kriteria inklusi-eksklusi HASIL DAN PEMBAHASAN
selanjutnya direkrut menjadi subjek Sebanyak 50 subjek berpartisipasi
penelitian dan diberikan jamu untuk 7 hari. dalam penelitian ini dan mengikuti
penelitian sampai selesai. Data demografik
Intervensi subjek menunjukkan 50% subjek berada dalam
Subjek diminta untuk kontrol setiap rentang usia 41-50 tahun, jenis kelamin
minggu. Pemeriksaan fisik dan anamnesis wanita (66%) lebih banyak dibanding jenis
terkait keluhan selama mengonsumsi jamu kelamin pria (37%), dan 56% subjek
dilakukan pada saat kontrol, sedangkan mengalami berat badan berlebih (IMT >
pemeriksaan laboratorium dilakukan setiap 23). Pengelompokan IMT dalam penelitian
2 minggu sekali. Apabila ada kejadian ini menggunakan klasifikasi dari WHO
sampingan berat atau hasil pemeriksaan untuk wilayah Asia Pasifik.20,21
laboratorium menunjukkan nilai abnormal
dibandingkan H-0, maka intervensi Gejala klinik
dihentikan dan subjek yang bersangkutan Berdasarkan gejala klinik didapatkan
diberikan terapi yang sesuai. Semua peningkatan intensitas buang air besar
kejadian sampingan yang terjadi baik (BAB) 46 subjek dari rata-rata BAB 1 kali
ringan maupun berat semua dicatat dalam sehari menjadi 2-3 kali sehari. Sebanyak
Case Report Form (CRF). 41 subjek melaporkan BAB nya menjadi

11
Uji Klinik Keamanan Ramuan Jamu Penurun Kolesterol ….(Zuraida Zulkarnain, dkk)

lebih lunak / lembek, 4 subjek tidak Tanda-tanda vital semua subjek stabil
mengalami perubahan konsistensi BAB, sampai intervensi selesai. Tidak
dan 5 subjek mengalami BAB cair pada didapatkan kejadian sampingan berat
minggu pertama minum jamu dan selama intervensi.
sesudahnya BAB menjadi lembek. Perut Data-data parameter laboratorium
terasa mulas saat akan BAB dirasakan oleh yang meliputi hemoglobin, hematokrit,
17 subjek, rasa mulas ini menghilang di leukosit, trombosit, SGOT, SGPT, ureum
minggu pertama pada 3 subjek, sedangkan dan kreatinin diuji statistik Kolmogorov-
14 subjek tetap merasakannya sampai Smirnov untuk menentukan normalitasnya.
akhir minggu ke-4. Tidak seorang pun Hasilnya, semua data terdistribusi normal
subjek yang merasa mual, muntah, pusing (p > 0,05).
maupun lemas selama intervensi (Tabel 1).
Tabel 2. Perubahan rerata berat badan
Skrining 71 pasien Eksklusi 21 pasien: subjek
1. Tidak
Waktu Rerata Berat Badan (kg) p
memenuhi
kriteria inklusi H-0 64,92
16 pasien H-28 62,61 0,000a
Intervensi 50 subjek
2. Menolak ikut
penelitian 5
subjek Darah rutin
Pemberian Jamu Berdasarkan hasil uji t berpasangan
selama 28 hari didapatkan p > 0,05 yang artinya tidak ada
perbedaan rerata gambaran darah rutin H-
14 dan H-28 dibandingkan H-0. Rerata
Analisis (50 subjek) gambaran darah rutin yang terdiri dari
hemoglobin, hematokrit, angka leukosit
Bagan 1. Alur penerimaan subjek dan trombosit berada dalam rentang nilai
normal, baik pada H-0, H-14, maupun H-
Tabel 1. Tanda / gejala klinis yang timbul 28 (Tabel 3).
saat minum jamu

Variabel Jumlah Subjek (N=50) Fungsi hati dan fungsi ginjal


Ya Tidak Rerata SGOT, SGPT, ureum dan
kreatinin pada H-0, H-14 dan H-28 berada
Mual 0 50
Muntah 0 50
dalam rentang nilai normal. Kadar SGOT
Pusing 0 50
dan SGPT mengalami sedikit penurunan
Badan lemas pada H-14 dan H-28 bila dibandingkan
0 50
Intensitas BAB
dengan H-0. Kadar ureum mengalami
meningkat 46 4 sedikit penurunan pada H-14 namun
sedikit meningkat pada H-28, sedangkan
Pada akhir intervensi (H-28), sebanyak 37 kadar kreatinin mengalami sedikit
subjek mengalami penurunan berat badan peningkatan pada H-14 dan H-28
(BB), 1 subjek mengalami peningkatan BB dibandingkan H-0.
dan 12 subjek lainnya tidak mengalami Hasil perhitungan statistik dengan uji t
perubahan BB. Data BB menunjukkan berpasangan tidak ada perbedaan
distribusi tidak normal saat diuji dengan uji bermakna dari rerata keempat parameter di
normalitas Kolmogorov-Smirnov, atas pada awal, tengah dan akhir intervensi
sehingga analisa selanjutnya menggunakan (Tabel 3). Dari data masing-masing subjek
uji Wilcoxon. Rerata BB turun pada akhir tidak ditemukan adanya peningkatan
penelitian, ditunjukkan oleh hasil uji keempat parameter di atas yang melebihi
Wilcoxon dengan adanya perbedaan nilai normal, baik pada evaluasi H-14
signifikan rerata BB H-28 dibandingkan maupun H-28.
H-0 (p < 0,05) (Tabel 2).

12
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2021;11(1):8-16

Tabel 3. Rerata darah rutin, fungsi hati dan fungsi ginjal subjek penelitian
Variabel Rerata Rerata p Rerata p
(H-0) (H-14) (H-28)
Hb
13,29 13,2 0,233a 13,24 0,634a
(g/dl)
Hct 40,46 40,29 0,857a 40,25 0,328a
AL 7758 7528 0,137a 7638 0,620a
AT
248 249 0,857a 253 0,328a
(x103)
SGOT (U/l)
23,2 22,52 0,620a 23,08 0,933a
SGPT
21,96 21,36 0,517a 20,94 0,459a
(U/l)
Ureum
27,54 27,2 0,517a 27,56 0,980a
(mg/dl)
Kreatinin
0,71 0,77 0,057a 0,76 0,148a
(mg/dl)

a
: uji t berpasangan pada tingkat kepercayaan 95%

Hasil pemeriksaan laboratorium pada mengandung hydroxyanthracene glycosides,


penelitian ini tidak didapatkan nilai yaitu senosida A dan B yang meningkatkan
abnormal sampai pemberian jamu selama 28 peristaltik usus besar sehingga waktu transit
hari. Namun ada dua gejala klinik yang makanan di dalam usus memendek dan
muncul saat minum ramuan jamu, yaitu penyerapan lemak berkurang.16,23 Selain itu
peningkatan frekuensi buang air besar juga terjadi peningkatan sekresi cairan ke
(BAB) pada 92% subjek dan rasa mulas saat dalam lumen usus dan penurunan reabsorsi
akan BAB pada 34% subjek. Rerata cairan yang menyebabkan feses menjadi
frekuensi BAB 2-3 kali sehari dengan lebih lunak.23 Pada penelitian ini terjadi
konsistensi lembek dan tidak cair masih penurunan rerata berat badan pada akhir
berada dalam kategori normal.22 Kedua efek intervensi, yang menunjukkan bukti adanya
samping ini dapat ditoleransi dengan baik pemendekan waktu transit makanan di
oleh subjek sehingga tetap melanjutkan dalam usus dan berkurangnya penyerapan
penelitian sampai selesai. Pada awal lemak.
rekrutmen, semua subjek sudah diberikan Daun jati cina sejak dulu umum
informasi mengenai kemungkinan digunakan di dunia sebagai laksatif atau anti
perubahan frekuensi dan konsistensi BAB konstipasi.16 Berdasarkan literatur, dosis
sehingga dapat memahami kondisinya dan dalam sediaan serbuk yang dianjurkan
tetap melanjutkan penelitian sampai selesai. adalah 0,5-2 gram sehari, dosis standar
Subjek menganggap rasa mulas saat akan harian adalah setara dengan kandungan 10-
BAB sebagai hal yang wajar dan tidak 30 mg kandungan bahan aktifnya yaitu
terlalu mengganggu. Rasa jamu tidak senoside B.16 Pada penelitian ini dosis sehari
menjadi masalah bagi semua subjek yang diberikan adalah 1 gram simplisia
penelitian ini. Subjek yang tetap merasakan kering yang setara dengan bentuk serbuk.
mulas sampai akhir penelitian tetap Rekomendasi lama konsumsi antara 1-2
melanjutkan minum jamu hingga penelitian minggu, apabila melebihi waktu tersebut
berakhir. maka diperlukan pengawasan yang ketat.16
Peningkatan frekuensi BAB pada Efek samping yang mungkin timbul pada
sebagian besar subjek penelitian disebabkan penggunaan jangka lama yaitu gangguan
oleh adanya komposisi daun jati cina di elektrolit (hipokalemia dan hipokalsemia)
dalam ramuan jamu. Daun jati cina

13
Uji Klinik Keamanan Ramuan Jamu Penurun Kolesterol ….(Zuraida Zulkarnain, dkk)

dan gangguan fungsi hati.16,23,24 Pada sebelum dan sesudah intervensi.


penelitian ini pemberian selama 4 minggu Berdasarkan potensi khasiat dan
tidak menunjukkan adanya gejala gangguan keamanannya, ramuan jamu ini dapat
elektrolit seperti lemas, meskipun dilanjutkan ke uji klinik tahap selanjutnya,
pemeriksaan elektrolit tidak dilakukan. yaitu uji klinik fase 2 dengan menambahkan
Kadar SGOT dan SGPT sebagai parameter jumlah subjek, kelompok kontrol dan
fungsi hati pada semua subjek juga tidak pemeriksaan elektrolit.
menunjukkan peningkatan melebihi nilai
normal, bahkan rerata SGPT dan SGOT KESIMPULAN
mengalami sedikit penurunan pada H-28. Ramuan jamu penurun kolesterol
Badan Pengawasan Obat dan Makanan memiliki keamanan yang baik dengan tidak
(BPOM) melalui Peraturan Kepala BPOM mengubah fungsi hati, ginjal dan darah rutin,
No. 9 tahun 2017 telah melarang kandungan serta memiliki efek samping ringan yaitu
daun jati cina dan kelembak dalam obat peningkatan frekuensi BAB dan nyeri perut
tradisional dengan klaim menurunkan berat (mulas).
badan atau lemak tubuh.25 Pada
kenyataannya, sampai saat ini teh daun jati SARAN
cina masih dijual bebas di pasar tradisional
maupun secara online. Hasil penelitian ini Berdasarkan efek samping yang mungkin
dapat memberikan informasi bahwa dosis timbul, yaitu meningkatnya frekuensi BAB
harian 1 gram selama 28 hari dalam bentuk dan nyeri perut (mulas), sebaiknya jamu ini
ramuan dengan tanaman lain masih dapat dikonsumsi dengan pengawasan tenaga
ditoleransi dengan baik oleh tubuh. medis. Apabila penggunaan jamu melebihi
Berdasarkan penelitian jamu registri oleh batas waktu 1 (satu) bulan, maka diperlukan
Gitawati dkk pada tahun 2015 yang evaluasi berkala.
melibatkan 97 pasien hiperkolesterolemia di
UCAPAN TERIMA KASIH
80 tempat praktek dokter jejaring
Saintifikasi Jamu (SJ), tanaman yang paling Penulis mengucapkan terima kasih
banyak digunakan sebagai penurun kepada Kepala B2P2TOOT, Badan
kolesterol adalah daun jati belanda disusul Litbangkes Kemenkes, Koordinator RRJ
dengan tempuyung, kemuning dan rosella. beserta seluruh staf, dan semua pasien yang
Adapun komposisi ramuan yang banyak telah berpartisipasi menjadi subjek dalam
digunakan adalah daun jati belanda, jati cina, penelitian ini.
kemuning, rosella, tempuyung, sirih,
kelembak, temulawak, kunyit, meniran, DAFTAR RUJUKAN
kacang kedelai dan daun kelor. Pada 1. World Health Organization. WHO global
penelitian tersebut, didapatkan keluhan yang report on traditional and complementary
hampir sama dengan penelitian ini yaitu 3 medicine 2019. Geneva: WHO; 2019.
kasus diare dan 1 kasus diuresis dari 35 2. Parveen A, Parveen B, Parveen R, Ahmad
pasien yang melakukan kunjungan ulang.26 S. Challenges and guidelines for clinical
Keamanan ramuan jamu ini didukung trial of herbal drugs. Journal of Pharmacy
oleh hasil uji toksisitas akut dan subkronik and Bioallied Sciences. 2015;7(4):329–33.
doi: 10.4103/0975-7406.168035.
pada hewan coba yang menunjukkan ramuan
3. Mutua DN, Juma KK, Munene M, Njagi
dalam kategori relatif tidak toksik (LD 50 > ENJ. Safety, efficacy, regulations and
5000 mg/kgBB), pemberian ramuan jamu bioethics in herbal medicines research and
selama 3 bulan tidak menyebabkan kematian practice. Journal of Clinical Research &
maupun kerusakan organ tikus.27 Bioethics. 2016;7(3):1–8. doi:
Keterbatasan penelitian ini adalah tidak 10.4172/2155-9627.1000270.
adanya grup kontrol dan tidak dilakukannya 4. Republik Indonesia. Keputusan Menteri
pemeriksaan elektrolit terutama kalium Koordinator Bidang Pembangunan Manusia

14
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2021;11(1):8-16

dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor Medicine. 2018;18(294):1–11. doi:


22 Tahun 2019 tentang Satuan Tugas 10.1186/s12906-018-2355-x.
Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan 13. Santoshkumar J, D. Mariguddi D, Manjunath
Fitofarmaka. Jakarta: Menteri Koordinator S. Comparative study of hypolidemic effects
Bidang Pembangunan Manusia dan of ethanolic extract of Rhizomes of
Kebudayaan Republik Indonesia; 2019. Curcuma longa (turmeric) versus
5. Republik Indonesia. Peraturan Badan Pioglitazone in Alloxan induced diabetic
Pengawas Obat dan Makanan Nomor 32 Rats. International Journal of Pharmacology
Tahun 2019 tentang Persyaratan Keamanan and Clinical Sciences. 2016;5(1):5–11. doi:
dan Mutu Obat Tradisional. Jakarta: Badan 10.5530/ijpcs.5.1.2.
Pengawas Obat dan Makanan; 2019. 14. Ahmad RS, Butt MS, Sultan MT, Mushtaq
6. Purwaningsih EH. Jamu, obat tradisional Z, Ahmad S, Dewanjee S, et al. Preventive
asli Indonesia: pasang surut pemanfaatannya role of green tea catechins from obesity and
di Indonesia. eJournal Kedokteran related disorders especially
Indonesia. 2013;1(2):85–9. hypercholesterolemia and hyperglycemia.
https://doi.org/10.23886/ejki.1.2065.85-89. Journal of Translational Medicine.
7. World Health Organization. Research 2015;13(79):1–9. doi: 10.1186/s12967-015-
guidelines for evaluating the safety and 0436-x.
efficacy of herbal medicines. Manila: World 15. Danladi S, Idris M, Umar I. Review on
Health Organization Regional Office of pharmacological activities and
Western Pacific; 1993. p 18–9. phytochemical constituents of Phyllanthus
8. Ardiyanto D, Triyono A, Novianto F, Mana niruri (Amarus). The Journal of
AT. Pengaruh jamu obesitas terhadap indeks Phytopharmacology. 2018;7(3):341–8.
massa tubuh, lingkar perut, dan lingkar Corpus ID: 201049637.
lengan dibandingkan dengan orlistat dan 16. Ramchander PJ, Middha A. Recent
evaluasi keamanannya. Buletin Penelitian advances on senna as a laxative: a
Kesehatan. 2018;46(3):177–82. comprehensive review. Journal of
https://doi.org/10.22435/bpk.v46i3.900. Pharmacognosy and Phytochemistry.
9. Zulkarnain Z, Triyono A, Novianto F. Jamu 2017;6(2):349–53. Corpus ID: 79860799.
formula could reduce plasma cholesterol 17. Murakami A, Nesumi A, Maeda-Yamamoto
patients with mild hypercholesterolemia. M, Yamaguchi H, Yashima K, Miura M, et
Health Science Journal of Indonesia. al. Anthocyanin-rich tea Sunrouge
2018;9(2):87–92. upregulates expressions of heat shock
https://doi.org/10.22435/hsji.v9i2.808. proteins in the gastrointestinal tract of ICR
10. Harun N, Fitria V, Karningsih D. Effect of mice: a comparison with the conventional
ethanol extract Sonchus arvensis Linn. tea cultivar Yabukita. Journal of Food and
leaves on acute toxicity in healthy male Drug Analysis. 2015;23(3):407–16.
albino rat (Rattus norvegicus). Journal of https://doi.org/10.1016/j.jfda.2014.11.004.
Physics: Conference Series. 18. Goldberg C. Problem-based learning &
2019;1179(012163):8–11. doi: finding the evidence: Reference : Normal
10.1088/1742-6596/1179/1/012163. Lab Values [Internet]. UC San Diego. 2012.
11. Prahastuti S, Hidayat M, Kurniadi MW, Available from:
Christiany S. Potency of black soybean https://ucsd.libguides.com/c.php?g=90881&
(Glycine max L. Merr) and jati belanda p=584041
leaves (Guazuma ulmifolia Lamk) for 19. NCSS. PASS Sample Size Software Chapter
dyslipidemia treatment in vivo. Journal of 414 : One-sample Z-Tests. NCSS, LLC.;
Medicine and Health. 2016;1(3):200–13. 2020. Available from:https://ncss-
doi: 10.28932/jmh.v1i3.515. wpengine.netdna-ssl.com/wp-
12. Huang LH, Liu CY, Wang LY, Huang CJ, content/themes/ncss/pdf/Procedures/PASS/
Hsu CH. Effects of green tea extract on One-Sample_Z-Tests.pdf.
overweight and obese women with high 20. Lim JU, Lee JH, Kim JS, Hwang Y Il, Kim
levels of low density-lipoprotein-cholesterol T, Yong SL, et al. Comparison of World
(LDL-C): a randomised, double-blind, and Health Organization and Asia-Pacific body
cross-over placebo-controlled clinical trial. mass index classifications in COPD patient.
BMC Complementary and Alternative International Journal of Chronic Obstructive

15
Uji Klinik Keamanan Ramuan Jamu Penurun Kolesterol ….(Zuraida Zulkarnain, dkk)

Pulmonary Disease. 2017;12:2465–75. doi: Diabetes and Digestive and Kidney


10.2147/COPD.S141295. Diseases; 2012.
21. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian 25. Republik Indonesia. Peraturan Kepala
Penyakit Tidak Menular. Klasifikasi BPOM RI Nomor 9 Tahun 2017 tentang
obesitas setelah pengukuran IMT [Internet]. Larangan Memproduksi dan Mengedarkan
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Available Obat Tradisional yang mengandung Cassia
from: senna L dan Rheum officinale dengan Klaim
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic- untuk Menurunkan Lemak Tubuh atau
p2ptm/obesitas/klasifikasi-obesitas-setelah- Menurunkan Berat Badan. Jakarta: Badan
pengukuran-imt. Pengawas Obat dan Makanan RI; 2017.
22. Walter SA, Kjellström L, Nyhlin H, Talley 26. Gitawati R, Widowati L, Suharyanto F.
NJ, Agréus L. Assessment of normal bowel Penggunaan jamu pada pasien
habits in the general adult population: the hiperlipidemia berdasarkan data rekam
popcol study. Scandinavian Journal of medik, di beberapa fasilitas pelayanan
Gastroenterology. 2010;45(5):556–66. doi: kesehatan di Indonesia. Jurnal Kefarmasian
10.3109/00365520903551332. Indonesia. 2015;5(1):41–8. doi:
23. Lombardi N, Bettiol A, Crescioli G, 10.22435/jki.v5i1.4090.41-48.
Maggini V, Gallo E, Sivelli F, et al. 27. Nisa U, Saryanto, Wahyono S, Wijayanti E.
Association between anthraquinone Ramuan jamu saintifik hiperkolesterolemia.
laxatives and colorectal cancer: protocol for In : Pramono S, et al, editor. Jamu saintifik:
a systematic review and meta-analysis. suatu lompatan ilmiah pengembangan jamu.
Systematic Review. 2020;9(1):1–6. doi: Tawangmangu: B2P2TOOT; 2017. p. 84-6.
10.1186/s13643-020-1280-5.
24. Senna. LiverTox: Clinical and research
information on drug-induced liver injury.
Bethesda (MD): National Institute of

16

Anda mungkin juga menyukai