Anda di halaman 1dari 18

BIMBINGAN TEKNIS CPKB & CPOTB KEPADA

INDUSTRI KOSMETIK & OBAT TRADISIONAL


Solo, 9 Agustus 2018

PT. (PERSERO) SUPERINTENDING COMPANY OF INDONESIA


Graha Sucofindo
Jl. Raya Pasar Minggu Kav.34 Jakarta 12780
www.sucofindo.co.id
LATAR BELAKANG
1. Era Globalisasi dan Pasar Bebas Asia Tenggara

Dampak Positif Dampak Negatif


2
LATAR BELAKANG
2. Meningkatnya Kesadaran
Masyarakat Pentingnya Kesehatan Meningkatnya Kebutuhan Produk
Kesehatan : Kosmetika & Obat Tradisional

3
LATAR BELAKANG
3. POTENSI SUMBER DAYA ALAM INDONESIA
 Sebagai sumber bahan baku substitusi impor
 Sebagai bahan baku produk-produk inovasi yang baru

Peluang Usaha – Industri untuk Pertumbuhan Ekonomi

4
MAKSUD KEGIATAN

Memfasilitasi produsen kosmetik dan obat tradisional


agar mampu mempersiapkan persyaratan yang
dibutuhkan untuk mengajukan sertifikasi CPKB dan
CPOTB agar dapat meningkatkan daya saing
industri Kosmetik dan industri Obat Tradisional termasuk
Industri Ekstrak Bahan Alam (IEBA)

5
TUJUAN KEGIATAN
1. Meningkatkan kesadaran perusahaan untuk menerapkan
CPKB dan CPOBT
2. Mempersiapkan standar manajemen produksi yang baik
3. Meningkatkan kemampuan semua peserta Bimtek dalam hal:
• Manajemen produksi yang efektif dan menyeluruh agar menghasilkan
perbaikan-perbaikan yang signifikan dalam penerapan sistem
manajemen produksi untuk meningkatkan produktivitas yang memenuhi
persyaratan kesehatan
• Perbaikan kualitas secara terus menerus dan terukur melalui dukungan
komitmen dari manajemen puncak dan pelaksanaannya
• Penyusunan dokumen dalam rangka sertifikasi sistem manajemen
produksi CPKB dan CPOTB
• Pemberian solusi terhadap permasalahan hambatan internal dalam
penerapan sistem manajemen produksi CPKB dan CPOTB
6
SASARAN KEGIATAN
 Tersosialisasi Pedoman dan Proses Sertifikasi Sistim
Manajemen Produksi yang Baik (CPKB dan CPOTB) terhadap
100 (seratus) Industri Kosmetik dan Industri Obat Tradisional .
 Terfasilitasi Bimbingan Teknis terhadap 40 Industri KOSMETIK,
50 industri OBAT TRADISIONAL, dan 10 industri ekstrak bahan
alam.
 Tercapainya peningkatan kesiapan dan komitmen industri
dalam menerapkan sistem manajemen produksi CPKB atau
CPOTB untuk menjamin keamanan, mutu dan ketepatan
manfaat dari produk2 industri dalam negeri
 Tersusunnya kajian kemampuan industri kosmetik, industri obat
tradisional, dan industri ekstrak bahan alam.

7
RUANG LINGKUP
1. Identifikasi perusahaan Industri Kosmetik dan Obat
Tradisional yang akan menjadi calon peserta bimbingan
teknis
2. Survey kesiapan calon peserta Bimbingan Teknis CPKB dan
CPOTB kepada Industri Kosmetik dan Obat Tradisional
3. Melaksanakan Bimbingan Teknis CPKB dan CPOTB kepada
100 (seratus) perusahaan Industri Kosmetik, industri Obat
Tradisional, dan Industri Ekstrak Bahan Alam .
4. Melaksanakan bimbingan teknis penyusunan audit internal
dalam menyusun pengendalian mutu.
5. Evaluasi terhadap 100 (seratus) peserta Bimbingan Teknis,
membuat laporan pelaksanaan kegiatan, dan memberikan
rekomendasi untuk tindak lanjut di kemudian hari. 8
PERMASALAHAN INDUSTRI
 Kurangnya Komitmen & Kesadaran akan pentingnya
CPKB & CPOTB dari pemilik.
 Sarana dan prasarana yang kurang memadai.
 SDM yang kurang kompeten.
 Pengelolaan bahan awal yang tidak tepat mutu dan
tepat sasaran.
 Permasalahan penerapan CPKB dan CPOTB di setiap
industri berbeda satu dengan yang lain (karakteristik,
budaya, sarana prasarana, organisasi, dll.) sehingga
perlu solusi dan pendekatan yang berbeda dan tepat.

9
PENDEKATAN & METODOLOGI (1/2)
METODOLOGI BIMBINGAN TEKNIS CARA PEMBUATAN KOSMETIKA & OBAT TRADISIONAL YANG BAIK
TAHAP PERSIAPAN TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3

Strategi pemilihan industri Pemilihan


Target

Pelaksanaan Bimbingan Teknis Laporan Kerja dan Best Practise


dan parameter nya Industri Kosmetik dan Obat Tradisional

1. Tetapkan area Bimtek: Sumut, 1. Tetapkan parameter untuk kriteria 1. Kunjungan awal Tenaga Ahli (TA) 1. Kumpulkan best practices
Banten, DKI Jaya, Jabar, Jateng, matrik seleksi industri yang ke lokasi industri yang terpilih setelah dilakukan Bimtek GMP
D.I.Y, Jatim, Bali, Nusa Tenggara memperoleh BimTek 2. TA menyarankan CA / PA yang 2. Evaluasi singkat kendala dan
Barat 2. Lakukan sosialisasi di 2 lokasi, yaitu terkait dengan temuan tantangan industri dalam
2. Kumpulkan data industri kosmetika di Jawa Barat dan Jawa Tengah 3. Industri melakukan CA/PA sesuai melakukan GMP
Metodologi

dan obat tradisional (dari 3. Tetapkan Short List , yaitu minimal perioda yang telah disetujui
Kementerian, BPOM dan asosiasi 400 Industri Kosmetik dan Obat 4. Kunjungan akhir TA untuk
terkait) Tradisional meverifikasi CA / PA
3. Buat Form Kuesioner yang 4. Survey awal ke lokasi industri yang
merangkum parameter dan kriteria terpilih dan memenuhi kriteria dan
seleksi matrix parameter seleksi
4. Penyiapan Check List untuk
kunjungan lokasi Industri

• Koleksi data dan analisa • Hasil sebaran Form Kuesioner • Data asesment cepat oleh Tenaga • Brainstorming TA, Surveyor dan
Sumber Kajian

• Desk research dan analisa • Analisa data Kuesioner dan hasil Ahli pada industri yang terpilih Ketua team Bimtek
• Pengumpulan pengetahuan dan survey awal • TA memberikan workshop
pengalaman team internal • TA beri bimbingan teknis yang
unik bagi tiap industri

• Laporan awal • Rekapitulasi hasil seleksi industri • Draft GMP report • Final Bimtek GMP report
Hasil & Keluaran

 Rangkuman data 400 industri • Data 100 (seratus) industri yang • Kemajuan perkembangan • Rekomendasi tindak lanjut.
kosmetika dan obat tradisional terpilih implementasi GMP pada industri
 Detail metodologi • Laporan hasil seleksi industri terkait
 Jadwal kerja dan PIC • Pembagian kerja team tenaga ahli • Laporan implementasi GMP setiap
• Format Form Kuesioner dan surveyor industri yang terpilih.
• Form Check List untuk survey
10
PENDEKATAN & METODOLOGI (2/2)

DATA INDUSTRI SOSIALISASI FORM KUESIONER


KOSMETIKA & OT COACHING CLINIC Gambaran data dan
Dari Stakeholder terkait Lokasi di Jabar & Jateng Komitmen Perusahaan

WORKSHOP
SELEKSI DATA KUNJUNGAN AWAL TA
120 - 150 INDUSTRI Pemetaan Kendala
KOSMETIK & OT Implementasi GMP
BIMTEK

CA & PA INDUSTRI
SURVEY INDUSTRI
Untuk Verifikasi
Kuestionair
KUNJUNGAN KEDUA TA
Verifikasi CA & PA
KONFIRMASI PEMILIHAN
100 INDUSTRI
KOSMETIK & OT LAPORAN KERJA
BIMBINGAN TEKNIS

TAHAP SELEKSI TAHAP BIMBINGAN TEKNIS 11


MANFAAT PENDAMPINGAN
Bagi pelaku INDUSTRI KOSMETIK & OT
 Langsung mendapatkan pendampingan terkait masalah2 teknis yg
dihadapi.
 Berbagi pengalaman dg UKM sejenis dalam forum workshop
 Berpeluang menjadi pilot project UMKM yg menerapkan CPKB atau CPOTB
terbaik.
 Termotivasi untuk mendapatkan sertifikat CPKB atau CPOTB.

Bagi Pemerintah
 Mendapat gambaran kesiapan industri Kosmetik & OT dalam penerapan
CPKB dan CPOTB
 Sebagai pertimbangan penyempurnaan kebijakan terkait keamanan
konsumen.
 Meningkatkan kemampuan pengetahuan CPKB & CPOTB semua peserta
Bimtek.
 Merancang Pembinaan Produsen Lokal yang Berkelanjutan.
12
STRATEGI PENDAMPINGAN
 Memerlukan KOMITMEN TERTULIS dan partisipasi aktif dari pemilik
dan top manajemen
 Pendampingan & coaching dilakukan secara customised, tergantung
keunikan problem setiap perusahaan
 Kondisi awal setiap perusahaan di evaluasi secara rinci oleh credible
GMP experts dengan langsung melakukan depth assessment di 100
Industri Kosmetik & OT terpilih. Kemudian diberi PENGARAHAN &
SARAN PA-CA untuk setiap temuan
 Pendampingan pelaksanaan CA-PA dilakukan berkala dan
berkelanjutan melalui e-communication
 Hasil akhir di monitor dan di nilai melalui e-commication technology

13
KRITERIA INDUSTRI UNTUK BIMTEK
Fasilitasi bimbingan teknis secara Khusus diberikan kepada
100 industri dengan kriteria sbb:
• Memiliki izin produksi dari Kementerian Kesehatan
• Telah mengisi formulir kuesioner
• Jumlah karyawan minimal 20 orang, kecuali IEBA
• Ada komitmen dari pemilik, pimpinan tertinggi dan penanggung
jawab teknis industri terkait secara tertulis
• Memperoleh hasil evaluasi terbaik berdasarkan Formulir
Kuesioner, dimana evaluasi ini akan dilakukan oleh team Tenaga
Ahli.
• Memberikan konfirmasi kesediaan untuk dikunjungi dalam waktu
dekat yang waktunya akan dijadwalkan oleh team Sucofindo.

14
TARGET PESERTA BIMTEK
Merupakan 100 industri dalam negeri PMDN, yaitu:

• Industri Kosmetika Kelas A yang sedang mengurus ijin produksinya

• Industri Kosmetika Kelas B

• Industri Obat Tradisional yang sedang mengurus ijin produksi nya

• Industri Ekstrak Bahan Alam yang juga sedang dalam proses perijinan.

• Usaha Kecil Obat Tradisional kelasTradisonal 1

• Usaha Kecil Obat Tradisional kelas 2

• Usaha Mikro Obat Tradisional yang punya komitmen tinggi


15
DAFTAR ISIAN

16 16
JADWAL KEGIATAN

Agustus September Oktober November


N0 Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3
Sosialisasi Jawa Barat
1
(Bogor)

Sosialisasi Jawa Tengah


2
(Semarang)

Persiapan Survei
3
Lapangan

4 Survei Lapangan

Penentian Industri
5
(BIMTEK)

6 Bimbingan Teknis (

Evaluasi Hasil
7
Bimbingan Teknis
BANGGA & CINTAI
Produk Indonesia

TERIMA KASIH

PT. (PERSERO) SUPERINTENDING COMPANY OF INDONESIA


Graha Sucofindo.
Jl. Raya Pasar Minggu Kav.34 Jakarta 12780
www.sucofindo.co.id

Anda mungkin juga menyukai