DAN
ANTIKOLINERGIK
KELOMPOK 2
Sukmawansyah 201410410311016
Ibnu rachmat O 201410410311042
Raefisa 201410410311049
Nur hafidza sabrina I 201410410311063
Asti Pranita 201410410311065
Dewi sarjianingsih 201410410311068
Titan octavia K P 201410410311070
Nurlaila hasun 201410410311074
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS SENYAWA
KOLINERGIK
Senyawa yang secara langsunga atau tidak langsung dapat
menumbulkan efek seperti yang di tunjukan oleh asetilkolin
Ada 2 tipe efek yang dihasilkan oleh asetil kolin yaitu efek
nikotinik dan efek muskarinik
Efek Muskarinik
Hambatan irama sinus nodal jantung
Vasodilatasi perifer
Kontraksi pupil
Peningkatan sekresi kelenjar dan saliva
Peningkatan kontraksi
peristaltik saluran cerna
Efek Nikotinik (Soekoharjo, 2000. kimia
Peningkatan tonus otot medisinal. Airlangga:
Surabaya)
rangka
(Soekoharjo, 2000. kimia medisinal. Airlangga: Surabaya)
Asetilkolin menimbulkan efek muskarinik dan nikotinik karena dapat
membentuk 2 konformasi yang berbeda.
O
+ Asetilkolin larutan 1% (dibuat baru)
CH3 C O CH2 CH2 N (CH3)3
topikal pada interior chamber
O mata : 0,5-2 ml
+
H2N C O CH2 CH2 N (CH3)3 Karbakol larutan 1%
topikal pada konjungtiva mata
1 tetes 2-3 dd
O
+
CH3 C O CH CH2 N (CH3)3 Metakolin S.C. : 10 mg, setelah 20 menit
CH3 dapat diberikan 25 mg
O
+
H2N C O CH CH2 N (CH3)3 Betanekol oral : 10-30 mg 3 dd
S.C. : 2,5 mg 3 dd
CH3
Turunan Senyawa
karbamat organofosfat
1. Turunan Karbamat
Hubungan struktur dan aktivitas turunan karbamat menunjukkan bahwa gugus yang berperan untuk
aktivitas antikolinesterase adalah gugus amino yang tersubstitusi dan gugus N,N-dimetil karbamat.
Contoh : Fisostigmin salisilat, nostigmen bromida (Prostigmin), piridostigmin bromida,edrofonium
klorida, dan demekarium bromida.
Senyawa organofosfat biasanya digunakan sebagai insektisida dan kadang-kadang digunakan sebagai
senjata kimia, seperti gas saraf sarin dan tabun.
Contoh : diklofention, diisopropilfluorofosfat (isoflurofat), ekotiofat iodida,malation, paration,
dan skradan
Reaktivator Kolinesterase
Senyawa yang dapat mengaktifkan kembali enzim asetilkolinesterase dari
pemblok penghambat kolinesterase.
Digunakan untuk antidotum keracunanan senyawa organoposfat dan
antikolinesterase, sebagai penunjang pengobatan dengan atropin.
Contoh : pralidoksim klorida, obidoksim klorida dan trimedoksim bromida
Mekanisme kerja
obat antitukak Antagonis reseptor gastrin, contoh:
selektif proglumid.
Pirenzepin HCl
Omeprazol
Pantoprazol
Rabeprazol Na
3. Obat Anti-Parkinson
Senyawa antikolinergik pusat Senyawa yang mempengaruhi kadar Beberapa obat dapat menurunkan
yang digunakan untuk obat Dopamin di Otak dibagi menjadi 3: Metabolisme Dopamin dengan
anti-parkinson antara lain: Senyawa Dopaminergik, Obat cara mempengaruhi enzim2
Biperiden HCl, pelepas Dopamin, Senyawa yang tertentu. Contoh : Asam fusarat,
Triheksifenidil HCl meningkatkan kadar Dopamin di Selegenin, Benzerazid dan
Otak. karbidopa.
Senyawa antikolinergik pusat
Senyawa antikolinergik pusat menunjukkan efek anti-parkinson dengan cara memblok pusat
transmisi kolinergik dari asetilkolin, sehingga kadar asetilkolin di otak menurun. Akibatnya
terjadi keseimbangan kembali kadar dopamin dan asetilkolin.
Senyawa antikolinergik pusat yang digunakan untuk obat anti-parkinson antara lain:
Biperiden HCl, Triheksifenidil HCl
Biperiden
Mempunyai aktivitas antikolinergik viseral relatif lemah dan efek nikotinolitik cukup kuat,
yaitu dengan memblok efek kejang yang disebabkan oleh nikotin. Efek muskulotropiknya
relatif kuat, sebanding dengan efek papaverin. Efek antikolinergik yang relatif lemah sangat
berguna sebagai anti-parkinson dan meminimalkan efek samping.
Triheksifenidil HCl
Merupakan antispasmodik dengan aktivitas 0,5 kali atropin, dengan efek samping lebih
ringan dan batas keamanan yang cukup besar.
Senyawa yang mempengaruhi kadar Dopamin di Otak
1. Senyawa Dopaminergik
Senyawa dopaminergik dapat merangsang reseptor dopamin-2
sehingga menunjukkan efek seperti dopamin. Contoh: Apomorfin dan
bromokriptin mesilat.
2. Obat pelepas Dopamin
Golongan ini dapat menyebabkan pelepasan dopamin dari ujung syaraf.
Aktivitasnya lebih rendah dibanding levodopa, meskipun demikian
menghasilkan respon lebih cepat dan efek samping yang lebih rendah.
Contoh: Amantadin, Memantin dan Dopamantin.
3. Obat yang meningkatkan Kadar Dopamin
Otak
Contoh: Levodopa.
Levodopa merupakan obat terpilih untuk pengobatan penyakit
parkinson dengan gangguan fungsional yang moderat. Levodopa
dapat meringankan kekakuan dan distonia akibat keracunan Mg,
tetapi tidak dapat menghilangkan gejala ekstra piramidal yang
diakibatkan oleh obat turunan fenotiazin.
Senyawa yang menurunkan metabolisme Dopamin
Asam Fusarat
Sebagai penghambat enzim dopamin
ᵦ-hidroksilase sehingga mencegah
perubahan dopamin menjadi
norepinefrin.
Selegilin
Suatu penghambat monoamin oksidase
yang dapat menghambat metabolisme
dopamin.
Bila R = R'= R' = metil, menunjukkan aktivitas yang tinggi pada n = 5 atau
6, efek pemblokan ganglionik maksimum dicapai bila n = 6
(heksametonium). bila n = 9-12, efek pemblokan ganglionik lemah tetapi
mempunyai aktivitas kurariform kuat.
Contoh ;
1. Heksametonium bromida, digunakan sebagai antidotum untuk melawan efek
kurariform dari sewawa pemblok saraf otot.
2. Trimetafan kamforsulfonat, suatu senyawa monosulfonium, mempunyai sifat
serupa dengan turunan amonium kuarterner yaitu terionkan secara sempurna
sehingga tidak dapat diberikan secara oral.
3. Mekamilamin, suatu turunan amin sekunder, mudah diabsorpsi pada saluran
cerna sehingga dapat diberikan secara oral.
SENYAWA PEMBLOK SARAF OTOT
Senyawa pemblok secara depolarisasi
Senyawa pemblok secara depolarisasi adalah senyawa yang dapat berinteraksi dengan sisi
reseptor nikotinik asetilkolin, menyebabkan depolarisasi membran muscle end plate pada
ganglia dan penghubung saraf otot sehingga terjadi pemblokan reseptor asetilkolin secara
terus-menerus dan menyebabkan paralisis otot.
Contoh : suksinilkolin klorida, suksametonium klorida dan dekametonium bromida.
b. Heksafluorenium bromida
adalah relaksan otot rangka, mempunyai aktivitas lebih tinggi dan masa kerja yang lebih panjang
dibanding suksinilkolin. Mekanisme kerjanya adalah menekan hidrolisis enzimatik dari suksinilkolin
klorida. Dosis I.V. : 0,1-0,4 mg/kg bb.
c. Pankuronium bromida (Pavulon)
adalah senyawa amino steroid yang tidak mempunyai aktivitas hormonal, efektif
memblok penyebaran rangsangan saraf motorik pada reseptor sriatum sehingga tidak
terjadi depolarisasi end plate. Aktivitasnya 6 kali lebih besar dibanding d-tubokurarin.
Awal kerjanya terjadi 145 detik setelah pemberian intravena, efek maksimum dicapai
setelah 1,5-2 menit, dan menimbulkan relaksasi otot selama :L60 menit. Dosis I.V. :
0,08 mg/kg bb.
Senyawa Pemblok dengan Efek
Campuran
Senyawa pemblok dengan efek campuran dapat bekerja dengan cara
depolarisasi membran postsinaptik dan berkompetisi dengan
asetilkolin pada reseptor kolinergik.
Hyosine Clidinium
Mebeverine
Sebutkan contoh senyawa kolinergik!
Jawaban : 1. Asetilkolin : aktif terhadap nikotinik dan muskarinik cepat terhidrolisis. Larutan
1 %(dibuat baru) topikal pada interior chamber mata : 0,5-2 ml.
2. Metacholin : dihidrolisis lebih lambat karena efek halangan sterik oleh gugus β-
metilaktif terhadap muskarinik (jarang digunakan). Dosis : SC 10 mg, setelah
20 menitdapat diberikan 25 mg.c.
3. Carbachol : dihidrolisis lambat (karena gugus karbamat). Digunakan pada
glaukomauntuk menurunkan tekanan intraokuler. Larutan 1 % topikal
pada kongjutiva mata 1tetes 2-3 dd.d.
4. Betanechol: Efek lebih lama (karena halangan sterik & karbamat). Digunakan
untuk stimulasi saluran cerna dan saluran urin pasca operasi. Dosis oral : 10-30
mg 3 dd danSC : 2,5 mg 3 dd.
PERTANYAAN (ELY MARDIANA ULFA 2014-027)
perbedaan antikolinergik dengan kolinergik apakah ada perbedaan dari gugus? Kemudian
apakah obat kolinergik apa?
Jawaban : trdapat perbedaan antara senyawa kolinergik dengan anti kolinergik. Rumus
umun saja sudah membedakan keduanya yang diaman rumus umum kolinergik yaitu R-
N+(CH3)3 sedangkan rumus umum senyawa anti kolinergik yaitu CR2X-CO-O-(CH2)n- N.
terutama pada struktur keduanya juga berbeda, dapat dilihat seperti gambar dibawah ini.
antikolinergik
Bagaimana mekanisme kerja dari asetilkolinestrase?
Jawaban : Antikolinesterase bekerja sebagai penghambat enzim kolinesterase dengan cara
berinteraksi membentuk kompleks dengan enzim tersebut, melalui berbagai ikatan kimia
termasuk ikatan elektrostatik, ikatan hidrogen dan ikatan kovalen
PERTANYAAN (MARSELA FITRIASARI 2013-068)
Tanaman apakah yang dapat digunakan sebagai antikolinergik dan senyawa apa yang
terkandung didalamnya?
Jawaban : Atropa belladonna Atropa atau bella-donna, umumnya dikenal sebagai
Belladonna atau Deadly Nightshade, adalah tanaman herba abadi dalam keluarga Solanaceae
yang mengandung alkaloid tropane. Senyawa aklaloin tersebut yakni termasuk skopolamin
dan hyoscyamine, yang menyebabkan delirium aneh dan halusinasi, dan juga digunakan
sebagai antikolinergik farmasi.
Sebutkan obat golongan kolinergik!
Jawaban : pilokarpin, metakolin, asetilkolin, karbakol, betanecol, cevimelin (direct acting
cholinergic) dan rivastigmin, fisostigmin, donepezil, piridostigmin dan edrofonium (indirect
acting cholinergic)
Kolinergik apa yang paling sering digunakan dalam kefarmasian?
Ester kolin
Dalam golongan ini termasuk asetilkolin, metakolin, karbokol, betanekol. Asetilkolin (Ach)
adalah prototip dari oabat golongan ester kolin. Asetilkolin hanya bermanfaat dalam penelitian
tidak berguna secara klinis karena efeknya menyebar ke berbagai organ sehingga titik
tangapnya terlalu luas dan terlalu singkat. Selain itu Ach tidak dapat diberikan per oral, karena
dihidrolisis oleh asam lambung.
Obat Antikolinesterase
Antikolinesterase terdiri dari eserin (fisostigmin), prostigmin (neostigmin), disospropil-
fluorofosfat (DFP), dan insektisida golongan organofosfat. Antikolinesterase menghambat kerja
kolinesterase (dengan mengikat kolinesterase) dan mengakibatkan perangsangan saraf kolinergik
terus menerus karena Ach tidak dihidrolisis. Dalam golongan ini kita kenal dua kelompok obat
yaitu yang menghambat secara reversible misalnya fisostigmin, prostigmin, piridostigmin dan
edrofonium. Dan menghambat secara ireversibel misalnya gas perang, tabung, sarin, soman,
insektisida organofosfat, parathion, malation, diazinon, tetraetil-pirofosfat (TEPP),
heksaetiltetrafosfat (HETP) dan oktametilpiro-fosfortetramid (OMPA).
Alkaloid tumbuhan
Alkaloid tumbuhan yaitu : muskarin yang berasal dari jamur Amanita muscaria, pilokarpin yang
berasal dari tanaman Pilocarpus jaborandidan Pilokarpus microphyllus dan arekolin yang
berasal dari Areca catehu (pinang). Ketiga obat ini bekerja pada efek muskarinik, kecuali
pilokarpin yang juga memperlihatkan efek nikotinik. Pilokorpin terutama menyebabkan
rangsangan terhadap kelenjar keringat yang terjadi karena perangangan langsung (efek
muskarinik) dan sebagian karena perangsangan ganglion (efek nikotinik), kelenjar air mata dan
kelenjar ludah. Produksi keringat dapat mencapai 3 liter. Pada penyuntika IV biasanya terjadi
kenaikan tekanan darah akibat efek ganglionik dan sekresi katekolamin dari medulla adrenal.
Pertanyaan dari Kukuh (2014-148)
1. Apa yang membuat ikatan antara organofosfat dan reseptor itu bisa terikat kuat dan
lama?
2. Apa yang berkhasiat pada turunan karbamat?
3. Apa antidotum untuk keracunan organofosfat? Jelaskan mekanismenya!
Jawaban!!
1. Karena gugus hidroksil enzim yang bersifat nukleofil kuat akan berinteraksi dengan
atom fosfor membentuk ikatan kovalen yang irreversibel yang menjadikan ikatan
antara organofosfat dan reseptor menjadi kuat dan lama.
2. - Herbisida: mengandung senyawa aromatik atau alifatik pada ujung R1 dan R2
- Insektisida: Ditemukan pertama kali pada tahun 1954, menyebabkan kematian
pada serangga karena terjadi penghambatan asetilkolinerase.
- Fungisida: Mengandung benzimidazole pada ujung R1, biasanya membentuk
benomyl, thiophanat-metil dan carbendazim.
- Obat: 1. Sebagai penghambat protease untuk pengobatan HIV.
2. untuk pengobatan ternak dan hewan peliharaan.
3. Pemberian Antidotum
a) Agen Antimuskarinik
Agen antimuskarinik seperti atropine, ipratopium, glikopirolat, dan skopolamin biasa digunakan mengobati efek
muskarinik karena keracunan organofosfat. Salah satu yang sering digunakan adalah Atropin karena memiliki
riwayat penggunaan paling luas. Atropin melawan tiga efek yang ditimbulkan karena keracunan organofosfat pada
reseptor muskarinik, yaitu bradikardi, bronkospasme, dan bronkorea. Pada orang dewasa, dosis awalnya 1-2 mg
yang digandakan setiap 2-3 menit sampai teratropinisasi. Untuk anak-anak dosis awalnya 0,02mg yang digandakan
setiap 2-3 menit sampai teratropinisasi. Tidak ada kontraindikasi penanganan keracunan organofosfat dengan
Atropin.
b) Oxime
Oxime adalah salah satu agen farmakologi yang biasa digunakan untuk melawan efek neuromuskular pada
keracunan organofosfat. Terapi ini diperlukan karena Atropine tidak berpengaruh pada efek nikotinik yang
ditimbulkan oleh organofosfat. Oxime dapat mereaktivasi enzim kholinesterase dengan membuang fosforil
organofosfat dari sisi aktif enzim. Pralidoxime adalah satu-satunya oxime yang tersedia. Pada regimen dosis tinggi
(2 g iv load diikuti 1g/jam selam 48 jam), Pralidoxime dapat mengurangi penggunaan Atropine total dan
mengurangi jumlah penggunaan ventilator. Dosis yang direkomendasikan WHO, minimal 30mg/kg iv bolus diikuti
>8mg/kg/jam dengan infus.
Efek samping yang dapat ditimbulkan karena pemakaian Pralidoxime meliputi dizziness, pandangan kabur, pusing,
drowsiness, nausea, takikardi, peningkatan tekanan darah, hiperventilasi, penurunan fungsi renal, dan nyeri pada
tempat injeksi. Efek samping tersebut jarang terjadi dan tidak ada kontraindikasi pada penggunaan Pralidoxime
sebagai antidotum keracunan organofosfat.
Pertanyaan dari Nelsa fitriyani (2015-062)
Perbedaan utama struktur antikolinergik dengan senyawa kolinergik?
Apakah ada gugus yang dapat meningkatkan aktivitas antikolinergik? Jika ada sebutkan!
JAWABAN
Perbedaan utamanya, kolinergik sendiri merupakan senyawa secara langsung atau tidak
langsung yang
dapat menimbulkan efek yang ditunjukkan oleh asetilkolin, suatu senyawa normal,bubuh yang
disintesis pada jaringan saraf, sinapsis kolinergik dan dinding usus. Sedangkan
antikolinergiknya merupakan agen yang menghambat neurotransmitter asetilkolin di sistem
saraf pusat dan perifer.
Ada. Gugus OH meningkatkan aktivitas antikolinergik karena dapat menunjang kekuatan interaksi obat
reseptor melalui ikatan hydrogen.
Ravi arda F (2014-180)
1. Apa perbedaan dari kolinergik efek langsung dan tidak langsung?
2. Bagaiman hubungan Struktur Dan Aktifitas kolinergik?
3. Struktur Organosposfat?
Apa perbedaan dari kolinergik efek langsung dan
tidak langsung?
Jawab:
Kolinergik efek langsung = Zat-zat ini bekerja langsung terhadap organ ujung
dengan kerja utama yang mirip efek muskarin dari ACh (Asetilkolin). Semuanya
adalah zat-zat amonium kuaterner yang bersifat hidrofil dan sukar memasuki SSP
,Kecuali arekolin. Contoh : pilokarpin,muskarin, arekolin (alkaloid terdapat
dipinang kolinergik)
Obat-obat ini menghambat penguraian ACh secara reversibel, yakni hanya untuk
sementara. Setelah zat-zat tersebut habis diuraikan oleh kolinesterase, Ach segera
akan dirombak lagi. Disamping itu ada pula zat-zat yang mengikat enzim secara
irreversibel,misalnya Parathion dan organosfosfat lain. Kerjanya panjang karena
bertahan sampai enzim terbentuk baru lagi. Zat ini banyak digunakan sebagai
insektisid beracun kuat dibidang pertanian dan sebagai obat kutu rambut
(malathion). Zat-zat anti kolinesterase seperti pisostigmin, neoustigmin dan
piridostigmin.
Bagaiman hubungan Struktur Dan Aktifitas?
Jawab:
Struktur umum CR2X-CO-O-(CH2)n- N
a. Strruktur antikolinergik sangat mirip dengan senyawa kolinergik.
Perbedaan utama adalah adanya gugus besar yang terikat pada gugus alkil yang
dapat meningkatkan kekuatan ikatan dengan permukaan resptor.
b. Pemasukan subtituen pada cincin aromatik (gugus fenil) hanyasedikit
menunjang aktivitas.
c. X dapat berupa gugus H, OH, CH3, CONH2-adanya gugus OH meningkatkan
aktivitas antikolnergik karna dapat menunjang kekuatan intraksi obat resptor
melalui ikatan hidrogen.
d. N berupa amonium kuarterner atau amin tersier yang terprotonasi pada pH
fisologis atau bio fisa, membentuk gaya tarik menari elekstrostatik.
Struktur Organosposfat?
Rahmat akbar (2014-155)
1. Apa itu reseptor muskarinik dan nikotinik?
2. Hubungan Struktur dan aktfitas?
3. Apakah bisa melepas ikatan antara enzim asetilkolinesterase dengan
organoposfat?
Apa itu reseptor muskarinik dan nikotinik?
1. Reseptor Muskarinin
M1 Reseptor ini terkait dengan Gq (jalur fosfolipase). Banyak terdapat di cortex, hippocampus, dan ganglia
simpatik. Karena terdapat di otak, memainkan peranan penting dalam fungsi kognitif dan memori.
M2 terhubung dengan Gi. Banyak terdapat di jantung, CNS, dan otot polos, sehingga memiliki efek fisiologis pada
penurunan kecepatan denyut jantung dan regulasi suhu tubuh. Blokade M2 menyebabkan takikardi dan
palpitasi (penguatan kontraksi otot jantung).
M3 terhubung dengan Gq dan distribusinya luas, ada di saliva, bronkus, kelenjar eksokrin, saluran gastrointestinal,
mata, lambung. Karena mengaktivasi jalur fosfolipase, efeknya pun menimbulkan kontraksi di tempat-tempat
reseptor tersebut berasa
M4 terkait Gi dan banyak terdapat di otak (neostriatum). Bertugas mengatur keseimbangan kolinergik dan
dopaminergik, serta mengatur analgesia.
M5 Terkait dengan Gq dan mengatur pelepasan dopamin juga.
2. Reseptor Nikotonik
Reseptor ini selain mengikat asetilkolin, dapat pula mengenal nikotin, tetapi afinitas lemah terhadap muskarin.
Tahap awal nikotin memang memacu reseptor nikotinik, namun setelah itu akan menyekat reseptor itu sendiri.
Reseptor nikotinik ini terdapat di dalam sistem saraf pusat, medula adrenalis, ganglia otonom, dan sambungan
neuromuskular.
Hubungan Struktur dan aktifitas?
a) Perubahan gugus amonium kuarterner Salah satu metil dapat digantikan dengan gugus yang lebih
besar tetapi modifikasi seperti itu dapat menurunkan aktivitas secara drastis Contoh : analog dimetiletil
aktivitas hanya 25% dibanding Ach Substitusi dengan gugus yang lebih besar atau terhadap lebih dari
satu metil dapat meniadakan aktivitas. Muatan juga penting untuk aktivitas, contoh: isoster karbon tak
bermuatan (3,3-dimetilbutilasetat) hanya punya aktivitas 0,003% tetapi amin tersier (pilokarpin,
arecolin) aktif karena pada pH fisiologis, amina-amina ini terprotonasi sehingga bermuatan.
b) Perubahan rantai etilen Bagian molekul ini menjamin jarak yang tepat antara gugus amonium
dengan gugug ester penting untuk pengikatan yang efektif dengan reseptor.Peningkatan panjang rantai
menghasilkan penurunan aktivitas yang bermakna. Percabangan rantai hanya memungkinkan untuk
substituen metil. Substitusi dengan β-metil (metacholin)
Apakah bisa melepas ikatan antara enzim
asetilkolinesterase dengan organoposfat?
Jawab:
Bisa dengan senyawa reaktivator kolinesterase yang merupakan senyawa yang
dapat mengaktifkan kembali enzim asetilkolinesterase dari pemblok penghambat
kolinesterase oleh oragnoposfat.
Narulita dwi P (2014-033)
Jawab:
Menurunkan tonus dan pergerakan sauran cerna dan saluran urogenital.
Perbedaan kolinergik efek langsung dan tidak
langsung?
Jawab:
Kolinergik efek langsung = Zat-zat ini bekerja langsung terhadap organ ujung
dengan kerja utama yang mirip efek muskarin dari ACh (Asetilkolin). Semuanya
adalah zat-zat amonium kuaterner yang bersifat hidrofil dan sukar memasuki SSP
,Kecuali arekolin. Contoh : pilokarpin,muskarin, arekolin (alkaloid terdapat
dipinang kolinergik)
Obat-obat ini menghambat penguraian ACh secara reversibel, yakni hanya untuk
sementara. Setelah zat-zat tersebut habis diuraikan oleh kolinesterase, Ach segera
akan dirombak lagi. Disamping itu ada pula zat-zat yang mengikat enzim secara
irreversibel,misalnya Parathion dan organosfosfat lain. Kerjanya panjang karena
bertahan sampai enzim terbentuk baru lagi. Zat ini banyak digunakan sebagai
insektisid beracun kuat dibidang pertanian dan sebagai obat kutu rambut
(malathion). Zat-zat anti kolinesterase seperti pisostigmin, neoustigmin dan
piridostigmin.
Mekanisme organofosfat menjadi anti
asetilkolinesterase!
Jawab :
Organoposfat mengnonaktifkan asetilkolinesterase dengan cara fosforilasi
kelompok hidroksil serin yang berada pada sisi aktif asetilkolinesterase. Yang
menyebabkan kadar enzim berkurang sehingga enzim tidak dapat berfungsi lagi.
Nursika vendilasari (2013-282)
Jawab:
Kolinergik efek langsung = Zat-zat ini bekerja langsung terhadap organ ujung
dengan kerja utama yang mirip efek muskarin dari ACh (Asetilkolin). Semuanya
adalah zat-zat amonium kuaterner yang bersifat hidrofil dan sukar memasuki SSP
,Kecuali arekolin. Contoh : pilokarpin,muskarin, arekolin (alkaloid terdapat
dipinang kolinergik)
Obat-obat ini menghambat penguraian ACh secara reversibel, yakni hanya untuk
sementara. Setelah zat-zat tersebut habis diuraikan oleh kolinesterase, Ach segera
akan dirombak lagi. Disamping itu ada pula zat-zat yang mengikat enzim secara
irreversibel,misalnya Parathion dan organosfosfat lain. Kerjanya panjang karena
bertahan sampai enzim terbentuk baru lagi. Zat ini banyak digunakan sebagai
insektisid beracun kuat dibidang pertanian dan sebagai obat kutu rambut
(malathion). Zat-zat anti kolinesterase seperti pisostigmin, neoustigmin dan
piridostigmin.
Apa yang dimaksud dengan reaktivator
kolinesterase?
Jawab:
senyawa yang dapat mengaktifkan kembali enzim asetilkolinesterase dari
pemblok penghambat kolinesterase oleh oragnoposfat.
Sebutkan strktur kimia dari karbakol?
1. Apa saja obat anti kolinegik dan mekanismenya? (minimal 3)
ATROPIN
Menghambat aksi asetilkolin pada bagian parasimpatik otot halus, kelenjar sekresi dan SSP,
meningkatkan output jantung, mengeringkan sekresi, mengantagonis histamin dan serotonin.–
IPRATROPIUM BROMIDA
antagonis kolinergik asetilkolin pada reseptor kolinergik, yang memblok asetilkolin
di saraf parasimpatetik otot bronkus, menyebabkan stimulasi guanyl cyclase dan menekan
peningkatan cGMP ;(mediator bronkokonstriksi), sehingga menimbulkan bronkodilatasi.
(2,5,6);Aktivitas antimuskarinik pada otot bronkus lebih besar dibandingkan pada kelenjar sekret.
DIFENHIDRAMIN
Difenhidramin bekerja dengan cara menghalangi kinerja senyawa histamin alami tubuh yang
menyebabkan munculnya gejala alergi. Selain gejala alergi, Difenhidramin juga dapat digunakan
untuk menekan batuk, menangani mabuk perjalanan, serta sebagai obat tidur.
2. Efek samping antikolinergik?
Efek samping dari obat antikolinergik antara lain:
1. Sensasi tidak seimbang;
2. Mulut kering, mata kering, sakit tenggorokan;
3. Kulit kering;
4. Kemerahan pada kulit;
5. Peningkatan suhu badan;
6. Merasa silau;
7. Pandangan kabur;
8. Denyut jantung meningkat, berdebar-debar;
9. Sulit buang air kecil;
10. Sulit buang air besar;
11. Gangguan pada saraf otak (jarang terjadi), seperti kejang, koma, halusinasi.
3. Apa perbedaan senyawa kolinergik dengan efek langsung dan tidak langsung?
a. Senyawa kolinergik dengan efek langsung
Mekanisme kerja:
memiliki struktur mirip dengan asetilkolin sehingga dapat membentuk komplek dengan reseptor
asetilkolin. Reseptor tersebut terletk pada membran yang peka. Asetikolin dan kolinomimetik dapat
mempengaruhi dan mengikat keselektifan permeabilitas membran terhadap kation.
2. Asetilkolin dapan berinteraksi dengan reseptor muskarinik dan nikotinik, apakah asetilkolin dapat
berinteraksi dengan reseptor lain ? Dapat karena dapat menimbulkan efek yang berbeda dan dapat
membentuk dua konformasi yang berbeda
Siswandono. 2016. Kimia Medisinal Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga University Press
3. Kenapa gugus ester kurang penting untuk aktivitas kolinergik apa alasannya ? Karena dapat
menimbulkan aktivitas yang lebih besar di banding senyawa induk (asetilkolin)
Siswandono. 2016. Kimia Medisinal Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga University Press hal 359
Iin Sasmita /201410410311036
1. Sebutkan senyawa pemblok ganglionik secara kompetitif non depolarisasi ? Senyawa ini dapat
berkompetisi dengan asetilkolin pada tempat reseptor nikotinik tetapi tidak menghasilkan transmisi
rangsangan saraf . Contoh :heksametonium dan trimetafan.
-heksametonium : digunakan sebagai antidotum untuk melawaqn efek kurariform dari senyawa pemblok
saraf otot, seperti deksametonium
- Trimetafan : suatu senyawa menghasilkan efek pemblok ganglionik dengan masa kerja pendek
sehingga hanya digunakan mengontrol hipertensi pada waktu pembedahan.
Siswandono. 2016. Kimia Medisinal Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga University Press. (Hlm.
383-384)
2. Jelaskan mekanisme kerja dan obat antiparkinson (senyawa antikolinergik pusat) ?memblok pusat
trasmisi kolinergik dari asetilkolin, sehingga kadar asetilkolin diotak menurun. Akibatnya terjasi
keseimbangan kembali kadra dopamin dan asetilkolin.
Siswandono. 2016. Kimia Medisinal Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga University Press. (Hlm. 379)
3. Sebutkan ada beberapa macam obat antiparkinson yang senyawa mempengaruhi kadar dopamin diotak ?
Levodopa, apomorfin, bromokriptin, asam fusarat
Siswandono. 2016. Kimia Medisinal Edisi Kedua. Surabaya: Airlangga University Press. (Hlm. 380)
1. Bagaimana mekanisme senyawa koligernik efek tidak langsung ?
Jawaban : Bekerja sebagai penghambat enzim kolinesterase dengan cara berinteraksi membentuk kompleks dengan
enzim tersebut, melalui berbagai ikatan kimia termasuk ikatan elektrostatik, ikatan hidrogen dan ikatan kovalen.
Mekanisme kerja dan efek obat koligernik ?
Jawaban : Obat yang bekerja secara langsung atau tidak langsung meningkatkan fungsi neurotransmitter asetilkolin,
dan menghambat destruksi asetilkolin oleh enzim asetilkolinesterase di tempat tempat reseptornya.
2. Bagaimana mekanisme kerja koligernik dan contoh senyawanya ?
Jawaban : mekanisme kerjanya senyawa kolinergik ada dua ;
A. Efek langsung : Mekanisme kerjanya yaitu kolinomimetik mempunyai struktur mirip denagn asetilkolin sehingga
dapat membentuk kompleks dengan reseptor asetilkolin. Reseptor tersebut terletak pada membran yang peka.
Asetilkolin dan kolinomimetik dapat mempengaruhi dan memningkatkan keselektifan permeabilitas membran
terhadap kation.
Contoh : Asetilkolin, Metacholin, Carbachol, Betanechol.
B. Efek tidak langsung : Bekerja sebagai penghambat enzim kolinesterase dengan cara berinteraksi membentuk
kompleks dengan enzim tersebut, melalui berbagai ikatan kimia termasuk ikatan elektrostatik, ikatan hidrogen dan
ikatan kovalen.
Contoh : Turunan karbamat dan senyawa oganofosfat.