menekan fungsi sistem saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran. Analgetik narkotik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf pusat secara selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit, yang moderat ataupun berat, seperti rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit kanker, serangan jantung akut, sesudah operasi dan kolik usus atau ginjal MEKANISME KERJA ANALGETIKA NARKOTIKA Mekanisme kerja analgetika narkotik efek analgesik dihasilkan oleh adanya pengikatan obat dengan sisi reseptor khas pada sel dalam otak dan spinal cord. Rangsangan reseptor juga menimbulkan efek euforia dan rasa mengantuk. Menurut Beckett dan Casy, reseptor turunan morfin mempunyai tiga sisi yang sangat penting untuk timbulnya aktivitas analgesik, yaitu : 1. Struktur bidang datar, yang mengikat cincin aromatik obat melalui ikatan van der waals. 2. Tempat anionik, yang mampu berinteraksi dengan pusat muatan positif obat. 3. Lubang dengan orientasi yang sesuai untuk menampung bagian –CH2-CH2- dari proyeksi cincin piperidin, yang terletak didepan bidang yang mengandung cincin aromatik dan pusat dasar. HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS TURUNAN ANALGETIKA NARKOTIKA
Berdasarkan struktur kimianya analgetika narkotik
dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Turunan morfin
2. Turunan fenilpiperidin ( meperidin )
3. Turunan difenilpropilamin ( metadon )
4. Turunan lain-lain TURUNAN MORFIN
Morfin didapat dari opium, yaitu getah kering tanaman
Papaver somniferum . Opium mengandung tidak kurang dari 25 alkaloid , antara lain adalah morfin, kodein, noskapin, papaverin, tebain dan narsein. Selain efek analgesik turunan morfin juga menimbulkan euforia sehingga banyak disalahgunakan. Oleh karena itu, distribusi turunan morfin dikontrol secara ketat oleh pemerintah. HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS
Hubungan struktur-aktivitas turunan morfin dijelaskan
sebagai berikut : Eterifikasi dan esterifikasi gugus hidroksil fenol akan menurunkan aktivitas analgesik, meningkatkan aktivitas antibatuk dan meningkatkan efek kejang. Eterifikasi ,esterifikasi,oksidasi atau pergantian gugus hidroksil alkohol dengan halogen atau hidrogen dapat meningkatkan aktivitas analgesik, meningkatkan efek stimulan, tetapi juga meningkatkan toksisitas. Perubahan gugus hidroksil alkohol dari posisi 6 ke posisi 8 menurunkan aktivitas analgesik secara drastis. Pengubahan konfigurasi hidroksil pada C6 dapat meningkatkan aktivitas analgesik. Hidrogenasi ikatan rangkap C7C8 dapat menghasilkan efek yang sama atau lebih tinggi dibanding morfin.
Substitusi pada cincin aromatik akan mengurangi aktivitas
analgesik.
Pemecahan jembatan eter antara C4 dan C5 akan menurunkan
aktivitas Pembukaan cincin piperidin menyebabkan penurunan aktivitas
Demetilasi pada C17 dan perpanjangan rantai alifatik yang
terikat pada atom N dapat menurunkan aktivitas. Adanya gugus alil pada atom N menyebabkan senyawa bersifat antagonis kompetitif. TERIMA KASIH