Anda di halaman 1dari 21

KIMIA FARMASI I :

ANALGETIKA NARKOTIK
AGNITA SALSHABILLA
194840102

POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG


JURUSAN FARMASI
2020
YANG AKAN DIBAHAS :

• Pengertian Analgetika
• Pengertian Analgetika Narkotik
• Mekanisme Kerja Analgetika Narkotik
• Turunan Analgetika Narkotik
PENGERTIAN ANALGETIKA
Senyawa yang dapat menekan fungsi SSP secara
selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa
mempengaruhi kesadaran

Bekerja dengan meningkatkan nilai ambang persepsi


rasa sakit

Berdasarkan mekanisme kerja pada tingkat molekul,


analgetika dibagi menjadi 2 golongan yaitu analgetika
narkotik dan analgetika non-narkotik
PENGERTIAN ANALGETIKA
NARKOTIK
Senyawa yang dapat menekan
fungsi SSP secara selektif,
Sering pula digunakan untuk
digunakan untuk mengurangi rasa
pramedikasi anestesi, bersama-
sakit (moderat ataupun berat,
sama dengan atropin, untuk
seperti rasa sakit akibat kanker,
mengontrol sekresi.
serangan jantung akut, sesudah
operasi, dan kolik usus/ginjal)

Pemberian secara terus-menerus


timbulkan ketergantungan fisik dan
Aktivitas analgetika narkotik >
mental atau kecanduan, efek ini
aktivitas analgetika non narkotik,
terjadi secara cepat. Penghentian
sehingga disebut pula analgetika
pemberian obat secara tiba-tiba
kuat. Golongan ini pada umumnya
sebabkan sindrom abstinence atau
menimbulkan euforia sehingga
gejala withdrawal. Kelebihan dosis
banyak disalahgunakan.
sebabkan kematian karena depresi
pernafasan
MEKANISME KERJA ANALGETIKA
NARKOTIK
• Efek analgesik dihasilkan oleh adanya pengikatan obat dengan sisi reseptor opioid
spesifik pada sel dalam otak dan spinal chord.
• Rangsangan reseptor juga timbulkan efek euforia dan rasa mengantuk.
• Ada 4 macam reseptor opioid yaitu :
1. Reseptor mu Termasuk ke dalam kelompok
2. Reseptor delta GPCR (G Protein-Coupled
3. Reseptor kappa Receptor)
4. Reseptor NOP (Nociception/Orphanin FQ receptor )
• Menurut Beckett dan Casy, reseptor turunan morfin mempunyai 3 sisi yang sangat
penting untuk timbulnya aktivitas analgesik, yaitu :
a. Struktur bidang datar, yang mengikat cincin aromatik obat melalui ikatan van der
Waals.
b. Tempat anionik, yang mampu berinteraksi dengan pusat muatan (+) obat melalui
ikatan ionik.
c. Lubang dengan orientasi yang sesuai untuk menampung bagian gugus –CH2-CH2- dari
proyeksi cincin piperidin dan mengikatnya melalui ikatan van der Waals atau hidrofobik.
• Berdasarkan struktur kimianya analgetika narkotik dibagi menjadi 5 kelompok yaitu
turunan morfin, turunan fenilpiperidin (meperidin), turunan difenilpropilamin (metadon),
turunan morfinan, dan turunan lain-lain.
MEKANISME KERJA ANALGETIKA
NARKOTIK
TURUNAN ANALGETIKA NARKOTIK
TURUNAN
MORFIN
Morfin didapat dari opium, yaitu getah
kering tanaman Papaver somniferum. Morfin merupakan prototipe dari reseptor
Opium mengandung tidak kurang dari 40 miu Selain efek analgesik, juga
alkaloida, antara lain adalah morfin (8- menimbulkan euforia sehingga banyak
17%), noskapin (1-10%), kodein (0,7-5%), disalahgunakan. Distribusi morfin
tebain (0,1-2,5%), dan papaverin (0,5- dikontrol secara ketat oleh pemerintah.
1,5%)

Untuk dapat menimbulkan aktivitas


Karena turunan morfin timbulkan efek
analgesik narkotik, senyawa haru punya
kecanduan yang terjadi secara cepat,
gugus farmakofor sbb : cincin aromatik,
maka dicari turunan atau analognya yang
cincin piperidin, atom N tersier
masih mempunyai efek euforia tapi efek
bermuatan (-), dan atom C kuartener
kecanduannya lebih rendah.
(tidak mengikat atom H)
TURUNAN ANALGETIKA NARKOTIK
TURUNAN
MORFIN
TURUNAN ANALGETIKA NARKOTIK
TURUNAN
MORFIN
TURUNAN ANALGETIKA NARKOTIK
TURUNAN
MORFIN

Eterifikasi dan esterifikasi gugus hidroksil Eterifikasi, esterifikasi, oksidasi, atau


fenol akan menurunkan aktivitas penggantian gugus hidroksil alkohol
analgesik, meningkatkan aktivitas dengan halogen atau hidrogen
antibatuk dan efek kejang karena cincin meningkatkan aktivitas analgesik, efek
aromatik adalah gugus farmakofor stimulan, tetapi juga toksisitas

Perubahan gugus hidroksil alkohol dari


Pengubahan konfigurasi hidroksil pada C6
posisi 6 ke posisi 8 menurunkan aktivitas
dapat meningkatkan aktivitas analgesik
analgesik secara drastis
TURUNAN ANALGETIKA NARKOTIK
TURUNAN
MORFIN

Subtitusi pada cincin aromatik akan Pemecahan jembatan eter antara C4 dan
mengurangi aktivitas analgesik C5 akan menurunkan aktivitas

Demetilasi pada C17 yang terikat pada


atom N dapat menurunkan aktivitas
Pembukaan cincin piperidin
karena pembentukan amin sekunder
menyebabkan penurunan aktivitas
tersebut akan menghilangkan sifat
kationik senyawa
TURUNAN ANALGETIKA NARKOTIK
TURUNAN
MORFIN
TURUNAN ANALGETIKA NARKOTIK
TURUNAN
MEPERIDIN
Strukturnya tidak berhubungan dengan struktur morfin, namun masih menunjukkan kemiripan
karena mempunyai gugus farmakofor yang sama yaitu pusat atom C kuartener, rantai etilen,
gugus N-tersier dan cincin aromatik sehingga dapat berinteraksi dengan reseptor analgesik dan
menimbulkan efek narkotik analgesik. Hubungan struktur dan aktivitas turunan ini sbb :
1. Meperidin
Mempunyai efek analgesik antara morfin dan kodein. Digunakan untuk mengurangi rasa
sakit pada kasus obsetri dan untuk pramedikasi pada anestesi. Sering sebagai obat pengganti
morfin untuk pengobatan penderita kecanduan turunan morfin karena efek analgesiknya
seperti morfin namun dengan efek kecanduan lebih rendah.
2. Difenoksilat
Strukturnya berhubungan erat dengan meperidin, tapi efek analgesik sangat rendah karena
adanya gugus yang besar pada atom N.
3. Loperamid
Strukturnya berhubungan erat dengan difenoksilat, tapi efek analgesik lebih spesifik, kuat,
dan lama
4. Fentanil sitrat
Analgesik narkotik sangat kuat, sebagai penunjang(pramedikasi) pada anestesi sistemik,
TURUNAN ANALGETIKA NARKOTIK
TURUNAN
MEPERIDIN
5. Sufentanil
Sifat dan kegunaan seperti fentanil.
TURUNAN ANALGETIKA NARKOTIK
TURUNAN
METADON

Bersifat optis aktif dan biasanya


digunakan dalam bentuk garam HCl

Meskipun tidak memiliki cincin


piperidin, tetapi dapat membentuk
“cincin” seperti piperidin bila dalam
larutan atau cairan tubuh karena ada
daya tarik menarik ion dipol antara
basa N dengan gugus karboksil dan
karena terbentuknya ikatan hidrogen
intramolekul
TURUNAN ANALGETIKA NARKOTIK
TURUNAN
METADON
TURUNAN ANALGETIKA NARKOTIK
TURUNAN
METADON

Hubungan struktur dan aktivitas

1. Metadon 2. Propoksifen
Memiliki aktifitas analgesik 2 kali Dalam sediaan biasanya sebagai garam HCl
morfin dan 10 kali meperidin. Dalam atau napsilat. Yang aktif sebagai analgesik
sediaan biasanya sebagai garam HCl adalah bentuk isomer alpha (+). Bentuk
dan campuran rasemat. Digunakan iomer alpha (-) dan beta-diasteroisomer
sebagai obat pengganti morfin untuk memiliki aktivitas analgesik rendah. Alpha
pengobata penderita kecanduan (-) propoksifen memiliki efek antibatuk
turunan morfin, karena dapat cukup besar. Aktivitas analgesik alpha (+)
menimbulkan efek analgesik seperti propoksifen kira-kira sama dengan kodein,
morfin dengan efek kecanduan lebih dengan ES lebih rendah. Alpha (+) untuk
rendah. Penggunaan metadon harus menekan gejala withdrawal morfin dan
dikontrol dengan ketat karena sebagai analgesik nyeri gigi serta tidak
toksisitasnya 3-10 kali lebih besar memiliki efek antidiare, antibatuk, dan
dibanding morfin antipiretik
TURUNAN ANALGETIKA NARKOTIK
TURUNAN
MORFINAN

Dalam upaya mengembangkan turunan


morfin, dilakukan penyederhanaan struktur
dengan menghilangkan jembatan eter dan
ik. rangkap C 7-8, didapat turunan dengan
aktivitas lebih besar

Disebabkan karena struktur turunan


morfinan lebih lentur dan dapat mengikat
semua reseptor narkotik analgesik lebih
kuat. Contoh : levorfanol dan
dekstrometorfan
TURUNAN ANALGETIKA NARKOTIK
TURUNAN
LAIN-LAIN

Tramadol
Analgesik kuat dengan aktivitas 0,1-0,2 kali morfin. Dapat
mengahmabt reuptake dari norepinefrin, serotonin, dan
meningkatkan pelepasan serotonin yang dapat mengubah persepsi
dan respons nyeri dengan mengikat reseptor opiat mu. Meskipun
efeknya melalui reseptor opiat, namun efek depresi pernafasan dan
kemungkinan resiko kecanduan relatif kecil
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai