Anda di halaman 1dari 37

Hubungan antara struktut dengan aktivitas

obat- obat analgetk narkotik


Kelompok 1 :

1. Engla Kemala Sari (1104006) 7. Yuliana (1604042)


2. Lusi Rahmawati (1404071) 8. Fira Andila (1604058)
3. Icha Zelva Melinda (1504055) 9. Yoga Ramadhana (1604094)
4. Putri wulandari (1504141) 10. Silvia Devita (1604116)
5. Riska Safitri (1604008) 11. Nur Aliza (1604132)
6. Rori Dwi Agusti (1604028)

 Dosen : Nessa, S.Farm, M.Biomed, Apt

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA


YAYASAN PERINTIS
PADANG
2019
PENGERTIAN
 Analgetika adalah senyawa yang dapat
menekan fungsi sistem saraf pusat secara
selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit
tanpa mempengaruhi kesadaran.
 Analgetika bekerja dengan meningkatkan nilai
ambang persepsi rasa sakit.
Lanjutan...
 Analgetika narkotik adalah senyawa yang dapat
menekan fungsi sistem saraf pusat secara
selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit,
yang moderat ataupun berat seperti rasa sakit
yang disebabkan oleh penyaki kanker, serangan
jantung akut, sesudah operasi dan kolik usus
atau ginjal.
Penggolongan
Berdasarkan struktur kimia analgetik
narkotik dibagi 4 kelompok:

1. Turunan morfin
2. Turunan fenil piperidin (meperidin)
3. Turunan difenilpropilamin (metadon)
4. Turunan lain
Lanjutan..
1. Turunan morfin
Morfin didapat dari opium, getah kering
tanaman Papaver somniferum
Opium mengandung ± 25 alkaloida,
diantaranya :
morfin, noskapin, papaverin, tebain,9
narcein
Euforia sehingga disalahgunakan (drug
abuse)
Efek kecanduan terjadi dgn cepat
Lanjutan...
Hubungan struktur dan aktivitas turunan morfin:

1. Eterifikasi dan esterifikasi gugus OH fenol akan


menurunkan aktivitas analgesik, menaikkan aktivitas
antibatuk dan meningkatkan efek 12 kejang.

2. Eterifikasi, esterifikasi, oksidasi atau pergantian


gugus hidroksil alkohol dengan halogen atau hidrogen
dapat meningkatkan aktivitas analgesik,
meningkatkan efek stimulan, tetapi juga
meningkatkan toksisitas

3. Perubahan gugus hidroksil alkohol dari posisi 6 ke


posisi 8 menurunkan aktivitas analgesik secara
drastis.
Lanjutan...
4) Pengubahan konfigurasi hidroksil pada C6 dapat
meningkatkan
aktivitas analgesik.
5) Hidrogenasi ikatan rangkap C7-C8 dapat menghasilkan efek
yang sama atau lebih tinggi dibanding morfin.
6) Substansi pada cincin aromatik akan mengurangi aktivitas
analgesik.
7) Pemecahan jembatan eter antara C4 dan C5 menurunkan
aktivitas.
8) Pembukaan cincin piperidin menyebabkan penurunan
aktivitas.
9) Demetilasi pada C17 dan perpanjangan rantai alifatik yang
terikat pada atom N dapat menurunkan aktivitas.
Adanya gugus alil pada atom N menyebabkan senyawa
bersifat antagonis kompetitif.
Lanjutan...
Morfin:
• Hasil isolasi dari opium, mengandung morfin 5-
20%
• Sediaan sebagai garam HCl atau sulfat
• Guna penghilang rasa sakit hebat : serangan
jantung & penyakit kanker
• Kecanduan cepat terjadi
• Diikat protein plasma 20-35%
• Waktu paro eliminasi 2,4 – 3,4 jam
• Dosis oral : 20-25 mg, setiap 4 jam
• i.m atau s.c : 10 mg/70 kg bb
Lanjutan...
Kodein
• Hasil metilasi ggs OH fenol morfin
• Efek analgetik < morfin, tetapi anti batuk kuat
• Kecanduannya < morfin
• Tidak menimbulkan depresi pernafasan
• Sediaan : garam HCl, fosfat, sulfat
• Absorpsi pd saluran cerna cukup baik
• Terikat protein plasma 7-25%
• Kadar plasma tertinggi dicapai 0,5-1,5 jam setelah
pemberian oral, dengan waktu paro plasma 2-4
jam
• Dosis oral : analgesik 30mg 4dd, antibatuk 5-10mg 4
dd
Lanjutan...
Dionin (etil morfin)
• Hasil etilasi gugus OH fenol pada morfin
• Efek analgesik < kodein
• Mempunyai efek antibatuk kuat seperti kodein
• Mempunyai efek kemosis, yang merangsang
peredaran vaskular dan limpatik mata untuk
mengeluarkan kotoran pad ainfeksi mata
• Dalam sediaan sebagai garam HCl
• Dosis oral : analgesik 30mg 4dd, antibatuk : 5-
10mg 4dd
Lanjutan...
Heroin (Diasetilmorfin)
• Hasil asetilasi kedua gugus OH morfin
• Efek analgesik & euphria > morfin
• Kecanduan heroin lebih cepat di banding
morfin
• Efek samping >> morfin
• Sering disalahgunakan, sehingga digolongkan
sebagai obat terlarang
2. Turunan Meperidin
Meski struktur tidak berhubungan dengan
struktur morfin tetapi masih menunjukkan
kemiripan karena mempunyai pusat atom C
kuarterner, rantai etilen, gugus N tersier
dan cincin aromatik sehingga dapat
berinteraksi dengan reseptor analgesik
Lanjutan...
Meperidin (Pethidin = Dolantin)

• Efek analgesik antara morfin dan kodein


• Digunakan mengurangi sakit pd obstetri
• Untuk pramedikasi pd anestesi
• Digunakan sbg pengganti morfin utk pengobatan penderi
kecanduan turunan morfin krn memp efek analgesik
seperti morfin tetapi kecenderungan kecanduan lebih
rendah
• Penyerapan dalam saluran cerna cukup baik
• 40-50% diikat oleh protein plasma
• Kadar plasma tertinggi dicapai dlm 1-2 jam
• Waktu paro plasma 5 jam
• Dosis oral, i.m dan s.c.: 50-100mg, dpt diulang setiap 3 -4
jam
Lanjutan...
Difenoksilat (Lomotil)

• Struktur berhubungan erat dengan meperidin,


tetapi efek analgesik sangat rendah karena ada
gugus yang besar pada atom N
• Dapat menghambat pergerakan saluran cerna
sehingga digunakan sebagai konstipan pada diare
• Dosis normal tidak menimbulkan kecanduan
• Penyerapan obat pada saluran cerna cukup baik
• Kadar plasma tertinggi 2 jam stlh pemberian
• Waktu paro plasma 2,5 jam
• Dosis : 5 mg 4dd
Lanjutan...
Loperamid (Imodium)

• Struktur berhubungan erat degan difenoksilat, tetapi


efeknya lebih khas, lebih kuat, lebih lama
• Mempunyai efek langsung terhadap otot longitudinal
& sirkulasi usus
• Sebagai konstipan pada diare akut & kronis
• Kadar plasma tinggi dalam 4 jam setelah pemberian
oral
• Waktu paro 40 jam
• Dosis awal oral : 4mg, diikuti dgn dosis pemeliharaan
2mg, sampai diare berhenti
3. Turunan Metadon
Bersifat optis aktif, biasa dlm garam HCl
meski tidak mempunyai cincin piperidin,
seperti pada morfin atau meperidin, tetapi
Turunan metadon dapat membentuk cincin
bila dalam larutan atau cairan tubuh,
disebabkan ada daya tarik menarik dipol-
dipol antara basa N dgn ggs karboksil
Lanjutan...
Metadon

• Efek analgesik 2x morfin, 10x meperidin, sebagai garam HCl


• Sebagai obat p.ganti morfin utk p.obatan p.derita kecanduan der.
morfin,karena efek analgesik seperti morfin, efek kecanduan <
morfin
•Pengunaan metadon dikontrol dengan ketat, krn toksisitasnya 3-10 x >
morfin
• Diserap sauranl cerna cukup baik,90% diikat protein plasma
• Kadar tinggi dicapai 4jam, Waktu paro 15 jam
• Dosis analgesik i.m.: 2,5-10mg; untuk menekan sindrom obstinence :
15-40mg & sec bertahap dikurangi
• LEVANON : isomer levo metadon, tidak menimbulkan euforia
dianjurkan sebagai obat pengganti morfin untuk pengobatan kecanduan
Lanjutan...
Propoksifen

• Garam HCl atau napsilat, aktif analgesik bentuk isomer (+)


• Isomer (-) & b-diastereoisomer aktivitas analgesik rendah
• (-) propoksifen mempunyai efek anti batuk cukup besar
• Efek analgesik (+) propoksifen = kodein dengan efek samping
lebih rendah
• (+) propoksifen menekan gejala withdrawal morfin & sebagai
analgesik nyeri gigi
• (+) propoksifen tidak mempunyai efek antidiare, antibatuk &
antipiretik
• Diserap saluran cerna cukup baik, 70-80% terikat protein plasma
• Kadar plasma tinggi dicapai 2 jam, waktu paro plasma 15jam
• Dosis : 100mg, setiap 4 jam
d. Turunan lain lain
1)Tramadol (trmal, siminac) analgesik kuat dengan
aktifitas 0,1- 0,2 kali morfin.
Meskipun efeknya melalui reseptor opiat,
tetapi efek depresi dan kemungkinan resiko
kecanduan relatif kecil. Senyawa diaborbsi
dalam saluran cerna lebih kurang 90%,
dengan masa kerja 4-6 jam.

2) Butarfanol fenat (stdol NS), turunan morfinal


dengan efek analgesik kuat.
Digunakan dalam bentuk semprot (spray)
untuk mengatasi rasa nyeri yang sedang
dan hebat.
Mekanisme Kerja Analgetik Narkotik
Mekanisme kerja analgetik narkotik
Efek analgetik dihasilkan oleh adanya pengikatan obat dengan
sisi reseptor khas pada sel dalam otak dan spinal cord. Rangsangan
reseptor juga menimbulkan efek euforia dan mengantuk.

Menurut Becket dan Casy, reseptor turunan morfin mempunyai tiga


sisi yang sangat penting untuk timbulnya aktifitas analgetik, yaitu:
a. Struktur bidang datar yang mengikat cincin aromatik obat
melalui ikatan Vanderwalls
b. Tempat anionik, yang mampu berinterak si dengan pusat muatan
positif obat.
c. Lubang dan orientasi yang sesuai untuk menampung bagian –
CH2-CH2- dari proyeksi cincin piperidin, yang terletak
depan bidang yang mengandung cincin aromatik dan pusat
dasar.
Lanjutan...
Secara umum analgesik narkotik adalah Terikatnya opioid
pada reseptor menghasilkan pengurangan masuknya ion Ca2+
ke dalam sel, selain itu mengakibatkan pula hiperpolarisasi
dengan meningkatkan masuknya ion K+ ke dalam sel.
Hasil dari berkurangnya kadar ion kalsium dalam sel adalah
terjadinya pengurangan terlepasnya dopamin, serotonin, dan
peptida penghantar nyeri dan mengakibatkan transmisi rangsang
nyeri terhambat.
Endorfin bekerja dengan jalan menduduki reseptor – reseptor
nyeri di susunan saraf pusat, hingga perasaan nyeri dapat
diblokir. analgesic opioida berdasarkan kemampuannya untuk
menduduki sisa-sisa reseptor nyeri yang belum di tempati
endokfin.
Efek samping yang mungkin terjadi
dilihat dari struktur
1.Turunan Morfin
Fenolik OH
Metilasi gugus fenolik OH dari morfin akan mengakibatkan penurunan
aktivitas analgesik secara drastis.
Lanjutan...
 Jembatan Eter
Pemecahan jembatan eter antara C4 dan C5 akan
munurunkan aktivitas analgesik.

 Steroekimia
Perubahan stereokimia di bahkan satu pusat kiral dapat
mengakibatkan perubahan bentuk yang drastis, sehingga
mustahil bagi molekul untuk berikatan dengan reseptor
analgesik.

 Cincin Aromatik
Substitusi pada cincin aromatik juga akan mengurangi
aktivitas analgesik
Lanjutan...
 Penghilangan Cincin E
Penghilangan cincin E akan mengakibatkan kehilangan seluruh
aktivitas, hal ini menunjukkan pentingnya nitrogen untuk aktivitas
analgesik

 Gugus N-Metil
Atom nitrogen dari morfin akan terionisasi ketika berikatan
dengan reseptor.Penggantian gugus N-metil dengan proton
mengurangi aktivitas analgesik tetapi tidak menghilangkannnya.
Lanjutan...
 Pembukaan cincin piperidin menyebabkan
penurunan aktivitas. (16)

 Penghilangan
cincin B,C,D dan E akan
menghasilkan senyawa analgesik yaitu
methadone.
Lanjutan...
B.Turunan Meperidin
Struktur Meperidin tidak memiliki hubungan dengan struktur
morfin, akan tetapi masih terdapat kemiripan, karena
meperidin memiliki pusat atom C kuartener, rantai etilen,
gugus N-tersier serta cincin aromatik sehingga dapat
berinteraksi dengan reseptor analgetik.

C. Turunan Metadon
Turunan metadon bersifat optis aktif dan biasanya digunakan
dalam bentuk garam HCl. Turunan metadon tidak memiliki
cincin piperidin, akan tetapi dapat membentuk cincin apabila
berada dalam larutan ataupun cairan tubuh. Hal tersebut
terjadi karena adanya daya tarik –menarik dipol-dipol antara
basa N dengan gugus karboksil.
Efek samping
Efek Samping : euforia, ketergantungan fisik dan
mental, konstipasi, kontraksi pupil, nausea dan
toleransi.

Penghentian pemberian obat secara tiba-tiba


menyebabkan sindrom abstinence atau gejala
withdrawal.

Kelebihan dosis dpt menyebabkan kematian karena


terjadi depresi pernafasan.
Literatur
 https://www.academia.edu/27713999/KIMIA_MEDISINA
L_HUBUNGAN_STRUKTUR

 http://sidfirman82.blogspot.com/2016/03/analgetik.html?m
=1

 https://nadyaseptii.blogspot.com/2017/10/obat-
analgetika.html

 https://studylibid.com/doc/247585/kimia-medisinal-obat-
analgetik

Anda mungkin juga menyukai