Latar belakang Abad ke-16. HgCl2 diperkenalkan oleh Paracelcus sebagai diuretik utuk terapi edema
Pada tahun 1930 Swartz menemukan bahwa sulfanilamide
sebagai antimikrobial dapat juga digunakan untuk mengobati edema pada pasien payah jantung, yaitu dengan meningkatkan eksresi dari Na+
● Ingat pelajaran kimfar gol sulfonamida non antibiotik
Adanya efek Penemuan
samping diuretik baru Defenisi diuretik
Asal kata dioureikos yang berarti merangsang
berkemih atau pengeluaran urin
Istilah diuresis memiliki dua pengertian, ialah menunjukkan adanya
penambahan volume urin yang diproduksi dan menunjukkan jumlah pengeluaran zat- zat terlarut dan air
Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan
urin. (meningkatkan laju urinasi dan volume air seni ) Peran nephron Peran Nephron • Ginjal mengontrol volume ECF (Extracellular fluid) dengan menyesuaikan eksresi NaCl dan H2O • Tiap ginjal memfiltrasi lebih dari 22 mol Na. Untuk menjaga keseimbangan NaCl , sekitar 3 lbs NaCl harus direabsorpsi oleh tubulus ginjal per hari. • Tekanan darah dipengaruhi volume ECF - Jika intake NaCl > output maka akan terjadi edema. Contohnya pada gagal jantung kongestif, gagal ginjal. • Reabsorpsi Na+ terjadi di membran basolateral (blood side) dari epitel nephron, dibantu terutama oleh Na+ K+ ATP-ase • Pertukaran 1 mol Na+ dengan 2 mol K+ membutuhkan energi sehingga konsentrasi Na+ harus rendah dan K+ harus tinggi di intraseluler. • Pada luminal side epitel nephron, transpor Na+ terjadi secara pasif, mengikuti gradien elektrokimia dari lumen ke dalam sel.
Mekanisme inilah yang menjadi dasar fisiologi dari diuretik.
Farmakologi diuretik Fungsi utama dari Diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra sel kembali menjadi normal. • Tujuan utama terapi diuretik adalah mengurangi edema, yaitu, dengan cara mengurangi volume ECF. Untuk mencapai hal ini, output NaCl HARUS > inputnya. • Diuretik terutama mencegah masuknya Na+ ke dalam sel tubulus • Semua diuretik kecuali spironolakton bekerja pada luminal side sel nephron. • Diuretik masuk ke dalam cairan tubulus supaya kerjanya lebih efektif Klasifikasi golongan diuretik Diuretik Osmotik • Diuretik osmotik adalah natriuretik, dapat meningkatkan ekskresi natrium dan air. • Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretik osmotik apabila memenuhi 4 syarat : 1. Difiltasi secara bebas oleh glomerulus 2. Tidak atau hanya sedikit direabsorpsi sel tubuli ginjal 3. Secara farmakologis merupakan zat yang inert 4. Umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolik. • Contoh dari diuretik osmotik adalah ; manitol, urea, gliserin dan isosorbid Manitol • mekanisme : manitol sebagai diuretik osmotik yang non- metabolizable akan difiltrasi ke dalam lumen tubulus sehingga meningkatkan osmolalitas carian tubulus. Hal ini berakibat terjadinya ketikdakseimbangan reabsorpsi cairan, sehingga Eksresi air yang meningkat (disertai dengan ion Na+) • Indikasi Manitol digunakan untuk : 1. Profilaksis gagal ginjal akut, suatu keadaan yang dapat timbul akibat operasi jantung, luka traumatik berat, atau tindakan operatif dengan penderita yang juga menderita ikterus berat 2. Menurunkan tekanan maupun volume cairan intraokuler atau cairan serebrospinal 3. Meningkatkan volume urine 4. Menurunkan tekanan intra-kranial • Kontraindikasi : ginjal dengan anuria, kongesti atau udem paru yang berat, dehidrasi hebat dan perdarahan intrakranial kecuali bila akan dilakukan kraniotomi. Infus manitol harus segera dihentikan bila terdapat tanda-tanda gangguan fungsi ginjal yang progresif, payah jantung atau kongesti paru. • Toksisitas • Ekspansi cairan ekstraseluler & hiponatremia menimbulkan : - gagal jantung kongestif - edema paru • sakit kepala • mual & muntah • Dehidrasi • hipernatremia • Efek samping : manitol dapat menimbulkan reaksi hipersensitif Inhibitor karbonik anhidrase • Karbonik anhidrase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi CO2 + H2O ↔ H2CO3. Enzim ini terdapat antara lain dalam sel korteks renalis, pankreas, mukosa lambung, mata, eritrosit dan SSP, tetapi tidak terdapat dalam plasma • Obat ini bekerja pada tubulus proksimal (nefron) dengan mencegah reabsorpsi bikarbonat (hidrogen karbonat), natrium, kalium, dan air semua zat ini meningkatkan produksi urine Mk : • Bikarbonat banyak diabsorpsi pada tubulus proksimal. Ion H+ dikeluarkan dari lumen yang akan bergabung dengan bikarbonat (HCO3-) menjadi H2CO3 yang kemudian diuabah menjadi CO2 dan H2O (dikatalisator oleh karbonik anhidrase). • CO2 berdifusi ke tubulus proksimal dimana akan bergabung dengan H2O dan menjadi H2CO3 membentuk H+ dan HCO3-. HCO3- keluar dari tubulus proksimal melalui pembuluh darah dimana H+ dikeluarkan menuju lumen tubulus. • Hal ini meyebabkan penyerapan dari HCO3-. • Apabila aktifitas CA dihambat, akan menyebabkan pengurangan reabsorpsi dan keluar dari tubulus proksimal dalam jumlah besar. Karena Na+ kation terbanyak dalam cairan di tubulus proksimal, dimana akan bergabung dengan HCO3- keluar dari tubulus proksimal. • Pada nefron distal, Na+ banyak diabsorpsi (tidak seperti HCO3-) dan untuk pertukaran K+. Untuk itu asetazolamid menyebabkan peningkatan dari HCO3-, K+ pada urine. • Yang termasuk golongan diuretik ini adalah asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid. • Indikasi: • Penggunaan utama adalah menurunkan tekanan intraokuler pada penyakit glaukoma. • Efek Samping dan kontraindikasi : Pada dosis tinggi dapat timbul parestesia dan kantuk yang terus-menerus. Asetazolamid mempermudah pembentukan batu ginjal karena berkurangnya sekskresi sitrat, kadar kalsium dalam urin tidak berubah atau meningkat. Asetazolamid • Kontraindikasi : sirosis , reaksi alergi yang jarang terjadi berupa demam, reaksi kulit, depresi sumsum tulang dan lesi renal mirip reaksi sulfonamid. Asetazolamid sebaiknya tidak diberikan selama kehamilan. • Toksisitas : Asidosis metabolit hiperkloremia, Batu ginjal, Hilangnya kalium ginjal, Rasa mengantuk, Parastesia, dan Hipersensitivitas Tiazid • Mk : Diuretik tiazid, bekerja pada bagian awal tubulus distal (nefron). Obat ini menurunkan reabsorpsi natrium dan klorida, yang meningkatkan ekskresi air, natrium, dan klorida. Selain itu, kalium hilang dan kalsium ditahan. • Indikasi : hipertensi, gagal jantung ringan, edema, dan pada diabetes insipidus nefrogenik. • Yang termsuk golongan ini adalah ; klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid. • Toksisitas : Alkalosis metabolik hipokalemia & hiperurisemia, Toleransi gangguan karbohidrat /hiperglikemia , Hiperlipidemia, Hiponatremia, Reaksi alergi, Lain : lemah, rasa capek/lelah, parastesia , impotensi Loop Diuretik Mekanisme kerja : • Secara umum dapat dikatakan bahwa diureti kuat mempunyai mula kerja dan lama kerja yang lebih pendek dari tiazid. Diuretik kuat terutama bekerja pada Ansa Henle bagian asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat kotranspor Na+/K+/Cl- dari membran lumen pada pars ascenden ansa henle, karena itu reabsorpsi Na+/K+/Cl- menurun a. Penghambatan enzim Na+-K+ ATPase b. Penghambatan atau pemindahan siklik-AMP c. Penghambatan glikolisis. • Termasuk dalam kelompok ini adalah asam etakrinat, furosemid dan bumetanid. • Efek samping gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit yang sering terjadi, gangguan saluran cerna lebih sering terjadi dengan asam etakrinat daripada furosemid. Tidak dianjurkan pada wanita hamil kecuali bila mutlak diperlukan. Asam etakrinat dapat menyebabkan ketulian sementara maupun menetap • Toksisitas : Alkalosis metabolik hipokalemia, Ototoksisitas, Hiperurisemia, Hipomagnesemia, Reaksi alergi, Dehidrasi Hemat kalium • MK : Diuretik hemat kalium bekerja pada saluran pengumpul, dengan mengubah kekuatan pasif yang mengontrol pergerakan ion-ion, memblok absorpsi kembali ion Na+ dan ekskresi ion K+ sehingga meningkatkan sekresi ion Na+ dan Cl- dalam urin. Antagonis Aldosteron • Aldosteron adalah mineralokortikoid endogen yang paling kuat. Peranan utama aldosteron ialah memperbesar reabsorbsi natrium dan klorida di tubuli serta memperbesar ekskresi kalium • Efek samping : hiperkalemia • Indikasi: hipertensi dan udem yang refrakter Triamteren dan Amilorid • Kedua obat ini terutama memperbesar ekskresi natrium dan klorida, sedangkan eksresi kalium berkurang dan ekskresi bikarbonat tidak mengalami perubahan. • Triamteren menurunkan ekskresi K+ dengan menghambat sekresi kalium di sel tubuli distal. Dibandingkan dengan triamteren, amilorid jauh lebih mudah larut dalam air sehingga lebihmudah larut dalam air sehingga lebih banyak diteliti. • Efek samping : hiperkalemia, mual, muntah, kejang kaki, dan pusing. • Indikasi : untuk pengobatan pasien udem, dan bermanfaat bila diberikan bersama dengan diuretik golongan lain, misalnya dari golongan tiazid. Indikasi diuretik • Hipertensi(thiazid) • Payah jantung kronik kongestif (tiazid) • Udem paru akut Biasanya menggunakan diuretik kuat (furosemid) • Sindrom nefrotik, Biasanya digunakan tiazid atau diuretik kuat bersama dengan spironolakton • Payah ginjal akut, Manitol dan/atau furosemid, bila diuresis berhasil, volume cairan tubuh yang hilang harus diganti dengan hati-hati. • Penyakit hati kronik spironolakton (sendiri atau bersama tiazid atau diuretik kuat). • Udem otak Diuretik osmotik • Hiperklasemia, Diuretik furosemid, diberikan bersama infus NaCl hipertonis. • Batu ginjal, Diuretik tiazid • Diabetes insipidus, Diuretik golongan tiazid disertai dengan diet rendah garam • Open angle glaucoma, Diuretik asetazolamid digunakan untuk jangka panjang. • Acute angle closure glaucoma , Diuretik osmotik atau asetazolamid digunakan prabedah. Terima kasih Terima kasih