NIM : PO714251161059
A. ANALGETIKA NARKOTIKA
- Analgetika narkotik adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem saraf pusat cara
selektif, digunakan untuk mengurangi rasa sakit, yang moderat ataupun berat, saperti
rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit kanker, serangan jantung akut, sésudah operasi
dan kolik usus atau ginjal. Analgetika narkotik sering pula digunakan untuk pramedikasi
- Aktivitas analgetika narkotik jauh lebih besar dibanding golongan analgetik non
narkotik, sehingga disebut pula analgetika kuat. Golongan ini pada umumnya
atau kecanduan, dan efek ini terjadi secara cepat. Penghentian pemberian obat secara
Efek analgesik dihasilkan oleh adanya pengikatan obat dengan sisi reseptor
opiod spesifik dalam sel otak dan spinal cord. Rangsangan reseptor menimbulkan efek
eforia dan rasa mengantuk. Ada empat macam reseptor opiod yaitu reseptor µ, δ, κ dan
Menurut Becket dan Casy , reseptor turunan morfin mempunyai tiga sisi yang sangat
a. Struktur bidang, yang mengikat cincin aromatic obat melalui ikatan van der Waals.
b. Tempat anionic, yang mampu berinterkasi dengan pusat muatan positif obat melalui
ikatan ionic.
c. Lubang dengan orientasi yang sesuia untuk menampung bagian gugus –CH2-CH2
dari proyeksi cincin piperidin dan mengikatnya melalui ikatan van der Waals atau
hidrofobik.
1. Turunan Morfin
Morfin didapat dari opium, yaitu getah kering tanaman Papaver somniferum.
Opium mengandung tidak kurang dari 45 alkaloida, antara lain adalah morfin (8-
Selain efek analgesik turunan morfin juga menimbulkan euforia sehingga banyak
disalahgunakan. Oleh karena itu distribusi turunan morfin dikontrol secara ketat oleh
pemerintah. Karena turunan morfin menimbulkan efek terjadi secara cepat, maka
dicari turunan atau analognya yang masih mempun efek analgesik tetapi efek
Morfin
Morfin didapat dari hasil isolasi opium, yang mengandung morfin antara 5-20 %.
Dalam sediaan biasanya sebagai garam HCI atau sulfat . Morfin digunakan untuk
mengurangi rasa sakit yang hebat, misal serangan jantung akut. Efek kecanduannya
terjadi dengan cepat. Morfin diikat oleh protein plasma 20-35 % , dan mempunyai
waktu paro eliminasi 2,9 & 0,5 jam . Dosis oral : 20-25 mg, setiap 4 jam. I.M. atau
a. Gugus hidroksil fenol akan menurunkan aktivitas Eterifikasi dan esterifikasi analgesik,
b. Eterifikasi, esterifikasi, oksidasi atau pengantian gugus hidroksil alkohol dengan halogen
dibanding morfin.
i. Demetilasi pada C17 dan perpanjangan rantai alifatik yang terikat pada atom N dapat
menurunkan aktivitas. Adanya gugus alil pada atom N menyebabkan senyawa bersifat
antagonis kompetitif.
2. Turunan Mepiridin
menunjukkan kemiripan karena mempunyai pusat atom C kuarterner, rantai etilen, gugus
N-tersier dan cincin aromatik sehingga apat berinteraksi dengan reseptor analgesik.
Contoh:
Meperidin
Meperidin (Pethidine = Dolantin), mempunyai efek analgesik antara morfin dan kodein.
Meperidin digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada kasus obsetri dan untuk
pramedikasi pada anestesi. Sering digunakan sebagai obat pengganti morfin untuk
saluran cerna cukup baik, obat diikat oleh protein plasma ±40-50 % . Kadar plasma
tertinggi obat dicapai dalam 1-2 jam, dengan waktu paro plasma ± 5jam. Dosis oral, I.M.
3. Turunan Metadon
Turunan metadon bersifat optis aktif dan biasanya digunakan dalam bentuk
garam HCl. Meskipun tidak mempunyai cinein piperidin, seperti pada turunan morfin
atau meperidin, tetapi turunan metadon dapat membentuk cincin bila dalam larutan atau
cairan tubuh. Hal ini disebabkan karena ada daya tarik- menarik dipol-dipol antara basa N
Contoh:
Metadon
Metadon, mempunyai aktivitas analgesik 2 kali morfin dan 10 kali meperidin. Dalam
sediaan biasanya sebagai garam HCI. Turunan metadon digunakan sebagai obat
pengganti morfin untuk pengobatan penderita kecanduan turunan morfin, karena dapat
menimbulkan efek analgesik seperti morfin, dan efek kecanduannya lebih readah
dibanding morfin. Meskipun demikian penggunaan metadon harus dikontrol dengan
ketat, karena toksisitasnya 3-10 kali lebih besar dibanding morfin. Metadon diabsorpsi
pada saluran cerna cukup baik , ± 90 % obat diikat oleh protein plasma . Kadar plasma
4. Turunan Lain-Lain
a. Tramadol (Tramal, Seminac), analgesik kuat dengan aktivitas 0,1-0,2 kali morfin.
Meskipun efeknya melalui reseptor opiat, tetapi efek depresi pernafasan dan
kemungkinan resiko kecanduan relatif kecil. Senyawa diabsorpsi dalam saluran cerna
b. Butorfanol tartrat (Stadol NS), turunan morfinan dengan efek analgesik kuat. Digunakan
dalam bentuk semprot (spray) untuk mengatasi rasa nyeri yang sedang dan hebat.
B. ANALGETIKA NARKOTIK
Analgetika non narkotik digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang ringan sampai
moderat, sehingga sering disebut analgetika ringan, juga untuk menurunkan suhu badan
pada keadaan panas badan yang tinggi dan sebagai antiradang untuk pengobatan rematik.
Analgetika non narkotik bekerja pada perifer dan sentral sistem saraf pusat. Obat golongan
Mekanisme Kerja
menghambat secara langsung dan selektif enzim-enzim pada sistem saraf pusat yang
sensitisasi reseptor rasa sakit oleh mediator-mediator rasa sakit, seperti bradikinin,
meningkatkan eliminasi panas, pada penderita dengan suhu badan tinggi, dengan cara
menimbulkan dilatasi buluh darah perifer dan mobilisasi air sehingga terjadi pengenceran
darah dan pengeluaran keringat. Pengaruh obat pada suhu badan waktunomal relatif
kecil. Penurunan suhu tersebut adalah hasil kerja obat pada sistem saraf pusat yang
melalui stabilisasi membran yang terkena radang. Analgetika non narkotik efektif untuk
mengurangi keradangan tetapi tidak dapat mencegah kerusakan jaringan pada penderita
artritis. .
Berdasarkan struktur kimianya analgetika non narkotik dibagi menjadi dua kelompok
1. Analgetik Antiperitika
tetapi tidak mempunyai efek antiradang dan antirematik. Turunan ini digunakan
untuk mengurangi rasa nyeri kepala dan nyeri pada otot atau sendi, dan obat
penurun panas yang cukup baik. Efek samping yang ditimbulkan antara lain
Hubungan struktur-aktivitas
1) Anilin mempunyai efek antipiretik cukup tinggi tetapi toksisitasnya juga besar karena
2) Substitusi pada gugus amino mengurangi sifat kebasaan dan dapat menurunkan aktivitas
dari asetanilid mempunyai kelarutan dalam air sangat rendah sehingga efek analgesik dan
3) Turunan aromatik dari asetanilid, seperti benzanilid, sukar larut dalam air, tidak dapat
dibawa oleh cairan tubuh ke reseptor sehingga tidak menimbulkan efek analgesik, sedang
salisilanilid sendiri walaupun tidak mempunyai efek analgeaik tetapi dapat digunakan
sebagai antijamur.
dibanding anilin dan turunan orto dan meta, tetapi masih terlalu toksik untuk langsung
digunakan sebagai obat sehingga perlu dilakukan modifikasi struktur untuk mengurangi
toksisitasnya.
toksisitasnya, pada dosis terapi relatif aman tetapi pada dosis yang lebih besar dan pada
6) Eterifikasi gugus hidroksi dari para-aminofenol dengan gugus metil (anisidin) dan etil
7) Pemasukan gugus yang bersifat polar, seperti gugus karboksilat dan 2 sulfonat, ke inti
8) Etil eter dari asetaminofen (fenasetin) mempunyai aktivitas analgesik cukup tinggi, tetapi
aktivitas analgesik.
b. Turunan 5- Pirazolon
aspirin. Turunan ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada keadaan nyeri kepala,
nyeri pada spasma usus, ginjal, saluran empedu dan urin neuralgia, migrain, dismenorhu,
nyeri gigi dan nyeri pada rematik. Efek samping yang ditimbulkan oleh turunan 5-
pirazolon adalah agranulositosis yang dalam beberapa kasus dapat berakibat fatal.
Contoh :
dengan awal kerja yang lebih cepat. Efek samping agranulositosisnya cukup besar
sehingga sekarang tidak lagi digunakan untuk pemakaian sistemik. Antipirin mempunyai
efek paralitik pada saraf seusori dan motorik, sehingga digunakan untuk anestesi
setempat dan vasokontriksi pada pengobatan rinitis dan larin gitis . Dosis : larutan 5-15
%.
antipiretik dan antirematik, tetapi tidak digunakan secara oral karena terlalu toksik.
Turunan asam salisilat digunakan untuk mengurangi rasa sakit pada nyeri kepala,
sakit otot dan sakit yang berhubungan dengan rematik. Kurang efektif untuk
mengurangi sakit gigi, sakit pada waktu menstruasi dan sakit karena kanker. Tidak
efektif untuk mengurangi sakit karena kram, kolik dan migrain. Turunan asam
salisilat menimbulkan efek samping iritasi lambung. Iritasi lambung yang akut
prostaglandin E1 dan E2, yaitu suatu senyawa yang dapat meningkatkan vasodilatasi
mukosa lambung.
Contoh:
antipiretik dan antirematik. Pemberian aspirin dalam dosis rendah dan dalam waktu
yang lama dapat digunakan untuk mencegah serangan jantung. Aspirin juga
aspirin dalam saluran cerna cepat, terutama pada usus kecil dan lambung, dan segera
terhidrolisis menjadi asam salisilat yang aktif. Asam salisilat terikat oleh protein
plasma 90 % , kadar plasma tertinggi aspirin dicapai dalam waktu 14 menit, sedang
asam salisilat 0,5-1 jam. Waktu paro aspirin 17 menit scdang asam salisilat + 3,15
1) Senyawa yang aktif sebagai antiradang adalah anion salisilat. Gugus karboksilat penting
4) Pemasukan gugus metil pada posisi 3 menyebabkan metabolisme atau hidrolisis gugus
asetil menjadi lebih lambat sehingga kerja obat menjadi lebih panjang.
5) Adanya gugus aril yang bersifat hidrofob pada posisi 5 dapat meningkatkan aktivitas.
6) Adanya gugus difluorofenil pada posisi meta dari gugus karboksilat (diflunisal) dapat
efek samping, seperti iritasi saluran cerna dan peningkatan waktu pembekuan darah.
7) Efek iritasi lambung dari aspirin dihubungkan dengan gugus karboksilat. Esterifikasi
gugus karboksil akan menurunkan efek iritasi tersebut. Karbetil salisilat adalah ester
karbonat dari etil salisilat, ester ini tidak menimbulkan iritasi lambung dan tidak berasa.
b. Turunan 5-Pirazolidindion
antiradang non steroid yang banyak digunakan untuk meringanka rasa nyeri yang
berhubungan dengan rematik, penyakit pirai dan sakit persendian. Turunan ini
menimbulkan efek samping agranulositosis yang cukup besar dan iritasi lambung.
Contoh:
Fenilbutazon, adalah suatu pra-obat, dalam tubuh akan mengalami metabolisme, yaitu
analgesik. Absorpsi obat dalam saluran cerna cepat , 99 % obat terikat oleh protein
plasma . Kadar plasma tertingginya dicapai dalam waktu 1-7 jam, dengan waktu paro
3 hari.
1) Turunan 5-pirazolidindion mengandung gugus keto (C3) yang dapat membentuk gugus
enol aktif yang mudah terionisasi Mekanisme pembentukan gugus enol dapat dijelaskan
sebagai berikut:
2)
3) Substitusi atom H pada C4 dengan gugus metil akan menghilangkan aktivitas antiradang
4) Penggantian satu atom N pada inti pirazolidindion dengan atom 0, pemasukan gugus
metil dan halogen pada cincin benzen dan penggantian gugus n-butil dengan gugus alil
atau propil ternyata tidak mempengaruhi aktivitas antiradang, atau aktivitasnya tetap.
5) Penggantian cincin benzen dengan siklopenten atau siklopentan akan membuat senyawa
urikosurik
sebagai analgesik untuk mengurangi rasa nyeri yang ringan dan moderat. Turunan ini
menimbulkan efek samping iritasi saluran cerna, mual, diare, nyeri abdominal,
Hubungan struktur-aktivitas
1) Turunan asam N-antranilat mempunyai aktivitas yang lebih tinggi bila pada cincin
2) Yang aktif adalah turunan se nyawa 2,3-disubstitusi. Hal ini menunjukkarn bahwa
senyawa mempunyai aktivitas yang lebih besar apabila gugus-gugus pada N-aril berada
di luar koplanaritas asam antranilat. Struktur tidak pianar tersebut sesuai dengan tempat
reseptor hipotetik antiradang Contoh: adanya substituen orto-metil pada asam mefenamat
dan orto- klor pada asam meklofenamat akan meningkatkan aktivitas analgesik.
3) Penggantian atom N pada asam antranilat dengan gugus-gugus isosterik seperti O, S, dan
Contoh:
Asam mefenamat (Ponstan, Benostan, Mefinal), mempunyai aktivitas analgesik 2-3 kali aspirin
dan aktivitas antiradang seperlima kali fenilbutazon. Asam mefenamat banyak digunakan untuk
menghilangkan rasa nyeri setelah operasi gigi. Asam mefenamat menimbulkan toksisits
hematopoitik dan efek samping iritasi lambung. Batas keamanannya menurun bila diberikan
dalam dosis yang besar dan. jangka waktu yang lama sehingga untuk pengobatan tidak boleh
lebih dari 1 minggu. Absorpsi obat dalam saluran cerna cepat dan hampir sempurna , 99 % obat
terikat oleh protein plasma. Kadar plasma tertinggi dicapai dalam + 2 jam setelah pemberian
Turunan ini mempunyai aktivitas antiradang dan analgesik yang tinggi, dan terutama
digunakan sebagai antirematik. Seperti pada obat antirematik yang lain turunan ini juga
X = gugus yang bersifat elektronegatif (F atau CI) yang terletak pada posisi meta dari
rantai samping.
Contoh:
Sulindak, mempunyai aktivitas antirematik yang kurang lebih sama dengan indometasin an tidak
menyebabkan efek samping nyeri kepala. Sulindak adalah suatu pra-obat, bentuk yang aktif
adalah metabolit sulfidanya Sulindak mempunyai waktu paro biologis yang relatif panjang,
sehingga i klinik cukup diberikan dua kali sehari. Sulindak diabsorpsi dengan baik dalam saluran
cerna, dan kemudian dimetabolisis menjadi bentuk sulfida aktif. Kadar plasma tertinggi sulindak
dicapai dalam 1-2 jam setelah pemberian oral, sedang bentuk sulfidany + 3 jam. Waktu paro
plasm sulindak + 7-8 jam, sedang bentuk sulfidany 16-18 jam. Dosis 100-200 mg 2 dd.
f. Turunan Aoksikam
Turunan ini pada umumnya bersifat asam, mempunyai efek antiradang, analgesik dan
antipiretik, efektif untuk pengobatan simptomatik rematik 9 artritis, osteoartritis dan antipirai.
antirematik dan antiradang yang kurang lebih sama dengan indometasin, dengan masa
kerja yang cukup panjang. Kadang-kadang digunakan untuk pengobatan penyakit pirai
akut. Piroksikam menimbulkan efek samping iritasi saluran cerna cukup besar:
Piroksikam diabsorpsi dengan baik dalam saluran cerna , 99 % obat terikat oleh protein
plasma. Kadar plasma tertinggi dicapai dalam 3-5 jam setelah pemberian oral, dengan
nyeri akibat keradangan dan kelainan degeneratif pada sistem otot rangka. Efek samping
iritasi saluran cerna cukup besar. Tenoksikam mempunyai masa kerja yang panjang, dan
g. Turunan Lain-lain
Seperti turunan yang terdahulu, turunan ini juga menimbulkan efek samping iritasi
Contoh:
Benzidamin HC1 (Tantum), mempunyai efek analgesik dan antiradang yang dapat
benzidamin digunakan untuk kondisi keradangan pada rongga mulut dan tenggorokan,