PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
BRILI ANENO
NIM. 10617025
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
RAPP, karena berbagai kelebihan yang dimiliki ZrO2 dibanding dengan bahan
lebih baik dari pada aluminia serta tahan terhadap korosi. Nanopartikel ZrO 2
dapat menahan tekanan sekitar 2000 MPa (Dahar dan Handayani, 2017).
struktur-struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas dan
bawah. Gigi tiruan terdiri dari anasir gigi tiruan yang dilekatkan pada basis
gigi tiruan. Basis gigi tiruan mendapatkan dukungan melalui kontak yang erat
dengan jaringan mulut di bawahnya. Fungsi basis gigi tiruan adalah untuk
Bahan yang paling umum digunakan untuk pembuatan basis gigi tiruan
adalah resin akrilik. Bahan ini telah digunakan sebagai basis gigi tiruan selama
lebih dari 60 tahun. Resin akrilik merupakan bahan kedokteran gigi yang
mudah didapatkan, teknik aplikasi yang relatif sederhana, dan hasil cukup
estetik. Resin akrilik yang paling banyak digunakan sebagai basis gigi tiruan
pada saat ini adalah jenis resin akrilik polimerisasi panas. Resin Akrilik
fraktur apabila terjatuh, porus dan mudah menyerap cairan, mudah mengalami
resin akrilik terhadap beban, tekanan, dan gaya dorong sewaktu mulut
permanen tidak terjadi dan bahan tersebut akan kembali ke dimensi awalnya.
Akan tetapi, jika beban mastikasi melebihi proportional limit maka bahan
resin akrilik sebagai basis gigi tiruan memiliki kerugian yaitu mudah patah
(Murthy et al., 2015). Fraktur pada basis gigi tiruan lebih sering terjadi pada
bagian midline gigi tiruan. Penyebab dari fraktur adalah perlekatan base plate
resin akrilik dengan mukosa kurang baik, oklusi yang tidak seimbang, masalah
dalam desain dan pembuatan gigi tiruan, kekuatan yang rendah, serta stres
yang terjadi setiap waktu (Arioli et al., 2011). Resin akrilik harus mampu
ZrO2 dan bahan basis gigi tiruan RAPP sehingga kekuatan akan semakin baik.
dalam bahan basis gigi tiruan RAPP meningkatkan kekuatan impak dan
nanopartikel ZrO2 yang telah ditambahkan pada matriks resin akan mengalami
perubahan fase ini menyerap energi dari terjadinya cracking. Peningkatan juga
terjadi karena nanopartikel ZrO2 memiliki distribusi yang baik dan ukuran
kekuatan impak dan transversal bahan basis gigi tiruan RAPP (Handayani,
2017).
material kedokteran gigi. Beberapa bahan penguat jenis filler kimia yang
digunakan sebagai bahan penguat basis gigi tiruan RAPP adalah TiO2, Al2O3,
BaTiO3, dan ZrO2 yang dapat meningkatkan sifat mekanis dari RAPP (Dahar
dari basis gigi tiruan RAPP, tetapi penambahan nanopartikel ZrO2 konsentrasi
RAPP.
nanopartikel ZrO2 dengan konsentrasi 2%, 3%, 5% dan 7% yang paling baik
dengan beberapa konsentrasi, yaitu 1.5%, 3%, 5%, dan 7%. Hasil penelitian
terendah 1,5%.
ZrO2 dengan konsentrasi 0,5%, 1%, 1,5% dan yang paling baik meningkatkan
nanopartikel ZrO2 terhadap kekuatan fleksural basis gigi tiruan RAPP dengan
harapan dapat meningkatkan kekuatan fleksural bahan basis gigi tiruan RAPP.
B. Rumusan Masalah
sebelumnya?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
penelitian sebelumnya.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui pengaruh jumlah konsentrasi penambahan
nanopartikel ZrO2 pada bahan basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
juga dapat menjadi referensi untuk penelitian lebih lanjut tentang bahan
2. Manfaat Aplikatif
A. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dokter gigi sebagai bahan
bahan basis gigi tiruan RAPP akan memberikan pengaruh yang berbeda-
basis gigi tiruan resin akrilik polimerisasi panas sehingga basis gigi tiruan
tidak mudah patah dan dokter gigi dapat meningkatkan kualitas pelayanan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Basis gigi tiruan adalah bagian dari gigi tiruan yang berkontak erat
dengan jaringan mulut dan sebagai tempat melekatnya anasir gigi tiruan.
Basis gigi tiruan memperoleh dukungan dari mukosa rongga mulut pada
daerah yang tidak bergigi. Pada awalnya, basis gigi tiruan dibuat dengan
menggunakan kayu, tulang, dan metal, namun bahan tersebut sulit untuk
kedokteran gigi yang pesat dalam basis gigi tiruan menyebabkan terjadinya
jaringan pendukung gigi yaitu gigi penyangga, mukosa dan tulang alveolar,
komponen gigi tiruan lainnya seperti anasir gigi tiruan, occlusal rest, lengan
Bahan basis gigi tiruan yang ideal untuk digunakan dalam pembuatan
yang lama
dingin.
a. Logam
campuran dari dua jenis logam atau lebih. Logam yang dapat digunakan
sebagai bahan basis gigi tiruan antara lain kobalt kromium, aloi emas,
aluminium dan stainless steel. Bahan logam yang pertama kali digunakan
sebagai basis gigi tiruan adalah emas yang diperkenalkan oleh John
Greenwood pada tahun 1974. Basis gigi tiruan yang terbuat dari logam
dapat dibuat lebih tipis dan akurat dan dapat mempertahankan bentuk
dan kekuatan yang tinggi, memiliki bentuk yang stabil, resisten terhadap
abrasi, memiliki poreus yang lebih sedikit dari pada resin, akumulasi
Kekurangan bahan basis gigi tiruan logam yaitu memiliki estetis yang
kurang baik dan sulit beradaptasi dengan jaringan lunak apabila basis
b. Non Logam
Bahan non logam diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan ada atau
1) Termoplastik
suhu dan tekanan yang tinggi tanpa mengalami perubahan kimia. Jenis
2) Termoset
dibentuk. Produk akhir dari bahan ini secara kimia berbeda dari substansi
awalnya. Setelah diproses bahan ini tidak dapat dilunakkan kembali untuk
dibentuk. Polimer termoset biasanya lebih keras dan kuat dari pada
bahan termoset yang biasa digunakan adalah resin akrilik. Jenis lainnya
4. Resin Akrilik
an. Sejak pertengahan tahun 1940, resin akrilik sudah banyak digunakan
estetik, splinting, bahan pembuat anasir gigi tiruan, piranti ortodontik, bahan
reparasi dan bahan basis gigi tiruan. Resin ini terdiri dari cairan yang
mengandung metal metakrilat tidak terpolimer dan bubuk yang mengandung
material yang paling banyak digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan.
Resin akrilik banyak digunakan sebagai bahan basis gigi tiruan karena
baik, tidak berbau, tidak berasa, tidak beracun, tidak mengabsorbsi saliva,
mudah untuk direparasi dan dibersihkan serta harga yang murah (Gladwin
tiga yaitu resin akrilik polimerisasi sinar, resin akrilik swapolimerisasi, dan
bahan basis gigi tiruan yang aktifasinya menggunakan sinar. Resin akrilik
memiliki estetis, sifat mekanis dan fisis yang cukup baik, tidak
mencapai sifat basis gigi tiruan yang ideal (Annusavice et al., 2003. Power
1. Pengertian
Resin akrilik polimerisasi panas adalah bahan basis gigi tiruan yang proses
2. Komposisi
Resin akrilik polimerisasi panas tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan.
a. Bubuk
b. Cairan
Monomer : metilmetakrilat
3. Manipulasi
yaitu :
3:1 atau perbandingan berat 2:1. Jika monomer yang dicampurkan terlalu
sedikit, maka tidak semua dari polimer akan dibasahi oleh monomer, hal
untuk mencapai dough stage (konsistensi) akan semakin lama, hal ini
b. Pencampuran
dalam cairan secara perlahan sampai seluruh bubuk terbasahi oleh cairan.
Untuk mendapatkan hasil polimerisasi yang diinginkan maka resin
polimer membentuk suatu fluid yang tidak bersatu. Selama tahap ini,
Pada tahap ini campuran akan lebih halus dan homogen. Adukan
tidak akan lengket lagi bila disentuh dengan tangan ataupun spatula.
Pada tahap ini adukan siap dibentuk dan dimasukan kedalam mold.
Pada tahap ini monomer tidak ada lagi yang tersisa, karena
plastik dan tidak dapat lagi dibentuk dan dimasukan kedalam mold.
Pada tahap terlihat adonan akan menjadi keras dan kaku, hal ini
c. Pengisian
dengan tekanan sebesar 1000 psi untuk mencapai mold terisi dengan
dengan tekanan sebesar 2200 psi lalu kuvet dikunci. Selanjutnya kuvet
Khaledi, 2006).
d. Kuring
menit.
e. Pendinginan
air mengalir selama 15 menit dan dibiarkan dingin hingga mencapai suhu
1. Tidak beracun
5. Sifat-Sifat
a. Sifat Fisis
Sifat fisis adalah sifat suatu bahan atau zat yang dapat diamati atau
diukur tanpa mengubah zat-zat penyusun materi tersebut. Sifat fisis yang
1) Densitas
2) Stabilitas dimensi
3) Porositas
5) Kondiktivitas termal
6) Kekasaran permukaan
b. Sifat Kemis
Sifat kemis adalah sifat suatu bahan atau zat yang untuk
Sifat kemis yang dimiliki oleh bahan basis gigi tiruan RAPP yaitu :
1) Penyerapan air
2) Stabilitas Warna
c. Sifat Biologis
Sifat biologis adalah sifat suatu bahan atau zat yang tampak secara
biologis. Sifat biologis yang dimiliki oleh bahan basis gigi tiruan RAPP
tiruan RAPP dapat beradaptasi dengan baik dengan mukosa rongga mulut,
d. Sifat Mekanis
Sifat mekanis adalah ilmu fisika yang berhubungan dengan energi
dan kekuatan serta efeknya terhadap benda. Sifat mekanis yang dimiliki
6. Kekuatan Tranversal
sampai bahan tersebut patah yang dinyatakan dalam satuan kg/cm2. Kekuatan
transversal mempunyai nilai penting karena gigi tiruan selalu berada dibawah
beban. Fraktur basis gigi tiruan di dalam rongga mulut terjadi akibat
dihasilkan ketika beban yang diberikan pada sebuah benda berbentuk batang
yang bertumpu pada kedua ujungnya dan beban tersebut diberikan ditengah-
beraturan dan berhenti ketika batang uji patah (Gurbuz et al.,2010). Kekuatan
transversal yang diperlukan bahan basis gigi tiruan RAPP berdasarkan ISO
L = Beban (kg)
gambaran ketahanan bahan basis gigi tiruan RAPP dalam menerima beban
dengan memberi nomor pada kedua ujung sampel, lalu sampel diletakkan
C. Bahan Penguat
kelebihan. Namun bahan basis gigi tiruan RAPP memiliki kekurangan yaitu
mudah fraktur. Hal ini berhubungan dengan rendahnya kekuatan impak dan
kekuatan transversal yang dimiliki oleh bahan basis gigi tiruan RAPP.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menambah kekuatan impak dan
penguat logam, kimia dan serat ke dalam bahan basis gigi tiruan
1. Logam
penambahan logam pada bahan basis gigi tiruan RAPP. Beberapa bentuk
logam yang dapat ditambahkan antara lain berbentuk kawat, plat dan
dan transversal dari bahan basis gigi tiruan RAPP, namun terdapat beberapa
kekurangan seperti buruknya adhesi antara logam dengan resin akrilik, estetik
yang buruk, harga yang mahal dan kemungkinan terjadinya korosi (Dindal,
2012).
2. Serat
Serat pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu serat
a. Serat Alami
Serat alami terbagi dalam tiga kategori besar yaitu serat yang
berasal dari tumbuhan, hewan dan mineral. Contoh serat alami yang
berasal dari tumbuhan adalah kapas dan rami. Contoh serat alami yang
berasal dari hewan adalah wol dan sutera. Contoh serat alami yang
b. Serat Buatan
Serat buatan terbagi dalam tiga kategori yaitu serat yang bahan
rayon dan nilon. Contoh serat buatan yang berbahan dasar anorganik
adalah serat kaca dan karbon (McCabe JF dan Walls, 2011. Alla et al.,
2013).
3. Kimia
Bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan penguat berupa filler
mekanis material kedokteran gigi. Beberapa jenis filler kimia yang sering
digunakan sebagai bahan penguat basis gigi tiruan RAPP adalah ZrO 2, Al2O3,
BaTiO3 (Power dan Sakaguchi, 2006. Wilson et al., 1979. Ihab dan
pada tahun 1788 dalam bentuk mineral zirkon yang tidak ditemukan di alam
dalam bentuk bebas tetapi sebagai oksida atau silikat dalam kerak bumi dan
bebatuan dalam kadar kecil. ZrO2 adalah kristal putih oksida dari zirkonium
ditempa dan diulur bila murni, juga tahan terhadap udara bahkan api. Bahan
ini termasuk keramik yang mempunyai sifat kegetasan (brittle) yang tinggi
dan resistansi tinggi terhadap berbagai jenis asam dan alkali, air laut dan lain-
lain. Tahan korosi, memiliki titik lebur yang sangat tinggi (>2000 °C), dan
sensitif terhadap gas oksigen (Flemings and Chan, 2000). Kristal ini termasuk
dalam golongan IV B dan memiliki nomor atom relatif 91,224. ZrO 2 berasal
dari bijih utama mineral zircon dan baddleylite. Umumnya mineral zirkonium
mengandung unsur besi, kalsium sodium dan mangan putih (Sajima et al.,
industri adalah bubuk halus yang digunakan sebagai bahan pemoles dalam
nanopartikel yang digunakan sebagai bahan penguat basis gigi tiruan RAPP.
ZrO2 ini digunakan sebagai bahan penguat karena memiliki kelebihan yaitu
baik, resistensi terhadap fraktur yang tinggi dan penyebaran partikel yang
lebih baik. ZrO2 dapat menahan tekanan sekitar 2000 Mpa (Ihab dan
juga dapat digunakan sebagai material implan, pasak, crown dan bracket.
Zirkonia atau zirkonium oksida (ZrO2) adalah salah satu bahan keramik
antara lain adalah dimana bentuk kristalnya sangat tidak stabil, dalam arti
kata bahwa zirkonia di alam hampir tidak pernah dijumpai dalam bentuk
dalam bentuk senyawa zirkonium silikat (ZrSiO4) yang biasa disebut sebagai
memperoleh zirkonia.
2. Harga mahal (Ihab dan Moudhaffar, 2011. Hammed dan Rahman, 2015).
3. Bentuk
zirkonia yaitu fasa kubik, tetragonal, dan monoklinik. Ketiga bentuk kristal
tersebut dibedakan oleh kesimetrian kristal yang ditentukan oleh jarak antar
atom, bukan oleh nomor koordinasi ion (Chiang et al., 1997). Pada suhu
rendah, fase zirkonia yang paling stabil adalah bentuk monoklinik, yang
terjadi secara natural sebagai mineral baddeleyite. Pada suhu di atas 1.205 °C
fasa zirkonia berubah menjadi kubik dengan struktur flourite dan mencair
materia-material yang tidak diinginkan serta impurities yang ada, yaitu zirkon
–silika. Pada keadaan di bawah normal zirkonium tidak dapat bereaksi
dengan air, namun dengan udara zirkonium dapat bereaksi sehingga dapat
berikut:
4. Sifat
Sebagai dental material ZrO2 memiliki sifat fisik, mekanis, kimia, dan
memiliki energi permukaan yang tinggi oleh karena ion yang bersifat
nanopartikel ZrO2 dan bahan basis gigi tiruan RAPP sehingga kekuatan akan
ZrO2 dan polimer RAPP. Dengan adanya kandungan air didalamnya, maka
nanopartikel ZrO2 sulit berikatan dengan matriks resin dikarenakan air yang
terdapat pada interface kedua zat dapat merusak ikatan polimer dan
nanopartikel ZrO2. Penambahan silane coupling agent dapat membentuk
sebuah ikatan anti air pada interface kedua zat sehingga kedua zat tersebut
kadar yang telah ditentukan ke dalam pot akrilik dan diaduk hingga homogen
dan adonan mencapai dough stage (Ihab dan Moudhaffar, 2011. Hammed dan
ZrO2 dan matriks resin sehingga distribusi antar partikel menjadi lebih baik.
lebih tinggi pada perlakuan modifikasi bahan penyatu silane coupling agent
Fleksural
Peningkatan kekuatan impak dan transversal terjadi karena nanopartikel
ZrO2 memiliki distribusi yang baik dan ukuran sangat halus memungkinkan
dan matriks yang disebabkan oleh adanya pembentukan cross-link atau ikatan
ruang antara rantai makromolekul linear dari polimer dan gerakan segmental
matriks resin (Ihab dan Moudhaffar, 2011. Hammed dan Rahman, 2015.
PETA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Tidak adanya
Penambahan ZrO2 Penambahan ZrO2
pembentukan cross-
2%, 3%, 5% dan 6% 7%
link atau ikatan supra
molekuler
pembentukan cross- semua ruang antara rantai
link atau ikatan supra PMMA telah terisi pada saat
molekuler <7% Tidak ada yang
menutupi butiran
nanopartikel
ikatan supra molekuler kelebihan pengisi
menutupi butiran menyebabkan pemisahan
nanopartikel rantai PMMA
Ruang antara rantai
makromolekul linear
Distribusi agregasi pengisi nano-ZrO2 dari polimer tidak
nanopartikel ZrO2 lebih terisi sempurna
efektif
menyebabkan retakan
mikro yang melemahkan Tidak Ada Perubahan
tingginya kekuatan nano-composite pada Kekuatan
pergeseran permukaan persentase ini Transversal/Fleksural
antara nanopartikel dan
matriks defek pada bahan
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak Diteliti
Gambar 1 Kerangka konsep
penelitian
B. Pembahasan Kerangka Konsep
dalam dua kelompok yaitu logam dan non logam. Logam yang digunakan
sebagai bahan basis gigi tiruan adalah campuran dari dua jenis logam atau lebih.
Bahan non logam diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan ada atau tidaknya
perubahan kimia dalam proses pembentukannya. Bahan ini terbagi menjadi dua
Termoset adalah bahan yang mengalami reaksi kimia pada saat dibentuk.
Polimer termoset biasanya lebih keras dan kuat dari pada termoplastik dan
mempunyai stabilitas dimensional yang lebih baik. Jenis bahan termoset yang
bahan basis gigi tiruan. Resin akrilik polimerisasi panas adalah bahan basis gigi
energi panas. Bahan basis gigi tiruan RAPP memiliki beberapa keuntungan
seperti warna dan tekstur yang menyerupai mukosa, mudah dimanipulasi, tidak
mulut, murah dan mudah untuk diproses perubahan dimensi kecil dan daya
serap air relatif rendah. Selain itu, bahan basis gigi tiruan RAPP ini memiliki
beberapa kekurangan seperti sifat mekanis dan fisis yang rendah, diantaranya
gigi tiruan RAPP. Beberapa jenis filler kimia yang sering digunakan sebagai
bahan penguat basis gigi tiruan RAPP adalah ZrO2, Al2O3, BaTiO3.
dikembangkan untuk digunakan sebagai bahan penguat basis gigi tiruan RAPP.
kekuatan termal lebih baik dari pada aluminia serta tahan terhadap korosi.
dan terjadi karena adanya ikatan yang baik antara nanopartikel dan matriks
resin. Hal ini juga terjadi karena nanopartikel memiliki distribusi yang baik dan
nanopartikel ZrO2 dengan konsentrasi 2%, 3%, 5% dan 7% yang paling baik
konsentrasi 7% (menurun).
kemudian mengisi ruang antara rantai makromolekul linear dari polimer dan
nanopartikel lebih efektif dan akhirnya kekuatan dan kekakuan bahan dapat
nanopartikel ZrO2 konsentrasi 7%. Hal ini terjadi karena semua ruang antara
rantai PMMA telah terisi pada saat 5%, di atas persentase ini kelebihan pengisi
partikel di dalam resin, dan penambahan nanopartikel yang berlebih ketika telah
matriks resin.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
istilah yang digunakan untuk merujuk pada metodologi penelitian atau riset
mengevaluasi penelitian yang terkait pada fokus topik tertentu. Tujuan dari
menafsirkan semua penelitian yang tersedia dengan bidang topik fenomena yang
kenapa dan bagaimana hasil dari penelitian tersebut sehingga dapat menjadi acuan
untuk penelitian baru yang akan dilakukan (Triandini et al., 2019). Penelitian ini
penelitian sebelumnya.
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah karangan ilmiah yang
didapat melalui google scholar dan pubmed dengan penelitian terkait tentang
polimerisasi panas.
2. Sampel
Pada Metode penelitian ini, sampel yang digunakan adalah bagian dari
a. Kriteria Inklusi
identifier, DOI).
full text.
b. Kriteria Eksklusi
3. Teknik Sampling
purposive non random sampling, atau teknik pengambilan sampel berdasar tujuan
C. Unit Analisis
Pada penelitian ini terdapat unit analisis. Unit analisis adalah satuan yang
diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar peristiwa
sosial seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek penelitian
konseptual dari topik atau isu penelitian dengan mengacu pada grand teori yang
penelitian.
Berdasarkan pengertian unit analisis tersebut penulis menentukan beberapa
1. Resin akrilik
gigi tiruan pada saat ini adalah jenis resin akrilik polimerisasi panas.
perubahan warna.
2. Zirkonium Oksida
rendah dan kekuatan termal lebih baik dari pada aluminia serta tahan
terhadap korosi.
3. Kekuatan transversal atau Kekuatan fleksural
basis resin akrilik terhadap beban, tekanan, dan gaya dorong sewaktu
bersifat ireversibel.
base elektronik yaitu Google Scholar dan Pubmed. Tinjauan literatur, yaitu
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung. Akan
tetapi data tersebut diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang dimaksud berupa buku dan
laporan ilmiah primer atau asli yang didapatkan melalui pencarian jurnal
jurnal, yaitu :
penelitian
dengan tujuan penelitian. Setiap jurnal yang digunakan memiliki tujuan penelitian
yang sama. Dengan populasi dan sampel yang berbeda pada setiap jurnal yang
E. Analisis Data
rinci dan detail sehingga dapat menyajikan narasi yang baik dan memuat data
Gunadi HA, Margo A, Burham LK. 2012. Buku Ajar ilmu geligi tiruan
sebagian lepasan (Removable partial prosthodontics). Jakarta:
Hipokrates: 8-9,215-216,218-219,407-408.
McCabe, J. F., & Walls, A. W. G. 2008. Applied Dental Materials. 9th ed.
ed. London : Blackwell Munsgaard, 2008 :110-23.
Murthy, H. M., Shaik, S., Sachdeva, H., Khare, S., Haralur, S. B., & Roopa,
K. T. (2015). Effect of Reinforcement Using Stainless Steel Mesh,
Glass Fibers, and Polyethylene on the Impact Strength of Heat Cure
Denture Base Resin-An In Vitro Study. Journal of international oral
health: JIOH, 7(6), 71.
Arioli Filho, J. N., Butignon, L. E., Pereira, R., Lucas, M. G., & Mollo, F.,
Jr. 2011. Flexural Strength of Acrylic Resin Repairs Processed by
Different Methods: Water Bath, Microwave Energy and Chemical
Polymerization. Journal of Applied Oral Science. 19(3): 249–53.
Powers JM, Sakaguchi RL. 2006. Craig’s restorative dental materials. 12nd
ed. Missouri: Elsevier: 513-546.
Wilson HJ, Mansfied MA, Helath JR. 1979. Dental techonology and
materials for student. 8th ed. USA: Osney Mead: 352-373.
Annusavice KJ. 2003. Buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi. Alih Bahasa.
Johan Arif Budiman. Jakarta : EGC:49-52, 59, 177-235.
McCabe JF. Walls AWG. 2011. Bahan kedokteran gigi. Edisi 9. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran: 157-176.
Hammed HK, Rahman HA. 2015. The effect of addition nano particle ZrO2
on some properties of autoclave processed heat cure acrylic denture
base material. J Bagh College Dent; 27(1): 32-9.
Mowade TK, Dange SP, Thakre MB, Kamble VD. 2012. Effect of fiber
reinforcement on impact strength of heat polymerized polymethyl
methacrylate denture base resin: in vitro study and SEM analysis. J
Adv Prost; 4: 30-6.
Dindal CD. 2012. The effect of impregnated glass fibers on the flexural
strength of acrylic and composite resin: an in-vitro study. Thesis.
University Of Pitstsburgh: 4-20.
Alla RK, Sajjan S, Alluri VR. 2013. Influence of fiber reinforcement on the
properties of denture base resins. J of Biomaterials and
Nanobiotechnology; 4: 91-7.
Flemings, M.C. and Chan, R.W. 2000. Organization and Trends in Mater.
Acta Mater 48 Scie and Eng. Education in USA and Europe. Page.
371-383.
Priyono, S., dan Febrianto, E.T. 2012. Pemurnian Serbuk Zirkonia dari
Zirkon. TELAAH Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 30,
no.1, hal. 1-6.
Salman TA, Khalaf HA. 2015. The influence of adding of modified ZrO2-
TiO2 nanoparticles on certain physical and mechanical properties of
heat polymerized acrylic resin. J Bagh College Dent; 27(3): 33-9.