Anda di halaman 1dari 38

BLOK BIOMATERIAL I

BAHAN IMPLANT KEDOKTERAN


GIGI

Disusun oleh :
KELOMPOK 2 / KELAS C
1. Imelda Pratiwi 6. Jasmine Zahra Nurdya
(201911071)
(201911076)
2. Indrialisa Rahmawati 7. Jessica Maya Lumowa
(201911072)
(201911077)
3. Inetta Fawa Adhiwijaya 8. Juan Arini
(201911073)
(201911078)
4. Iva Wijani 9. Julio Caesar Wullur Tarawan
(201911074)
(201911079)
5. Jasmine Rizkia Deyana Mukti 10. Karina Petra Sudarso
(201911075)
(201911080)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (B)
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .…………………………………………………………...2


1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………...........3
1.3. Tujuan ………………………………………………………..………...... 3

BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Definisi Bahan Implant……...………………………………………….….….4
2.2. Komposisi Bahan Implant………………………….………………………….5

2.3. Klasifikasi Bahan Implant………………...…………………………………..6

2.3.1. Faktor yang Mempengaruhi Endosteal Implant……………………15


2.4. Macam Bahan Implant……………….……………….………………....…...21

BAB III : PENUTUP

3.1. Kesimpulan …………………..………………………………………….........35


3.2. Saran …………………………………………………………………..….......36

DAFTAR PUSTAK
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami semua hingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Bahan Implant Kedokteran Gigi” tepat
pada waktunya.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada
blok biomaterial I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan menambah wawasan
tentang bahan implant kedokteran gigi.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


bekerja sama dalam pembuatan makalah dan telah membagi pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan maklah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah
hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran, dan usul guna
penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Jakarta, 6 April 2020


Penyusun

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kehilangan gigi tetap pada penderita dewasa tanpa penggantian
gigi yang hilang dapat mengakibatkan gangguan fungsi pengunyahan,
estetik dan fonetik. Selain itu dapat terjadi gangguan keseimbangan organ
mastikasi dalam mulut, seperti migrasi gigi tetangga, ekstrusi gigi
antagonis, keghilangan kontak, karies, resesi gingival dan poket
periodontal yang mengakibatkan masalah kesehatan gigi dan mulut yang
labih kompleks.
Penggantia gigi yang hilang dapat dilakukan dengan aplikasi gigi
tiruan lepasan bagik sebagian maupun lengkap, gigi tiruan cekat (crown
and bradge) dan implan gigi. Penderita dengan kehilangan gigi menuntut
panggantian gigi yang hilang dengan elemen yang lebih sempurna selain
gigi tiruan lepas dan gigi tiruan cekat. SSeiring dengan kebutuhan dan
keinginan penderita serta perkembangan teknologi dalam bisang
kedokteran gigi, implan gigi merupakan alternative terbaik saat ini untuk
mengambalikan fungsi mastikasi, esetetik dan fonetik secara lebih
sempurna. Implan gigi memungkinkan penggantian gigi asli menyerupai
gigi asli penderita sebelumnya baik sdari segi estetik maupun
kenyamanan.
Ada berbagai macam material yang digunakan sebagai implan.
Diantaranya paduan Titanium dan Tantalum, paduan Titanium, Vanadium,
Alumunium, paduan Ferum, Chromium, Nickel, dan paduan Cobalt,
Chromium, Molybdenum

2
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa definisi dari bahan implant?
b. Apa saja komposisi penggunaan bahan implant?
c. Apa saja klasifikasi bahan implant?
d. Apa saja macam bahan implant?

1.3. Tujuan
a. Mampu menjelaskan definisi bahan implant
b. Mampu menjelaskan komposisi bahan implant
c. Mampu menjelaskan klasifikasi bahan implant
d. Mampu menjalaskan macam bahan implant

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Bahan Wax


Implantasi didefinisikan sebagai penyisipan benda atau bahan,
seperti bahan alloplastics atau jaringan lain, baik sebagian atau seluruhnya,
ke dalam tubuh untuk tujuan terapeutik, diagnostik, prostetik, atau
eksperimental. Implantasi harus dibedakan dari dua prosedur serupa
lainnya yaitu, replantasi dan transplantasi. Replantasi mengacu pada
pemasangan kembali gigi ke soket rahangnya setelah pencabutan yang
disengaja atau tidak disengaja, sedangkan transplantasi adalah pemindahan
bagian tubuh dari satu tempat ke tempat lain.1
Asal-usul implan gigi dimulai sedini Yunani, Etruskan, dan Mesir.
Peradaban T hese menggunakan desain dan bahan yang berbeda mulai dari
Jade dan Bone hingga Metal. Beberapa desain yang mereka gunakan telah
berevolusi menjadi implan modern yang kita lihat sekarang. 1
Albucasis de Condue (936-1013) mencoba untuk menggunakan
tulang sapi untuk menggantikan hilang gigi dan perlakuan ini adalah yang
pertama didokumentasikan penempatan implan. Hal ini diikuti selama
berabad-abad oleh serangkaian transplantasi gigi baik gigi manusia atau
hewan. Transplantasi ini menjadi simbol status dan dengan cepat
menggantikan alternatif buatan lainnya untuk memulihkan gigi yang
hilang. Menjelang abad ke-18, Pierre Fauchard dan John Hunter lebih
lanjut mendokumentasikan transplantasi gigi dengan kondisi untuk
keberhasilannya. Mereka mengklaim bahwa keberhasilan itu lebih besar
dengan gigi anterior atau geraham kecil berukuran penggantind pada orang
muda dengan soket gigi yang sehat. Kegagalan ini diyakini sebagai hasil
dari ketidakcocokan jenis gigi yang digunakan atau kurangnya kesesuaian
gigi ke soket tersebut. 1

4
2.2. Komposisi Bahan Implant
Material yang digunakan dalam pembuatan implan gigi dapat
dikategorikan dalam dua jenis, yaitu yang dilihat dari struktur kimianya
dan yang kedua pada jenis respon biologis. Dilihat dari struktur kimia,
komposisi implan dapat terbuat dari logam, keramik, dan polimer.
Komposisi kimia ini dapat juga dibagi berdasarkan aktivitas biodinamik
implan ketika material implan ditanamkan dan berinteraksi dengan
jaringan tubuh dalam jangka panjang. Komposisi kimia material implan
sesuai aktivitas biodinamik terdiri dari implan biotolerant, implan bioinert,
dan implan bioaktif (table 1). 2

Tabel 1: Komposisi kimia material implant. 2

Material biotoleran adalah material yang tidak ditolak saat


ditanamkan pada jaringan tulang, dan akan dikelilingi oleh jaringan lunak
dan jaringan keras. Material implan yang ditanamkan akan menimbulkan
respon dari tubuh dan tubuh akan menimbulkan respon terhadap bahan
material. Material bioinert memungkinkan terjadinya aposisi permukaan
tulang, yang mengarah pada terbentuknya osteogenesis. Dalam kondisi ini
jaringan tubuh tidak bereaksi secara imunologi dengan adanya material
implan, sehingga material tersebut dapat diterima oleh jaringan biologis
dan proses osseointegrasi dapat terjadi. Material bioaktif memungkinkan
terbentuknya tulang baru pada permukaan material karena adanya

5
pertukaran ion dengan host sehingga terbentuk ikatan kimia osteogenesis.
Kolagen dan mineral tulang akan berikatan langsung pada permukaan
implant (Bone Implant Contact). Material bioinert dan bioaktif disebut
juga material yang bersifat osteokonduktif, ynag bertindak sebagai
perancah (scaffold) untuk membentuk pertumbuhan tulang pada permukan
implan. 2

2.3. Klasifikasi Bahan Implant


Jenis implan gigi yang digunakan saat ini umumnya berbentuk sekrup
dan silinder dengan modifikasi lurus, runcing, kerucut, oval atau trapesium
yang terbuat dari material titanium murni atau paduan logam titanium
dengan permukaan yang dilapisi bahan hidroksiapatit (HA). 3
Komponen implan gigi jenis sekrup secara umum yang biasa
digunakan terdiri dari mahkota, abutment, healing cup dan fixture.
Mahkota merupakan protesa gigi porselen yang memberikan penampilan
oklusal dan estetika mirip dengan gigi asli yang kemudian ditempatkan
pada abutmen dengan sementasi (dengan mahkota tipe cemented) atau
dengan sekrup (dengan mahkota tipe screwing). Abutment merupakan
komponen yang menyediakan dukungan bagi mahkota (satu sampai
beberapa mahkota atau mahkota jembatan) dan menjadi penghubung
antara mahkota dengan implan. Komponen implan ini disekrup dan
dimasukan langsung ke dalam badan implan atau fixture dan dipasang
untuk menggantikan healing cup yang merupakan komponen berbentuk
kubah dengan permukaan halus yang dibuat dari logam titanium dengan
panjang dari 1 mm sampai 10 mm yang ditempatkan pada permukaan
implan sebelum penempatan abutment. Fixture merupakan komponen
yang dapat berupa silinder berulir atau tidak berulir dan menyerupai akar
atau berbentuk pipih yang akan ditempatkan di dalam tulang. 3

6
Gambar 1: Perbedaan antara gigi asli dengan gigi tiruan implant. 3

Dental implan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori utama


yaitu implan berdasarkan penempatan dalam jaringan, jenis bahan yang
digunakan, dan implan berdasarkan pilihan perawatan. 3

A. Penempatan Dalam Jaringan


a. Subperiosteal Implant
Implan ini pertama kali diperkenalkan oleh Muller
dan Dahl pada tahun 1948. Implan ini tidak ditanam ke
dalam tulang, melainkan diletakkan diatas tulang alveolar
dan dibawah periosteum. Implan ini memerlukan teknik
insersi dua tahap. Indikasinya adalah kondisi rahang yang
mengalami atrofi hebat, pada pasien yang telah mengalami
kegagalan berkali-kali dalam pemakaian protesa dan pada
kasus dimana proses atrofi menimbulkan rasa sakit pada
daerah mentalis. Kontraindikasinya adalah tidak untuk
tempat yang antagonisnya merupakan gigi asli. Penggunaan
implan subperiosteal pada rahang atas telah dibatasi karena
dilaporkan bahwa keberhasilannya dalam lima tahun tidak
mencapai 75%. Implan ini juga tidak dianjurkan untuk

7
ditempatkan pada tempat yang antagonisnya merupakan
gigi asli.3

Gambar 2: Subperiosteal “on top of the bone” terdiri dari


kerangka logam yang melekeat di atas tulang rahang dan di
bawah jaringan gusi. 3

b. Transosteal atau Transosseous Implant


Implan ini dipasang menembus tulang rahang dan
hanya digunakan pada rahang bawah. Implan jenis ini
jarang dipakai dan dilaporkan memiliki tingkat
keberhasilan yang rendah. 3

8
Gambar 3: Transosteal “through the bone” berbentuk
seperti pin logam atau bingkai berbentuk “U” yang melewati
tulang rahang dan jaringan gusi dalam mulut.

c. Endosseous atau Endosteal Implant


Terdapat 3 jenis disain dasar implan jenis ini yaitu
blade, cylinder dan screw. Implan ini ditanam ke dalam
tulang rahang melalui gusi dan periosteum, sebagian
tertanam dalam jaringan tulang dan sebagian lagi muncul
pada permukaan mukosa. Ditinjau dari teknik bedahnya,
implan ini terdiri dari teknik insersi satu tahap dan insersi
dua tahap. Pada teknik insersi satu tahap, pembedahan
hanya dilakukan sekali sehingga abutment menonjol keluar
mukosa setelah operasi selesai. Sedangkan pada teknik dua
tahap, operasi dilakukan dua kali yaitu operasi tahap
pertama untuk meletakkan implan pada tulang rahang,
setelah masa penyembuhan selesai dilakukan operasi tahap
kedua untuk pemasangan abutment. Tingkat keberhasilan
akan ketahanannya dapat melebihi waktu 15 tahun apabila
teknik bedah dan perawatan pasca bedah dilakukan dengan
baik. 3

9
Gambar 4: Endosseous “within the bone”
berbentuk seperti sekrup atau silinder dan terbuat dari
logam yang dilapisi dengan bahan keramik dan
ditempatkan dalam tulang rahang. 3

B. Jenis Bahan yang Digunakan


Bahan yang sempurna untuk aplikasi medis tidak hanya
bersifat biokompatibel, tetapi juga memiliki sifat biomekanik yang
sama dengan jaringan yang akan diganti atau yang akan diperbaiki.
Bahan material tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis. 3
a. Bioinert
Sifat material yang langsung dapat ditempatkan
dalam tubuh dan memiliki sedikit interaksi dengan
jaringan sekitarnya, sebagai contoh adalah titanium,
zirconium, dan alumina. 3

b. Bioactive
Sifat material yang dapat berinteraksi dengan tulang
sekitarnya dan dalam beberapa kasus dapat berinteraksi
dengan jaringan lunak, contoh utama dari bahan ini

10
adalah hidroksiapatit sintetis, kaca dan keramik
(bioglass). kopolimer. Kalsium oksida, kalsium
karbonat dan gipsum adalah bahan umum lainnya yang
telah digunakan selama tiga dekade terakhir. 3

c. Bioresorbable
Sifat material dapat diserap oleh tubuh dan secara
perlahan digantikan oleh jaringan seperti tulang,
contohnya adalah trikalsium fosfat [Ca (PO)] dan 3 4 2
polylactic, asam polyglycolic, kopolimer. Kalsium
oksida, kalsium karbonat dan gipsum adalah bahan
umum lainnya yang telah digunakan selama tiga dekade
terakhir. 3

C. Implan Berdasarkan Pilihan Perawatan


Misch mengklasifikasikan bahwa terdapat 5 pilihan
perawatan berdasarkan prostetik pada implan. Dari kelima pilihan
perawatan tersebut tiga yang pertama merupakan Fix Protesa (FP)
yang menggantikan sebagian (satu atau beberapa) atau seluruh gigi
yang direkatkan ataupun disekrukan secara cekat. Pemilihan
tersebut tergantung pada jumlah struktur jaringan keras dan
jaringan lunak yang akan diganti dan aspek estetik. Dua jenis
restorasi implan yang terakhir adalah Removeable Protesa (RP),
protesa ini tidak berdasarkan pada penampilan prostesa tapi
tergantung pada jumlah dukungan implan yang digunakan yaitu
kekuatannya. 3

a. Fixed Protheses (FP) atau Protesta Cekat


FP-1 : Tipe ini merupakan restorasi yang hanya
menggantikan mahkota gigi klinis saja dengan
kehilangan jaringan keras dan jaringan lunak yang

11
minimal. Volume dan posisi dari sisa tulang harus
dalam keadaan yang ideal untuk penempatan implan
sesuai dengan lokasi akar yang sama pada gigi asli yang
hilang. Ukuran dan kontur mirip dengan protesa cekat
konvensioanal yang biasa digunakan.
FP-2 : Tipe ini merupakan restorasi yang
mengembalikan mahkota dan sebagian akar dari gigi
asli yang hilang. Volume dan topografi yang tersedia
pada tulang lebih kearah apikal dibandingkan dengan
posisi tulang yang ideal pada akar gigi yang asli (1
sampai 2 mm di bawah batas antara mahkota dan
sementum) dan menyerupai penempatan implan pada
protesa FP-1 yang lebih ke apikal. Gambarannya
terletak pada anatomi insisal dengan posisi yang benar
namun dengan gingiva yang terlihat lebih panjang
(apikal dan lingual berada pada posisi yang normal,
apikal bukal labial pada posisi yang tidak normal).
Restorasi ini mirip dengan gigi yang kehilangan
jaringan tulang periodontal dan resesi gingiva. 3
FP-3 : Tipe ini dapat menggantikan mahkota yang
hilang dan memiliki bahan restorasi yang sewarna
dengan gingiva sehingga dapat untuk menggantikan
sebagian gingiva pada area edentulous. Bahan yang
biasa digunakan dapat berupa akrilik, porselen atau
logam. Mirip dengan FP-2, tinggi tulang asli yang
tersedia akan mengurangi resopsi atau osteoplasty pada
saat penempatan impan. Penempatan ujung insisal harus
tepat sesuai dengan estetik, fungsi, dukungan bibir dan
berbicara, serta penyesuaian dengan tinggi dimensi
vertical. Berbeda dengan FP-2, protesa ini mungkin
akan mempengaruhi estetik pada pasien yang memiliki

12
garis bibir normal yang tinggi pada maksila ketika
tersenyum atau garis bibir yang rendah pada mandibula
ketika berbicara. Tinggi garis senyum yang ideal
memperlihatkan papilla interdental pada gigi depan
maksila tapi tidak untuk jaringan lunak yang ada di atas
regio petengahan servikal. Sekitar 7% pria dan 14%
wanita memiliki senyum yang tinggi atau gummy smile
yang memperlihatkan gingiva dari batas servikal gigi
hingga 2 mm atau lebih dari batas mukosa bergerak
(unattached) dan mukosa tidak bergerak (attached)
gingiva. 3

Gambar 5. Restorasi cekat FP-1 (ideal), FP-2


(hypercontoured), dan FP-3 (menggantikan gingiva
dengan pink porselen atau akrilik). Perbedaan antara
FP-2 dan FP-3 paling sering berhubungan dengan
posisi tinggi bibir maksila selama tersenyum atau
posisi bibir mandibula selama suara berdesis dan
membutuhkan dukungan permukaan yang lebih luas
dengan meningkatkan jumlah dan ukuran implan
serta disesuaikan dengan pertimbangan disain. 3

13
b. Removable Protheses (RP) atau Protesta Lepasan
RP-4 : Protesa dengan dukungan gigi tiruan
pada implan, gigi dan bahkan keduanya.
Penempatan gigi tiruan biasanya dihubungkan
dengan protesa lepasan pada bar atau splints di
abutment implan. Biasanya terdapat 5 atau 6
implan pada mandibula dan 6 sampai 8 implan
pada maksila untuk dukungan protesa RP-4
agar mendapatkan hasil perawatan yang
optimal.
RP-5 : Protesa dengan kombinasi dukungan
gigi tiruan antara jaringan lunak dan implan.
Jumlah dari dukungan implan bervariasi,
mandibula dengan seluruh daerah tidak bergigi
mungkin akan memiliki 2 implan anterior yang
tidak bergantung antara satu dengan yang
lainya, splin implan dapat digunakan pada
daerah kaninus untuk meningkatkan retensi dan
pada daerah premolar serta daerah pertengahan
antara gigi insisiv digunakan untuk
menyediakan keseimbangan. Splin implan
dengan bar dapat bermanfaat untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya abrasi
jaringan dan untuk membatasi jumlah jaringan
lunak yang membutuhkan dukungan protesa. 3

14
Gambar 6. Restorasi removable berdasarkan
dukungan implan. RP-4 merupakan prostesis yang
memiliki dukungan implan lengkap anterior dan
posterior. Pada mandibula suprastruktur bar sering
menjadi penyangga dari implan yang diposisikan
antara foramen tersebut. Pada maxillary RP-4
biasanya memiliki implan yang lebih banyak dan
sedikit atau tanpa penyangga. Pada RP-5 restorasi
memiliki dukungan implan terutama pada anterior
dan posterior jaringan lunak dalam rahang atau
mandibula dan biasanya hanya terdapat sedikit
implan yang diperlukan dengan graft tulang yang
minimal. 3

2.3.1. Faktor yang Mempengaruhi Endostel Implant


A. Geometry
Dua tujuan utama mempengaruhi keputusan pasien untuk
mengejar perawatan implan gigi estetika dan fungsi. Untuk
memenuhi tujuan ini selama jangka waktu yang lama, implan
gigi harus mampu menahan tekanan oklusal yang dihasilkan

15
dalam lingkungan mulut dan pada gilirannya mentransfer
beban ini ke jaringan pendukung. Tidak hanya harus banyak
ditransfer, mereka juga harus dari arah yang tepat dan
besarnya sehingga jaringan viabilitas dipertahankan. Dalam hal
ini, implan terutama bertindak untuk meminimalkan dan
mendistribusikan kekuatan biomekanik. Kekuatan ditandai
dengan besarnya, durasi, dan jenisnya. Kemampuan untuk
mentransfer kekuatan sebagian besar tergantung pada mencapai
fiksasi interfacial. Antarmuka antara implan dan tulang harus
stabil dalam waktu sesingkat mungkin pasca operasi, dan sekali
stabil, harus tetap stabil sepanjang masa layanan. Mendesain
implan "optimal" yang memenuhi semua tujuan di atas
memerlukan integrasi faktor material, fisik, kimia, mekanis,
biologis, dan ekonomi. 5

B. Magnitude Of The Force


Jumlah beban yang diterapkan selama mengunyah normal
sangat bervariasi, tergantung pada lokasi dan keadaan gigi
pasien. Nilai gaya gigitan dilaporkan dalam rentang literatur
dari sekitar 40 sampai 1250 N. Besarnya kekuatan yang
terbesar di daerah molar karena daerah ini bertindak seperti
engsel dari sebuah tuas. Daerah gigi seri, sebagai
perbandingan, pengalaman sekitar 10% dari besarnya terlihat di
segmen posterior. Perbedaan beban ini ditanggung oleh gigi
dan mendukung tulang menentukan perbedaan dalam
persyaratan mekanis antara implan anterior dan posterior.
Karena stres tergantung tidak hanya pada beban terapan, tetapi
juga pada daerah di mana beban ini didistribusikan, hilangnya
beberapa gigi oleh pasien akan sangat meningkatkan tekanan
diterapkan pada gigi yang tersisa dan implan di sebagian pasien
edentulous. Persyaratan utama untuk setiap implan gigi cukup

16
mendukung tinggi tulang, lebar, dan kepadatan. Hal ini juga
mapan bahwa tulang tumbuh dalam menanggapi ketegangan,
dan adanya meningkatnya besarnya stres diterapkan pada
tulang akan menghasilkan peningkatan besarnya resorpsi atau
hilangnya tulang. Namun, dengan tidak adanya tingkat kritis
ketegangan untuk pemeliharaan tulang normal, tulang juga
akan resorb. Oleh karena itu, jika pasien telah edentulous untuk
waktu yang lama, tulang yang mendasari akan memiliki diserap
dan menjadi kurang padat. Hal ini umum untuk menempatkan
implan preferensial di mandibula anterior, karena daerah ini
memiliki kepadatan tulang trabecular terbesar bila
dibandingkan dengan geraham kecil berukuran atau daerah
molar di kedua gyrus dan edentulous pasien. Ketika
merencanakan perawatan implan, pertimbangan cermat harus
diberikan pada distribusi beban. 5
Sebagian besar bahan dianggap biokompatibel tidak cocok
untuk digunakan sebagai implan, karena kekuatan utama
mereka tidak cukup tinggi untuk menahan kekuatan yang
mereka dikenakan selama fungsi normal. Tapi, untuk bertahan
hidup dan terus berfungsi secara efektif, tidak hanya kekuatan
utama, tetapi juga modulus elastisitas (atau kekakuan) dari
bahan yang harus dipertimbangkan. Kecuali pengalaman tulang
setidaknya 50 microstrain secara rutin, itu akan mulai resorb.
Sebagian besar bahan keramik sangat kaku, misalnya,
polycrystalline aluminium oksida memiliki modulus
elastisitas ≈ 372 GPA. Kekakuan ini terlalu tinggi untuk
mentransfer jumlah yang cukup dari kekuatan yang diterapkan
ke tulang. Sebaliknya, bahan implan kaku akan membawa
jumlah beban yang tidak proporsional, menyebabkan stres
melindungi tulang. Sebaliknya, titanium memiliki modulus
elastisitas ≈ 100 GPA, masih terlalu tinggi untuk menjadi

17
ideal, tetapi jauh lebih dekat dengan tulang (≈ 20 GPA). Ini
akan memungkinkan pemuatan fisiologis normal tulang. 5

C. Duration Of The Force


Ketika mempertimbangkan pemuatan berulang seperti yang
terjadi selama mastication, lebih tepat untuk mempertimbangkan
batas ketahanan material daripada kekuatan utamanya. Batas daya
tahan adalah jumlah tertinggi stres yang bahan dapat berulang kali
dikenakan tanpa gagal. Batas ini biasanya hanya sekitar setengah dari
kekuatan utama untuk materi. 5
Akar gigi bentuk implan dirancang untuk dimuat sejajar dengan
sumbu panjang dan rentan terhadap kegagalan kelelahan dari siklik
membungkuk beban. Beban membungkuk ini sering hasil dari kontak
prematur, bruxism, skema oklusal yang tidak pantas, dan penggunaan
abutments siku. Off-AXIS loading harus dihindari dalam desain
Superstruktur implan. 5

D. Type Of Force
Implan mengalami tiga jenis beban dalam fungsi gaya tarik,
kekuatan tekan, dan gaya geser.. Tulang terdiri dari konstituen
anorganik dan organik, dan komponen anorganik membuatnya
terkuat ketika dimuat dalam kompresi. Bone adalah sekitar
30% melemah ketika ditempatkan dalam ketegangan, dan
hampir 70% melemah ketika mengalami gaya geser. Oleh
karena itu, oklusi adalah pertimbangan penting dalam
mendesain pemuatan implan. 5
Desain implan silinder sisi halus menempatkan antarmuka
antara implan dan tulang dalam gesekan hampir murni,
skenario pemuatan yang paling lemah. Desain implan ini
mengandalkan mikroskopik texturing tubuh implan untuk
menawarkan beberapa mekanis interlocking dan memberikan
retensi, atau mereka bergantung pada lapisan. Jika lapisan pada

18
gagal atau resorbs, kehilangan tulang biasanya hasil dari
kurangnya transfer beban. 5
Sebaliknya, implan berbentuk sekrup memiliki benang
untuk melibatkan tulang dalam kompresi dan mentransfer
beban yang diterapkan. Desain benang telah diteliti secara
ekstensif untuk memberikan minimal gaya geser dan kompresi
maksimal ke tulang. Hal ini memungkinkan untuk respon
tulang yang paling menguntungkan . Sejumlah desain benang
baru-baru ini telah diperkenalkan yang menggunakan ujung
bulat benang (untuk mengurangi gaya geser di ujung),
perubahan pada sudut ulir (untuk memaksimalkan kompresi),
dua atau lebih profil benang pada implan yang sama (yang akan
memotong di lokasi yang berbeda di osteotomi, sehingga
meningkatkan area kontak), dan/atau ketinggian benang
dikurangi disertai dengan peningkatan pitch benang
(menyebarkan pemuatan implan melalui area kontak yang lebih
besar sekaligus meningkatkan kekuatan tubuh implan). 5
Konsep osseointegration sekitar implan silinder atau
berbentuk sekrup mewakili situasi pertumbuhan tulang. Sebuah
metode alternatif fiksasi implan didasarkan pada jaringan
tulang ingrowth ke kasar atau tiga-dimensi lapisan permukaan
berpori. Desain semacam itu memasukkan manik sinter atau
Wire Mesh sinter, adalah tipikal implan ortopedi . Baru-baru
ini, implan dengan bodi logam berpori telah dikembangkan dan
dipasarkan. Desain baru ini menggabungkan porositas makro
scale atau struktur sel berpori, menyerupai tulang cancellous.
Hal ini mengakibatkan modulus elastisitas dekat dengan tulang,
sehingga mengurangi stres yang dihasilkan perisai. Sistem
retensi tersebut telah terbukti memiliki kekuatan geser
tulang/logam yang lebih tinggi daripada jenis fiksasi lainnya.
Peningkatan kekuatan geser interfacial menghasilkan

19
perpindahan stres yang lebih baik dari implan ke tulang sekitar,
distribusi stres yang lebih seragam antara implan dan tulang,
dan tekanan yang lebih rendah pada implan. Dan, pada
prinsipnya, hasil dari ikatan interfacial yang lebih kuat adalah
penurunan kecenderungan untuk melonggarkan implan.
Perkembangan teoritis dari efek permukaan makroskala, dari
kekuatan geser implan/jaringan terendah hingga yang tertinggi
adalah sebagai berikut: halus, bertekstur, sekrup berulir, plasma
disemprot, dan berpori dilapisi, berpori desain tubuh. 5

E. Implant Diameter
Peningkatan panjang atau diameter implan meningkatkan
luas permukaan Total implan. Akibatnya, daerah untuk
distribusi kekuatan oklusal meningkat dan stres pada tulang
menurun. Resistansi patah tulang dan karenanya kekakuan
implan meningkat pesat karena lebar implan meningkat dan
terkait dengan radius implan yang dinaikkan ke daya keempat.
Peningkatan dramatis ini dapat merugikan jika diameter yang
dipilih menyebabkan stres melindungi dengan mengurangi
ketegangan tulang untuk tingkat subfisiologis. 5

F. Implant Length
Seperti dengan peningkatan lebar, peningkatan panjang
implan juga meningkatkan luas permukaan dan mengurangi
stres tulang. Namun, pertimbangan cermat dari kualitas tulang
disarankan. Dalam jenis yang sangat padat tulang biasanya
ditemukan di mandibula anterior, overheating tulang sementara
pengeboran adalah penyebab utama kegagalan masa depan.
Persiapan dari situs implan ekstra panjang cenderung untuk
meningkatkan pemanasan dalam jenis tulang. Setiap
keuntungan stabilitas langsung yang disediakan oleh implan

20
yang panjang ini bersifat fana, karena sekali implan
osseomengintegrasikan, wilayah apikal implan menerima
transfer tekanan minimal. Sebagian besar tekanan masih
terkonsentrasi di sekitar pelat kortikal atas dimana implan
muncul. Sebaliknya, di daerah dengan kualitas tulang yang
buruk, biasanya ditemukan di rahang posterior dan maxilla,
pertimbangan anatomis mendikte panjang tempat impland. 5

2.4. Macam Bahan Implant


A. Metalic
Implan metalik menjalani satu atau beberapa perawatan
permukaan sebelum pengemasan akhir untuk implantasi. Beberapa
modifikasi ini termasuk pasivasi, anodisasi, implantasi ion, dan
texturing dengan beberapa metode yang berbeda. Passivasi
mengacu pada peningkatan lapisan oksida untuk meminimalkan
pelepasan ion logam sebagai akibat dari transfer permukaan.
Minimalisasi pelepasan ion memberikan kontribusi terhadap
biokompatibilitas bahan ini. Perawatan pasivasi dapat dilakukan
melalui pencelupan dalam 40% asam nitrat atau anodisasi, sebuah
proses dimana arus listrik dilewatkan melalui implan ketika
ditempatkan dalam larutan khusus. Metode bekas pengobatan
minimal meningkatkan ketebalan lapisan oksida, sedangkan
pengobatan terakhir dapat menghasilkan lapisan oksida yang lebih
tebal, yang telah terbukti bermanfaat dalam meningkatkan
ketahanan korosi. Texturing permukaan meningkatkan luas
permukaan implan dan meningkatkan interaksi jaringan dengan
meningkatkan daerah melalui yang menekankan ditransfer ke
tulang. Modifikasi permukaan lain untuk implan adalah implantasi
ion, yang terdiri dari membom permukaan implan dengan ion
energi tinggi hingga kedalaman permukaan beberapa mikrometer.

21
Prosedur ini telah diklaim untuk meningkatkan ketahanan korosi
dari logam melalui pembentukan lapisan permukaan timah
Titanium nitrida TiN jika ion nitrogen. 4
Yang paling populer Biomaterial implan yang digunakan
saat ini adalah titanium, paduan titanium, dan kalsium-fosfat-
dilapisi bahan. Salah satu hasil dari fokus penelitian yang luas saat
ini adalah bahwa titanium telah menjadi salah satu biomaterials
implan yang paling populer. Titanium ada di alam sebagai elemen
murni dengan jumlah atom 22. Dengan berat atom 47,9, Titanium
menghasilkan sekitar 0,6% dari kerak bumi dan satu juta kali lebih
melimpah daripada emas. Logam ini ada sebagai Rutile (TiO2)
atau ilmenit (FeTiO3) senyawa dan memerlukan metode ekstraksi
tertentu untuk dipulihkan dalam keadaan Elemental. Proses Kroll
melibatkan pengurangan TiCl4 oleh magnesium, sedangkan proses
iodida melibatkan pembentukan Titanium iodida melalui reaksi
Titanium dengan yodium. Titanium iodida kemudian diurai pada
kawat Titanium dipanaskan. Titanium memiliki beberapa favorable
sifat fisik yang menguntungkan, yang meliputi kepadatan rendah
4,5 g/cm3 dan kekuatan lentur relatif tinggi sebanding dengan
bentuk cast kobalt dan paduan stainless steel . Titanium juga
sangat tahan terhadap korosi sebagai hasil dari properti ini, dapat
terpasivasi oleh lapisan tipis Titanium oksida, yang terbentuk
langsung pada permukaannya. Logam ini memiliki kemampuan
untuk membentuk lapisan oksida ketebalan nanometer dalam
milidetik, dan ini reformasi oksida jika hilang karena penghapusan
mekanis. Jika dibiarkan, lapisan oksida ini dapat menjadi lebih
tebal seiring berjalannya waktu. Pure Titanium memiliki
kemampuan untuk membentuk beberapa oksida, termasuk TiO,
TiO2, dan Ti2O3. Dari ini, TiO2 dianggap yang paling stabil dan
ditemukan setelah paparan kondisi fisiologis. 4

22
4 dari unalloyed TI. Paduan titanium, yaitu, TI-6Al-4 V dan
TI-6Al-7Nb, digunakan dalam nilai interstisial extralow (Eli). ELI
mengandung tingkat oksigen yang rendah dilarutkan dalam situs
Interstitial dalam logam. Menurunkan jumlah oksigen dan besi
meningkatkan daktilitas dari paduan Titanium Eli, yang dapat
paduan dengan elemen yang berbeda untuk memodifikasi sifat.
Sebagai contoh, titanium mengalami transformasi darifase Alpha
berclose packed heksagonal untuk fase tubuh-berpusat-kubik beta
pada 883 ° c. Elemen alloying dapat ditambahkan untuk
menstabilkan salah satu fase. TI-6Al-4 V adalah salah satu paduan
Titanium lebih umum digunakan di Amerika Serikat. Aluminium
bertindak sebagai stabilizer Alpha untuk tujuan meningkatkan
kekuatan dan penurunan kepadatan. Vanadium adalah beta-fase
stabilizer, yang digunakan untuk meminimalkan pembentukan
TiAl3 untuk sekitar 6% atau kurang dan mengurangi paduan
kerentanan terhadap korosi. Dengan pengecualian Titanium murni,
modulus elastisitas TI-6Al-4 V lebih dekat dengan tulang daripada
yang lain digunakan secara luas implan logam biomaterial. Paduan
Titanium baru telah dikembangkan, termasuk TI-13Nb-13Zr dan
TI-15Mo-2.8 NB. Paduan ini memanfaatkan stabilisator fase lain
bukan aluminium dan Vanadium, dan mereka mungkin
menunjukkan kekuatan yang lebih besar dan ketahanan korosi. 4
Seperti yang tercantum di atas, komersial murni (CP) TI
datang dalam nilai yang berbeda, dari CP nilai I sampai IV.
Komposisi logam ini dalam persentase berat (table 2). Kekuatan
cpti kurang dari paduan TI-6Al-4V, meskipun modulus nilai
elastisitas are sebanding. Modulus elastis dari paduan khas TI
(113 GPA) (table 3) hanya sedikit lebih tinggi dari itu untuk CP
Grade IV TI (102 GPA). Kekuatan yield dari paduan TI-6Al-4V
ELI dan TI-6Al-4V (795 MPa dan 860 MPa) adalah 65% menjadi
78% lebih besar dari cpti. TI paduan mampu mempertahankan

23
keseimbangan yang baik antara kekuatan yang cukup untuk
melawan patah tulang di bawah pasukan oklusal dan untuk
mempertahankan modulus yang lebih rendah elastisitas untuk
distribusi stres lebih seragam di seluruh antarmuka implan tulang. 4

Tabel 2: Komposisi CP titanium dan panduan (persen berdasarkan


berat) . 4

Tabel 3: Sifat mekanik dan kepadatan dari bahan logam dan keramik. 4

Paduan lain yang digunakan untuk implan bedah adalah


stainless steel. Digunakan dalam bentuk baja austenitic bedah,
logam ini memiliki 18% Kromium untuk ketahanan korosi dan 8%
nikel untuk menstabilkan struktur austenitic. Stainless steel yang
paling sering digunakan dalam tempa dan panas-diperlakukan
negara dan memiliki kekuatan tinggi dan daktilitas. Meskipun
biaya rendah dan kemudahan fabrikasi, paduan ini tidak banyak
digunakan dalam implan gigi karena potensi respon alergi terhadap

24
nikel serta kerentanan terhadap korosi dan pitting. Produk korosi
untuk stainless steel mengandung zat besi, Kromium, nikel, dan
molibdenum. Elemen ini atau ion mereka dapat menumpuk di
jaringan yang mengelilingi implan dan kemudian diangkut ke
bagian tubuh yang berbeda untuk menghasilkan respons yang
berpotensi tidak menguntungkan. Perawatan permukaan seperti
pasivasi permukaan dan implantasi ion digunakan untuk
meningkatkan ketahanan korosi, meskipun baja tahan karat
austenitic masih rentan terhadap serangan lokal dalam aplikasi
jangka panjang. 4
Logam kobalt-Kromium-molibdenum paduan umumnya
terdiri dari 63% kobalt, 30% kromium, dan 5% molibdenum
dengan sejumlah kecil karbon, mangan, dan nikel. Molibdenum
adalah stabilisator; Kromium memberikan efek pasivasi untuk
memastikan ketahanan korosi dan karbon berfungsi sebagai
pengeras. Vitallium diperkenalkan oleh venable pada akhir 1930-
an dan merupakan bagian dari keluarga paduan Co-CR-mo. Logam
ini awalnya terbukti tidak memiliki aktivitas elektrokimia dan
reaksi jaringan apapun. Ticonium, sebuah ni-CR-mo-Be paduan,
juga digunakan sebagai bahan implan gigi, meskipun paduan ini
mengungkapkan beberapa masalah yang merugikan terkait dengan
korosi dan biokompatibilitas. Dalam studi selanjutnya, vitallium
dikaitkan dengan peradangan kronis dan tidak ada integrasi osea
untuk beberapa desain endocuri dan subperiocuri. Dalam upaya
untuk meningkatkan kinerja implan, inert Biomaterial dalam
bentuk aluminium oksida dan keramik lainnya diendapkan pada
permukaan paduan. Aluminium oksida dan zirkonium oksida
dilapisi pada paduan kobalt ditemukan tidak berpengaruh pada
peningkatan penerimaan biologis implan dievaluasi. Co-CR-mo
paduan memiliki modulus elastis tinggi dan resistensi terhadap
korosi. Penambahan lapisan keramik seperti kalsium fosfat tidak

25
mengubah secara signifikan bagian besar dari paduan. Studi
tentang kobalt paduan telah menunjukkan bahwa daktilitas yang
lebih rendah adalah hasil dari Agasi senyawa yang kaya akan
karbon, Kromium, dan molibdenum. Juga, penelitian telah
menunjukkan bahwa daktilitas ditingkatkan dengan mengurangi
kandungan karbon dan mengendalikan pengolahan paduan. Co-
CR-mo dan stainless steel Alloy terus digunakan untuk beberapa
implan, seperti subperiocuri dan transocuri implan dan bingkai
ramus, karena kemampuanmereka, sifat mekanik, dan biaya yang
lebih rendah. 4

B. Ceramic
Beberapa bahan sintetis dan biologis telah digunakan secara
khusus untuk pengobatan Cacat tulang, pembesaran punggungan,
dan lesi osteoporosis. Biomaterial ini juga digunakan untuk
melapisi implan logam untuk menghasilkan keramik-seperti
permukaan, yang dapat lebih termodinamika stabil, hidrofilik, dan
nonkonduktif panas dan listrik, sehingga menghasilkan integrasi
kekuatan tinggi dengan tulang dan jaringan sekitarnya. Keramik ini
dapat berupa plasmasberdoa atau dilapisi ke implan logam untuk
menghasilkan permukaan bioaktif. Istilah bioaktif mengacu pada
berbagai Biomaterial anorganik yang dapat meningkatkan integrasi
dengan tulang. Ini umumnya rapuh dan mungkin memiliki moduli
elastis tinggi dan kekuatan tarik rendah. 4
Implan keramik dapat menahan hanya tarik yang relatif
rendah atau tekanan geser yang disebabkan oleh beban oklusal,
tetapi mereka dapat mentolerir tingkat yang cukup tinggi tekanan
kompresi. Aluminium oksida (Al2O3) digunakan sebagai
Biomaterial standar untuk implan keramik karena keinerannya
(biostability), tanpa bukti reaksi yang merugikan dalam Vivo.
Zirkonia (ZrO2) juga telah menunjukkan tingkat kelemahanan

26
yang tinggi, meskipun alumina (Al2O3) telah menunjukkan daya
pembasakan permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
permukaan lain, seperti implan logam. Jenis implan keramik tidak
bioaktif dalam bahwa mereka tidak mempromosikan pembentukan
tulang. Mereka memiliki kekuatan tinggi, kekakuan, dan
kekerasan dan berfungsi sangat baik untuk beberapa desain implan
gigi. Tabel 20-1 Daftar sifat mekanik dari biomaterials logam yang
berbeda, termasuk biomaterials implan keramik. 4
Dari jenis sintetis bahan, kalsium fosfat adalah yang paling
sukses untuk Grafting dan augmentasi tulang. Kinerja ini mungkin
terkait dengan fakta bahwa tulang terdiri dari 60% untuk 70%
kalsium fosfat. Bahan ini nonimmunogenic dan biokompatibel
dengan jaringan inang. Dua fosfat kalsium yang paling umum
digunakan adalah hidroksiapatit (ha), atau Ca10 (PO4) 6 (Oh) 2,
dan Tricalcium Phosphate (TCP), Ca3 (PO4) 2. Hidroksiapatit dan
Tricalcium fosfat digunakan sebagai bahan cangkok tulang dalam
bentuk granular atau blok untuk berfungsi sebagai template untuk
pembentukan tulang baru. Karena bahan ini dikenal untuk
mempromosikan dan mencapai ikatan langsung implan untuk
jaringan keras, mereka diklasifikasikan sebagai bioaktif. Keduanya
juga mempromosikan pertumbuhan tulang yang diarahkan secara
vertikal serta ikatan yang relatif kuat dengan tulang. 4
Biointegrasi didefinisikan dalam edisi ketujuh dari istilah
Prosthodontic Terms sebagai "penerimaan jinak dari benda asing
dengan jaringan hidup." Lebih khusus lagi, biointegrasi tulang
dengan bahan implan menunjukkan ikatan tulang untuk
hidroksiapatit. HA, TCP, dan fosfat kalsium lainnya adalah
bioaktif sebagian sebagai akibat dari pelepasan ion kalsium dan
fosfat dalam jaringan sekitarnya. Penelitian telah mengungkapkan
beberapa perbedaan dalam respon jaringan terhadap bahan ini
setelah implantasi. Bentuk beta TCP adalah diserap lebih cepat

27
daripada ha dan menghasilkan rincian TCP. Beberapa telah
melaporkan penggantian sel mesenchymal dengan fitur yang
menyerupai sel osteoprogenitor. Penelitian juga menunjukkan
bahwa setelah 4 minggu implantasi, osteocyte terakumulasi
berdekatan dengan butiran HA, menunjukkan kemungkinan
osteogenesis dengan implan ini. Ini adalah salah satu justifikasi
untuk menggunakan senyawa kalsium fosfat untuk pelapis pada
implan ditempatkan ke dalam tulang. 4
Penggunaan kalsium fosfat sebagai pelapis Biomaterial
untuk implan logam secara langsung berkaitan dengan sifat fisik
dan kimia mereka. Semakin kristal pelapis HA, semakin resisten
terhadap pembubaran klinis. Sebuah minimum 50% kristal HA
dianggap sebagai konsentrasi yang lebih baik untuk Coating.
Implan dilapisi dengan HA telah menunjukkan berbagai macam
sifat, dari 85% kristal HA dan 15% TCP untuk 97% kristal HA.
Pembubaran lapisan terjadi pada tingkat yang lebih tinggi dengan
kondisi struktural lebih amorf. Perlakuan panas setelah proses
pengendapan meningkatkan kristalinitas HA. Keuntungan utama
dari pelapis keramik ini adalah bahwa mereka dapat merangsang
adaptasi tulang dan sangat sering menunjukkan kontak tulang-ke-
implan yang lebih intim dibandingkan dengan permukaan metalik.
Jumlah integrasi tulang telah dibandingkan antara implan logam
dan implan berlapis keramik dalam berbagai studi, yang
menunjukkan bahwa ada integrasi tulang-ke-implan yang lebih
besar dengan implan berlapis HA. Namun, studi lain menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara berlapis HA dan
implan yang tidak dilapisi setelah berbulan-bulan integrasi, yang
menyiratkan bahwa integrasi awal mungkin sangat berbeda. 4
Bioglasses (SiO2-Cao-Na2O-P2O5-MGO) adalah bentuk
lain dari biomaterials keramik bioaktif. Bahan ini dikenal untuk
membentuk lapisan hidroksiapatit berkarbonasi di Vivo sebagai

28
hasil dari kandungan kalsium dan fosfor mereka. Pembentukan
lapisan ini dimulai oleh migrasi kalsium, fosfat, silika, dan ion
natrium menjadi jaringan sebagai akibat dari perubahan pH
eksternal. Lapisan gel kaya silika terbentuk di permukaan karena
elemen dilepaskan. Penipisan silikon memulai migrasi ion kalsium
dan fosfat ke lapisan silika gel dari permukaan bioglass dan cairan
jaringan. Hal ini menghasilkan pembentukan lapisan kalsium-
fosfor yang merangsang osteoblast untuk berkembang biak.
Osteoblast ini menghasilkan kolagen fibril yang menjadi
dimasukkan ke dalam lapisan kalciumfosforus dan kemudian
berlabuh oleh kristal calciumfosfor . Lapisan ini 100 hingga 200
μm tebal dan telah terbukti membentuk antarmuka tulang-bioglass
yang kuatbioglass . Bioglasses diklasifikasikan sebagai bahan
bioaktif karena mereka merangsang pembentukan tulang. Mereka
lebih sering digunakan sebagai bahan cangkok untuk augmentasi
punggungan atau cacat tulang daripada sebagai bahan pelapis
untuk implan logam karena kekuatan ikatan interfacial bioglasses
dengan pengganti metalik dan substrat keramik lainnya lemah dan
tunduk pada pembubaran in vivo. Meskipun kemampuan
osteoinduktif yang menguntungkan mereka , bioglasses juga
sangat rapuh, yang membuat mereka tidak cocok untuk digunakan
untuk beberapa aplikasi implan bantalan stres. 4

C. Polymers
Pertama kali digunakan pada tahun 1930-an. Zat ini terbuat
dari unit struktural sederhana dan berulang yang disebut monomer,
yang dihubungkan oleh ikatan kovalen yang terbentuk selama
proses polimerisasi untuk membentuk zat polimer. Mereka
umumnya molekul yang kompleks dengan berat molekul tinggi,
tetapi mereka jauh lebih lembut dan lebih fleksibel dengan

29
modulus lebih rendah dari elastisitas daripada kelas lain
biomaterials. Kekuatan mekanik yang rendah dari polimer telah
menghalangi penggunaannya sebagai bahan implan karena dari
kerentanan mereka untuk patah tulang mekanik selama fungsi.
Selain itu, sifat fisik polimer sangat dipengaruhi oleh perubahan
dalam suhu, lingkungan, dan komposisi, dan dengan demikian,
sterilisasi mereka dapat dicapai oleh iradiasi Gamma atau paparan
gas etilen oksida. Kontaminasi polimer ini adalah kelemahan lain,
karena muatan elektrostatik sering menarik debu dan kotoran lain
dari lingkungan. 1
Selama pertengahan 1940-an, metil metakrilat kitaEd untuk
sementara akrilik untuk mempertahankan ruang yang membedah
untuk menerima implan Co-CR di lain waktu. Jaringan tidak
menunjukkan bukti iritasi atau kehancuran dengan menggunakan
bahan ini. Penggunaan polimer untuk implan osseointegrasis
sekarang terbatas untuk compo yang sama. IMZ implan baik
plasma Titanium-disemprot atau HA-dilapisi dan menggabungkan
polyoxymethylene (POM) intramobile elemen (IME), yang
bertindak sebagai peredam kejut internal. Ketika dimasukkan ke
dalam implan IMZ, IME memulai fungsi biomekanik dari unit gigi
alami, ligamen periodontal , dan tulang alveolar. IME dirancang
untuk memastikan distribusi stres lebih seragam di sepanjang
antarmuka tulang-implan. Penelitian telah menunjukkan bahwa
elemen penyerap guncangan ini juga membantu dalam mengurangi
beban oklusal. 1

D. Material Implant yang Lain


Karbon dan senyawa karbon (C dan SIC) diperkenalkan
pada tahun 1960-an untuk digunakan dalam implantology gigi.
Vitreous karbon, yang memunculkan respon yang sangat minim
dari jaringan host, adalah salah satu bahan yang paling

30
biokompatibel. Penelitian telah mengkonfirmasi bahwa morfologi
antarmuka tulang-implan mirip dengan yang terkait dengan implan
HA. Dibandingkan dengan implan logam, karbon lebih inert dalam
kondisi fisiologis dan memiliki modulus elastisitas yang mirip
dengan dentin dan tulang. Dengan demikian, karbon deformasi
pada tingkat yang mirip dengan jaringan tersebut, meningkatkan
transmisi kekuatan biomekanik. Namun, karbon rentan terhadap
patah tulang di bawah kondisi tarik dan stres karena kerapuhan dan
kerentanan untuk patah di bawah tekanan tarik di hadapan
kelemahan permukaan, yang biasanya dihasilkan sebagai
komponen loading lentur. Biomaterial berbasis karbon juga telah
digunakan untuk pelapis seperti keramik pada implan logam. 4
Implan mini telah mendapatkan popularitas yang luas
dalam beberapa tahun terakhir. Lebih terutama, penggunaannya
dalam ortodontik untuk alat pelabuhan telah meningkat. Kegunaan
lain termasuk overdenture retensi di daerah di mana ada minimal
tulang tersedia atau di daerah yang sempit. Mereka juga dapat
digunakan untuk jangkar prostesis sementara dalam kasus
overdentures pada lengkungan dengan gigi yang baru diekstraksi.
Implan ini awalnya digunakan sebagai implan sementara, yang
membantu jangkar prostesis sementara implan berdiameter lebih
besar dibiarkan sendiri untuk osseomengintegrasikan. Mereka
kemudian dapat dihapus setelah prostesis akhir itu dibuat. Seiring
berjalannya waktu, keberhasilan implan mini ini telah
menyebabkan evolusi sebagai pemulihan akhir untuk kasus yang
dikompromikan. Diameter Mini-implan berkisar dari 1,8 sampai
2,9 mm (gambar 7). Sebagian besar implan mini dapat ditempatkan
tanpa harus memantulkan lipatan pada jaringan gingiva karena
berdiameter kecil. Implan mini juga dirancang untuk pemuatan
langsung, menawarkan kemudahan beberapa kunjungan dan
memungkinkan pasien untuk segera memiliki gigi. Meskipun

31
implan ini pada dasarnya terbuat dari bahan yang sama dengan
implan standar yang lebih besar dan dibangun sebagai implan
bentuk akar, perbedaan utamanya terletak pada diameter yang lebih
kecil. Ukuran yang lebih kecil ini memungkinkan penempatan
implan ini di area di mana implan standar biasanya memerlukan
prosedur cangkok tulang, yang menghasilkan trauma dan biaya
tambahan untuk pasien. Karena aplikasi implan mini terus
berkembang, mereka perlahan-lahan dimasukkan untuk digunakan
dengan prostesis gigi tetap, menambahkan dukungan tambahan di
sepanjang daerah Pontic. 4

Gambar 7: Implan mini yang digunakan untuk pelabuhan ortodontik,


menunjukkan diameter 2-mm implan mini dibandingkan dengan 4-mm
diameter implan standar.

Kekuatan implan sering menjadi pertimbangan, tergantung


pada area penempatannya. Jika implan terletak di zona transfer daya
yang lebih tinggi (misalnya, di area posterior lengkungan), dokter
mungkin mempertimbangkan menggunakan bahan higherstrength

32
seperti Grade IV CP Titanium atau salah satu dari paduan titanium.
Beberapa kontroversi ada yang Titanium logam atau paduan untuk
digunakan, karena beberapa peneliti percaya bahwa aluminium dan
Vanadium dapat beracun jika dirilis dalam jumlah yang cukup.
Pertimbangan lain untuk pemilihan termasuk Riwayat fraktur implan
di area penempatan bunga, penggunaan implan yang lebih sempit,
dan Riwayat kebiasaan oklusal atau parafunctional. Implan anterior,
yang ditujukan untuk digunakan dalam ruang sempit, memiliki
diameter yang lebih kecil, dalam kisaran 3,25 mm atau kurang.
Sebaliknya, implan tunggal ditempatkan di daerah posterior
memiliki diameter yang lebih besar, hingga 7 atau 8 mm. Pemilihan
Biomaterial implan juga harus dievaluasi dalam hal pembatas dan
intraoral Biomaterial dan gigi bahan. Studi elektrokimia dari korosi
metalik sekarang menyediakan daftar kombinasi yang dapat diterima
dan tidak diterima di bawah kondisi di mana bagian menyentuh satu
sama lain dan korosi galvanik mungkin ada. Secara umum, paduan
titanium dan kobalt relatif stabil dan keduanya telah dikombinasikan
secara elektrokimia dengan paduan gigi mulia tinggi. Logam dasar
dan kombinasi amalgam adalah keprihatinan. 4

Seperti yang dinyatakan sebelumnya, jenis tulang di mana


implan akan ditempatkan adalah penting. Bone untuk implantasi
telah diklasifikasikan menjadi empat jenis: tipe I terdiri dari tulang
kompak sebagian besar homogen; tipe II terdiri dari lapisan tebal
tulang kompak sekitar inti dari tulang trabecular padat; Tipe III
adalah lapisan tipis dari tulang kortikal sekitar inti dari tulang
trabekular padat; dan tipe IV terdiri dari lapisan tipis tulang kortikal
dengan inti dari tulang trabekular berdensitas rendah (gambar 8).
Tulang tipe IV sejauh ini merupakan lingkungan tulang yang paling
dikompromikan untuk stabilitas implan karena kualitas dan kuantitas
yang tidak memadai. 4

33
Gambar 8: Eempat kualitas tulang. 4

BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Implantasi didefinisikan sebagai penyisipan benda atau bahan, seperti
bahan alloplastics atau jaringan lain, baik sebagian atau seluruhnya, ke dalam
tubuh untuk tujuan terapeutik, diagnostik, prostetik, atau eksperimental.
Implantasi harus dibedakan dari dua prosedur serupa lainnya yaitu, replantasi
dan transplantasi.

34
Material yang digunakan dalam pembuatan implan gigi dapat
dikategorikan dalam dua jenis, yaitu yang dilihat dari struktur kimianya dan
yang kedua pada jenis respon biologis. Komposisi kimia material implan
sesuai aktivitas biodinamik terdiri dari implan biotolerant, implan bioinert,
dan implan bioaktif.
Komponen implan gigi jenis sekrup secara umum yang biasa digunakan
terdiri dari mahkota, abutment, healing cup dan fixture. Dental implan dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kategori utama yaitu implan berdasarkan
penempatan dalam jaringan (subperiosteal implant, transosteal implant,
endosseous implant), jenis bahan yang digunakan (bioinert, bioactive,
bioresorsable), dan implan berdasarkan pilihan perawatan (fixed protheses,
removable protheses).Ada 4 macam bahan implant yaitu metallic, ceramik,
polymers, dan materi implant yang lain.

1.2. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai isi pembahasan makalah
dalam kesimpulan di atas.

35
DAFTAR PUSTAKA

1. Anusavice, Kenneth J., Chiayi Shen, and H. Ralph Rawls, eds. Phillips' science of dental
materials, 11th Ed. Elsevier Health Sciences, 2012.
2. Arsista, Dede, and Yosi Kusuma Eriwati. "Desain dan fungsi implan kedokteran gigi yang
beredar di pasaran Design and function of dental implants widely circulated on the
market. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, 2018.
3. Argosurio, Yason Nielsen. "Penatalaksanaan implan gigi pada penderita diabetes mellitus
tipe 2 (Studi pustaka)." SKRIPSI-2014 (2016).
4. Anusavice, Kenneth J., Chiayi Shen, and H. Ralph Rawls, eds. Phillips' science of dental
materials, 12th Ed. Elsevier Health Sciences, 2012.
5. Powers, John M., Ronald L. Sakaguchi, and Robert George Craig. Craig's restorative
dental materials/edited by Ronald L. Sakaguchi, John M. Powers. 13 th Ed Philadelphia, PA:
Elsevier/Mosby,, 2012.

36

Anda mungkin juga menyukai