Anda di halaman 1dari 9

Mekanisme Erupsi Gigi & Resorpsi

Proses erupsi gigi adalah suatu proses fisiologis berupa proses


pergerakan gigi yang dimulai dari tempat pembentukkan gigi di dalam
tulang alveolar kemudian gigi menembus gingiva sampai akhirnya
mencapai dataran oklusal.
Pada manusia terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen. Setiap
gigi
berbeda-beda
secara
anatomi,
tetapi
dasar
proses
pertumbuhannya sama pada semua gigi
ODONTOGENESIS
Jaringan odontogenik mulai terlihat pada umur kehamilan 28 hari sebagai
daerah penebalan epitelium ektoderma pada tepi stomodeum bersamaan
dengan disintegrasi membrana orofaringeal. Masing-masing benih gigi
terdiri atas organ enamel dan papilla gigi yang dikelilingi oleh folikel atau
kantong gigi (Sperber, 1991).
Gigi secara embriologi berasal dari dua jaringan :

ektoderm yang akan membentuk enamel

mesoderm yang akan membentuk dentin, sementum, dan


pulpa AMELO
Perkembangan gigi dimulai sejak dalam kandungan (fetus) sekitar 28 hari
IU.
Gigi desidui berkembang pada minggu ke-6 dan minggu ke-8 dan
gigi permanen berkembang pada minggu ke-20.
Tahap mineralisasi pada gigi desidui dimulai pada minggu ke-14 IU
dan seluruh gigi desidui termineralisasi secara sempurna setelah
kelahiran.
Gigi I dan M1 permanen termineralisasi pada atau waktu setelah
kelahiran, setelah itu baru gigi-gigi permanen lain mengalami mineralisasi
Erupsi gigi terjadi setelah formasi dan mineralisasi mahkota
terbentuk sempurna tetapi sebelum akar terbentuk sempurna
Mahkota dan bagian akar dibentuk sebelum gigi tersebut erupsi,
mahkota dibentuk terlebih dahulu, kemudian baru pembentukkan akar.
Pertumbuhan mandibula dan maksila menurut Sadler, dipersiapkan untuk
tumbuhnya gigi geligi
Perkembangan gigi dibagi dalam 3 tahap :
o Pra-erupsi,
o Pra-Fungsional/Pra-Oklusal (Tahap Erupsi)
o Fungsional /tahap oklusal
Tahap Pra-Erupsi

Tahap pra-erupsi, yaitu saat mahkota gigi terbentuk dan posisinya


dalam tulang rahang cukup stabil (intraosseus), ketika akar gigi mulai
terbentuk dan gigi mulai bergerak di dalam tulang rahang ke arah rongga
mulut, penetrasi mukosa, dan pada saat akar gigi terbentuk setengah
sampai tiga perempat dari panjang akar
Tahap pra-erupsi terdiri dari :
a. Inisiasi (Bud Stage)
b. Proliferasi (Cap Stage)
c. Histodiferensiasi (Bell Stage)
d. Morfodiferensiasi
e. Aposisi
f. Kalsifikasi
Inisiasi (Bud Stage)

Tahap inisiasi merupakan penebalan jaringan ektodermal dan


pembentukkan kuntum gigi yang dikenal sebagai organ enamel pada
minggu ke-10 IU. Perubahan yang paling nyata dan paling dominan
adalah proliferasi jaringan ektodermal dan jaringan mesenkimal yang
terus berlanjut.

Pada minggu ke-5 masa embrio, epitel ektoderm yang melapisi


kavum oris mengalami penebalan sepanjang tepi dari bakal rahang
atas dan rahang bawah.

Penebalan ini terdiri atas dua lapisan yang meluas sampai ke


mesenkim.

Lapisan pertama yaitu di sebelah labial akan memisahkan diri dan


membentuk ruangan di antara bibir dan prosesus alveolaris dari
rahang.

Lapisan kedua yaitu di sebelah lingual akan membentuk gigi yang


disebut lamina dentalis
Minggu ke 6

Pada lamina dentalis, terjadi penebalan yang berbentuk kuncup dan


masuk ke dalam jaringan pengikat (mesoderm). Kuncup-kuncup ini
merupakan benih-benih gigi.

Ada 10 benih-benih gigi dalam masing-masing tulang rahang yang


akan menjadi gigi desidui. (Pada awal minggu ke-10 lamina dentalis
yang masih tinggal akan membentuk kuncup-kuncup lagi yang akan
menjadi benih-benih gigi permanen)
Proliferasi (Cap Stage)

Dimulai pada minggu ke-11 IU, sel-sel organ enamel masih terus
berproliferasi sehingga organ enamel lebih besar sehingga

berbentukan cekung seperti topi. Bagian yang cekung diisi oleh


kondensasi jaringan mesenkim dan berproliferasi membentuk papila
dentis yang akan membentuk dentin.

Papila dental yang dikelilingi oleh organ enamel akan berdiferensiasi


menjadi pulpa. Jaringan mesenkim di bawah papila dental membentuk
lapisan yang bertambah padat dan berkembang menjadi lapisan
fibrosa yaitu kantong gigi (saccus dentalis) primitif.
Histodiferensiasi (Bell Stage)
Tahap bel merupakan perubahan bentuk organ enamel dari bentuk
topi menjadi bentuk bel. Perubahan histodiferensiasi mencakup
perubahan sel-sel perifer papila dental menjadi odontoblas (sel-sel
pembentuk dentin). Ada empat lapisan sel yang dapat dilihat pada tahap
bell, yaitu Outer Enamel Epithelium, Retikulum Stelata, Stratum
Intermedium, dan Inner Enamel Epithelium.
Morfodiferensiasi
Morfodiferensiasi adalah susunan sel-sel dalam perkembangan bentuk
jaringan atau organ. Perubahan morfodiferensiasi mencakup
pembentukkan pola morfologi atau bentuk dasar dan ukuran relatif dari
mahkota gigi.
Morfologi gigi ditentukan bila epitel email bagian dalam tersusun
sedemikian rupa sehingga batas antara epitel email dan odontoblas
merupakan gambaran dentinoenamel junction yang akan terbentuk.
Dentinoenamel junction mempunyai sifat khas pada setiap gigi,
sebagai suatu pola tertentu pada pembiakan sel.
Aposisi

Aposisi adalah pengendapan matriks dari struktur jaringan keras gigi


(email, dentin, dan sementum). Pertumbuhan aposisi ditandai oleh
pengendapan yang teratur dan berirama dari bahan ekstraseluler yang
mempunyai kemampuan sendiri untuk pertumbuhan yang akan
datang.
Kalsifikasi

Kalsifikasi terjadi dengan pengendapan garam-garam kalsium


anorganik selama pengendapan matriks.

Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah


mengalami deposisi dengan jalan presipitasi dari bagian ke bagian
lainnya dengan penambahan lapis demi lapis.

Gangguan pada tahap ini dapat menyebabkan kelainan pada


kekerasan gigi seperti hipokalsifikasi.
Tahap Pra-Fungsional/Pra-Oklusal (Tahap Erupsi)

Erupsi merupakan istilah yang berasal dari bahasa Latin erumpere,


yang berarti menetaskan.
Erupsi gigi adalah suatu proses pergerakan gigi secara aksial yang
dimulai dari tempat perkembangan gigi di dalam tulang alveolar
sampai akhirnya mencapai posisi fungsional di dalam rongga mulut.
Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai
dari tahap pembentukkan gigi sampai gigi muncul ke rongga mulut.
Teori mekanisme erupsi gigi dapat dibagi dalam 2 kelompok,
yaitu :
1.
Gigi didorong atau didesak keluar sebagai hasil dari kekuatan yang
dihasilkan dari bawah dan disekitarnya, seperti pertumbuhan tulang
alveolar, akar, tekanan darah atau tekanan cairan dalam jaringan
(proliferasi).
2.
Gigi mungkin keluar sebagai hasil dari tarikan jaringan penghubung
di sekitar ligamen periodontal.
Pergerakan gigi ke arah oklusal berhubungan dengan pertumbuhan
jaringan ikat di sekitar soket gigi. Proliferasi aktif dari ligamen periodontal
akan menghasilkan tekanan di sekitar kantung gigi yang mendorong gigi
ke arah oklusal.
Tekanan erupsi pada tahap ini semakin bertambah seiring
meningkatnya permeabilitas vaskular di sekitar ligamen periodontal yang
memicu keluarnya cairan secara difus dari dinding vaskular sehingga
terjadi penumpukkan cairan di sekitar ligamen periodontal yang
kemudian menghasilkan tekanan erupsi.
Tahap Fungsional/Tahap Oklusal

Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir ketika gigi telah
tanggal dan berlangsung bertahun-tahun.

Selama tahap ini gigi bergerak ke arah oklusal, mesial, dan


proksimal. Pergerakan gigi pada tahap ini bertujuan untuk
mengimbangi kehilangan substansi gigi yang terpakai selama
berfungsi sehingga oklusi dan titik kontak proksimal dipertahankan.

Pada tahap ini, tulang alveolar masih mengalami pertumbuhan


terutama pada bagian soket gigi sebelah distal

Pertumbuhan tulang alveolar dan sementum bukanlah penyebab


bergeraknya gigi tetapi pertumbuhan tulang alveolar dan sementum
yang terjadi merupakan hasil dari pergerakan gigi. Pergerakan gigi
pada tahap fungsional sama dengan pada tahap prafungsional, tetapi
proliferasi ligamen periodontal berjalan lambat.

Waktu Erupsi Gigi


Waktu erupsi gigi diartikan sebagai waktu munculnya tonjol gigi atau
tepi insisal dari gigi menembus gingiva.
Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat perbedaan waktu erupsi
antara satu populasi dengan populasi lain yang berbeda ras. Berdasarkan
penelitian Hurme pada berbagai etnis di Amerika Serikat dan Eropa Barat
didapat data bahwa tidak ada dua individu yang mempunyai waktu erupsi
yang persis sama pada rongga mulut. Perbedaan atau variasi 6 bulan
pada erupsi gigi adalah biasa, tetapi kecenderungan waktu erupsi terjadi
lebih lambat
Faktor-faktor yang berperan dalam erupsi gigi :
1. Penambahan panjang akar gigi.
Erupsi dimulai pada saat akar mulai terbentuk. Pemanjangan akar
menyebabkan terjadinya penambahan jarak antara mahkota dan ujung
akar yang sedang tumbuh. Bila ujung akar yang sudah tumbuh disangga
oleh tulang di bawahnya maka mahkota gigi akan terdorong ke arah
rongga mulut karena terbentuknya tulang baru hasil
aposisi yang
diletakkan diantara ujung akar yang sedang berkembang dengan tulang
penyangga dibawahnya.
2. Pertumbuhan pulpa gigi selama foramen apikal masih terbuka lebar.
Gigi-gigi bergerak dari soketnya seirama dengan denyutan arteri
sehingga perubahan volume secara lokal dapat menghasilkan sedikit
gerakan gigi. Mekanisme ini biasanya dipengaruhi oleh aktivitas
hormonal yang mengatur baik tekanan darah maupun cairan jaringan.
3. Deposisi sementum pada permukaan akar.
4. Kontraksi sel-sel yang tersusun oblik pada ligamen periodontal juga
dapat mendorong gigi dari soketnya.
5. Resorbsi tulang oleh sel-sel osteoklast pada pintu alveolus, sehingga
jalan menjadi lebih bebas.
6. Pembentukan tulang baru secara aposisi oleh sel-sel osteoblast pada
dinding alveolus.
Menurut Mjor dan Fejerskov (1991) pergerakan mahkota yang sedang
berkembang hanya mungkin terjadi apabila disertai remodeling tulang
yang membentuk kriptus disekitarnya.
Remodeling ini dilakukan oleh osteoklast dan osteoblast. Osteoklast
banyak terdapat pada permukaan dinding kriptus yang dituju oleh
pergerakan gigi yang sedang berkembang, sedangkan osteoblast banyak
terdapat pada permukaan kriptus yang dijauhi mahkota yang
berkembang.

Resorbsi tulang oleh osteoklast akan membuka jalan bagi mahkota


yang sedang berkembang bergerak dari dalam tulang rahang menuju
ke arah oklusal.
Sebelum mencapai dataran oklusal, gigi-gigi akan bergerak dari
tempatnya berkembang ke arah insisal berurutan melalui tulang yang
menutupinya, lamina propia dan epitelium. Pergerakan gigi ke arah
oklusal tersebut disertai oleh sejumlah peristiwa yang saling
berhubungan.
Pertama, pada awal erupsi terjadi juga proses perkembangan akar
yang
belum
selesai
disertai
oleh
perkembangan
jaringan
periodonsiumnya
Kedua,, resorbsi tulang diatur oleh folikel dentis untuk membuka jalan
mahkota gigi yang akan erupsi.
Proses ini diawali dengan pemasukan sel-sel mononuklear yang
berakumulasi pada bagian folikel dentis yang menutupi sepertiga
mahkota gigi.
Sel-sel
monosit ini bermigrasi ke permukaan tulang kemudian
bergabung satu sama lain dan berdeferensiasi menjadi osteoklast yang
nantinya dibutuhkan untuk proses resorbsi tulang (Mjor dan Fejerskov,
1991; Wise dkk., 2000; Koch dan Poulsen, 2001).
Ketiga,, pada waktu akar berkembang maka harus ada modeling
tulang pada fundus kriptus untuk membentuk soket tempat akar dan
memberikan ikatan bagi ligamen periodontal yang mengelilingi akar.
Pertumbuhan akar pada saat erupsi ikut memberikan kekuatan untuk
mendorong gigi ke arah aksial.
Keempat,, resorbsi jaringan ikat fibrosa lamina propria gingiva yang
terdapat pada jalan erupsi gigi. Hal ini diikuti oleh fibrogenesis dan
remodeling jaringan ikat yang menyebabkan berkembangnya sistem
serat dento gingival dan perlekatannya pada bagian koronal akar gigi
yang erupsi.
Kelima, dibuatnya jalan menembus epitel yang menutup mahkota gigi
yang akan erupsi yang diikuti oleh perkembangan epitel sulkus dan
perlekatannya (Mjor dan Fejerskov, 1991).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Erupsi Gigi
Erupsi gigi adalah proses yang bervariasi pada setiap anak. Variasi
ini dapat terjadi dalam setiap periode dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan gigi, terutama pada periode transisi pertama dan kedua.
Variasi dalam erupsi gigi dapat disebabkan oleh banyak faktor, yaitu :
Faktor Genetik (Keturunan)

Faktor genetik dapat mempengaruhi kecepatan waktu erupsi gigi.


Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu
dan urutan erupsi gigi, termasuk proses kalsifikasi. Menurut Stewart,
pengaruh faktor genetik terhadap erupsi gigi adalah sekitar 78%.
Faktor Ras
Cepat ke lambat
(Amerika kulit hitam, amerika Indian >> mongoloid >> kaukasoid
>> Australia)
Perbedaan ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan
erupsi gigi permanen. Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran
Amerika dengan Eropa lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika
berkulit hitam dan Amerika Indian. Orang Amerika, Swiss, Prancis, Inggris,
dan Swedia termasuk dalam ras yang sama yaitu Kaukasoid dan tidak
menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar.
Erupsi lebih cepat pada ras Afrika hitam dibandingkan dengan ras
Kaukasoid, orang Korea (Mongoloid) sedikit lebih cepat daripada ras
Kaukasia, dan pada orang Australia pribumi lebih lambat daripada
Kaukasoid.
Jenis Kelamin
Cepat ke lambat
Perempuan >> laki-laki
Waktu erupsi gigi permanen mandibula dan maksila terjadi
bervariasi pada setiap individu. Pada umumnya waktu erupsi gigi anak
perempuan lebih cepat dibandingkan dengan anak laki-laki.

Faktor Lingkungan
Pertumbuhan dan perkembangan gigi dipengaruhi oleh faktor
lingkungan tetapi tidak banyak mengubah sesuatu yang telah ditentukan
oleh faktor keturunan, pengaruh faktor lingkungan terhadap waktu erupsi
gigi adalah sekitar 20%.
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor lingkungan, antara lain :
sosial ekonomi, nutrisi, faktor penyakit, faktor lokal

Jenis Maloklusi
1. Protrusi
Protrusi adalah gigi yang posisinya maju ke depan. Protrusi
dapat disebabkan oleh faktor keturunan, kebiasaan jelek seperti

menghisap jari dan menghisap bibir bawah, mendorong lidah ke


depan, kebiasaan menelan yang salah serta bernafas melalui
mulut.
2. Intrusi dan Ekstrusi
Intrusi adalah pergerakan gigi menjauhi bidang oklusal.
Pergerakan intrusi membutuhkan kontrol kekuatan yang baik.
Ekstrusi adalah pergerakan gigi mendekati bidang oklusal.
3. Crossbite
Crossbite adalah suatu keadaan jika rahang dalam keadaan
relasi sentrik terdapat kelainan-kelainan dalam arah transversal
dari gigi geligi maksila terhadap gigi geligi mandibula yang
dapat mengenai seluruh atau setengah rahang, sekelompok
gigi, atau satu gigi saja.
Berdasarkan lokasinya crossbite dibagi dua yaitu:
a. Crossbite anterior
Suatu keadaan rahang dalam relasi sentrik, namun terdapat
satu atau beberapa gigi anterior maksila yang posisinya terletak
di sebelah lingual dari gigi anterior mandibula.
b. Crossbite posterior
Hubungan bukolingual yang abnormal dari satu atau beberapa
gigi posterior mandibula.
4. Deep bite
Deep bite adalah suatu keadaan dimana jarak menutupnya
bagian insisal insisivus maksila terhadap insisal insisivus
mandibula dalam arah vertikal melebihi 2-3 mm. Pada kasus
deep bite, gigi posterior sering linguoversi atau miring ke mesial
dan insisivus madibula sering berjejal, linguo versi, dan supra
oklusi.
5. Open bite
Open bite adalah keadaan adanya ruangan oklusal atau insisal
dari gigi saat rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan
oklusi sentrik. Macam-macam open bite menurut lokasinya
adalah :
a. Anterior open bite
Klas I Angle anterior open bite terjadi karena rahang atas yang
sempit, gigi depan inklinasi ke depan, dan gigi posterior supra

oklusi, sedangkan klas II Angle divisi I disebabkan karena


kebiasaan buruk atau keturunan.
b. Posterior open bite pada regio premolar dan molar
c. Kombinasi anterior dan posterior (total open bite) terdapat
baik di anterior,posterior, dapat unilateral atau bilateral.
6. Crowded
Crowded adalah keadaan berjejalnya gigi di luar susunan yang
normal. Penyebab crowded adalah lengkung basal yang terlalu
kecil daripada lengkung koronal. Lengkung basal adalah
lengkung pada prossesus alveolaris tempat dari apeks gigi itu
tertanam, lengkung koronal adalah lengkungan yang paling
lebar dari mahkota gigi atau jumlah mesiodistal yang paling
besar dari mahkota gigi geligi. Derajat keparahan gigi crowded:
a. Crowded ringan
Terdapat gigi-gigi yang sedikit berjejal, sering pada gigi depan
mandibula,dianggap suatu variasi yang normal, dan dianggap
tidak memerlukan perawatan.
b. Crowded berat
Terdapat gigi-gigi yang sangat berjejal sehingga dapat
menimbulkan hygiene oral yang jelek
7. Diastema
Diastema adalah suatu keadaan adanya ruang di antara gigi
geligi yang seharusnya berkontak. Diastema ada 2 macam, yaitu
:
a. Lokal, jika terdapat diantara 2 atau 3 gigi, dapat disebabkan
karena denssupernumerary, frenulum labii yang abnormal, gigi
yang tidak ada, kebiasaan jelek, dan persistensi.
b. Umum, jika terdapat pada sebagian besar gigi, dapat
disebabkan oleh faktor keturunan, lidah yang besar dan oklusi
gigi yang traumatis.

Anda mungkin juga menyukai