• Dentin reaksioner didefinisikan sebagai dentin tersier yang dihasilkan oleh sel
odontoblas yang bertahan sebagai respon terhadap stimulus yang ringan.
• Dentin reparatif merupakan dentin tertier yang dihasilkan oleh odontoblast like cells
sebagai respon terhadap stimuli yang kuat.
* Pembentukan dentin reparatif adalah mekanisme
pertahanan yang utama ketika pulpa mengalami
cedera atau infeksi. Hal ini merupakan cara alamiah
untuk menutup cedera di permukaan pulpa dengan
demikian menghilangkan efek dari trauma.
* Beberapa literature menunjukkan bahwa pulpa yang cedera
atau terinfeksi dapat menyebabkan kematian odontoblast dan
menghilangkan potensi dentinogenesis reaksioner.
Odontoblast merupakan sel yang tidak dapat repair setelah
terkena jejas yang besar, sehingga fungsi odontoblast primer
dalam merespon jejas besar yang mengakibatkan suatu
kerusakan atau kematian, odontoblast akan digantikan oleh
odontoblast like cells.
* Odontoblast like cells berasal dari progenitor sel pulpa yang
mengalami diferensiasi. Sel progenitor ini diinduksi oleh adanya
faktor pertumbuhan untuk melakukan proliferasi, migrasi, dan
diferensiasi menjadi odontoblast like cells. Beberapa faktor
pertumbuhan yaitu TGF- β secara langsung terlibat dalam
sittodeferensiasi odontoblast like cells. TGF- β dilepaskan oleh sel
inflamasi yaitu makrofag yang memiliki fungsi untuk mengaktifkan
pelepasan sitokin (ILN, TNF- α, TGF- β). Setelah berdiferensasi,
odontoblast like cells akan mensintesis matriks dentin yang akan
temineralisasi menjadi dentin reparative. Pembentukan dentin
reparatif terlihat lebih irregular dibandingkan dentin sekunder dan
dentin primer.
* Menurut yammamura (2008) pembentukan dentin reparatif
secara fisiologis terbagi atas 4 tahap yaitu: (1)tahap eksudasi
(1-5 hari); (2)tahap proliferasi (3-7 hari); (3)tahap
pembentukan odontoblast like cell (5-14 hari); (4)tahap
pembentukan reparative (>14 hari). Berdasarkan proses
fisiologisnya dentin reparatif dapat terlihat jelas secara
histologi dengan pewarnaan HE (Hematoksilin Eosin) setelah
4 minggu (lihat Gambar 2.4). secara histologi dentin reparatif
terdiri dari lapisan irregular terdapat osteodentin dengan warna
gelap dan tubular dentin dengan warna yang lebih pucat pada
perwarnaan HE (Hematoksilin Eosin) (Long, 2017).
* Menurut Koike (2014) pada minggu kedua pembentukan
dentin reparatif dengan bahan pulpcapping dijelaskan bahwa
dentin yang terbentuk belum melindungi atau menutupi pulpa
dengan sempurna masih terlihat celah. Pada minggu keempat
pembentukan dentin reparatif dapat terlihat jelas sudah
terbentuk dan menutupi atau melindngi pulpa setelah
mengalami cedera (lihat Gambar 2.1 dan 2.4). Pembentukan
dentin reparative dapat terlihat melalui uji histologi dengan
perwarnaan HE (Hematoksilin Eosin) pada hari ke-3.
Pembentukan dentin reparatif yang termineralisasi rata-rata
terbentuk pada hari ke-21 hingga 30.
* Perawatan pulp capping sesuai definisi dari American Association of
Endodontists (AAE) adalah suatu prosedur perawatan pulpa gigi
menggunakan dental material seperti kalsium hidroksida (Ca(OH)2) atau
Mineral Trioxide Aggregate yang diletakkan diatas pulpa yang
mengalami cedera untuk merangsang terbentuknya dentin reparatif
(Budiartie, 2018).
* Indirect Pulpcapping
Indirect Pulpcapping merupakan perawatan karies gigi yang sudah
mendekati pulpa, dilakukan pembuangan jaringan karies dengan hati-
hati kemudian diaplikasikan bahan pulpcapping pada daerah dentin yang
transparan (Budiartie, 2018).
* Direct Pulpcapping
Direct Pulpcapping merupakan perawatan untuk pulpa yang telah terbuka.
Indikasinya adalah untuk pulpa yang masih vital, pulpa yang terbuka
karena faktor mekanis dan dalam keadaan steril (Budiartie, 2018).
a) Tujuan
- Untuk mengetahui apakah dentin reparatif sudah terbentuk atau tidak
- Untuk menegakkan diagnosis dan membantu menentukan langkah
perawatan selanjutnya
Keuntungan Isolasi:
• Ruang kerja yang kering dan bersih (Dry, clean operating field).
WEDGE
Terkadang wedjet diperlukan untuk menopang rubber
dam.
* Ini adalah lembaran bahan penyerap yang
biasanya ditempatkan antara rubber sheet dan
jaringan lunak. Biasanya tidak
direkomendasikan untuk isolasi satu gigi.
* Insti-dam
* Handi dam
* Dry dam
* Optra dam
* Opti dam
* Sebelum penempatan rubber dam, prosedur
berikut harus dilakukan:
• Profilaksis rongga mulut secara menyeluruh
• Periksa kontak dengan benang gigi
• Periksa area kontak yang kasar
• Anestesi gingiva jika diperlukan
• Bilas dan keringkan daerah operasi.
* Metode I/Double Motion —Clamp ditempatkan sebelum rubber dam
• Pilih clamp yang sesuai dengan ukuran gigi.
• Ikat benang untuk menjepit bow dan tempatkan clamp pada gigi.
• Lubang yang lebih besar diperlukan dalam teknik ini karena rubber
dam harus direntangkan di atas clamp. Biasanya dibuat dua atau tiga
lubang yang tumpang tindih.
• Peregangan rubber dam di atas clamp dapat dilakukan dengan urutan
sebagai berikut:
O Regangkan rubber dam sheet di atas clamp
O Kemudian regangkan sheet di atas jaw bukal dan biarkan menempel
di bawah jaw itu
O Terakhir, sheet dibawa ke sisi palatal / lingual dan dilepas.
Metode ini terutama digunakan pada gigi posterior pada orang dewasa
dan anak-anak kecuali gigi molar tiga.
* Metode II/Single Motion — Penempatan rubber dam dan clamp bersamaan
a. Pilih clamp yang sesuai menurut anatomi gigi
b. Ikat benang di sekitar clamp dan periksa stabilitasnya
c. Buat lubang pada rubber dam sheet
d.clamp dipegang dengan clamp forceps dan sayapnya dimasukkan ke
dalam lubang
e.clamp dan rubber dam dibawa ke rongga mulut dan clamp diregangkan
untuk meregangkan lubang
f.Clamp dan rubber dam dipasang di atas mahkota. Pertama, jaw dari
clamp dimiringkan ke sisi lingual hingga terletak pada margin gingiva sisi
lingual.
g.Setelah itu, jaw dari clamp diposisikan di sisi bukal
h.Setelah memasang clamp, periksa kembali stabilitas clamp
i.Lepaskan forcep dari clamp
j.Sekarang, lepaskan rubber sheet dari sayap hingga berada di sekitar tepi
serviks gigi.
* Metode III - Teknik Split Dam: Metode ini merupakan
teknik split dam dimana rubber dam dipasang untuk
mengisolasi gigi tanpa menggunakan clamp rubber
dam. Dalam teknik ini, dua lubang pada dam yang
tumpang tindih dilubangi. Dam direntangkan di atas
gigi yang akan dirawat dan di atas gigi yang
berdekatan di setiap sisi. Tepi rubber dam dengan
hati-hati digerakkan melalui kontak sisi distal gigi
yang berdekatan.
* Sebelum rubber dam dilepas, gunakan water syringe dan
evakuator volume tinggi untuk membuang semua kotoran yang
terkumpul selama prosedur. Potong benang yang diikat dari
leher gigi. Regangkan rubber dam secara fasial dan tarik septum
rubber menjauh dari jaringan gingiva dan gigi. Lindungi jaringan
lunak di bawahnya dengan meletakkan ujung jari di bawah
septum. Bebaskan dam dari daerah interproksimal, tetapi
biarkan rubber dam di atas gigi jangkar anterior dan posterior.
Gunakan clamp forceps untuk melepaskan clamp. Setelah
penahan dilepas, lepaskan dam dari gigi jangkar dan lepaskan
dam dan rangka secara bersamaan. Seka mulut pasien, bibir,
dan dagu dengan tisu atau kain kasa untuk mencegah air liur
masuk ke wajah pasien.
* Periksa apakah ada fragmen yang hilang setelah
prosedur. Jika ditemukan fragmen rubber dam yang
hilang, periksa area interproksimal karena potongan
rubber dam yang tertinggal di bawah gingiva bebas
dapat mengakibatkan iritasi gingiva.
TERIMA KASIH