Anda di halaman 1dari 6

TUMBUH KEMBANG FASIAL

I.

Pertumbuhan dan Perkembangan prenatal Pada embrio yang berumur 3 minggu, terdapat bulatan yang menonjol yang terbentuk oleh

forebrain merupakan bagian terbesar dari wajah. Bagian ini ditutupi oleh lapisan ectoderm dan sebuah lapisan tipis mesoderm. Di bawah bulatan yang menonjol tersebut, terdapat sebuah alur yang dalam, yaitu alur mulut primitive, yang disebut stomatodeum. Perubahan pertama yang signifikan didalam perkembangan wajah disebabkan oleh proliferasi cepat dari lapisan mesoderm.1 Pertumbuhan dan perkembangan fasial (muka) berasal dari 5 buah Fasial Promordia, yaitu :2 1. 2. Sebuah tonjolan Processus Fronto Nasalis di atas Stomodeum, Sepasang tonjolan Processus Maxillaris yang berasal dari Branchial Arch I, terletak di Cranio Lateral Stomodeum 3. Sepasang tonjolan Processus Mandibularis yang juga berasal dari Branchial Arch I, terletak di Caudal Stomodeum.

Pertumbuhan dan Perkembangan Processus Fronto Nasalis dimulai pada minggu ke-4 intra uterin sebagai dua buah penebalan ectoderm yang terletak di latero processus fronto dan di atas stomodeumm disebut Nasal Placode. Setelah embrio berumur 5 minggu intra uterin, terjadi lagi dua buah penonjolan yang mengelilingi Nasal Placoda yang berbentuk tapal kuda yang disebut : Processus Nasalis Medialis (medial) Processus Nasalis lateralis (lateral). Processus fronto nasalis akan membentuk dahi dan hidung.

Selanjutnya Nasal Placoda akan menjadi dasar lekukan ke dalam dan membentuk Nasal Pit yang nantinya akan merupakan lubang hidung atau Nostril. Sedangkan kedua Processus nasalis medialis akan berfusi membentuk intermaxillary segment pada minggu ke 7-10. Intermaxillary segment akan mengalami pertumbuhan dasn pertumbuhan perkembangan dalam 2 arah yaitu : Ke arah caudal akan membentuik Phitrum dan ke arah medial akan membentuk septum nasi palatum primer (processus palatinus medialis), premaxilla (yaitu tulang rahang atas bagian tengah yang menunjang gigi-gigi). Sedangkan processus nasalis lateralis akan membentuk Ala Nasi (yang akan dipisahkan dari processus maxillaries oleh sulcus naso lacrimalis). Selain itu, processus nasalis medialis akan berfusi dengan processus maxillaris dan membentuk kontinuitas dari rahang atas dan bibir atas.

II. Bentuk wajah manusia 5 Secara umum morfologi tipe wajah dipengaruhi oleh bentuk kepala, jenis kelamin, dan usia. Walaupun bentuk wajah setiap orang berbeda, seseorang mampu amengenal ribuan wajah karena ada kombinasi unik dari kontur nasal, bibir, rahang, dan sebagainya yang memudahkan seseorang untuk mengenal satu sama lain. Bagian-bagian yang dianggap mempengaruhi wajah adalah tulang pipi, hidung, rahang atas, rahang bawah, mulut, dagu, mata, dahi, dan Supraorbital. Perubahan tipe wajah menurut usia terbagi dalam tiga tahap, yakni pada usia 5-10 tahun, 10-15 tahun, dan 15-25 tahun.Usia 5-10 tahun wajah mengalami perubahan sebesar 40%. Usia 10-15 tahun terjadi perubahan sebesar 40%. Pada usia 15-25 terjadi proses pencarian keseimbangan sampai akhirnya wajah menjadi matur. Perubahan tipe wajah pada perempuan terjadi lebih cepat dibanding laki-laki pada masa pubertas karena dipengaruhi oleh perbedaan percepatan pertumbuhan antara laki-laki dan

perempuan. Pertambahan ukuran pertumbuhan terus berjalan dengan kecepatan yang bervariasi. Ukuran tinggi wajah anak perempuan umur 4-5 tahun lebih besar daripada anak laki-laki, karena anak perempuan lebih cepat masa pertumbuhannya dibandingkan dengan anak laki-laki. Pada usia

tersebut, anak laki-laki biasanya lebih aktif daripada anak peremp uan, sehingga masukan zat gizi untuk pertumbuhan dipakai sebagai bahan untuk pembentukan energi Berdasarkan bentuknya, tipe wajah manusia dibagi menjadi tiga, yaitu : 6 1. Dolichofacial (Leptoprosopic) Bentuk kepala dolichocephalic yang panjang dan oval membuat pertumbuhan wajah menjadi sempit, panjang dan protrusif. Tipe wajah ini disebut dengan leptoprosopic. Sudut lekukan dan turunnya hidung akan meningkat bila panjang hidung meningkat. Jadi, konveksitas hidung lebih tinggi pada orang yang memiliki hidung panjang. Oleh karena itu, bagian hidung dari tipe wajah leptoprosopic kebih protrusif, glabela dan lingkaran tulang orbital bagian atas menjadi lebih sangat menonjol sedangkan tulag pipi menjadi lebih terlihat menonjol dan mata terlihat cekung. Tipe wajah ini juga mempengaruhi bentuk lengkung rahang, bentuk wajah yang sempit dan panjang akan menghasilkan lengkung maksila dan palatum yag panjang, sempit dan dalam. Selain itu, mandibula dan bibir bawah cenderung menjadi retrusif sehingga profil wajah menjadi cembung. Tipe wajah seperti ini sering terjadi pada ras negroid atau aborigin.

2. Brachifacial (euryprosopic) Bentuk kepala brachicephalic yang bulat dan luas membuat pertumbuhan wajah menjadi lebih lebar dan agak protrusif. Tipe wajah ini disebut dengan euryprosopic. Pada euryprosopic, hidung cenderung pendek dan ujung hidung sering naik sehingga lubang hidung sering terlihat. Tulang pipi yang lebar, datar dan kurang protrusif membuat konfigurasi tulang pipi terlihat jelas berbentuk persegi. Bola mata juga lebih besar dan menonjol karena kavitas orbital yang dangkal. Karakter wajah seperti ini membuat tipe euryprosopic terlihat lebih menonjol dibanding leptoprosopic. Tipe wajah ini sering terjadi pada ras batak.

3. Mesofacial (Mesoprosopic) Bentuk kepala mesocephalic merupakan bentuk kepala yang oval dan membuat tipe wajah orang yang memiliki bentuk kepala mesocephalic termasuk golongan menengah sehinggu baik bentuk hidung, dahi, tulang pipi, bola mata dan lengkung rahang juga termasuk golongan menengah atau sedang. Tipe wajah ini sering terjadi pada orang-orang kaukasoid atau ras mongoloid.

III. Kelainan Tumbuh Kembang Fasial Dalam pertumbuhan dan perkembangan oromaksilofasial dapat terjadi adanya gangguan/ penyimpangan dalam tumbuh kembangnya, yang menyebabkan terjadi anomali. Salah satunya anomali fasial, yang terdiri dari : a. Median Cleft of Upper lip / Sumbing bibir median Sumbing bibir median, merupakan suatu kelainan yang jarang terjadi yang disebabkan oleh penyatuan dua tonjol hidung medial yang tidak sempurna di garis tengah atau gagal fusi dari processus nasalis medialis kanan-kiri yang membentuk intermaxillari segment. Kelainan ini biasanya disertai oleh adanya suatu alur yang dalam diantara sisi kanan dan kiri hidung.

b. Median Cleft of Lower Lip/ Cheilosis Inferior Mediana Anomali ini disebabkan oleh kegagalan fusi prominentia mandibularis kanan dan kiri.

c. Oblique Facial Cleft Bilateral with Complete Bilateral Cleft Lip/ Sumbing bibir bilateral Oblique facial disebabkan gagal fusi seluruh tonjolan maksila dengan tonjolan hidung medial pada kedua sisi atau gagal fusi processus palatinus disertai celah pada kedua sisi palatum sekunder.

d. Macrostomia / Lateral Facial Cleft Pada macrostomia, keadaan lebar mulut sangat berlebihan dan mempunyai celah wajah transversal yang memanjang dari sudut mulut ke telinga. Hal ini disebabkan karena adanya kegagalan penyatuan prominentia maxillaris dan prominentia mandibularis, dengan pelebaran orifisium mulut ke arah telinga. Kelainan ini agak jarang ditemukan dan mungkin total, unilateral, atau bilateral.

e. Microstamia and Single Nostril Microstamia disebabkan penyatuan yang berlebihan dari processus maxillaris dan processus mandibularis, sedangkan single nostril hanya satu yang terbentuk pada Nasal Placode.

f. Incomplete Hidung / Median Cleft Lip and Bifid Nose Perluasan belum menyentuh hidung disebut incomplete. Anomali ini disebabkan karena kegagalan fusi processus nasalis medialis dengan processus maxillaries.3

Anda mungkin juga menyukai