2
hampir 3 permukaan bukal.
1
absorpsi akibat proses patologis atau
fisiologis normal seperti hilangnya jaringan
keras gigi dan rahang. Pada skenario
merupakan proses fisiologis yang normal,
karena akar gigi sulung akan teresorbsi oleh
gigi permanen pengganti yang akan erupsi.
7. Mesiobukal : Adalah pertemuan pada sisi mesial dan
bukal.
STEP V
Learning Objective
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan terminologi dan morfologi
gigi sulung.
2. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan usia dari pembentukan
gigi sulung.
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan perbedaan gigi sulung dan
permanen di dalam maupun di luar rongga mulut.
STEP VII
1. Gigi Insisiv Sentral Sulung
Gigi Insisiv Lateral Sulung
Ciri Identifikasi Utama:
Akar tunggal
Bentuk serupa dengan insisiv pertama susu atas, tetapi mahkota lebih kecil
dan lebih sempit
Aspek labial
2
Akar berbentuk cone dan runcing
Aspekpalatal
Mesi
Aspekinsisal al
3
Tepi insisal miring kebawah dan medial ke permukaan
distal yang sedikit lebih rendah pada preparat yang belum
terkikis
Aspek labial
Aspek lingual
4
Aspekinsisal
Gigi kaninus adalah gigi terpanjang dengan akar yang tebal, yang
membantu menjangkarkan gigi di dalam prosesus alveolaris. Kaninus jarang
tanggal karena suatu penyakit (seperti karies atau penyakit periodontal). Menurut
Injiningsih (2013), ciri-ciri dari gigi kaninus meliputi :
5
Sedangkan secara spesifik meliputi :
6
3. Mahkota kaninus atas memiliki lingir lingual yang memisahkan fosa
mesial dari fosa distal.
4. Fosa distal pada mahkota atas lebih sempit dan dalam daripada fosa
mesial yang lebih lebar dan dangkal
5. Pada kaninus bawah lingir lingual hampir tidak terlihat
6. Selain itu, lingir marginal pada kaninus bawah terlihat samar dan
biasanya memiliki cekungan atau fosa tunggal
C. Kaninus sulung dari aspek proksimal (mesial dan distal)
1. Outline kaninus sulung dari aspek proksimal
a. Lingir servikal labial mencolok baik pada kaninus atas maupun
bawah menonjol serupa pada singulum lingual, sehingga sepertiga
servikal kaninus sulung lebih tebal daripada insisif
b. Outline mahkota kaninus atas bagian lingual yang berbentuk S
lebih bengkok daripada kaninus permanen.
c. Pada kaninus atas, puncak tonjol terletak lebih labial daripada garis
sumbu akar. Sedangkan pada kaninus bawah, umumnya terletak
sedikit lebih lingual daripada garis sumbu akar
2. Garis servikal kaninus sulung dari aspek proksimal
a. Baik kaninus atas maupun bawah memiliki garis servikal yang
melengkung ke arah insisal terlebih pada sisi mesial dibandingkan
sisi distal.
b. Garis servikal terletak lebih apikal pada lingual daripada labial
3. Akar kaninus sulung dari aspek proksimal
Akar kaninus atas dan bawah lebih besar pada sepertiga servikal dan
sepertiga tengah dan meruncing pada sepertiga apikal dimana
apeksnya melengkung ke arah labial
D. Kaninus sulung dari aspek insisal
1. Outline mahkota kaninus sulung aspek insisal
a. Outline mahkota kaninus atas meruncing ke arah singulum
berpusat di mesiodistal
b. Setengah distal dari mahkota lebih tipis fasiolingual daripada
setengah mesial
c. Mahkota kaninus bawah memiliki bentuk intan dan hampir
simetris kecuali untuk posisi mesial puncak tonjol dan setengah
distal yang sedikit lebih tebal
d. Singulum berpusat di distal
2. Proporsi dan ukuran mahkota kaninus sulung dari aspek insisal
7
a. Mahkota kaninus atas sulung lebih lebar daripada mahkota insisif
dan jarak mesiodistal lebih lebar daripada labiolingual
b. Lingir tonjol mesial dan distal melengkung ke arah lingual di kesua
sisi.
c. Mahkota kaninus bawah sulung hanya sedikit lebih lebar
mesiodistal dibandingkan labiolingual.
1. Tipe bentuk premolar ;mempunyai bentuk premolar kedua atas, dengan dua
tonjol, tonjol bukal lebih besar daripada palatal
a) Dengan tiga tonjol (satubukal, dua palatal lebih besar dan mirip dengan
tonjol palatal tipe 1).
f) Akar biasanya dua buah (mesiobukal dan distobukal) di bukal dan satu di
palatal.
8
Gigi molar pertama bawah
Tiga akar (bilautuh) : mesiobukal Dua akar (bilautuh) : mesial dan distal
(MB), distobukal (DB), dan lingual
3-4 tonjol: MB yang terbesar, DB, 4 tonjol : MB, DB, ML, dan DL
mesiolingual (ML) dan distolingual
(DL) dapat tidak ada
9
Mahkota lebih lebar fasiolingual pada
mesial dibandingkan distal,
mengerucut ke distal
Bentuk mahkotaunik (atau menyerupai Bentuk mahkota unik (tidak ada yang
premolar) menyerupai)
Mahkota lebih panjang pada mesial Mahkota lebih panjang pada mesial
dibandingkan distal (fasial) dari distal (fasial)
Lingir marginal distal lebih servikal Lingir marginal distal lebih kearah
dari mesial servikal dari mesial
Akardistobukal (bila utuh) terkecil dan Akar mesial (bilautuh) lebih panjang
terpendek dan lebar (fasiolingual)
10
2. Munculnya gigi sulung membutuhkan waktu antara 6-30 bulan kehidupan.
Dibutuhkan dua sampai tiga tahun agar gigi sulung itu lengkap, dimulai dari inisiasi
kalsifikasi gigi sulung insisivus sentral, sampai pada lengkapnya akar dari gigi
sulung molar kedua. Gigi pertama yang muncul dalam mulut adalah gigi sulung
insisivus sentral bawah.Kemudian diikuti oleh gigi insisivus sentral atas.
Selanjutnya, gigi sulung insisivus lateral bawah mulai muncul, serta diikuti dengan
gigi insisivus lateral atas pada bulan berikutnya. Kemudian, gigi sulung molar
pertama bawah muncul, dan segera diikuti oleh gigi sulung molar pertama atas.
Selanjutnya, gigi sulung molar dua muncul, dan diikuti oleh gigi sulung kaninus
beberapa bulan berikutnya.
Gigi Insisiv Pertama Sulung
Mahkota sempurna
a. Maxilla :
Insisivus sentral : 4 bulan
Insisivus lateral : 5 bulan
b. Mandibula :
Insisivus sentral : 3 bulan
Insisivus lateral : 4 bulan
Erupsi
a. Maxilla :
Insisivus sentral : 7 bulan
Insisivus lateral : 9 bulan
b. Mandibula :
Insisivus sentral : 6 bulan
Insisivus lateral : 7 bulan
Akar Sempurna
a. Maxilla
Insisivus sentral : 1 tahun
11
Insisivus lateral : 2 tahun
b. Mandibula
Insisivus sentral : 1 tahun
Insisivus lateral : 1 tahun
Mahkota Sempurna
a. Berdasarkan Logan :
Caninus RA : 9 bulan
Caninus RB : 9 bulan
b. Berdasarkan tabel Lunt :
Caninus RA : 9 bulan
Caninus RB : 9 bulan
Erupsi
a. Berdasarkan Logan :
Caninus RA : 18 bulan
Caninus RB : 16 bulan
b. Berdasarkan tabel Lunt :
Caninus RA : 19 bulan (16-22)
Caninus RB : 20 bulan (17-23)
Akar Sempurna
a. Berdasarkan Logan :
Caninus RA : 3 4 tahun
Caninus RB : 3 tahun
b. Berdasarkan tabel Lunt :
Caninus RA : 3 4 tahun
Caninus RB : 3 4 tahun
12
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah tabel perkembangan gigi sulung.
Pembentukan Mahkota
Akar
Jaringan Keras Lengkap Erupsi
Lengkap
(dalam utero) (setelah lahir)
Atas Insisivus 14 minggu 1 bulan 10 (8-12 bulan) 1 tahun
(Maksila central
)
Insisivus lateral 16 minggu 2 bulan 11 (9-13 bulan) 2 tahun
Kaninus 17 mingg 9 bulan 19 (16-22 bulan) 3 tahun
Molar pertama 15 minggu 6 bulan 16 (13-19 bulan) 2 tahun
Molar kedua 19 minggu 11 bulan 29 (25-33 bulan) 3 tahun
13
Mahkota Terbentuk Sempurna
Perempuan : 14-18
bulan
AKAR SEMPURNA
14
Gigi Molar Kedua Sulung
15
Awal Pembentukan Jaringan Keras :
Erupsi
Mahkota Sempurna
16
Molar Kedua : 11 bulan
b. Mandibula :
Molar Kedua : 10 bulan
Akar Sempurna
- Proses pertumbuhan akar hingga menjadi lengkap dan sempurna, pada
usia :
a. Maxilla :
Molar Kedua : 4 tahun
b. Mandibula :
Molar Kedua : 3 tahun
3.
Warna sebetulnya
adalah biru keputih-
Warna Agak kuning
putihan karena
enamelnya tidak
setebal enamel gigi
permanen
20 buah
32 buah
Gigi Insisif, Gigi
Gigi Insisif, Ggi Caninus,
Jumlah Caninus, dan Gigi
Gigi Premolar, Gigi
Molar.
Molar
Tidak memiliki gigi
Memiliki Gigi premolar
premolar
17
Gigi anterior lebih
besar dari segi mesio-
distal
Memiliki tonjolan di
mesial servikal ridge
18
Tanduk
Tinggi Rendah
pulpa
Rongga
Lebar Sempit
pulpa
Resorbsi fisiologis
19
Insisif : Lembut
Servikal risge
Permukaa
menonjol diseluruh
n
bagian mesio-distal Insisif : Kasar
labial/buka
l Molar : lebih datar
diatas tonjolan
servikal
Permukaa
Molar : lebih datar
n
diatas tonjolan
Lingual/Pal
servikal
atal
Insisif :Insisial
Insisif :Insisial edge
edge memiliki
tidak memiliki
mamelon
mamelon
Permukaa Molar : permukaan
n Oklusal / Molar : permukaan
oklusal lebih
insisal oklusal lebih
tinggi, cusp bukal
dangkal, cusp bukal
lebih tajam, lebih
tidak tajam, memiliki
banyak ditemukan
sedikit groove
groove
20
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
21
Nelson SJ, Ash MM. 2010. Wheelers dental anatomy, physiology. And occlusion
9th ed. Missouri: Saunders Elsevier
22