Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 3 BLOK 12 KELOMPOK 11

Pembimbing : drg. Agustin Wulan Suci D, MDSc.

Ketua : Ulfa Umaimah (181610101114)

Sekretaris Papan : Regia Pramesti A. S. (181610101113)

Sekretaris Meja : Tika Vienty Amiroh (181610101110)

Anggota : Edwin Arif Kurniawan (181610101106)

Yuli Dwi Kristanti (181610101107)

Amelia Nur Ilahi (181610101108)

M. Harist Al Barik (181610101109)

Syifa Af Ida Haffiz (181610101111)

Kartika Apriliani (181610101112)

Rana Salsabila Satiwi (181610101115)

Refina Dikta Eryananda (181610101116)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini. Laporan
ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami Dental Porcelain
Kedokteran Gigi. Dalam penyelesaian laporan ini, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:

1. drg. Agustin Wulan Suci D, MDSc. selaku dosen dan fasilitator yang
telah membimbing kami hingga selesainya laporan ini.
2. Seluruh anggota kelompok 11 yang telah berperan aktif dalam
penyelesaian laporan ini.

Dalam penulisan laporan ini, penulis sadar bahwa masih terdapat


kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran agar penulis dapat memperbaiki dan tidak terulang di waktu kedepan.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Jember, 15 Maret 2020

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... 2

DAFTAR ISI ..................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 4

I.1 Latar Belakang........................................................................................ 4

I.2 Skenario. .. .............................................................................................. 5

I.3 Rumusan Masalah. ................................................................................. 6

I.4 Mapping Permasalahan .......................................................................... 9

I.5 Learning Objectives. .............................................................................. 9

BAB II PEMBAHASAN. ................................................................................. 10

II.1 Definisi Dental Porcelain ...................................................................... 10

II.2 Komposisi Dental Porcelain ................................................................ 10

II.3 Syarat dan Sifat Dental Porcelain ......................................................... 12

II.4 Manipulasi Dental Porcelain ................................................................ 14

II.5 Klasifikasi Dental Porcelain................................................................. 16

II.6 Kelebihan dan Kekurangan .................................................................. 23

BAB III KESIMPULAN .................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 26

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan ilmu kedokteran gigi, kebutuhan akan restorasi
gigi yang bersifat estetik meningkat, mengingat gigi merupakan faktor penting yang
menunjang penampilan seseorang. Salah satu jenis material yang digunakan sebagai
restorasi estetis di bidang kedokteran gigi adalah keramik atau porselen. Porselen
terbuat dari jenis keramik bakaran suhu tinggi dari bahan lempung murni yang tahan
api. Terdiri dari senyawa logam dan non logam yang diproses dengan pemanasan suhu
tinggi. Bahan bahan utama yang terdapat dalam porselen antara lain alumina yang
merupakan suatu oksida keras yang sangat kuat dan merupakan konstitusi utama
keramik gigi. Selain itu terdapat boric acid yang merupakan fluks keramik dan juga
digunakan feldspar, kaolin, silika, oksida dan bahan pewarna.
Restorasi yang terbuat dari bahan keramik memiliki beberapa kelebihan yang
meliputi sifat translusen, warnanya sesuai dengan gigi asli, dapat dibentuk sesuai
dengan bentuk anatomis gigi, biokompatibilitas dengan rongga mulut baik serta
koefisien termal ekspansinya hampir sama dengan gigi. Namun dibalik itu, keramik
juga mempunyai beberapa kekurangan seperti porositas yang tinggi serta strukturnya
yang mudah rapuh dan fraktur. Aplikasi porselen dalam kedokteran gigi yaitu
digunakan dalam pembuatan inlay, onlay, mahkota vinir, mahkota, jembatan dan
dental implan. Oleh karena itu pada laporan ini akan dibahas tentang porselen,
mencakup komposisi, syarat, sifat sifat, kelebihan dan kekurangan, manipulasi,
klasifikasi, indikasi dan kontra indikasi serta aplikasi porselen di bidang kedokteran
gigi.

4
1.2 Skenario
Mahasiswa semester IV Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember sedang
melakukan skill lab tentang semen KG. Skill lab kali ini terbagi dalam 2 kelompok
dan sebelum melakukan tahapan skill lab masing-masing kelompok dapat tugas untuk
mempresentasikan materi bahan cetak. Kelompok I mempresentasikan tentang
klasifikasi, komposisi, sifat, kekurangan dan kelebihan dari dental porcelain,
kelompok II mempresentasikan tentang cara manipulasi, penggunaan dental porcelain
di bidang kedokteran gigi serta macam-macam dental porcelain modern

5
1.3 Rumusan Masalah
1. Fungsi dental porcelain
 Jaket crown/pelapis crown, untuk restorasi gigi yang sudah rusak, fraktur,
diskolorisasi
 Venner crown (giginya masih ada)
 Mahkota gigi, karena warnanya sama seperti gigi
 Inlay/sebagian gigi yang hilang (1/3 dari cusp) (gigi anterior untuk estetika),
onlay (melebihi 1/3 cusp) (untuk menutupi semua cusp gigi posterior dan
memperkuat restorasi) atau jembatan gigi untuk gingiva cavity, karies
anterior
 Gigi tiruan (high fushing dan medium fushing)
2. Komposisi dental porcelain
 Feldspar, campuran sidum, potasium, dan aluminum silikat, yang memberi
warna transparan seperti gelas yang akan mebentuk matriks
 Kuolin, seperti lempung berupa
 Pigmen, pemberi warna agar sesuai dengan gigi, menggunakan oksida
logam, seperti cobalt (kebiru-biruan), titanium (opaq)
 Opam dan noda. Untuk bahan pengikat
 Silika, sebagai bahan pengikat, ada 4 kristalin (1. quartz kristalin, yang
paling stabil, 2. , 4. Silika gabungan kristal) untuk menambahkan sifat
kekerasan untuk menambahkan kekuatan, kekurangannya memberi warna
gelap bagi dental porcelain yang ditutupi dengan bahan pewarna
 Aluminum oksida, memberikan kekuatan, sifat opaq, meningkatkan
viskositas
 Fluks, menambh kelelhan dan menurun temperatur dan menyerap bahan
pencemar yang tidak dibutuhkan, ada 5
 Opacifier, seperti pigmen untuk memberi warna
3. Syarat yang baik untuk dental porcelain
 Memberikan penampilan natural pada gigi
 Biokompatibel
 Tidak mengabrasi gigi antagonisnya
 Beradaptasi baik dengan temperatur RM

6
4. Sifat dental porcelain
 Sifat kimia
Tahan terhadap pengaruh kimia, dan tidak mengandung unsur kimia yang
berbahaya
 Sifat fisik
Kekuatannya tinggi
 Sifat mekanik
Rapuh, saat proses fusi dia ditambah air kemudian dibakar, jika tidak
dikeringkan rongga akan membesar, pengantar panas yang rendah
- Strength, memiliki compressive strength yang tinggi (280MN/m2)
- Shrinkage (menyusut), sehingga mahkota harus dibentuk lebih besar
dari aslinya
- Hardness, memiliki tingkat fraktur
 Sifat estetis
Baik, karna menyerupai gigi
 Sifat porus
Sehingga mudah pecah, karena pendinginan resultan pori-pori,
5. Klasifikasi dental porcelain
 Menurut suhu pembakarnya
- High fusing, untuk elemen gigi tiruan
- Medium fusing, untuk restorasi gigi tiruan, gigi tiruan jembatan, gigi
tiruan jembatan logam
- Low fusing
- Ultra low fusing, seperti low, untuk seperti medium dan low,
kelbihannya tidak mudah larut, strenght yang kuat
 Berdasarkan komposisi
- Glass base system
- Resint matrix keramik, modifikasi dimana materia keramik terkandung
dengan metode cad dan cam, memiliki 3 jenis
- Berasar aplikasi
- Porselen untuk inti, untuk jaket crown
- Porselen untuk enamel
- Porselen untuk dentin

7
 Klasifikasi bahan dasar
- Porspatik porselen, dicampur dg silika dan quartz, apabila
perbandingannya rendah porus akan semakin besar, apabila
perbandingannya tinggi akan mudah pecah
- Alumina porselen, koefisien panas nya lebih tinggi, warna opaq
sehingga digunakan gigi posterior
- Metal fusi porselen, dengan kombinasi logam, kekuatannya
ditingkatkan hingga 3kali, kelebihannya untuk gigi posterior dan
anterior karena bisa untuk estetik, mudah sensitif sehingga dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman, jika ada goresan akan kelihatan dan
estetikanya kurang, syaratnya memiliki koefisien ekspansi termal yang
tinggi, biokompatibel dengan mulut
 Berdasarkan mikrostruktur
- Sebagian besar silikat
- Bahan sebagian besar silika ditambah dengan kristal
- Poli kristalin solid, mampu menguatkan
6. Kelebihan dan kekurangan dental porcelain
Kelebihan
- Memiliki kekuatan dan kekerasan yang bai
- Permukaan halus
- Mencegah karies
- Tahan terhadap abrasi
- Memperbaiki estetika dan fungsi gigi
- Nyaman
- Isolator yang baik hampir sama dengan dentin dan enamel
- Tahan terhadap korosi dan stabil dalam jangka waktu yang lama
Kekurangan
- Frakturnya rendah
- Britle (rapuh), mudah pecah jika tekanannya tinggi
- Pembuatannya susah
- Resistensi dengan stain
7. Cara manipulasi dental porcelain
Konvensional
8
1. Pemadatan, 3 macam serbuk porselen yang digunakan, 1.lapisan opak 2.
Dentin sade 3. Enamel sade
2. Pembakaran, pada tungku listrik, dibuat dengan aloy yang medium fusing,
tahap nya 3, 1. Tahap bahan sedikit kaku 2. Terjadi pengkerutan 3. High,
Tidak terjadi pengkerutan, lalu menambahkan material
3. Glassing, untuk mengkilapkan dengan mengoles dengan kit porselen
4. Pendinginan, harus rata jika tidak derajat pengkerutan tidak seimbang
Modern
1. Cad
Discan dan didesain dengn komputer tergantung perluasan dan tingkat
kerumitan dari gigi
2. Cam
Alat untuk pengaplikasinya

1.4 Mapping Permasalahan

1.5 Learning Objectives


1. Mahasiswa mampu Memahami dan Menjelaskan Dental Porcelain
Kedokteran Gigi

9
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Definisi Dental Porcelain


Kata keramik berasal dari bahasa Yunani ‘keramos’ yang artinya
benda yang dibakar. Namun secara spesifik diartikan sebagai bahan yang
diproduksi dengan cara dibakar. Bahan ini bersifat opaque, relatif lemah,
berporous, dan tidak cocok untuk digunakan dalam kedokteran gigi. Keramik
pada dasarnya tersusun atas kaolin. Pencampuran kaolin dengan mineral lain
seperti silika dan feldspar menjadikannya translusen dan memberikan
kekuatan ekstra yang dibutuhkan untuk restorasi dental. Bahan yang mengandung
komposisi tambahan inilah yang dinamakan porcelain.
Dental Porcelain memiliki beberapa fungsi, yaitu:
 Gigi tiruan sebagian cekat/ bridge
Suatu protesa cekat pendukung gigi yang dibuat untuk memperbaiki fungsi dari
satu atau lebih kehilangan gigi posterior atau fungsi dan estetis dari satu atau
lebih gigi anterior
 Mahkota jaket
Diindikasikan untuk yang memiliki karies yang parah, gigi yang fraktur, abrasi,
bentuk gigi abnormal/ perubahan warna diikuti devitalisasi, gigi yang
mengalami rotasi, diastema, palatoversi, labioversi, dan crowded.
 Gigi tiruan jembatan
 Inlay
Inlay diindikasikan untuk gingival cavities (karies pada permukaan
bukal/labial), karies pada gigi anterior
 Onlay
 Veneers yang mengutamakan estetika
Diindikasikan untuk gigi yang mengalami fraktur pada sebagian mahkota,
karies yang besar khususnya bila melibatkan sudut insisal gigi anterior, dan
kavitas permukaan labial yang besar, serta pit yang hipoplastik.

II.2 Komposisi Dental Porcelain


Dental porcelain dibentuk dengan mencampur dengan membakar mineral
mineral khususnya feldspar, kaolin, quartz, fluks, dan pigmen.
10
1. Feldspar
Feldspar merupakan sejenis mineral yang mengandung unsur-unsur
kalium, natrium, silikat, aluminium ganda, dan potassium.pada temperature
pembakaran normal bagi peleburan porcelain bertindak sebagai suatu matriks
yang mengikat kristal kristal kaolin yang kecil dan bentuknya tidak
beraturan.jika dibakar. Feldspar adalah mineral alami berupa anhydrous
alumino-silicate, dan dapat diperoleh dalam bentuk soda feldspar (Na2O,
Al2O3, 6 SiO2), lime feldspar (CaO, Al2O3, 6SiO2 ), dan potas feldspar
(K2O, Al2O3, 6SiO2 ). Jika dibakar akan meleleh menjadi bahan yang bening
seperti gelas yang membentuk matriks atau sebagai pengikat bagi kaolin dan
quartz. Feldspar juga digunakan sebagai bahan fluks. Feldspar meleleh menjadi
bahan yang bening seperti gelas yang membentuk matriks bagi kaolin dan
quartz.fungsi feldspar adalah sebagai permukaan lapisan kaca dan juga sebgai
matriks. Feldspar alami digunakan pada pembuatan dental porcelain,
merupakan campuran dari albite dan mikroline. Variasi alaminya tidak pernah
murni dan perbandingan soda terhadap potash dapat bervariasi antara satu dan
lainnya.
2. Kaolin
Kaolin adalah silikat aluminium hidrat yang dihasilkan dari
dekomposisi mineral mineral feldspatik, yang mirip seperti tanah liat yang
tidak berubah warna ketika dibakar. Kaolin memiliki sifat yang tidak bening
(opak). Kaolin merupakan bahan pengikat untuk mempertahankan kepadatan
dan kekuatan porcelain agar dapat dibentuk sebelum dibakar .
3. Quartz
Quartz memberikan kekakuan dan kekerasan pada masa porcelain
selama dan sesudah pembakaran. Quartz digunakan pada porcelain sebagai
penambah kekuatan.Walaupun mengalami reaksi dengan feldspar untuk
mendapatkan suatu bonding, quartz bereaksi terutama sebagai bahan pengisi.
4. Fluks
Fluks ditambahakan untuk meningkatkan aliran campuran dan untuk
mengabsorbsi atau menghilangkan kotoran-kotoran tertentu. Fluks yang lazim
dipakai karbonat, kalium, natrium, boraks dsan oksida timah hitam (pbo).Titik
pembakaran dari sebuah porcelaindapat bervariasi oleh karena kuantitas dari
kumpulan fluks yang terkandung dari porcelain.
11
Konsentrasi fluks sebaiknya seimbang, tetapi bila terlalu tinggi dapat
menyebabkan antara lain:
a) Mengurangi daya tahan kemis kaca
b) Dapat menyebabkan kaca mengalami kristalisasi
5. Pigmen
Pigmen digunakan untuk member warna yang dikehendaki, bahan ini bersatu
dalam bubuk. Bahan pewarna dalam dental porcelain adalah:
a) Titanium untuk member warna kuning dan dapat dipergunakan untuk
membuat bahan menjadi lebih opak
b) Kobalt untuk member warna kebiru-biruan
c) Besi untuk member warna kecoklat-coklatan
d) Timah dan emas untuk member warna merah jambu
e) Metallic gold untuk member warna bayangan merah kecoklatan
f) Platina untuk member warna keabu-abuan
6. Bahan Glaze Dan Bahan Noda
Untuk mendapatkan hasil estetik yang dikehendaki.
7. Gula Dan Starch
Dapat diikutkan sebagai bahan pengikat bahan pewarna yang dicampurkan
berguna untuk menghasilkan warna yang berbeda sesuai dengan warna gigi
alami, juga untuk meniru noda yang ditemukan pada beberapa gigi dan untuk
menghasilkan sebuah restorasi yang menyerupai jaringan gingiva.

II.3 Syarat dan Sifat Dental Porcelain


A. Syarat Dental Porselen
o Memiliki biokompabilitas yang baik (Tidak bersifat toksik, tidak mengiritasi
jaringan rongga mulut, tidak menimbulkan alergi)
o Tidak mudah larut dalam saliva
o Tidak mudah mengabrasi gigi antagonis
o Dapat beradaptasi dengan baik rongga mulut
o Memilki sifat estetik yang baik
B. Sifat Porselen
 Sifat Mekanis
Sifat mekanis berhubungan dengan kemampuan suatu bahan untuk menahan
tekanan yang diberikan pada saat digunakan maupun dalam proses

12
pembuatannya.Sifat ini bergantung pada komposisi dan
mikrostruktur.Berikut ini akan dibahas beberapa sifat mekanis keramik gigi
yaitu strength,shrinkage dan hardness.
 Strength
Strength ialah stress maksimum yang dapat dikeluarkan benda pada
saat benda itu patah atau rusak total.Keramik gigi memiliki nilai
compressive strength yang tinggi (280MN/) namun tensil strength nya
rendah yaitu 70MN.
 Shrinkage
Penyebab shrinkage selama pembakaran adalah adanya hambatan
pada saat kondensasi.Makin sedikit air yang tinggal sewaktu pembakaran
dimulai,maka makin sedikit terjadi shrinkage.Selama proses pembakaran
keramik gigi akan terjadi penyusutan sebanyak 30%-40% dari volume
awal.Oleh karena itu,mahkota keramik harus dibuat lebih besar dari
ukuran selama pembakaran.
Beberapa studi menyatakan tipe low fusing porcelain memiliki ukuran
volume shrinkage antara 32-37%,tipe high fusing porcelain memiliki
ukuran volume shrinkage sebesar 28-34%,medium fusing porcelain
memiliki ukuran volume shrinkage diantara kedua tipe diatas.
 Hardness
Hardness atau kekuatan bahan keramik gigi dapat diartikan
sebagai suatu karakteristik yang dihubungkan dengan kemampuan bahan
tersebut untuk bertahan terhadap penetrasi pada permukaan yang dapat
menyebabkan retak dan fraktur serta abrasi akibat aliran yang
plastis.Nilai hardness pada permukaan keramik gigi adalah
460KHN.Nilai hardness ini biasanya berhubungan dengan resistensi
terhadap pemakaian yaitu ketahanan terhadap abrasi.Untuk
meminimalkan terjadinya abrasi pada email yang berkontak dengan
struktur keramik gigi maka harus digunakan keramik gigi yang
permukaan mikrofraktur dengan tingkat yang sama dengan gigi asli
dalam kondisi beban,struktur antagonis,sifat abrasive dari substansi
makanan,kekuatan yang diberikan dan tingkat kelarutan yang serupa.
 Sifat Fisis

13
Sifat fisis keramik gigi merupakan sifat yang berhubungan dengan sifat-sifat
material yang ada di dalam keramik tersebut.
 Thermal Ekspansi
Merupakan kemampuan suatu bahan untuk ekspansi atau memuai
bila dipanaskan dan akan menyusut bila didinginkan.Koefisiensi ekspansi
thermal keramik gigi adalah rendah yaitu 7x/C.Resistensi keramik dapat
ditingkatkan dengan menggunakan system perbedaan thermal
ekspansi.Sistem ini memiliki prinsip sebagai berikut,pertama harus
dilakukan penekanan kembali terhadap keramik gigi yang mengalami
pemuaian dalam volumenya pada saat dipanaskan.Kedua,keramik gigi
harus ditingkatkan ekspansinya selama pemanasan dan harus lebih
dikontraksikan pada saat didinginkan.
 Warna
Pada dasarnya,warna bubuk keramik gigi sebelum pencampuran
adalah kuning hingga oranye.Oleh karena warna gigi asli sangat
bervariasi,maka warna keramik gigi dimodifikasi dengan penambahan
zat warna seperti biru,kuning,merah muda,oranye,coklat dan abu-
abu.Keramik gigi diberi zat warna dengan penambahan oksida untuk
menghasilkan tingkatan warna sesuai kebutuhan .
 Sifat Biologis
 Biokompatibilitas
Diartikan sebagai kemampuan suatu bahan dapat bertahan terhadap
korosi,perubahan selama pemakaian serta tidak menimbulkan reaksi
penolakan terhadap jaringan tubuh.

II.4 Manipulasi Dental Porcelain


II.4.1 Manipulasi Porselen Konvensional
Tahap manipulasi porselen konvensional ada 3 yaitu:
1. Kondensasi porselen
Pemampatan atau kondensasi ini dapat diperoleh dengan berbagai
metode. Metode pertama menggunakan getaran ringan untuk memampatkan
bubuk yang basah secara padat pada rangka dibawahnya. Air yang berlebih
akan diserap dengan tissue bersih dan kondensasi akan terjadi daerah kearah
yang diserap. Metode kedua digunakan spatula kecil untuk mengaplikasikan

14
dan menghaluskan, porselen yang masih basah. Pada proses ini akan membuat
air naik ke permukaan, sehingga bisa dibuang. Metode ketiga menggunakan
penambahan bubuk porselen kering dan diletakkan dengan bantuan sikat pada
sisi yang berlawanan dari adonan porselen yang masih basah.
2. Pembakaran
Ada tiga tahapan:
a. Tahap low bisque atau low bisquit, tahap ketika bahan menjadi sedikit kaku
dan fluk mulai mengalir.
b. Tahap medium bisque atau medium bisquit, ketika telah terjadi sedikit
pengerutan dan terdapat kohesi yang lebih besar antar partikel.
c. Tahap high bisque atau high bisquit, pada tahap ini tidak ada lagi terjadi
pengerutan.
3. Bahan pewarna dan glazing
Bahan pewarna dan glazing diberikan agar porselen memiliki warna
alami serupa dengan gigi. Selain itu penambahan glazz berfungsi juga untuk
kompensasi atau mengimbangi pengerutan selama pembakaran, serta menutupi
porus pada permukaan porselen. Pada intinya, bahan glazing digunakan untuk
menutupi kekurangan pada permukaan porselen.
4. Pendinginan
Porselen yang telah selesai dibakar, dikeluarkan dari alat pembakaran
dan dibiarkan di udara terbuka sampai porselen menjadi dingin. Pendinginan
dilakukan perlahan – lahan dan bertahap.
II.4.2 Manipulasi Porselen Modern
1. Menggunakan komputer dalam mendesain porcelain (CAD) dan membuatnya
(CAM).
2. Alat ini berfungsi untuk mencatat impresi optikal menggunakan suatu kamera
video miniatur dengan menscan gigi sekitar 10 detik.
3. Rincian dari desain tersebut digunakan untuk membentuk restorasi
menggunakan mesin pemotong (milling) yang memotong bentuk yang
dikehendaki dari suatu blok monolitik keramik dengan bantuan komputer.

15
II.5 Klasifikasi Dental Porcelain
II.5.1 Berdasarkan Suhu
Dental porselen dapat diklasifikasikan atas 3 jenis menurut ketinggian
temperatur yang diperlukan agar terjadi penyatuan pada porcelain (fusing)
tersebut.
Klasifikasi berdasarkan suhu ada 3 meliputi:
1. High fusing dental porcelain
Temperatur fusing di antara 1228-13710C (2350-25000 F)
2. Medium fusing dental porcelain
Temperatur fusing di antara 1093-12600C (2000-23000 F)
3. Low fusing dental porcelain
Temperatur fusing di antara 871-10660C (1600-19500 F)
Fusing temperatur ini dapat di rendahkan dengan dengan di tambahkan
sodium, kalsium, potasium karbonat dan boraks. (R. Tarigan, 1980)
1. High fusing dental porcelain
Porselen jenis high fusing ini memerlukan temperatur tinggi
dalam pembakarannya. Yaitu pada temperatur fusing di antara
1228-13710 C (2350-25000F) dan memerlukan waktu sekitar 5
menit untuk peleburan pada su tersebut (Anusavice, 2003).
Porselen ini mengandung kaolin 4 %, silika 15 %, feldspar 18%,
dimana silika yang dikandungnya lebih sedikit dibandingkan
dengan low fusing porcelain. Porcelain ini biasanya untuk bahan
gigi tiruan, pembuatan bridge, veener crown (EC. Combe, 1992).
Kelebihan dan kekurangan

16
 Kelebihan :Celah antar partikel rapat, meminimalisir porus,
Proses fusing lebih cepat
 Kekurangan :Abrasif terhadap gigi antagonisnya dibanding
low fusing
Lebih sulit untuk diperbaiki setelah adjustment
2. Medium fusing dental porcelain
Porcelain jenis medium ini memerlukan temperatur antara
di antara 1093-12600C (2000-23000F) dalam pembakarannya.
Persentase dari bahan yang terdapat dalam Medium fusing dental
porcelain hampir sama dengan porcelain type low fusing porcelain
(Anusavice, 2003). Porcelain ini mengandung silika 29%, feldspar
61%, sodium karbonat 2%, boraks 1%, kalsium karbonat 5 %,
potasium karbonat 2%,. Pocelain ini biasanya digunakan untuk
bahan mahkota gigi tiruan, bridge atau veneer crown (EC. Combe,
1992).
3. Low fusing dental porcelain
Porcelain jenis low fusing ini terjadi pada temperatur antara
871-10660C (1600-19500 F). Low fusing porcelain ini tidak
mengandung kaolin danterdiri dari 12% silika, 60% feldspar, 28%
fluks. (R. Tarigan, 1980). Walaupun demikian, saat ini sukar untuk
mendapatkan bahan porcelain yang mempunyai suhu pembakaran
diatas 12000C.Porcelain ini biasanya digunakan untukmembuat
mahkota gigi tiruan. (EC. Combe, 1992)
Low fusing, medium fusing dan high fusing dibuat melalui
pembakaran dengan udara dan pembakaran hampa udara. Selain itu
pengelompokan porcelain baru baru ini termasuk didalamnya
porcelain yang dibuat untuk tujuan melapisi struktur logam dan
porcelain aluminium. Pelapis struktur logam dibuat melalui proses
pembakaran dengan suhu rendah (low fusing) dan suhu sedang
(medium fusing) baik pada pembakaran dengan udara atau
pembakaran hampa udara, sedangkan porcelain alumunium dibakar
rata-rata dibawah temperatur 20500C.
Porcelain pembakaran dengan udara memiliki bentuk fisik yang
sangat bagus, dimana secara klinik dapat dibandingkan dengan
17
porcelain pembakaran hampa udara. Porcelain pembakaran dengan
udara mempunyai banyak rongga di antara partikel partikelnya
yang berpengaruh dalam penghamburan cahaya. Udara atau gas
yang keluar dari rongga tersebut akan menghasilkan atau
meningkatkan keopakan porcelain.
Porcelain pembakaran hampa udara memiliki beberapa
karakteristik yang berbeda dari porcelain pembakaran dengan
udara. Hasil dari porcelain pembakaran hampa udara mempunyai
kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan porcelain
pembakaran dengan udara. Dengan terjadinya peningkatan
kekuatan pada porcelain, maka lebih tepat digunakan pada jacket
crown daripada digunakan untuk pelapis veneer. Porcelain ini
memiliki warna translusen yang bagus. Hampir semua tanpa
pengecualian, porcelain hampa udara mempunyai keopakan yang
berguna untuk mencocokan bentuk body satu sama lain. Warnanya
akan lebih seragam jika operator menggunakan porcelain yang
sama. Pengurangan jumlah rongga udara akan meningkatkan
kepadatan porcelain tersebut. Sehingga dengan pengurangan
keopakan dan peningkatan kepadatan menjadikan porcelain hampa
udara menghasilkan bentuk yang tepat. (RW. Dykema, 1971)
Kelebihan dan kekurangan
 Kelebihan : Tidak terlalu abrasif terhadap gigi antagonisnya,
lebih mudah dimodifikasi ulang setelah adjustment, memiliki
rentang koefisiensi ekspansi termal yang luas
 Kekurangan : Tidak serapat high fusing, sehingga
memungkinkan adanya porus (Anusavice, 2003).
II.5.2 Berdasarkan Cara Pembakaran
 Pembakaran pada tekanan atmosfir.
 Pembakaran pada tekanan yang dikurangi atau hampa tekanan.
II.5.3 Berdasarkan Metode Processing
1. Sintering
Sintering adalah proses pemanasan dari partikel-partiel yang tersusun
rapat untuk memperoleh ikatan antar partikel serta difusi yang cukup
untuk menurunkan daerah permukaan atau kepadatan struktur. Proses
18
ini muncul pada temperatur diatas titik softening dari keramik dimana
sebagian matriks kaca meleleh dan partikel bubuk bergabung. Teknik
ini umumnya digunakan untuk pembuatan porcelain jacket crowns
(PJC) dan restorasi veneer.
2.
Infiltrasi (glass infiltration)
Glass infiltration adalah inti Al2 O3 atau MgAl2 O3 yang mengalami
sintering yang minimal dengan anyaman kosong yang diikat oleh aliran
kapiler dari kaca air.
3. Glass CAD (Computer Aided Designing) – CAM (Computer Aided
Machining)
Teknik ini diperkenalkan oleh Mormann dan Brandestini pada tahun
1989 dengan memperkenalkan CAD/CAM system-Cerec 1 untuk
memproduksi inlay keramik dengan bantuan komputer. CAD/CAM
system-Cerec 1 bekerja berdasarkan tampilan optik. Preparasi
ditampilkan pada layar. Inlay dirancang dengan bantuan trackball yang
memungkinkan inlay dibentuk pada layar.
Cara kerja teknik CAD-CAM, yaitu :

Sebuah kamera inframerah intraoral mengambil gambar yang telah
dipreparasi dan gigi yang berdekatan yang akan ditampilkan pada
monitor untuk inspeksi dan modifikasi.

Gambar tiga dimensi dari gambar restorasi akan dipindahkan ke
milling unit (CAM unit) oleh komputer dalam bentuk data dan
restorasi dibentuk sesuai dengan data.
4. Copy-milling
Copy-milling adalah sebuah proses pembuatan struktur dengan
menggunakan perangkat yang menjiplak permukaan logam utama
(master metal), keramik, atau pola polimer dan memindahkan posisi
spatial tersebut ke pusat penggilingan (milling station) dimana blok
dipotong dan digiling menjadi pola yang sama.
II.5.4 Berdasarkan Struktur Pendukung
 Reinforced ceramic core system
Pada tahun 1960 Mclean dan Hughes mengembangkan bahan
porselen dengan penambahan alumina pada feldspatik glass dan dikenal
sebagai alumina reinforced porcelain jacket crown dalam hal ini
19
alumina bertindak sebagai crack stopper dalam mikrostruktur porselen.
penambahan bahan ini juga meningkatkan flexural strengh sehingga
sistem porselen ini cocok bagi mahkota posterior.
 Metal ceramic
Metal ceramic menggunakan alloy, yang dahulu berbahan dasar
emas, untuk membentuk inti yang kuat dan rigid bagi ceramic yang
nanti akan menutupi inti tadi. Ceramic biasanya mengandung leucite
sebagai pengubah koefisien ekspansi termal untuk mengurangi tekanan
antara metal dan ceramic selama proses pembakaran. Versi modern dari
metal ceramic sekarang ini menggunakan leucite yang memiliki partikel
lebih halus dan dispersi yang lebih padat untuk meningkatkan kekuatan
mekanik dan kekuatan fleksural
 Resin-bonded ceramic
Adalah benda padat multiphase yang mengandung residu kaca
dengan fase kristalin yang terdispersi secara halus. Kristalisasi yang
terkontrol dari kaca menghasilkan pembentukan kristal kecil yang
tersebar di sekitar partikel kaca. Jumlah kristal, pertumbuhannya dan
ukuran kristal diatur oleh waktu dan suhu saat proses perubahan kaca
menjadi kristalin.
II.5.5 Berdasarkan Komposisi
 Earthenware → sebagian besar kaolin dan quartz,feldspar min.
 Stoneware → kaolin, quartz, dan feldspar seimbang.
 Domestik porselen → sebagian besar kaolin dan feldspar, quartz
sedikit.
 Dental Porselen → terdiri dari feldspar dan quartz,tidak mengandung
kaolin.
II.5.6 Berdasarkan Aplikasi
1. Porselen untuk inti, ini merupakan bahan dasar untuk jaket crown, harus
memiliki sifat-sifat mekanis yang baik. Digunakan untuk lapisan gigi
paling dalam.
2. Porselen untuk dentin atau body, lebih translucent dari yang di atas, ini
sangat menentukan bentuk dan warna restorasi.
3. Porselen untuk enamel, membentuk bagian luar mahkota, dan paling
translusent.
20
Lapisan porselen yang membentuk mahkota keramik-logam terdiri dari
tiga lapisan, yaitu: lapisan opak, lapisan dentin, dan lapisan enamel.
a. Lapisan Opak
Lapisan opak merupakan sejenis bubuk keramik yang
mengandung 15% oksida metal yang berwarna opak (oksida titanium,
oksida zirkonia, oksida barium, oksida rubidium, dan/ atau oksida
zinc), di samping kandungan lapisan keramik yang lainnya (Tabel
2.1). Oksida-oksida ini menyebarkan dan memantulkan cahaya
sehingga dapat menutup pantulan cahaya dari logam. Keopakan
lapisan opak dipengaruhi oleh ketebalan dan penyebaran pantulan
cahaya dari bahan tersebut. Warna yang dihasilkan oleh lapisan
porselen tergantung pada pantulan partikel opak dan penyebaran dari
partikel pigmen dentin yang merata. Ketebalan lapisan opak berkisar
antara 0,1-0,3 mm. Dalam ilmu kedokteran gigi lapisan opak tersedia
dalam ketebalan yang pada bagian labial gigi anterior.
Lapisan opak berfungsi menutup warna oksida logam,
membentuk dasar warna dalam gigitiruan, dan merekatkan logam
dengan lapisan porselen, minimal dua lapis. Lapisan opak berperan
penting terhadap pembentukan warna untuk mendapatkan hasil estetik
yang lebih maksimal (Gambar 2.5). Barghi N dan Lorenzana
menyatakan bahwa ketebalan minimal lapisan opak adalah 0.3 mm
untuk dapat menutup warna logam, dan lapisan opak tidak
berpengaruh terhadap perubahan warna porselen pada ketebalan lebih
besar dari 0.3 mm. Ketebalan ideal lapisan opak berkisar 0,2-0,3 mm
(Anusavice, 2004).

21
b. Lapisan Dentin
Lapisan dentin merupakan bubuk keramik yang mengandung
sebahagian besar silika dan oksida logam dalam jumlah yang kecil,
sehingga dapat memberikan translusensi dan merupakan penentuan
warna utama dari mahkota keramik-logam (Tabel 2.1 & 2.2).
Kemampuan lapisan porselen menutup warna logam di samping
tergantung pada jumlah dan ukuran partikel opak, juga sangat
dipengaruhi oleh jumlah partikel pigmen dentin, kemampuan
menyebarkan dan memantulkan cahaya. Untuk memperoleh warna
mahkota keramik-logam yang akurat dengan shade guide yang telah
ditentukan, ketebalan optimal lapisan dentin berkisar 0,5-1,0 mm
(Anusavice, 2004).

22
c. Lapisan Enamel
Lapisan enamel dilapisi pada daerah insisal dan
interproksimal, dengan ketebalan berkisar 0,1-0,7 mm. Lapisan
enamel tidak memiliki pigmen dan oksida logam, sehingga lebih
translusen jika dibandingkan dengan lapisan dentin dalam
penelitiannya menggunakan lapisan opak, lapisan dentin dan lapisan
enamel masing-masing dengan ketebalan 0,6; 0,8; dan 0,6 mm,
ketebalan logam 0,6 mm. Kemudian ketebalan lapisan enamel
diturunkan menjadi 0,3 mm. Dari hasil penelitiannya menyatakan
bahwa perubahan ketebalan enamel dari 0,6 mm diturunkan menjadi
0,3 mm mempengaruhi perubahan nilai chroma (Powers etc, 2008).

II.6 Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan dan kekurangan dental porcelain secara umum
Dental porcelain adalah suatu bahan kedokteran gigi yang biasa digunakan
sebagai restorasi untuk pembuatan inlay, onlay, crown, bridge dan veneer
yang mempunyai sifat baik yaitu dapat memberikan warna natural pada gigi
sehingga tidak mengganggu estetik di rongga mulut. Selain itu, dental
porcelain memiliki kekuatan dan kekerasan yang baik serta biocompatible,
tahan abrasi dan tidak terpengaruh pada cairan rongga mulut. Namun

23
disamping itu, dental porcelain juga memiliki beberapa kekurangan yaitu susah
diasah, rapuh dan mudah pecah.
Kelebihan dan kekukangan dental porcelain menurut klasifikasinya
1. High fusing dental porcelain
 Kelebihan : Celah antar partikel rapat, meminimalisir porus,Proses fusing
lebih cepat
 Kekurangan : Abrasif terhadap gigi antagonisnya dibanding low fusing
Lebih sulit untuk diperbaiki setelah adjustment (Anusavice, 2003)
2. Porcelain pembakaran hampa udara
 Kelebihan : Tidak terlalu abrasif terhadap gigi antagonisnya, lebih mudah
dimodifikasi ulang setelah adjustment, memiliki rentang koefisiensi
ekspansi termal yang luas
 Kekurangan : Tidak serapat high fusing, sehingga memungkinkan adanya
porus. (Anusavice, 2003)

24
BAB III
KESIMPULAN

Porselen adalah terbuat jenis keramik bakaran suhu tinggi dari bahan lempung murni
yang tahan api. Terdiri dari senyawa logam dan non logam yang diproses dengan pemanasan
suhu tinggi. Komposisinya terdiri dari silika, feldspar, kaolin, fluks, alumina oksida dan
komponen lainnya. Porselen memilki sifat kimia, fisis, mekanik, estetik, termal dan porus.
Dari sifat porselen tersebut didapatkan kelebihan dan kekurangan porselen. Porselen
mempunyai bermacam macam klasifikasi. Manipulasi porselen ada 4 tahapan yaitu
compaction, pembakaran, glazing dan pendinginan. Aplikasi porselen dalam bidang
kedokteran gigi antara lain sebagai mahkota logam keramik, gigi tiruan sebagian cekat,
mahkota keramik penuh, inlay dan onlay, veneer, dental implan. Jenis porselen yang dipakai
untuk gigi tiruan adalah jenis high fusing dan medium fusing. Pengaplikasian porselen
dalam kedokteran gigi tentunya juga harus memperhatikan indikasi dan kontra indikasi pada
pasien agar perawatan efektif dan berjalan sesuai harapan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, KJ 2004, Buku Ajar ilmu bahan material kedokteran gigi. Ed. 10, hal. 493-524.

Anusavice, K.J. 2003.Phillips:Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Ed.10. Jakarta: EGC.

Anusavice K., Chiayi S., Rawls H.R. 2012. Phillips' Science of Dental Materials 12th
Edition. Missouri: Elsevier

Chandra, Satish., Chandra, Shaleen., Chandra, Girish. 2007. Textbook of operative


dentistry. New Delhi: JYP brothers

David Penn, Dr. 2009. Compairing Porcelain Fused to Metal Versus Zirconium Based
Restoration. Sydney: Australasian Dentist

EC Combe. 1992. Sari Dental Material. Alih Bahasa. Tarigan S. Edisi 1. Jakarta : Balai
Pustaka

Mc Cabe JF, Walls AWG. Applied Dental Materials. 9th ed. Oxford:

Blackwell Publishing, 2008: 89-99

Powers, JM, Wataha, JC 2008, Dental Materials: Properties and Manipulation, 9th edn,

Elsevier, St. Louis, Missouri.

26

Anda mungkin juga menyukai