Anda di halaman 1dari 25

RUANG LINGKUP

BIOMATERIAL

C AT U R S E P TO M M Y
(FKG IIK KEDIRI)
BIOMATERIAL

 Definisi biomaterial secara umum adalah suatu


material tak-hidup yang digunakan sebagai
perangkat medis dan mampu berinteraksi dengan
sistem biologis serta untuk menggantikan atau
memperbaiki fungsi jaringan tubuh berkelanjutan.
 Adanya interaksi ini mengharuskan setiap
biomaterial memiliki sifat biokompatibilitas, yaitu
kemampuan suatu material untuk bekerja selaras
dengan tubuh tanpa menimbulkan efek lain yang
berbahaya
PERKEMBANGAN BIOMATERIAL

 Bidang biomaterial menggunakan ilmu dari berbagai


disiplin ilmu yang membutuhkan pengetahuan dan
pemahaman mendasar dari sifat-sifat material pada
umumnya, dan interaksi dari material dengan
lingkungan biologis.
 Perkembangan biomaterial di bidang kedokteran gigi
saat ini terbagi dalam biomaterial sintetis dan
biomaterial rekayasa jaringan.
INTERAKSI 3 FAKTOR DALAM BIOKOMPATIBILITAS

 Biomaterial merupakan bahan aktif biologi, di mana


bahan ini apabila ditempatkan dalam jaringan hidup
akan terjadi interaksi dengan sistem biologi yang
komplek di sekitar jaringan.
 Hasil dari beberapa interaksi ini akan menghasilkan
berbagai macam respon biologi. Interaksi ini
bergantung pada 3 faktor yaitu bahan, host, dan
fungsi bahan ketika pengaplikasian (fungsi apa yang
dikehendaki), semua ketiga faktor tersebut harus
dapat berjalan secara harmoni untuk mendapatkan
biokompatibel suatu bahan.
Biokompatibilitas merupakan proses yang
dinamik, dan berkelanjutan

 Pada saat ini implan gigi bisa menghasilkan


osseointegrated, mungkin untuk waktu ke depan
implan gigi tidak menghasilkan osseointegrated lagi.
Hal ini menunjukkan bahwa respon tubuh terhadap
bahan implan merupakan proses dinamik.
Perubahan ini bisa disebabkan oleh karena penyakit
dan atau proses penuaan pada tubuh
Biokompatibilitas merupakan proses yang
dinamik, dan berkelanjutan

 bahan yang mengalami perubahan oleh karena


korosi atau fatigue juga bisa mempengaruhi
perubahan respon tubuh terhadap bahan implan.
Beberapa perubahan-perubahan yang terjadi pada
host dan bahan akan mempengaruhi kondisi yang
berpengaruh pada respon biologi
 Karakteristik pasien seperti umur, jenis kelamin,
kesehatan umum dan penyakit yang menyertai,
riwayat pengobatan, gaya hidup akan berkontribusi
pada biokompatibilitas suatu biomaterial
THE RANGE POTENTIAL BIOLOGICAL HAZARD:

 Short-term effect
- acute toxicity, irritation (to the skin, eye, mucosal
surface), sensitization, haemolysis, thrombogeni-
city.
 Long-term effect
- subchronic & chronic toxic effect, sensitization,
genotoxicity, carcinogenicity and effect on
reproduction
UJI BIOKOMPATIBILITAS

 Karakteristik biologi suatu bahan kedokteran gigi


akan diseleksi melalui beberapa uji biokompatibilitas

percobaan
klinik uji klinik

toksisitas spesifik

uji
toksisitas tidak spesifik uji primer
sekunder

Skema Lama Skema Baru


TAHAPAN UJI DENGAN SKEMA PIRAMIDA

 Tahapa uji pada skema piramida


1. Uji toksisitas tidak spesifik (penggunaan sel kultur dan
hewan coba yang kecil, tidak disesuaikan fungsi bahan
secara klinik)
2. Uji toksisitas spesifik (penggunaan bahan pada hewan
primata dan disesuaikan fungsi bahan secara klinik)
3. Uji percobaan klinik (uji klinik pada manusia)
 Uji percobaan klinik merupakan uji yang paling relevan
dalam uji biokompatibilitas. Pada skema piramida,
material yang lolos dalam tingkat pertama yang akan
dilanjutkan pada uji tingkat kedua, dan dilanjutkan pada
uji percobaan klinik bila lolos uji tingkat kedua
TAHAPAN UJI DENGAN SKEMA BARU

 Uji yang dilakukan pada konsep ini meliputi


1. uji primer (sitotoksisitas, sistemik toksisitas,
mutagenisitas)
2. uji sekunder (iritasi mukosa, alergi, inflamasi)
3. uji percobaan klinik
 Pada konsep ini mengenalkan paradigma yang baru.
Pada konsep baru ini, uji primer dapat dilakukan
setelah uji percobaan klinik, hal ini dikarenakan
untuk menjawab permasalahan yang ada pada uji
percobaan klinik
KEUNTUNGAN UJI BIOKOMPATIBILITAS DENGAN
SKEMA BARU

 Pada konsep baru ini tidak mengenal tingkatan seperti


pada konsep piramida, sehingga bahan yang mempunyai
potensi untuk dikembangkan masih bisa untuk diuji
walaupun hasil uji sebelumnya menunjukkan kurang
baik.
 bahan yang biokompatibel harus mempertimbangkan
faktor pasien, sifat bahan, dan fungsi bahan yang
diharapkan, dengan mengunakan konsep baru ini kita
dapat mengevaluasi hasil uji bahan terhadap faktor-
faktor biokompatibilitas.
 hasil pengembangan bahan dengan menggunakan
konsep baru ini diharapkan diperoleh bahan yang baik
SIFAT FISIK DAN MEKANIK

 biomaterial harus memiliki sifat fisik dan mekanik


yang memadai untuk berfungsi sebagai pengganti
atau pengganda dari jaringan tubuh. Untuk
penggunaan secara praktis, biomaterial tersebut
harus dapat dengan mudah dibentuk atau dilakukan
proses pemesinan kedalam beberapa bentuk.
SIFAT FISIK BAHAN

SIFAT FISIK PERUBAHAN YANG ALAT YANG DIGUNAKAN


BAHAN TERJADI
1. Muai panas Perubahan dimensi TMA-50 Shimadzu Co.
(thermal batang oleh karena Kyoto, Jepang
expansion) perbedaan suhu (thermomechanical
analysis) dan TMA software
sistem (TA-60WS Shimadzu
Co. Kyoto, Jepang ), satuan
dalam (°C-1)
2. Panas yang DSC (differential scanning
Exothermic/E keluar/masuk calorimetry), satuan dalam
ndothermic (perubahan J/g°C
SIFAT FISIK BAHAN

SIFAT FISIK BAHAN PERUBAHAN YANG ALAT YANG


TERJADI DIGUNAKAN
3. Analisis Mengeveluasi derajat SEM (Scanning
permukaan impregnation/penyer Electron
apan Microscopic), dalam
pembesaran (...X)
4. Daya Serap Air Perubahan berat Neraca Analitik,
sebelum satuan dalam
perendaman ke berat µg/mm3 (ANSI/ADA
sesudah perendaman Spesifikasi no. 12)
SIFAT MEKANIK BAHAN

SIFAT PERUBAHAN YANG ALAT YANG


MEKANIK TERJADI DIGUNAKAN
BAHAN
1. Hardness Perubahan berupa lekukan Kedalaman lekukan
(kekerasan) oleh karena gaya yang diukur dengan HMV-
mengenai permukaan 2 Shimadzu Micro
Hardness Tester (µm)
2. Fatigue Terjadi fraktur oleh karena Rotating-bending
terkena gaya yang apparatus,satuan
berulang-ulang dan dalam (N)
bersiklus
SIFAT MEKANIK BAHAN

SIFAT MEKANIK PERUBAHAN ALAT YANG


BAHAN YANG TERJADI DIGUNAKAN
3. Tensile perubahan bentuk Tensile testing
sebelum terjadi machine, satuan
fraktur karena dalam (Mpa)
tekanan
4. Creep perubahan bentuk Creep test equipment,
sebelum terjadi satuan dalam Mpa-1S-
fraktur berdasarkan 1

waktu pada tekanan


yang sama
SIFAT MEKANIK BAHAN

SIFAT MEKANIK PERUBAHAN YANG TERJADI ALAT YANG DIGUNAKAN


BAHAN

5. Fleksural Terjadi fraktur pada yang Three-point bending test,


melengkung oleh karena tekanan satuan dalam (Mpa).

6. Impact Terjadi fraktur oleh karena gaya Charpy impact tester,


yang menghasilkan benturan (joule)
keras dan datang secara tiba-tiba
7. Bond Strength Terjadi deformasi elastis pada Torsee’s universal testing
(kekuatan tarik perlekatan machine (Mpa)
perlekatan)
Testing machine

- Transversal strength
- Tensile strength
- Compressive strength
INSTRON
Commonly use
for dental material

Three-point bending test


or
Transverse test
SIFAT MEKANIK BAHAN

Deformasi terjadi bila bahan mengalami gaya dan bahan


akan menyerap energi
Regangan /strain adalah besar deformasi persatuan
panjang
Tegangan/stress adalah gaya persatuan luas
Kekuatan /strength adalah ukuran besar gaya yang
diperlukan untuk mematahkan atau merusak suatu
bahan
Keuletan (ductility) besarnya regangan permanen
sebelum patah pada bahan
Ketangguhan (toughness) jumlah energi yang diserap
oleh bahan sampai terjadi patah
Type of Stress

Axial Elongation

shrinkage

shear shear

Twisting moment torsion

Bending moment bending


Strain:

 Tensile stress is caused by load that tends to


stretch or elongate a body
 Compressive stress occurred if body is placed
under a load that tend to compress or shorten
Properties of materials during :
mixing, manipulation and setting

 During mixing
- rheological properties (sifat aliran dan perubahan bentuk
bahan)
- ease to achieve (pencapaian) homogenous material
depend on:
a. chemical affinity of the component (penggabungan
komponen kimia)
b. viscosity
c. the ambient temperature (suhu di sekitar)
d. method of dispensation (penyebaran)
e. method of mixing
Properties of materials during manipulation

 Working time: mixing + manipulating


a. mixing time
b. manipulating initial setting
c. final setting
initial + final setting time

 Setting time : to have reached a certain level of rigidity or


elasticity
 Optimum properties may not be achieved (tdk dicapai)
until several hours later (general)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai