Disusun oleh:
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Glass Ionomer Cement
Glass Ionomer Cement (GIC) atau Semen Ionomer Kaca (SIK)
adalah salah satu bahan restorasi di kedokteran gigi yang pertama kali
diperkenalkan oleh Wilson dan Kent pada tahun 1971. Glass Ionomer
Cement merupakan gabungan dari semen silikat dan semen polikarboksilat
dengan tujuan untuk mendapatkan sifat translusen, pelepasan fluor dari
semen silika, dan kemampuan melekat secara kimia pada struktur gigi dari
semen polikarboksilat (Noort, 2007).
b. Type II – Restorasi
Karena sifat perekatnya, kerapuhan dan estetika yang cukup
memuaskan, Glass Ionomer Cement juga digunakan
untuk mengembalikan struktur gigi yang hilang seperti abrasi
servikal. Abrasi awalnya diakibatkan dari iritasi kronis seperti
kebiasaan menyikat gigi yang terlalu keras (Craig, 2004).
c. Type III – Liners and Bases
Pada teknik sandwich, merupakan suatu teknik penumpatan
berlapis dengan Glass Ionomer Cement dilibatkan sebagai
pengganti dentine, dan komposit sebagai pengganti enamel.
(Anusavice, 2003).
d. Type IV – Fissure Sealants
Tipe IV Glass Ionomer Cement dapat digunakan juga
sebagai fissure sealant. Pencampuran bahan dengan konsistensi
cair, memungkinkan bahan mengalir ke lubang dan celah gigi
posterior yang sempit (Powers, 2008).
e. Type V - Orthodontic Cements
Pada saat ini, braket ortodonti paling banyak menggunakan
bahan resin komposit. Namun Glass Ionomer Cement juga
memiliki kelebihan tertentu. Glass Ionomer Cement memiliki
ikatan langsung ke jaringan gigi oleh interaksi ion Polyacrylate dan
Kristal hidroksiapatit, dengan demikian dapat menghindari etsa
asam. Selain itu, Glass Ionomer Cement memiliki efek
antikariogenik karena kemampuannya melepas fluor. (Powers,
2008).
f. Type VI – Core build up
Beberapa dokter gigi menggunakan Glass Ionomer Cement
sebagai inti (core), mengingat kemudahan Glass Ionomer Cement
dalam jelas penempatan, adhesi, fluor yang dihasilkan, dan baik
dalam koefisienekspansi termal. irekomendasikan bahwa gigi harus
memiliki minimal dua dinding utuh jika menggunakan Glass
Ionomer Cement, ada dua macam cor build up pasak dan cob build
up pin (Powers, 2008).
g. Type VII - Fluoride releasing
Banyak laboratorium percobaan telah mempelajari fluorida
yang dihasilkan Glass Ionomer Cement dibandingkan dengan
bahan lainnya. Hasil dari satu percobaan, dengan salah satu tindak
lanjut periode terpanjang, menemukan bahwa Glass Ionomer
Cement konvensional menghasilkan fluorida lima kali lebih
banyak daripada kompomer dan 21 kali lebih banyak dari resin
komposit dalam waktu 12 bulan (Craig, 2004).
h. Type VIII - ART (atraumatic restorative technique)
Sebagai bahan restorasi adhesif yang mampu melepaskan
ion fluour. ART adalah metode manajemen karies atau merupakan
bagian minimal intervensi meliputi komponen restorasi dan
pencegahan karies. (Craig, 2004).
i. Type IX - Deciduous teeth restoration
Restorasi gigi susu berbeda dari restorasi di gigi permanen
karena kekuatan kunyahdan usia gigi. Pada awal tahun 1977,
disarankan bahwa Glass Ionomer Cement dapat memberikan
keuntungan restoratif bahan dalam gigi susu karena kemampuan
Glass Ionomer Cement untuk melepaskan fluor dan untuk
menggantikan jaringan keras gigi, serta memerlukan waktu yang
cepat dalam mengisi kavitas. Hal ini dapat dijadikan keuntungan
dalam merawat gigi pada anak-anak (Craig, 2004).
Hal ini terjadi karena perbedaan laju pada setiap ion yang
dilepaskan dari kaca dan laju pada setiap matriks garam yang terbentuk.
Ion kalsium lebih cepat dilepas daripada ion aluminium. Hal ini karena ion
kalsium hanya terikat longgar dalam struktur kaca, sedangkan ion
aluminium merupakan bagian dari jaringan kaca, yang lebih sulit untuk
memecah. Kalsium dan ion aluminium pada akhirnya akan membentuk
matriks garam. Ion natrium dan fluorin tidak mengambil bagian dalam
proses setting tetapi bergabung untuk dilepaskan sebagai natrium fluorida
(Noort, 2007).
C. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menggunakan masker dan handscoon
3. Cetakan diolesi vaselin dan diletakkan di atas glass lab
4. Mengambil powder dan liquid yang diletakkan di atas paper pad pada glass
plate. Ratio powder-liquid menyesuaikan petunjuk pabrik atau gambar
takaran yang tertera pada tutup botolnya
5. Menyiapkan stopwatch, saat pencampuran dimulai stopwatch dinyalakan
6. Membagi bubuk menjadi dua bagian, bagian pertama bubuk ditambahkan ke
cairan dengan gerakan cepat menggunakan agate spatula dan kemudian
dilanjutkan bubuk bagian kedua dengan gerakan cepat dan melipat (mixing
time 5-15 detik) sampai campuran homogen dan mengkilap. Saat
pencampuran dimulai stopwatch dinyalakan.
7. Semen dimasukkan ke dalam cetakan menggunakan plastic instrument,
kemudian ratakan permukaannya
8. Aplikasikan vaselin/cocoa butter pada permukaan GIC
9. Setelah mengeras, lepas sample dari cetakan
10. Mencatat waktu settingnya (dimulai saat awal pencampuran s/d setting)
11. Hasil pekerjaan dilepas dari cetakan, dimasukkan ke plastik klip dan diberi
nama, kemudian dikumpulkan ke instruktur
D. Hasil Praktikum
Working
Rasio Pasta Mixing
Manipulating Time/Initia Final Setting Time
Base : Time
Time (B) l Setting Setting (Initial+Final)
Katalis (A)
(A+B)
1:1 - - - - -
E. Pembahasan
Glass ionomer cement atau Semen Ionomer Kaca (GIC atau SIK) merupakan
bahan restorasi yang banyak digunakan oleh dokter gigi dan terus dikembangkan.
Glass Ionomer Cement memiliki kemampuan berikatan secara fisikokimia baik
pada email maupun dentin. Suatu bubuk kaca dan asam ionomer yang
mengandung gugus karboksil, juga disebut sebagai semen polialkenoat.
(Anusavice, 2003). Bahan restorasi yang paling akhir berkembang dan
mempunyai sifat perlekatan yang baik , semen ini melekat pada enamel dan dentin
melalui ikatan kimia. (Robert, 2002).
Pada praktikum ini, kami melakukan dengan cara simulasi dan memverbalkan
apa yang dilakukan Glass Ionomer Cement dalam bentuk powder dan liquid
dimanipulasi dengan cara mencampurnya diatas paperpad yang diletakkan di atas
glass plate dengan menggunakan agate spatel. Powder Glass Ionomer Cement
dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama powder ditambahkan ke liquid dengan
gerakan cepat menggunakan agate spatula dan kemudian dilanjutkan powder
bagian kedua dengan gerakan cepat, melipat dan memutar meluas (mixing time 5-
15 detik) sampai campuran homogen dan mengkilap.
Glass Ionomer Cement (GIC) tipe I merupakan tipe luting. Semen ini
memiliki viskositas yang rendah dibandingkan Glass Ionomer Cement tipe II,
sehingga memiliki daya alir yang baik. Semen ini dipergunakan untuk perekat
inlay, onlay, mahkota, gigi tiruan jembatan,dan pasak endodontik. Selain itu juga
dipergunakan untuk perekat mahkota dan gigi tiruan jembatan berbahan keramik.
Campuran Glass Ionomer Cement tipe I untuk luting ditandai dengan sifatnya
yang bisa ditarik 12 sampai 19 mm tanpa putus (McCabe, 2008).
Glass Ionomer Cement (GIC) tipe II merupakan bahan restorasi yang mudah
menyerap air. Manipulasi Glass Ionomer Cement tipe II perlu memperhatikan
beberapa hal yaitu rasio powder dan liquid harus tepat, powder dibagi menjadi 2
bagian kemudian dicampurkan ke liquid sebagian demi sebagian, pencampuran
dilakukan diatas paper pad. Vaselin/cocoa butter diberikan setelah manipulasi
untuk mencegah masuknya air, setelah 24 jam, Glass Ionomer Cement dapat
dilakukan pemolesan. Glass Ionomer Cement tipe II dapat digunakan untuk
restorasi kavitas klas II, tumpatan abrasi dan lesi erosi (Manapallil, 2003).
Karena sifat perekatnya, kerapuhan dan estetika yang cukup memuaskan,
Glass Ionomer Cement juga digunakan untuk mengembalikan struktur gigi yang
hilang seperti abrasi servikal. Abrasi awalnya diakibatkan dari iritasi kronis
seperti kebiasaan menyikat gigi yang terlalu keras (Craig, 2004). Katalis adalah
suatu zat yang memiliki fungsi untuk mempercepat terjadinya suatu reaksi atau
mempercepat laju reaksi. Dengan menambahkan rasio katalis ke dalam pasta
base dapat mempercepat laju reaksi sehingga waktu setting lebih pendek.
F. Kesimpulan
Pada praktikum yang telah dilakukan melalui simulasi beserta
memverbalkan kegiatan pada hari Selasa dan Rabu, 17-18 Maret 2020, kami dapat
mempelajari salah satu bahan restorasi di kedokteran gigi. Komposisi bahan ini
terdiri dari powder alumina–silikat dan liquid asam poliakrilat.
Glass Ionomer Cement tipe I digunakan sebagai luting, sedangkan Glass
Ionomer Cement tipe II digunakan untuk restorasi. Semen tipe II memiliki
viskositas yang tinggi dibandingkan Glass Ionomer Cement tipe I. Karena sifat
perekatnya, kerapuhan dan estetika yang cukup memuaskan, Glass Ionomer
Cement juga digunakan untuk mengembalikan struktur gigi yang hilang seperti
abrasi servikal. Abrasi awalnya diakibatkan dari iritasi kronis seperti kebiasaan
menyikat gigi yang terlalu keras.
DAFTAR PUSTAKA