TINJAUAN PUSTAKA
dan pasta poles intan. Digunakan pada bahan keramik dan resin
komposit.
e. Amril; berupa korundum yang berwarna hitam keabuan yang dibuat
dalam bentuk butiran halus. Amril digunakan khususnya dalam bentuk
disk abrasive dan tersedia dalam berbagai ukuran kekasaran. Dapat
digunakan untuk memoles logam campuran atau bahan plastis.
f. Akik; adalah silika dari aluminium, kobalt, besi, magnesium, dan
mangan. Abrasif akik yang digunakan dalam kedokteran gigi biasanya
berwarna merah gelap. Akik memiliki sifat yang sangat keras dan sangat
efektif. Akik tersedia dalam betuk disk dan pipa panjang. Digunakan
untuk mengasah logam campur dan bahan plastik.
g. Pumis; adalah bahan silika berwarna abu-abu muda, digunakan terutama
dalam bentuk pasir tetapi juga dapat ditemukan pada abrasif karet. Kedua
bentuk tersebut digunakan pada bahan plastik. Tepung pumis adalah
derivat batu vulkanik yang sangat halus dari Italia dan digunakan untuk
memoles email gigi, lempeng emas, amalgam gigi, dan resin akrilik.
h. Quartz; bentuk mineral yang sangat banyak dan tersebar luas, tidak
berwarna atau transparan, serta yang paling sering digunakan yang sangat
keras. Digunakan terutama untuk merapikan logam campur dan untuk
mengasah email gigi.
i. Pasir; adalah campuran partikel kecil yang terutama terdiri atas silika.
Partikel ini berwarna-warni membuat abrasif pasir mempunyai tampilan
yang khas. Partikel pasir mempunyai bentuk bulat atau angular.
Diaplikasikan dengan tekanan udara untuk menghilangkan bahan tanam
dari logam campur pengecoran. Juga dapat diaplikasikan pada disk kertas
untuk mengasah logam campur dan bahan plastik.
j. Tripoli; adalah endapan batu silika yang ringan dan rapuh serta berwarna
abu-abu, pink, putih, merah atau kuning. Jenis yang berwarna abu-abu
dan merah yang paling sering digunakan dalam kedokteran gigi. Batu ini
digiling menjadi partikel yang sangat halus dan dibentuk dengan pengikat
d) Rouge, oksida besi adalah senyawa abrasif yang halus dan berwarna
merah dalam rouge. Bahan ini dipadukan seperti tripoli, dengan
berbagai pengikat lunak menjadi bentuk bedak. Digunakan untuk
memoles logam campur mulia yang berkadar tinggi.
e) Oksida Timah, adalah abrasif yang sangat halus digunakan secara luas
sebagai bahan pemoles untuk gigi dan restorasi logam di dalam mulut.
Bahan ini dicampur dengan air, alkohol, atau gliserin untuk
membentuk pasta abrasif ringan (Anusavice, 2003)
B. Berdasarkan kegunaan dari bahan abrasif
a. Bahan abrasif finishing
Merupakan bahan abrasif yang umumnya keras, kasar yang digunakan
pada permulaan untuk suatu kontur/bentuk dari sebuah restorasi atau
preparasi gigi dan unutk membuang segala komponen permukaan yang
tidak teratur.
Contoh : sand/pasir, carbides, zirkonium silikat, emery.
b. Bahan abrasif polishing
Mempunyai ukuran partikel yang lebih halus dan bahan abrasif yang
digunakan umumnya kurang kekerasannya daripada bahan abrasif yang
digunakan untuk finishing. Bahan abrasif polishing imi digunakan untuk
permukaan yang lebih halus yang telah diasah terlebih dahulu oleh bahan
abrasi finishing.
Contoh : emery, aluminium oksid, garnet, pumice, cuttle, rouge, kalsit.
c. Bahan abrasif cleansing
Merupakan bahan yang halus dengan partikel yang berukuran kecil,dan
diharapkan mampu menghilangkan deposit-deposit halus yang melekat di
enamel atau pada suatu bahan restorasi.
Contoh : kieselguhr, kaolin.
Fungsi rongga mulut akan meningkat jika restorasi dipoles dengan baik
karena makanan akan meluncur lebih bebas pada permukaan oklusal dan
embrasur selama mastikasi. Yang lebih penting lagi, daerah kontak restorasi
yang halus akan mengurangi tingkat keausan pada gigi tetangga maupun
antagonisnya. Ini khususnya berlaku untuk bahan restorasi seperti keramik yang
mengandung fase yang lebih keras daripada email gigi dan dentin. Permukaan
yang kasar menyebabkan terjadinya tekanan kontak yang tinggi yang dapat
menimbulkan hilangnya kontak fungsional dan stabilisasi antara gigi-gigi.
Akhirnya, kebutuhan estetik dapat membuat dokter gigi menangani permukaan
restorasi yang tampak jelas dengan cara berbeda daripada permukaan yang sulit
dijangkau. Walaupun pemolesan yang mirip cermin diinginkan demi alasan di
atas, jenis permukaan ini mungkin secara estetik kurang baik karena tidak cocok
dengan gigi-gigi di sebelahnya bila berada di daerah yang mudah kelihatan
seperti permukaan labial dari gigi-gigi aterior atas. Meskipun demikian,
permukaan ini tidak terkena tekanan kontak yang tinggi dan mudah dibersihkan.
Ciri dan corak anatomi yang samar dapat ditambahkan pada daerah ini tanpa
mempengaruhi kesehatan maupun fungsi rongga mulut (Anusavice, 2003).
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi Abrasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi proses abrasif dalam
kedokteran gigi, antara lain:
a. Kekerasan partikel abrasif
Bahan abrasif seharusnya lebih keras dari permukaan untuk bisa
mengabrasi.
b. Bentuk partikel bahan abrasif
Partikel yang mempunyai tepi tajam akan lebih efisien daripada partikel
yang bersudut tumpul, namun cenderung mengasilkan goresan yang lebih
dalam daripada yang tumpul.
c. Besar partikel bahan abrasif
Partikel abrasif yang lebih besar akan mengabrasif permukaan lebih cepat
daripada partikel yang lebih kecil.
d. Sifat-sifat mekanis bahan abrasif
Bila bahan abrasif pecah, hendaknya dihasilkan tepi baru yang tajam. Jadi
kerapuhan suatu bahan abrasif dapat merupakan suatu keuntungan.
e. Kecepatan gerak menggosok
Gerakan partikel abrasif yang perlahan menghasilkan goresan yang lebih
dalam.
f. Tekanan yang diberikan sewaktu menggosok
Lebih banyak tekanan yang diberikan maka goresan akan semakin dalam.
Tekanan yang terlalu besar dapat membuat partikel abrasif pecah dan
meningkatkan panas yang tImbul karena gesekan.
g. Sifat sifat bahan yang akan digosok
Bahan yang rapuh dapat digosok dengan cepat, sedangkan bahan yang lunak
dan kenyal (misal, emas murni) akan mengalir dan bukannya terasah oleh
bahan abrasif.
pemolesan
(polishing)
bertujuan
untuk
menghasilkan
permukaan partikel yang paling halus dan bekerja pada region permukaan yang
sangat tipis diantaranya sepertiabrasif karet, ampelas, dan partikel halus.
Prosedur polishing (penghalusan) yang tepat adalah:
1. Alat-alat polis harus di bersihkan dari semua partikel abrasif yang lebih
besar
2. Bahan yang digunakan merupakan tingkatan yang paling halus dan juga
sangat efektif dari pumice
Alat dan bahan yang biasa digunakan adalah:
1. Disk carborundum
2. Brush
3. Stone
4. Rubber cup (Naibaho, 2004)
4. Agen Pengikat
Agen ini sangat esensial untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan
pasta. Yang lazim digunakan adalah:
- Pati (Starch)
- Gum tragacanth.
- Sodium alginat (Manucol SA).
- Modified Irish Moss (Sangat bagus dan menjadikan pasta sangat stabil).
- Sintetik seperti : Propilen glukol (Syamsuni, 2006).
5. Pemanis
Untuk memberikan rasa manis pada pasta. Yang sering digunakan
adalah sakarin dengan konsentrasi antara 0.1 1.3 %. Gula juga dapat
digunakan namun sayangnya cenderung mengkristal (Syamsuni, 2006).
6. Flavour (Pemberi rasa)
Untuk memberikan aroma atau rasa pada pasta dan menghindarkan
terjadinya rasa eneg atau mual. Selain itu juga untuk menambah kesegaran
pasta. Yang sering digunakan adalah minyak peppermint (Syamsuni, 2006).
7. Pengawet
Bahan pengawet haruslah bersifat non toksik dan berfungsi untuk
menjaga struktur fisik, kimiawi dan biologi pasta. Misalnya adalah sodium
benzoat atau sodium hidroxibenzoat (Syamsuni, 2006).
8. Bahan abrasif
Komponen bahan abrasif pada pasta dan pasta gigi berbentuk gel
adalah 50-75% lebih rendah dari bubuk. Oleh karena itu, bubuk lebih
jarang digunakan dan digunakan dengan lebih hati-hati oleh pasien
(khususnya bila sementum dan dentin terbuka) untuk menghindari
terabrasinya dentin dan sensitivitas pulpa.
Definisi Abrasif
Kalsium karbonat dibasik kalsium fosfat dihidrat alumina hidrat
silika hidrat natrium bikarbonat campuran dari dua bahan abrasi
tersebut.
Daya Abrasi
Pembersih gigi yang ideal memberikan kemungkinan terbesar
dalam membersihkan permukaan gigi dengan tingkat abrasi yang
serendah mungkin. Pembersih gigi tidak perlu terlalu abrasif untuk
dapat membersihkan gigi secara efektif. Ini merupakan sesuatu yang
menguntungkan karena sementum dan dentin pada permukaan akar
yang terbuka terabrasi dengan kecepatan 35 dan 25 kali dibanding
email. Uji laboratorium standar sudah dikembangkan untuk mengukur
kemampuan pembersihan dan daya abrasi dari pembersih gigi. Hanya
uji daya abrasi yang akan dibicarakan dalam bagian ini. Akhir-akhir
ini, cara
9. Baking soda
Baking soda atau natrium bikarbonat adalah kristal putih halus yang
tidak berbau, bersifat abrasif dan alkalis. Penggunaan baking soda pada
pasta gigi karena mampu menyerap bau, dan juga mempunyai sifat
antibakteri dengan cara membentuk air dan oksigen yang dapat melepaskan
perlekatan bakteri plak. baking soda dalam pasta gigi akan terhidrolisa
menghasilkan basa yang dapat menetralisir asam dalam mulut (Syamsuni,
2006).
10. Fluor
Secara detail, fluor merupakan salah satu bahan pasta gigi berfungsi
memberikan efek deterjen sebagai satu dari tiga bahan utamanya di
samping bahan abrasi sebagai pembersih mekanik permukaan gigi dan
pemberi rasa segar pada mulut (Herdiyati dan Sasmita, 2010).
Penambahan fluor pada pasta gigi dapat memperkuat enamel dengan
cara membuatnya resisten terhadap asam dan menghambat bakteri untuk
memproduksi asam. Jenis fluor yang terdapat dalam pasta gigi adalah
stannous fluoride, Sodium fluoride dan sodium monofluorofosfat. Stannous
fluoride atau tin fluor merupakan fluor yang pertama ditambahkan dalam
pasta gigi yang digunakan secara bersamaan dengan bahan abrasif (kalsium
fosfat). Fluor ini bersifat antibakterial namun kelemahannya dapat
membuat stein abu-abu pada gigi. Sodium fluoride atau NaF merupakan
fluor yang paling sering ditambahkan dalam pasta gigi, tapi tidak dapat
digunakan bersamaan dengan bahan abrasif (Herdiyati dan Sasmita, 2010).
a. Manfaat flour
Pra Erupsi
1. Selama pembentukan gigi, fluor melindungi enamel dari
pengurangan sejumlah matriks yang dibentuk
dan
penyimpanan
glukosa
dalam
b. Macam-macam flour
Penambahan fluor pada pasta gigi dapat memperkuat enamel
dengan cara membuatnya resisten terhadap asam dan menghambat
bakteri untuk memproduksi asam. Adapun macam- macam fluor
yang terdapat dalam pasta gigi adalah sebagai berikut:
Stannous fluor
Tin fluor merupakan fluor yang pertama ditambahkan
dalam pasta gigi yang digunakan secara bersamaan dengan
bahan abrasif (kalsium fosfat). Fluor ini bersifat antibakterial
lebih
tahan
terhadap
pelarutan
asam.
Reaksi
kimia:
anak yang cenderung menelan odol pada waktu menyikat gigi karena
rasa segar yang didapat apalagi bila ditambah perasa tertentu.
Keadaan terhambatnya penyerapan kalsium sebagai salah satu
manifestasi efek sampingnya juga dikenal dengan istilah fluorosis
yang bisa berakibat lanjut pada penurunan IQ, gangguan sistem saraf
dan kekebalan tubuh serta kerapuhan tulang dan terhambatnya
pertumbuhan. Padahal semakin besar kandungan fluor dalam pasta
gigi anak, maka makin besar pula risiko kesehatan yang akan
dideritanya kelak. kelebihan fluoride pada anak dapat dilihat dari
tanda-tanda fisik anak banyak mengeluarkan ludah, indera perasa
jadi tumpul, badan gemetar, pernapasan berat dan anak jadi cepat
lelah (Herdiyati dan Sasmita, 2010).
11. Bahan Desensitasi
Bahan desensitasi yang digunakan dalam pasta gigi adalah sebagai berikut :
Potassium nitrat dapat memblok transmisi nyeri di antar sel-sel
syaraf.
Stronsium chloride dapat memblok tubulus dentin (Herdiyati dan
Sasmita, 2010).