PROSES CASTING
Fasilitator:
Disusun oleh:
Kelompok 2
Kelas E
OKTOBER 2020
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam cipataan-Nya.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.................................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................18
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui proses pembuatan mahkota malam.
2. Mengetahui proses facing labial mahkota malam.
5
3. Mengatahui pemasangan spure dan crucible former.
4. Untuk mengetahui proses investing mahkota malam .
5. Mengetahui bagaimana proses burn out casting ring dam proses casting
logam.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PROSES PEMBUATAN MAHKOTA MALAM
Pola malam adalah suatu model dari restorasi yang dibuat dari malam
(wax) yang kemudian direproduksi menjadi logam atau akrilik. Pembuatan
mahkota malam membutuhkan keterampilan, seni dan ilmu kedokteran gigi.
Seni diperlukan agar terbentuk struktur gigi yang hilang dengan estetik yang
baik. Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan persyaratan agar berfungsi
seperti struktur gigi asli. Membuat bentuk restorasi pada pola malam
membutuhkan sumber panas dan beberapa instrumen sederhana. Terdapat tiga
teknik pembuatan pola malam, yaitu1,2:
1. Teknik Langsung (Direct Technique)
Pada teknik ini pola malam langsung dibuat pada gigi yang dipreparasi
sampai selesai untuk kemudian ditanam. Oleh karena pembuatan pola lilin
dilakukan di mulut (langsung pada gigi), maka dalam teknik ini diperlukan
die. Cara ini dapat digunakan untuk membuat inlay.
2. Teknik Tidak Langsung (Indirect Technique)
Pada teknik ini pola malam dibentuk di luar mulut (pada model kerja atau
die).
3. Teknik Kombinasi
Sesuai dengan namanya, pola mala mini dibentuk pada die atau model
kerja dan kemudian dicoba kembali kedalam mulut untuk disempurnakan.
Wax yang digunakan dalam pola malam baik dengan teknik langsung
ataupun teknik tidak langsung, harus dikontrol secara presisi agar restorasi
dengan hasil yang baik bisa dilakukan. Metode yang melibatkan produksi
model kerja diikuti dengan peletakan dari pola malam dikenal sebagai teknik
tidak langsung (indirect). Beberapa restorasi gigi, seperti inlays, dapat
diproduksi dengan pola malam langsung (direct) teknik di mana pola malam
dapat beradaptasi dan dibentuk di rongga mulut yang sudah disiapkan.
Beberapa contoh wax yang digunakan dalam kedokteran gigi dengan
persyaratan properti yang kurang ketat, yaitu carding wax, boxing-in-wax dan
sticky wax.1,2
7
Persyaratan utama malam digunakan untuk pembuatan pola malam baik
secara langsung (direct) maupun tidak langsung (indirect), yaitu3:
1. Pola malam harus memiliki ukuran yang sesuai dengan bentuk dan kontur
alat yang akan dibangun.
2. Tidak ada perubahan dimensi setelah terbentuk pola malam.
3. Pembakaran atau pemanasan setelah pembentukan cetakan pengecoran,
harus tanpa meninggalkan residu.
Kemampuan untuk merekam (mempertahankan) bentuk pola malam,
tergantung aliran bahan pada suhu cetakan, dimana berada tepat di atas suhu
mulut untuk teknik lansung dan tepat di atas suhu kamar untuk teknnik tidak
langsung. Akurasi dan dimensi stabilitas tergantung pada perubahan dimensi
yang mana terjadi selama pemadatan dan pendinginan malam. Distorsi dapat
terjadi jika terdapat tekanan termal. Tahap-tahap persiapan pola malam,
sebagai berikut1,2:
1. Model die dioles bahan pemisah, setelah lilin mengeras dapat dilepaskan
dari model kerja. Permukaan dalamnya harus sesuai dengan permukaan
preparasi.
2. Inlay wax dicairkan dalam alat pencair, kemudian celupkan master die
yang telah dioles lubrikan.
3. Pola malam yang sudah keras dikeluarkan dari die.
8
untuk menambah perlekatan. Jika maloklusi menjadi penyebab hilangnya
facing, maka harus dibuat perubahan pada bentuk oklusal. Facing yang retak
dan veneer yang hilang tidak selalu dianjurkan untuk melepas gigi tiruan.
Namun demikian, jika situasi tersebut berulang, maka membuat gigi tiruan
cekat yang baru adalah satu satunya pemecahan masalah. Bentuk permukaan
labial, khususnya lokasi sudut garis mesiolabial dan distolabial, menentukan
penampilan gigi anterior. Jika permukaan labial terlalu bulat, kontrol plak
akan sulit dilakukan dan terdapat kemungkinan ada gigi yang miring ke
lingual, disebabkan oleh tekanan yang diberikan oleh bibir atas. Ketika gigi
anterior individu di-wax, bentuk embrasure dari gigi yang berdekatan
sebaiknya dicermati karena dapat mempermudah proses facing.1,6
9
dan gigi tiruan sebagian cekat, meskipun beberapa unit tunggal dapat
dirapikan dengan beberapa pembentuk sprue langsung.4
Gambar 24
(A) Sprue yang terlepas menunjukkan porositas yang parah pada titik
perlekatan karena turbulensi yang disebabkan oleh sudut sprue yang tidak
tepat. (B) hasil casting dengan sprue membentuk sudut sekitar 45° ke dinding
proksimal.
Diameter dan panjang pada spure sangat bergantung pada jenis dan ukuran
pola, jenis casting mesin yang akan digunakan dan di dalam botol atau ring
(pada casting ring yang akan dibuat). Pembentuk sprue harus ditempelkan
pada pola malam dengan pola pada cetakan pertama. Gerakan apa pun yang
dapat merusak pola malam harus dihindari selama pelepasan. Posisi untuk
pemasangan ikatan pada sprue seringkali merupakan masalah preferensi
individu, berdasarkan bentuk atau bentuk pola malam. Beberapa praktisi lebih
suka penempatan di permukaan oklusal, sedangkan yang lain memilih
dibagian seperti dinding proksimal atau tepat di bawah puncak nonfungsional
untuk meminimalkan area kontak. Area ideal untuk sprue adalah titik yang
paling besar dalam pola untuk menghindari distorsi area tipis dari lilin selama
pemasangan pada pola. Pemasangan sprue pada pola malam hendaknya pada
daerah yang tebal dan jauh dari pinggiran pola malam. Posisi sprue pada pola
10
malam bisa menjadi panjang, tergantung pada panjang cincin tuang. Jika sprue
terlalu pendek, pola malam mungkin akan jauh dari ujung casting ring
sehingga gas tidak dapat dilepaskan secara langsung (untuk memungkinkan
molten alloy atau tilt pola yang sama ini diratakan pada sudut 45° ke area
proksimal). Penempatan sprue pin pada pola malam dengan posisi tegak lurus
dapat dilakukan apabila daerah yang ditempati memiliki ketebalan yang
cukup. Sedangkan penempatan sprue pin pada pola malam dengan posisi
miring, dilakukn apabila daerah yang ditempati sprue pin tidak memiliki
ketebalan yang cukup (tipis).4
Gambar 3.1
(A) Pola malam dengan sprue terpasang (B) Pola malam yang menempel pada
base sprue dan casting. Perhatikan reproduksi bentuk dan ukuran (C) Pola lilin
dan cincin pengecoran dengan kertas liner (D) Pola malam yang telah
dirapikan dan ditanam di dalam casting ring yang sudah terpisah (E)
11
Penampang melintang melalui casting ring setelah burnout dan pengecoran
selesai (F) Menyelesaikan casting pada die.
12
2.5 PROSES BURN OUT CASTING RING
13
(residu) atau membentuk lapisan kedap pada dinding mold, cast metal inlay
bisa terpengaruh. Idealnya, ketika lilin meleleh dan diuapkan pada suhu
500°C, seharusnya tidak meninggalkan residu padat yang jumlahnya lebih dari
0,10% dari berat asli spesimen.4
14
Gambar 51
Peralatan yang digunakan untuk membuat dental casting (A) Torch (B)
Crucible (C) Mesin casting dengan crucible di tempatnya (D) Oven burnout
dengan casting ring di dalamnya.
Mesin casting yang paling umum digunakan untuk masukkan paduan alloy
ke dalam cetakan disebut mesin casting sentrifugal. Alat ini dengan cepat
memutar cetakan, wadah, dan paduan cair dalam lingkaran. Casting terjadi
ketika pemintalan dimulai. Sementara crucible, paduan alloy, dan cetakan
mould dipercepat, kelembaman logam alloy menyebabkan paduan tetap pada
tempatnya. Paduan tersebut mengalir keluar dari crucible ke dalam cetakan
pemintalan. Logam alloy mengalir ke dalam ring yang sebelumnya ditempati
oleh sprue. Paduan alloy mengalir ke tempat sprue dan masuk ke dalam
cetakan, dan mengisi ruang yang sebelumnya ditempati oleh pola malam. Saat
logam mendingin, ia memadat, dan pengecoran selesai. Mesin pada casting
yang paling umum, memiliki pegas melingkar yang dilipat. Energi yang
disimpan di pegas digunakan untuk memutar (mempercepat) lengan putar
mesin pengecoran dengan cepat. Cetakan dipercepat menjadi logam cair saat
pegas terlepas. Lengan yang berputar terdiri dari dua bagian yang
dihubungkan oleh titik poros. Poros lengan menjaganya pada sudut yang tepat
untuk memungkinkan paduan cair mengalir ke dalam cetakan. Jenis mesin
pengecoran lainnya menggunakan ruang hampa atau tekanan udara untuk
15
memaksa logam cair masuk ke dalam cetakan. Crucible dan casting ring tidak
bergerak, hanya logam cair yang bergerak.1
16
BAB III
KESIMPULAN
17
masuk ke dalam mould chamber. Maka, terbentuklah benda dari logam yang
berbentuk sama dan sebangun dengan model malam sebelumnya (Harty dan
Ogston, 1995).
18
DAFTAR PUSTAKA
19