Anda di halaman 1dari 13

Makalah Praktikum Gipsum Tipe II (Plaster)

drg. Dessy Nalatia Sijabat


Novia Agustina
Larasitae G Banjang
Nadia Dewi Astuti
Khairunnisa
Ratih Yusnita
Luthfie Haq
Firda Aristia
Afifah Rahmiati
Nuril Fajriani
Anshori Rohimi
Yusfa Ainah
Eka Febryanti
Muhammad Ridho Pratama
Zaldy Aria Fikri

(I1D114244)
(I1D114245)
(I1D114246)
(I1D114247)
(I1D114248)
(I1D114249)
(I1D114250)
(I1D114251)
(I1D114252)
(I1D114253)
(I1D114254)
(I1D114255)
(I1D114256)
(I1D114257)

Program Studi Kedokteran Gigi


Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT.Karena atas berkat dan rahmat-Nya jua lah sehingga
kami selaku kelompok B1 dalam mengerjakan tugas makalah ini dapat selesai dengan tema
Material Cetak Alginat. Makalah ini kami buat sebagai bahan pembelajaran tentang
pembelajaran dan diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dalam pelajaran selanjutnya
Kami selaku kelompok B1 mengucapkan terimakasih kepada kami drg.Dessy sebagai
pembimbing kami pada Praktikum Material Cetak Alginat.Apabila ada kesalahan dan
kekurangan pada makalah kami, kami bersedia meminta kritik dan saran.Atas perhatiannya
kami mengucapkan terimakasih.

Banjarmasin, 19 Mei 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3Tujuan Praktikum...................................................................................................1
1.3Manfaat Praktikum.................................................................................................2
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Alginat.....................................................................................................3
2.2 Komposisi Alginat.................................................................................................3
2.3 Kegunaan Alginat..................................................................................................4
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Waktu Setting Alginat..............................................4
BAB III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Bahan.....................................................................................................................5
3.2 Alat.........................................................................................................................5
3.3 Cara Kerja..............................................................................................................6
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1 pengukuran Waktu Pengerasan ( setting time ).....................................................7
4.2 Hasil Pengamatan..................................................................................................7
4.3 Pembahasan...........................................................................................................7
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................9
5.2 Saran.....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
ii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam bidang ilmu material kedokteran gigi kita banyak menemuai aplikasi
penggunaan gips, baik untuk keperluan klinik maupun pekerjaan laboratorium.Material
gips ini banyak dipergunakan antara lain dalam pembuatan model dan die, articulating
cast, mould, refractory investment dan lain-lain. Karena banyaknya pengunaan gips
dalam Kedokteran Gigi ini maka perlu untuk mengetahui segala aspek dalam gips
terutama sifat sifatnya sehingga akan memudahkan dalam memanipulasi, dan
menghasilkan suatu hasil manipulasi yang maksimal. Dan untuk lebih memahaminya
maka perlu dilakukan suatu percobaan yang akan memperlihatkan cara manipulasi gips
yang benar serta pengaruh sifat-sifatnya terhadap hasil manipulasinya. Bahan-bahan yang
dipakai di bidang Kedokteran Gigi kebanyakan mempunyai berbagai fungsi berdasarkan
kegunaannya atau pemakaianya. Salah satunya adalah penggunaan Gips. Gips dalam
bidang ilmu material kedokteran gigi aplikasi bahan ini banyak sekali dijumpai, baik
untuk

keperluan

klinik

maupun

pekerjaan

laboratorium.

Bahan yang berasal dari Gips dapat digunakan sebagai : Model dan die, Bahan cetak,
Mounting, Packing, dan Bahan Tanam.
Gipsum merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Gypsum yang
dihasilkan untuk tujuan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat ( CaSO4.2H2O )
murni. Produk gypsum dalam kedokteran gigi digunakan untuk membuat model studi dari
rongga mulut serta struktur maksilo fasial dan sebagai piranti penting untuk pekerjaan
laboratorium kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi.Saat ini
penggunaan gypsum dalam kedokteran gigi telah meluas.Penggunaan tersebut dapat
diperlihatkan dalam pembuatan model gig tiruan. Selain itu kegunaan klinis maupun
laboratories yang lain yaitu untuk membuat model kerja maupun model studi sehingga
bahan gypsum ini harus mempunyai kekuatan tekan yang kuat agar tidak rusak dalam
pembuatan restorasi gigi tiruan. Di alam gypsum merupakan massa yang padat dan
berwarna abu-abu, merah atau coklat. Warna tersebut disebabkan adanya zat lain seperti
tanah liat, oksida besi, anhidrat, karbohidrat, sedikit SiO2 atau oksida lain. Intial setting
dan final setting pada gipsum sangat begantung dengan komposisi powder dan liquid
yang digunakan. Jika powder yang digunakan lebih banyak dalam artian tidak seimbang
dengan liquidnya maka gypsum tersebut akan dapat mencapai tahapan initial setting yang

lebih cepat. Salah satu contoh type gypsum adalah gypsum tipe II ( plaster model ) yaitu
Plaster model ini sekarang digunakan untuk mengisi kuvet dalam pembuatan protesa bila
ekspansi pengerasan tidaklah penting dan kekuatan cukup, sesuai batasan yang
disebutkan dalam spesifikasi. Biasanya dipasarkan dalam warna putih alami, jadi terlihat
kontras dengan stone yang umumnya berwarna.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud darigypsum tipe II (Plaster)?
2. Apa saja komposisi kegunaan gypsum tipe II kedokteran gigi?
3. Apa saja kegunaanGypsum tipe II kedokteran gigi?
4. Bagaimana cara manipulasi Gypsum plaster?
1.3 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah mahasiswa Kedokteran Gigi Universitas Lambung
Mangkurat 2014 mampu memanipulasi dengan tepat Gypsum tipe II (plaster), mampu
mengukur intial setting dan final time dengan tepat berdasarkan variasi perubahan rasio w
:p
1.4 Manfaat Praktikum
1. Mengetahui cara manipulasi gypsum tipe II (Plaster)
2. Mengetahui komposisi gypsum type II (Plaster)
3. Mengetahui kegunaan gypsum tipe II (Plaster)
4. Mengetahui cara manipulasi gypsum tipe II (Plaster)
5. Mengetahui initial setting dan final time berdasarkan variasi perubahan rasio w : p

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Gipsum tipe 2
Alginat ( hidrokoloid ireversibel ) merupakan bahan cetak yang mengandung air,
digunakan untuk mencetak detail minimal, seperti yang diperlukan untuk membuat model
studi. Alginat merupakan garam (umumnya natrium) atau ester (propilen glikol) dari asam
alginat. Alginat diekstrak dari algae coklat (phaeophyceae), seperti macrocystis pyrifera,
laminaria hyperboraa, laminaria digitata, dsb. Sifat spesifik larutan alginat tergantung pada
rasio unit-unit monomer, konsentrasi dan jenis kation dalam larutan, suhu dan derajat
polimerisasi. Sifat yang penting dalam pemanfaatan natrium alginat, kalium alginat, dan
magnesium alginat adalah kemampuan untuk membentuk gel.(1)
2.2 Komposisi Gipsum tipe 2
Komponen aktif utama dari bahan cetak hidrokoloid ireversibel adalah salah satu
alginat yang larut air, seperti natrium, kalium, atau alginat trietanolamin. Bila alginat larut
dicampur dengan air, bahan tersebut membentuk sol. Sol sangat kental meskipun dalam
konsentrasi rendah ; alginat yang dapat larut membentuk sol dengan cepat bila bubuk alginat
dan air dicampur dengan kuat. Berat molekul dari campuran alginat bergantung pada buatan
pabrik. Semakin besar berat molekul, semakin kental sol yang terjadi. Bubuk alginat yang
diproduksi pabrik mengandung sejumlah komponen, diantaranya oksida seng berfungsi
sebagai bahan pengisi dan mempengaruhi sifat fisik serta waktu pengerasan gel. Kalsium
sulfat apapun dapat digunaka sebagai reaktor. Bentuk dihidrat umumnya digunakan, tetapi
untuk keadaan tertentu hemihidrat menghasilkan waktu penyimpanan bubuk yang lebih lama

serta kestabilan dimensi gel yang lebih memuaskan. Fluoride, seperti kalium titanium fluorid
ditambahkan sebagai bahan mempercepat pengerasan stone untukmendapat permukaan
model stone yang keras dan padat terhadap cetakan. (1)

2.3 Kegunaan Gipaum tipe 2


Alginat digunakan sebagai cetakan awal untuk membuat sendok cetak perseoranagn
untuk mendapat cetakan kedua yang lebih akurat atau untuk membuat model studi yang
membantu dalam pembuatan rencana perawatan dan diskusi dengan pasien. (1)

2.4 Faktor yan Mempengaruhi Waktu Setting Gipsum tipe 2


Waktu pengadukan, kekuatan gel dapat berkurang sampai 50% bila pengadukan tidak
sempurna. Pengadukan yang tidak sempurna menyebabkan campuran tidak tercampur dengan
sempurna sehingga reaksi kimia berlangsung secara tidak seragam di dalam masa adukan.
Pengadukan yang terlalu lama dapat memutuskan anyaman gel kalsium alginat dan
mengurangi kekuatannya. Peralatan yang bersih adalah penting karena banyak masalah dan
kegagalan yang disebabkan karena alat pengaduk yang kotor dan terkontaminasi.
Kontaminasi selama pengadukan dapat membuat bahan mengeras terlalu cepat,
kekentalannya tidak sempurna atau malahan robeknya cetakan ketika dikeluarkan dari
mulut.selain itu, perbandingan air dengan bubuk yang tepat, seperti disebutkan oleh pabrik
pembuat. Selain itu suhu air juga mempengaruhi waktu setting. (1)

BAB III

METODE PRAKTIKUM
3.1 Bahan

1. Gipsum plaster ( W : P )
2. Air PDAM
3.2 Alat
1. Mangkuk Karet
2. Spatula
3. Gelas ukur
4. Stopwatch
5. Timbangan analitik
6. Cetakan bentuk cincin
7. Vibrator
8. Jarum Gillmore
9. Glasslab

3.3 Cara Kerja


3.3.1. Pencampuran gypsum
1. Alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum dipersiapakan terlebih
dahulu

2. Bubuk gypsum plaster ditimbang sebanyak 30 gram. Air diambil sebanyak 50 ml


diukur dengan gelas ukur
3. Air yang telah diukur dimasukkan ke dalam mangkuk karet terlebih dahulu,
kemudian bubuk gypsum dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam mangkuk karet
dan dibiarkan mengendap selama 30 detik untuk menghilangkan gelembung udara.
4. Pada saat mulai pencampuran antara gypsum dan air stopwatch dinyalakan, pada
saat itu mulai dihitung awal waktu setting time
5. Campuran gypsum dan air diaduk sampai homogeny menggunakan spatula dengan
gerakan memutar selama 1 menit / 120 putaran, bersamaan degan itu mangkuk
karet di putar secara perlahan-lahan
6. Adonan gypsum dituangkan ke dalam cetakan di atas vibrator dan vibrator
dihidupkan dengan kecepatan rendah untuk menghilangkan udara yang terjebak,
kemudian permukaan cetak diratakan
3.3.2. Pengukuran pengerasan awal (Initial Setting)
1. Stopwatch dinyalakan dan pengukuran dimulai pada saat adonan dituang ke
dalam cetakan. Cetakkan diletakkan di bawah jarum Gillmore dengan berat beban
pound dengan penampang jarum 1/12 inch. Kemudian permukaan adonan
gypsum ditusuk dengan gerakan cepat dan jarum diangkat kembali, ujung jarum
dibersihkan dengan tissue
2. Penusukan pada permukaan adonan di ulang lagi setiap 30 detik sampai
cetakkan di gerakkan memutar untuk mendapatkan daerah tusukan yang berbeda
3. Gerakan ini dilakukan sampai jarum tidak dapat menusuk permukaan adonan
gypsum, pada saat itu stopwatch dimatikan dan waktu dicatat
3.3.3 Pengukuran pengerasan akhir ( final setiing )
1. Setelah jarum Gillmore dengan ukuran 1/12 inch tidak dapat menusuk
permukaan adonan gypsum lagi, maka cetakan gypsum dipindahkan ke bawah
jarum berukuran 1/24 inc dengan beban 1 pound
2. Stpwacth dinyalakan, permukaan adonan gypsum ditusuk dengan ujung jarum
dengan cara seperti pada pengukuran initial setting sampai jarum tidak dapat
menusuk permukaan adonan gypsum. Pada saat itu stopwatch dimatikan waktu
dicatat.

BAB IV

PEMBAHASAN
4.1 Pengukuran Waktu Pengerasan
Dari praktikum itu dapat kita ketahui bahwa material cetak alginat digunakan untuk
membuat duplikasi atau replika yang akurat dari jaringan keras dan jaringan lunak
mulut.Lama setting time alginat berbeda-beda sesuai dengan keadaan saat melakukan
praktikum. Ada bebarapa faktor yang dapat mempengaruhi setting time alginat, diantaranya :
1. Pengaruh alat
2. Pengaruh suhu air
3. Pengaruh suhu ruangan
4. Lama pengadukan
4.2 Hasil Pengamatan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, kita mencoba membandingkan lama setting time
alginat dengan pengaruh suhu air yang berbeda.
Pertama, diakukan percobaan terhadap air dengan suhu rendah, dengan ukuran air 34 ml dan
bubuk alginat 13 gram, dengan waktu pengadukan 1 menit 18 detik, dan setting time 2 menit
40 detik.
Kedua, dilakukan percobaan terhadap air dengan suhu normal, dengan ukuran air 34 ml dan
bubuk alginat 13 gram, dengan waktu pengadukan 51 detik, dan setting time 1 menit 59 detik.
Dari 2 percobaan praktikum tersebut dapat dilihat perbandingan berikut.

Massa bubuk Volume air

alginat

13 gram

13 gram

Jenis air

Waktu

Setting time

pengadukan
34 ml

Suhu normal

34 ml

detik
Suhu rendah 1 menit 18 2 menit 40
(dingin)

51 detik

detik

1 menit 59

detik

4.3 Pembahasan
Percobaan tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi suhu terhadap
setting time material cetak alginat. Variabel tetap yang digunakan adalah volume air yang

sama sebanyak 34 ml, massa bubuk alginat yang sama sebanyak 13 gram. Variabel bebas
yang digunakan meliputi air dengan suhu yang bervariasi.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa perbedaan temperatur air yang digunakan
berpengaruh terhadap settting time material cetak alginat.Berdasarkan hasil percobaan
diketahui bahwa setting time dengan menggunakan air normal lebih cepat dibandingkan
dengan air bersuhu rendah (dingin). Hal ini disebabkan karena peningkatan suhu akan
meningkatkan fraksi molekul sehingga energi kinetik yang dimiliki melebihi energi aktivasi.
Peningkatan suhu juga menyebabkan frekuensi tumbukan antar atom meningkat. Hal ini
menyebabkan terjadinya percepatan suatu reaksi kiia pada saat proses setting time alginat.
Oleh sebab itu, setting time material cetak alginat bersuhu panas akan lebih cepat jika
dibandingkan dengan setting time pada material cetak dengan suhu dingin.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setting time material alginat yang dimanipulasi dengan suhu air yang lebih normal
akan lebih cepat dibandingkan dengan suhu rendah (dingin). Peningkatan suhu juga
menyebabkan frekuensi tumbukan antar atom meningkat. Hal ini menyebabkan terjadinya
percepatan suatu reaksi kimia pada saat proses setting time alginat.
5.2 Saran
Dari praktikum tersebut dapat diketahui bahwa setting time alginat cepat, sehingga
harus cepat dicetak, karena alginat sangat mudah mengkerut, saat dilakukan penyimpanan
jangan lupa untuk diberi tissu yang dibasahi supaya dimensi alginat tidak berubah. Dan untuk
hasil yang optimal perhatikan suhu ruangan sebelumnya apabila suhu ruangan dingin itu akan
berpengaruh terdahap setting time.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anusavice, Kenneth J.BukuAjar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi
10. Jakarta : EGC, 2014

Anda mungkin juga menyukai