Dental Material
Disusunoleh :
1912401008
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Dental
material dengan materi “Gips dan Moldano”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………….
DaftarIsi ………………………………………………………………………………………………………………
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Penjelasan Umum………………………………………………………………………..
1.2 Tujuan………………………………………………………………………………………….
1.3 Sasaran…………………………………………………………………………………………
1.4 Istilah dan Definisi………………………………………………………………………..
1.5 Klasifikasi Gipsum…………………………………………………………………………
BAB 3 PENUTUP
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………….
Kesimpulan……………………………………………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Penjelasan Umum.
dalam bidang Teknik Gigi semakin beragam dan pesat. Terdapat berbagai jenis
bahan yang sering digunakan oleh Tekniker Gigi salah satunya garam anorganik.
Garam anorganik atau yang biasa dikenal sebagai gypsum dalam Teknik Gigi,
merupakan produk samping dari beberapa proses kimia. Secara kimiawi, gipsum
yang digunakan untuk keperluan kedokteran gigi adalah kalsium sulfat dihidrat
(CaSO4. 2H2O) murni. Produk gipsum dapat digunakan untuk membuat model
studi dan model kerja dalam bidang Teknik Gigi. Model studi dibuat dari
pencetakan rongga mulut serta struktur maksilo-fasial dan sebagai media penting
Model), Tipe III (Dental stone), Tipe IV (Dental stone, High strength, Low
expansion), dan Tipe V (Dental stone, High strength, High expansion), (McCabe
dan Walls, 2008).
1.2 Tujuan.
microwave yang ideal terhadap perubahan dimensi dari gips dan moldano.
1.3 Sasaran.
Gipsum paling banyak digunakan untuk pembuatan model studi atau model
kerja dan sebagai bahan pengisian kuvet atau biasa disebut dengan bahan tanam.
gigi tiruan. Gipsum banyak dipakai di bidang Teknik Gigi karena memiliki sifat
mudah untuk dimanipulasi, dimensi yang stabil dan kompatibilitas dengan bahan
lainnya.
bahan bangunan, selain itu dapat juga digunakan di bidang Teknik Gigi.
yang murni berwarna putih transparan, namun terkadang dapat berwarna abu-
abu,
coklat atau merah muda dan memiliki struktur kimia CaSO4.2H2O. Ketika
dipanaskan, gipsum kehilangan sekitar tiga perempat kadar air dan menjadi
gipsum
American Dental Association (ADA) No.25 membagi gipsum menjadi lima tipe 13
Masing -
masing tipe memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda, hal ini disesuaikan
untuk
kegunaannya.
hal ini disebabkan sifatnya yang tidak elastis dan mudah patah. Apabila gipsum
tipe
ini digunakan untuk mencetak pada pasien yang memiliki gigi, maka undercut gigi
tidak dapat tercetak dengan baik. Gipsum tipe ini memiliki karakteristik waktu
pengerasan (setting time) yang pendek, ekspansi yang kecil sekitar 0,13%, w/p
ratio
digunakan sebagai model studi dan sebagai bahan pengikat model kerja ke
artikulator. Gipsum tipe II memiliki karakteristik w/p ratio yang rendah, ekspansi
yang lebih tinggi dibandingkan gipsum tipe I, setting time yang pendek dan
kekuatan
Gipsum tipe III memiliki karakteristik lebih keras dan lebih kuat dibandingkan
gipsum tipe II sehingga lebih tahan lama. Dental stone memiliki w/p ratio yang
lebih
rendah dibandingkan gipsum tipe II, ekspansi sebesar 0,15-0,2% dan kekuatan
Gipsum tipe IV atau biasa disebut dengan die stone digunakan untuk media
pembuatan dai. Gipsum ini memiliki ketahanan terhadap abrasi yang cukup baik
untuk menghindari perubahan bentuk gipsum saat mengukir wax, w/p ratio yang
rendah dan kekuatannya dua kali lipat dari gipsum tipe III.
Gipsum tipe V memiliki kekuatan kompresi dan ekspansi yang lebih tinggi
dibandingkan gipsum tipe IV, hal ini diperoleh dari pengurangan perbandingan air
dan bubuk (w/p ratio). Gipsum tipe ini digunakan sebagai model kerja dalam
1. Setting time.
Setting time atau waktu pengerasan merupakan waktu yang dibutuhkan bubuk
gipsum dan air untuk bereaksi sempurna yang dihitung saat dimulai pengadukan
mengendap.
2. Setting expansion.
Setting expansion merupakan hasil dari pertumbuhan kristal dari nukleus yang
saling berikatan satu dengan lainnya dan menyebabkan suatu tekanan atau
dorongan
keluar yang terjadi pada semua kristal gipsum. Hal ini juga yang memengaruhi
perubahan dimensi dari suatu hasil cetakan. Setiap tipe gipsum memiliki ekspansi
massa yang berbeda-beda yang dapat diamati pada saat perubahan partikel
hemihidrat
3. W/p ratio.
W/p ratio atau perbandingan air dan bubuk gipsum merupakan faktor penting
dalam menentukan sifat fisik dan kimia dari produk akhir gipsum. Semakin banyak
air yang digunakan untuk pengadukan maka akan semakin sedikit jumlah nukleus
pada unit volume, misalnya semakin tinggi perbandingan air dan bubuk gipsum
akan
kekuatannya. Setiap tipe gipsum memiliki w/p ratio yang berbeda, namun secara
umum gipsum tipe I memiliki w/p ratio 50-75 ml air : 100 gram bubuk gipsum,
gipsum tipe II memiliki w/p ratio 45-50 ml air : 100 gram bubuk gipsum, gipsum
tipe
III memiliki w/p ratio 28-30 ml air : 100 gram bubuk gipsum, gipsum tipe IV
memiliki w/p ratio 22-24 ml air : 100 gram bubuk gipsum dan gipsum tipe V
memiliki w/p ratio 18-22 ml air : 100 gram bubuk gipsum.
4. Kekuatan kompresi.
kekuatan yang meningkat pada saat bahan mulai mengeras. Kekuatan kompresi
gipsum berbeda setiap tipenya, gipsum tipe I memiliki kekuatan kompresi 4 MPa
atau
sekitar 580 psi, gipsum tipe II memiliki kekuatan kompresi 9 MPa atau sekitar
1300
psi, gipsum tipe III memiliki kekuatan kompresi 20,7 MPa atau sekitar 3000 psi,
gipsum tipe IV memiliki kekuatan kompresi 34,5 MPa atau sekitar 5000 psi dan
gipsum tipe V memiliki kekuatan kompresi 48,3 MPa atau sekitar 7000 psi.
5. Perubahan dimensi.
Idealnya sebuah bahan untuk pembuatan model gigi harus memiliki sifat
kestabilan dimensi yang baik, sehingga ukuran struktur rongga mulut dapat
tercetak
secara akurat. Namun, bahan gipsum mengalami sedikit perubahan dimensi pada
saat
lebih sedikit. Sementara itu, penambahan air pada saat pengadukan awal dapat
meningkatkan ekspansi pada saat pengerasan. Jenis ekpansi ini disebut ekspansi
tipe IV, ekspansi higroskopis dapat meningkat dari 0,05% tanpa penambahan air
kapasitas suatu bahan untuk menahan beban yang diberikan kepada bahan
tersebut,
pada alat uji tekan. Kekuatan kompresi dihitung dari kegagalan suatu bahan
Kekuatan kompresi pada gipsum dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
kekuatan basah dan kekuatan kering. Kekuatan yang diperoleh pada saat
kelebihan air
yang dibutuhkan pada proses hidrasi hemihidrat tertinggal di dalam bahan
disebut
bahan atau gipsum dikeringkan dari kelebihan air. Kekuatan kering dinyatakan
memiliki kekuatan yang lebih hingga dua kali lipat dari kekuatan basah. Apabila
Pada umumnya, produk gipsum atau model kerja mencapai kekuatan maksimum
setelah mengalami pengeringan selama 24 jam. Hal ini disebabkan pada saat
tetesan
kristal-kristal yang lebih besar berfungsi sebagai penguat ikatan antar kristal.
1. W/p ratio.
Semakin banyak air yang digunakan, maka semakin sedikit jumlah nukleus
per unit volume dan kristal-kristal gipsum yang kecil akan langsung terlarut
sehingga
kristal per unit volume untuk berat hemihidrat tertentu. Keadaan ini disebut
porositas,
semakin besar porositas maka akan semakin kecil kekuatan kering yang dihasilkan
dan semakin rendah kekuatan kompresinya.
pada saat yang bersamaan ikatan kristal yang dibentuk diputuskan oleh spatula
pengaduk dan didistribusikan secara merata sehingga nukleus kristal lebih banyak
kristal-kristal gipsum yang sudah terbentuk akan pecah dan jumlah ikatan antar
kristal sedikit, hal ini yang menyebabkan kekuatan kompresi dapat menurun.
ataupun kekuatan kering dari produk gipsum. Hal ini disebabkan oleh
penambahan
gypsum.
4. Kemurnian bubuk gypsum.
udara). Apabila bubuk gipsum dibiarkan di udara terbuka selama beberapa hari,
maka
bubuk gipsum tersebut akan menyerap air dari udara dan permukaan dari partikel
hemihidrat akan berubah menjadi dihidrat. Efek yang ditimbulkan pada saat
Gipsum hanya stabil apabila berada dibawah suhu 40°C. Apabila pengeringan
produk gipsum dilakukan pada suhu yang tinggi harus dapat dikontrol dengan
baik.
Kehilangan air akan sangat cepat terjadi apabila berada pada suhu diatas 100°C
dan
2.1.4 Moldano
Produk gipsum yang sering digunakan dalam pembuatan cetakan dan model
gigi adalah
dental stone.
Dental stone tersusun oleh partikel α-hemihidrat dengan sifat lebih padat
danmempunyai bentuk prismatik. Penggunaan dental stone sebagai bahan
pengisi hasil cetakan gigi memiliki resiko terjadinya penyebaran mikroorganisme
patogen yang berasal dari saliva bila tidak dilakukan desinfeksi terlebih dahulu.
Pemilihan metode desinfeksi yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya
perubahan dimensi pada dental stone sehingga tingkat keakuratan pada dental
stone berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perubahan
dimensi pada dental stone setelah dilakukan proses desinfeksi menggunakan daya
energi microwave yang berbeda. Sampel yang digunakan berbentuk silinder
dengan ukuran diameter 30 mm dan tinggi 15 mm sebanyak 24 buah. Sampel
dibagi 4 kelompok dengan masing-masing terdiri dari 6 spesimen. Kelompok I
tanpa diberi perlakuan desinfeksi. Kelompok II, III,IV dilakukan desinfeksi dengan
energi microwave 600 watt, 800 watt, 1000 watt. Proses desinfeksi dilakukan
selama 7 menit. Pengukuran perubahan dimensi dilakukan menggunakan
electronic digital caliper. Hasil data dilakukan uji statistik parametrik One Way
Anava. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perubahan
dimensi dental stone yang signifikan oleh penggunaan tingkat energi microwave
sebagai alat desinfeksi (p<0,05). Semakin tinggi tingkat energi microwave yang
digunakan akan meningkatkan perubahan dimensi pada dental stone.
Dental stone adalah salah satu produk gipsum yang sering digunakan dalam
pembuatan model studi dan model kerja.
Model studi atau kerja diperoleh dari pencetakan rongga mulut serta struktur
maksilo-fasial dan sebagai media penting untuk pekerjaan laboratorium
kedokteran gigi yang melibatkan pembuatan protesa gigi (Anusavice, 2004).
Perubahan dimensi adalah berubahnya ukuran hasil cetakan dental stone dari
keadaan semula. Perubahan dimensi dapat terjadi selama waktu pengerasan atau
waktu setting dental stone sebagai hasil dari reaksi kimia pada gipsum.
Berdasarkan spesifikasi American Dental Association (ADA) no. 25, pengukuran
ekspansi gipsum disarankan dilakukan dua jam setelah pencampuran air dan
bubuk gipsum. Setting ekspansi maksimum dari dental stone setelah dua jam dari
watu pengadukan sebesar 0,20% (Powers dan Wataha, 2008).
Keakuratan dari suatu hasil model kerja atau die ditentukan oleh besar dan
kecilnya perubahan dimensi yang terjadi. Untuk mendapatkan model kerja atau
die yang akurat, perubahan dimensi harus seminimal mungkin. Perubahan
dimensi yang masih dapat diterima secara klinis menurut American Dental
Association (ADA) sebesar 3 % (Amalan, et.al., 2013).
BAB 3
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice KJ. Philips buku ajar ilmu bahan kedokteran gigi, E/10. Trans.
156-157, 169.
Hatrick CD, Eakle WS, Bird WF. Dental materials clinical applications for
dental assistants and dental hygienists. 2nd ed. Missouri: Saunders Elsevier,
2011: 203.
Powers JM, Wataha JC. Dental materials properties and manipulation. 9th ed.
gypsum board powder. The Pasific Journal of Science and Technology. 2010;
11(2): 42-9. 6. Powers JM, Sakaguchi RL. Craig’s restorative dental materials. 12th
ed.
Combe EC. Notes on dental materials. 5th ed. New York: Longman Group
Kurniawan A. Perbandingan waktu setting gypsum daur ulang tipe III dengan
2012 : 20-9.
KESIMPULAN